Anda di halaman 1dari 16

Makalah Teori Akuntansi konsep Pendapatan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Akuntasi memang sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan karena dengan Akuntansi
kita bisa memantau kinerja perusahaan dan kondisi perusahaan yang kita jalani, apakah
memperoleh laba atau menderita kerugian.dengan akuntansi kitapun dapat
memperoleh informasi yang nantinya berguna untuk pemakainya,baik itu pihak ekstern
maupun intern.Dengan adanya informasi ini kita juga bisa membayar pajak kepada
pemerintah demi kesejahteraan sosial.Semua informasi dia tas terkait halnya dengan
sebareba banyak pendapatan yang kita peroleh dari kegiatan perusahaan kita, kerana
pendapatan adalah sesuatu yang sangat penting dalam setiap perusahaan.Tanpa ada
pendapatan mustahil akan didapat penghasilan atauearnings .Pendapatan adalah
penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dikenal atau disebut
penjualan, penghasilan jasa(fees), bunga, dividen,royalti dan sewa.Menurut PSAK
nomor 23 paragraf 6 adalah sebagai berikut: Pendapatan adalah arus masuk bruto dari
manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode
bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal.

1.2. Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pendapatan?
2. Jenis-jenis/sumber-sumer pendapatan?
3. Apa itu proses pendapatan?
4. ........................................

1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian pendapatan
2. Mengetahui sumber-sumber pendapatan
3. Mengetahui apa itu proses pendapatan
4. .......................................

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pendapatan.
Pada bab ini penulis akan membahas mengenai konsep pendapatan yang menguraikan
pengertian pendapatan, sumber-sumber pendapatan, proses-proses pendapatan,
penilaian, pengakuan, dan pengukuran pendapatan serta metode pengakuan
pendapatan
2.1.1 Pengertian Pendapatan
Pendapatan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan, semakin besar
pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk
membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh
perusahaan. Selain itu pula pendapatan juga berpengaruh terhadap laba rugi
perusahaan yang tersaji dalam laporan laba rugi. Dan yang perlu diingat lagi,
pendapatan adalah darah kehidupan dari suatu perusahaan. Tanpa pendapatan tidak
ada laba, tanpa laba, maka tidaka ada perusahaan. Hal ini tentu saja tidak mungkin
terlepas dari pengaruh pendapatan dari hasil operasi perusahaan.
Pengertian tentang pendapatan itu sendiri ada beberapa macam, berikut ini ada
beberapa pandangan yang menegaskan arrti konseptual dari pendapatan. Sebelum
penulis lebih lanjut menelaah mengenai pengertian pendapatan, maka terlebih dahulu
perlu diketahui mengenai konsep kesatuan usaha.
Konsep kesatuan usaha menurut Zaki Baridwan (1992 : 8 ) adalah sebagai berikut:
Konsep ini menyatakan bahwa dalam akuntansi perusahaan dipandang sebagai suatu
kesatuan usaha atau badan usaha yangberdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri
da terpisah dari pemilik dan pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan.
Berdasarkan konsep kesatuanusaha diatas, konsep tersebut mempunyai koknsekuensi
yaitu bahwa pendapatan dan laba harus dipandang sebagi kenaikan kekayaan
perusahaan, sedangkan biaya dan rugi sebagai pengurang kekayaan perusahaan. Oleh
karena itu, Standar Akuntansi harus menyelesaikan pengertian pendapatan dan biaya
dengan memendangnya sebagai perubahan kekayaan, buka sebagai kenaikan atau

penurunan kekayaan pemilik atau pemegang saham.


Ikatan akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK) No. 23
mendefinisikan pendapata sebagai berikut:
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas
normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk iti mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Disamping definisi yang dinyatakan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia. Untuk
menyatakan gambran yang lebih lengkap mengenai pengertian pendapatan, penulis
akan mengutip pendapat-pendapat yang diambil dari berbagai macam bacaan.
Menurut Zaki Baridwan dalam Buku Intermediate Accounting merumuskan pengertian
pendapatan adalah:
Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badn usaha atau
pelunasan utang (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode yang berasal
dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang
merupakan kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama adan usaha
Menurut M. Munandar ( 1981 : 16 ) yang mengemukakan bahwa pendapatan adalah:
Sutau pertambahan assets yang mengakibatkan bertambahnya Owners Equity, tetapi
bukan karena panambahan modal dari pemiliknya, dan bukan pula merupakan
pertambahan assets yang disebabkan karena betambahnya liabilities
Menurut Eldon S. Hendriksen ( 2000 : 374 ) dalam Teori Akuntansi menjelaskan bahwa
pendapatan adalah:
Pendapatan (revenue dapat mendefinisikan secara umum sebagai hasil dari suatu
perusahaan. Hal itu biasanya diukur dalam satuan harga pertukaran yang berlaku.
Pendapatan diakui setelah kejadian penting atau setelah proses penjualan pada
dasarnya telah diselesaikan. Dalam praktek ini biasanya pendapatan diakui pada saat
penjualan
Disamping definisi yang dinyatakan diatas terdapat definisi pendapatan dari C. Rollin
Niswonger, Carl S. Warren dan Philip E. Fess ( 1992:56-57):
Pendapatan merupakan kenaikan kotor atau garis dalam modal pemilik yang
dihasilkan dari penjualan barang dagangan, pelayanan jasa kepada klien, penyewaan
harta, peminjaman uang dan semua kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh
penghasilan.
Sofyan Syafri Harahap (2001:236) mengemukakan bahwa pendapatan adalah :

Pendapatan adalah hasil penjualan barang dan jasa yang dibebankan kepada
langganan/mereka yang menerima.
Eldon Hendriksen mengemukakan definisi mengenai pendapatan sebagai berikut:
:Konsep dasar pendapatan adalah pendapatan merupakan proses arus, yaitu
penciptaan barang dan jasa selama jarak waktu tertentu.
Definisi-definisi diatas memperlihatkan bahwa ada 2 konsep tentang pendapatan yaitu
sebagai berikut:
1. Konsep Pendapatan yang meusatkan pada arus masuk (inflow) aktiva sebagai hasil
dari kegiatan operasi perusahaan. Pendekatan ini menganggap pendapatan sebagai
inflow of net asset.
2. Konsep Pendapatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan barang dan
jasa serta penyaluran konsumen atau produsen lainnya, jadi pendekatan ini
menganggap pendapatan sebagai outflow of good and services.
Jika pendapatan dirumuskan dengan cara lain maka pengecualian harus dinyatakan
dengan jelas, misalnya pendapatan diakui sebelum arus masuk aktiva benar-benar
terjadi.
Konsep dasar pendapatan yang diungkapkan oleh Patton dan Littleton dinamakan
sebagai produk perusahaan yang menekankan bahwa pendapatan merupakan arus
yaitu penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan.
2.2 Sumber-Sumber Pendapatan
Soemarso SR mengatakan pendapatan dalam perusahaan dapat diklasifikasikan
sebagai pendapatan opeerasi dan non operasi. Pendapatan operasi adalah pendapatan
yang diperoleh dari aktivitas uama perusahaan. Sedangkan, pendapatan non opearsi
adalah pendapatan yang diperoleh bukan dari kegiatan utama perusahaan.
Jumlah nilai nominal aktiva dapat bertambah melalui berbagai transaksi tetapi tidak
semua transaksi mencerminkan timbulnya pendapatan. Dalam penentuan laba adalah
membedakan kenaikan aktiva yang menunjukkan dan mengukur pendapatan kenaikan
jumlah nilai nominal aktiva dapat terjadi dari:
1. Transaksi modal atau endapatan yang mengakibatkan adanya tambahan dana yang
ditanamkan oleh pemegang saham.
2. Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa barang dagangan seperti aktiva
tetap, surat-surat berharga, atau penjualan anak atau cabang perusahaan.

3.

Hadiah, sumbangan, atau penemuan.

4.

Revaluasi aktiva.

5.

Penyerahan produk perusahaan, yaitu aliran penjualan produk.

Dari kelima sumber tambahan aktiva diatas hanya butir kelima yang harus diakui
sebagai sumber pendapatan walaupun laba atau rugi mungkin timbul dalam
hubungannya dengan penjualan aktiva selain produk sebagaimana yang disebutkan
dalam butir ke-dua.
2.3. Proses Pendapatan
Ada dua konsep yang sangat erat hubungannya dengan masalah proses pendapatan
yaitu konsep proses pembentukan pendapatan (Earning Process) dan proses realisasi
pendapatan (Realization Process).
1. Proses pembentukan pendapatan (Earnings Process)
Proses pembentukkan pendapatan adalah suatu konsep tentang terjadinya
pendapatan. Konsep ini berdasrkan pada asumsi bahwa semua kegiatan opoerasi yang
diperlukan dalam rangka mencapai hasil, yang meliputi semua tahap kegiatan produksi,
pemasaran, maupun pengumpulan piutang, memberikan kontribusi terhadap hasil akhir
pendapatan berdasarkan perbandingan biaya yang terjadi sebelum perusahaan
tersebut melakukan kegiatan produksi.
2. Proses realisasi pendapatan (realization Process)
Proses realisasi pendapatan adalah proses pendapatan yang terhimpun atau terbentuk
sesudah produk selesai dikerjakan dan terjual atas dkontrak penjualan. Jadi,
pendapatan dimulai dengan tahap terakhir kegiatan produksi, yaitu pada saat barang
atau jasa dikirimkan atau diserahkan kepada pelanggan. Jika, kontrak penjualan
mendahului produksi barang atau jasa maka pendapatan belum dapat dikatakan
terjadi, karena belum terjadi proses penghimpunan pendapatan.
Proses realisasi pendapatan ditandai oleh dua kejadian berikut ini:
Kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa yang lain melalui proses
penjualan yang sah atau semacamnya.
Pengesahan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan aktiva lancar.

2.4. Penilaian, Pengukuran, Pengakuan, dan Pemgungkapan Pendapatan.

2.4.1. Penilaian Pendapatan


Standar Akuntansi memberikan pedoman dasar penilaian yang dapat digunakan untuk
menentukan berapa rupiah yan diperhitungkan dan dicatat pertama kali dalam suatu
transaksi atau berapa jumlah rupiah yang harus diletakkan pada suatu akun dalam
laporan keuangan.
Ada empat dasar dalam penilaian pendapatan antara lain sebagai berikut:
1. Biaya Historis (historical cost) : Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara
kas) yang dibayar ssebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh
aktiva tersebut pada saat perolehan.
2. Biaya Kini (current cost): aktiva dinilai dalam wujud kas (atau setara kas) yang
seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara yang diperoleh sekarang.
3. Nilai realisasi atau penyelesaian (realization/settlement value) : Aktiva dinyatakan
dalam jumlah kas (atau setara kas) yang sama atau setara aktiva yang sekarang
dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal (orderly disposal).
4. Nilai sekarang (present value) : Aktiva dinyatakan sebesar kas masuk bersih
dimasa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat
memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal.

2.4.2. Pengukuran Pendapatan


Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada saat suatu pendapatan diakui, yaiti
pengukuran pendapatan dengan satuan atau ukuran moneter dan penetapan waktu
bahwa pendapatan tersebut dapat dilaporkan sebagai pendapatan.
Ikatan Akuntan Indonesia (2002:23) memberikan ketentuan mengenai pengukuran
pendapatan yang dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan yang isinya sebagai
berikut:
Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang dapat diterima, jumlah
pendapatan yang imbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antra
perusahaan pembeli atau pemakai perusahaan tersebut. Jumlah tersebut, dapat diukur
denga nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi
jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan perusahaan.
Pendapatan dapat diukur dengan nilai tukar, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam
nilai tukar ini yaitu sebagai berikut:

1. Potongan pembayaran dan pengurangan lain dari harga seperti rugi [iutang raguragu perlu disesuaikan untuk menghitung net cash yang sebenarnya.

2. Untuk transaksi bukan dengan kas., apabila nilai dari barang yang diserahkan
dianggap sama dengan nilai pasar wajar dari barang yang akan diterima maka nilai
tukarnya adalah nilai buku barang yang akan diterima lebih atau kurang dari nilai buku
barang yang akan diserahkan maka selisihnya nilai pasar barang yang diterima dengan
nilai buku barang yang diserahkan merupakan keuntungan.
Berikut ini ada berbagai macam dasar pengukuran pendapatan antara lain:
1.

Cash Equivalent

Jumlah rupiah kas penghargaan produk yang terjual baru akan menjadi pendapatan
yang sepenuhnya setelah produk yang tejual baru akan diproduksi dan penjualan
benar-benar terjadi.

2.

Nilai setara kas

Jumlah rupiah kas yang diperkirakan atau diterima atau dibayarkan pada masa
mendatang dari hasil, penjualan aktiva dalam kegiatan normal perusahaan.

3.

Harga dibawah harga pasar

Harga pasar yang berlaku sekarang tetap, nilainya dibawah harga semula.

4.

Harga pasar

Harga jual bersih yang diperkirakan dikurangi biaya simpanan, biaya penjualan, dan
biaya penyerahan produk.
5.

Harga kesepakatan

Harga dimana yang nerupakan kesepakatan dengan pelanggan dari setiap jumlah
rupiah penjualan yang disepakati dengan pelanggan.

2.4.3. Pengakuan Pendapatan


Tujuan dari semua usaha pada akhirnya dalah untuk mendapatkan pendapatan yang
bias meningkatkan nilai perusahaan. Secara umu, pendapatan diakui pada saat
realisasinya atau sepanjang tahap (siklus)operasi.

Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.
23 menjelaslan kapan suatu pendapatan diakui adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan dari transaksi penjuala produk diakui pasa saat tanggal penjualan,
biasanya merupakan tanggal penyerahan produk kepada pelanggan.
2. Pendapatan atas jasa yang diberikan oleh perusahaan jasa diakui pada saat jasa
tersebut telah dilakukan dapat dibuat fakturnya.
3. Imbalan yang diperoleh atas penggunaan aktiva sumber-sumber ekonomi
perusahaan oleh pihak lain, seperti pendapata bunga, dan royalty diakui sejalan
dengan berlakunya waktu atau pada saat digunakan aktiva yan bersangkutan.
4. Pendapatan dari penjualan aktiva diluar barang dagangan seperti penjualan aktiva
tetap atau surat berharga diakui pada saat tangal penjualan.
Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat
diterima. Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas. Bila arus
masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin
kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau yang dapat diterima.
Berkaitan dengan masalah pendapatan tersebut, ada beberapa hal yang perlu
diketahui tentang prinsip pengakuan pendapatan yang menyatakan bahwa pendapatan
harus diakui dalam laporan keuangan ketika:
1. Pendapatan dihasilkan, dan
2. Pendapatan direalisasi atau dapat direalisasi.
Pengakuan pendapatan mendapat kendala yaitu proses penentuan kapan pendapatan
dapat diakui dan dilaporkan untuk suatu periode tertentu dan berapa jumlahnya,
proses penetuan waktu dan besarnya pendapatan yang diakui ini berkaitan dengan
konsep realisasi pendapatan (Revenue Realization) Eldon S HEndriksen mengutp
pernyataan American Accounting Association Committee on Concept and Standard
External reporting mengenai realisasi ini yaitu: Realisasi bukan suatu determinan
dalam konsep laba, realisasi hanya berfungsi sebagai pedoman memutuskan kapan

kejadian yang jika dipecahkan sebagai termasuk dalam laba objektif yaitu apabila
ketidakpastian telah sampai tingkat yang dapat diterima.
Secara teoritik titik waktu dari pengakuan pendapatan dapat dilakukan pada berbagai
saat, yaitu :
1.

Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi

2.

Pengakuan pendapatan diakui pada saat selesainya produksi

3.

Pengakuan pendapatan diakui pada saat penjualan

4.

Pengakuan pendapatan diakui pada saat penerimaan kas

1. Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi


Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi biasanya dilakukan oleh
perusahaan yang menjalankan produksi untuk kontrak jangka panjang. GAAP
memperbolehkan dua metode akuntansi untu pendapatan atas kontrak jangka panjang,
yaitu sebagai berikut:
a. Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of Completion Method)
Metode persentase penyelesaian adalah bentu alternative atas metode kontrak selesai.
Dalam metode ini, pengakuan pendapatan dicatat berdasarkan tingkat kemajuan
pekerjaan atau dengan kata lain jumlah pendapatan yang diakui untuk tiap periode
ditentukan berdasarkan tingkat penyelesaian, bagian pendapatan dan beban (dan juga
laba) diakui ketika dihasilkan pada setiap periode akuntansi.
Besarnya tingkat penyelesaian dari suatu kontrak harus diukur dimana pengukuran
yang biasa digunakan adalah pengukuran masukan dan pengukuran keluaran.
Pegukuran masukan (input measure)
Pengukuran masukan adalah upaya yang dikorbankan pada suatu proyek pada tanggal
tertentu dibandingkan dengan total upaya yang diperkirakan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proyek. Pengukuran ini meliputi:

Metode biaya ke biaya (cost to cost method)

Metode ini paling sering digunakan, dimana tingkat penyelesaian ditentukan dengan
membandingkan biaya yang telah dikeluarkan dengan estimasi biaya total yang
diharapkan.

Metode usaha yang diupyakan (effort expended method)

Metode ini didasarkan oleh ukuran dari pelaksanaan pekerjaan yang meliputi jam kerja,
upah, jam mesin, atau kuantitas bahan. Bahan penyelesaian dengan menggunakan
metode ini diperoleh dengan cara yang sama seperti metode biaya ke biaya.

Pengeluaran keluaran (output measure)


Pengukuran keluraran adalah hasil pada tanggal tertentu dibandingkan dengan total
hasil kerja proyek yang diselesaikan. Pengukuran pendapatan dengan menggunakan
ukuran keluaran didasarkan pada hasil yang dicapai dengan nilai tambah.

b. Metode kontrak selesai (completed contract method)


Menurut metode ini, pendapatan diakui jika pekerjaan sudah selesai 100%. Semua
biaya selama pelaksanaan dalam pekerjaan. Tagihan atas kemajuan tidak dicatat
sebagaimana pendapatan, tetapi diakumulasikan dalam akun kontrak persediaan.
Metode kotrak selesai harus digunakan hanya:
1)

Jika suatu entitas terutama mempunyai kontrak jangka pendek,

2) Jika syarat-syarat untuk menggunakan metode persentase penyelesaian tidak


dapat dipenuhi, atau
3) Jika terdapat bahaya yang melejat dalam kontrak itu diluar resiko bisnis yang
normal dan berulang.
Metode kontak selesai (completed contract method) ini hanya akan diguakan jika
metode perssentase penyelesaian (percentage of completion method) tidak tepat.

2. Pengakuan pendapatan pada saat selesainya produksi


Pengakuan pendapatan atas dasar penyelesaian produksi ditujukan untuk produk
dalam criteria;
1)

Adanya harga jual yang dapat ditentukan atau harga pasar yang stabil,

2)

Biaya pemasaran yang tidak besar,

3) Unit-unit yang dipertukarkan pelaoran pendapatan pada waktu penyelesaian


produksi tergantung pada tingkat kepastian diaman harga jual dan biaya tambahan
dapat diestimasi.

Kriteria utama untuk menmggunakan metode ini adalah kemampuan realisasi yang
handal yaitu produk harus dapat dipasarkan segera pada harga tertentu yang dapat
dipengaruhi produsen tertentu.
3. Pengakuan pandapatan pada saat penjualan
Untuk tujuan pengakuan pendapatan saat terjadinya penjualan merupakan dasar yang
paling utama. Hal tersebut didukung dengan alasan antara lain:

Harga produk sekarang sudah lebih pasti.

Produk telah berada diluar perusahaan dan aktiva baru sudah menggantikannya,
yakni pertukaran telah terjadi.
Untuk sebagian perusahaan, penjualan diasumsikan sebagai peristiwa keuangan
yang paling penting dalam kegiatan ekoknomi perusahaan.
Sebagian besar biaya yang menyangkut pembuatan atau peroleha produk dan biaya
pelepasan sekarang telah terjadi atau sekarang sudah ditentukan.
Dasar pengakuan ini sangat tepat untuk diterapkan pada perusahaan yang bergerak
dlam bidang produksi atau perusahaan dagang. Kegiatan penjualan merupakan hal
yang paling menentukan dan mempunyai arti keuangan sebab transaksi penjualan
mengakibatkan masuknya aktiva bau kedalam perusahaan yang berupa kas atau
piutang.
4. Pengakuan pendapatan pada saat penerimaan kas
Penerimaan kas merupakan hal yang signifikan dalam pengukuran pendapatan.
Umumnya, tidak kritis dalam proses opersaional untuk meningkatkan aktiva bersih
perusahaan. Penerapan dasar penerimaan kas paling banyak dijumpai dalam
perusahaan yang melakukan penjualan yang bayarannya secara angsuran.
Dalam perusahan jasa, kalau satuan jasa dilakukan dalam waktu relative pendek.
Misalnya, perusahaan angkutan atau bioskop maka saat penerimaan uang dari
konsumen hamper bersamaan dengan penyerahan jasa sehingga keduanya dapat
dijadikan dasar dalam pengukuran dan pengakuan pendapatan. Untuk jangka panjang
didalam satuan jasa, misalnya penyewaan ruangan atau bangunan maka terdapat
perbedaan antara jumlah rupiah pendapatan yang diakui dala suatu periode atas dasar
penerimaan uang.
2.4.4. Pengungkapan Pendapatan
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 mengenai

pengungkapan pendapatan, perusahaan harus mengungkapkan sebagai berikut:


a. Kebijakan akuntansi yang dianut untuk pengakuan pendapatan termasuk metode
yang dianut untuk menentkan tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa.
b. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan diakui selama periode tersebut
termasuk pendapatan dari:
(1) Penjualan barang
(2) Penjualan Jasa
(3) Bunga
(4) Dividen, dan
(5) Royalty.

2.5. Kriteria Pengakuan Pendapatan


Pengaakuan pendapatan yang diajukan oleh Financial Accounting Standard Board
(FASB) ada dua kriteria yaitu sebagai berikut:
1. Pendapatan baru diakui jika jumlah pendapatan terealisasi atau cukup pasti akan
segera terealisasi.
2. Pendapatan baru adapat diakui jika pendapatan tersebut sudah terbentuk atau
terhimpun.

2.5.1. Metode Pencatatan Pendapatan


Di dalam laporan akuntansi dasar pencatatan pendapatan harus berdasarkan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1)

Nilai ekonomis harus sudah ditambahkan perusahaan pada produknya

2)

Jumlah pendapatan harud dapat diukur

3)

Pengukuran yang dilakukan haruslah bebas

4) Biaya-biaya yang berkaitan harus dapat diestimasi dengan tingkat kecermatan


yang memuaskan.

Metode dalam pencatatan pendapatan terdiri dari dua metode, yaitu sebagai berikut:
metode berbasis kas(cash basis method) dan metode aberbasis akrual (accrual basis
method)
1. Metode cash basis
Suatu system dimana pendapatan belum diakui sebelum pendapatan tersebut belum
diterima. Metode ini banyak digunakan pada perusahaan kecil dan orang-orang yang
menjual jasa, pada umumnya adalah orang-orang yang memiliki keahlian tertentu.
2. Metode accrual basis
Metode pencatatan pendapatan, dimana pendapatan itu dicatat pada saat sudah
terjadi hak tanpa memperhatikan pendapatan tersebut diterima. Keuntungan metode
ini adalah karena metode ini sangat teliti dalam pengukuran keuntungan (dalam laporan
laba rugi) dan neraca selisih.
2.6. Metode pengakuan pendapatan untuk penjualan jasa
Ada empat metode pengakuan pendapatan untuk perusahaan yang kegiatannya
sebagian besar dalam penjualan jasa dibandingkan produksi yaitu sebagai berikut:
1. Metode kinerja khusus
Metode ini digunakan untuk penapatan jasa yang dihasilkan dengan melakukan aksi
tunggal.
Sebagai contoh: seorang dokter gigi menghasilkan pendapatan atas penyelesaian
penambalan gigi.
2. Metode Kinerja Profesional
Metode ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan oleh lebih dari
satu aksi tunggal dan hanya ketika jasa melebihi satu periiode akuntansi.
3. Metode Kinerja Selesai
Metode ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan dengan
melakukan serangkaian tindakan dimana yang terakhir sangat penting dalam
hubungannya dengan total transaksi jasa dimana pendapatan jasa dianggap telah
dihasilkan hanya setelah tindakan terakhir terjadi. Metode ini serupa dengan metode
kontrak selesai, yang digunakan untuk kontrak jangka panjang.
4. Metode Penagihan

Metode ini digunakan untuk pendapatamn jasa ketika ketdakpastian penagihan sangat
tinggi atau estimasi beban yang terkait dengan pendapatan tidak dapat dipercaya
sehingga persyaratan reliabilitas tidak dipenuhi. Pendapatan diakui hanya ketika kas
diperoleh. Metode ini serupa dengan metode pemulihan biya yang digunakan untuk
penjualan produk.
2.7. Konsep dasar yang diperkirakan dalam pengakuan pendapatan
Ada beberapa konsep dasar yang melandasi laporan keuangan antara lain sebagai
berikut:
1. Konsep Upaya dan HAsil (effort and accomplishment concept)
Konsep ini menyatakan bahwa kas merupakan pengukur upaya dan pendapatan
merupakan pengukur hasil.
2. Konsep Bukti Berdaya Uji dan Objektif
Laporan keuangan akan mempunyai tingkat manfaat dan tingkat keandalan 6yang
cukup tinggi apabila data keuangan didalamnya di dukung oleh bukti-bukti yang
objektif dan dapat diuju kebenarannya,
3. Konsep Akuntansi mengakui adanya asumsi yang relevan (assumption consept)
Konsep akuntansi menagkui adanya asumsi-asumsi seperti bidang pengetahuan lain,
dalam banyak hal konsep dasar akuntansi dengan sendirinya merupakan asunsi atau
paling tidak didasarkan atas asumsi yangtidak dapat diuji validitasnya dengan
pembuktian yang tuntas tetapi dianggap mempunyai relevansi dengan tujuan
pelaporan keuangan.
4. Konsep Biaya Historical
Konsep biaya histories merupakan pengukur potensi jasa yang paling objektif untuk
jasa yang baru diperoleh. Baiaya histories ini menunjukkan harga pertukaran padasaat
terjadinya salah satu keunggulan biaya histories yang terjadi dari hasil kesepakatan dua
pihak yang independent.

BAB III

KESIMPULAN & PENUTUP


3.1. Kesimpulan
Pendapatan adalah hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada
sektor produksi. Ada jugapendapatan adalah hasil berupa uang atau materi lainnya
yang dapat dicapai dari pada penggunaan faktor-faktor produksi.Prinsip pengakuan
pendapatam menetapkan bahwa pendapatan diakui pada saat:
1. Direalisasikan bila barang-barang dan jasa-jasa dipertukarkan dengan kas atau
klaim atas kas (piutang).
2. Dapat direalisasikan bila aktiva yang diterima segera dapat dikonversikan pada
jumlah kas atau klaim atas kas yang diketahui.Dihasilkan , bila kesatuan itu sebagian
besar telah menyelesaikan apa yang seharusnya telah dilakukan agar berhak atas
manfaat yang diberikan pendapatan.Sebagian besar perusahaan didirikan dengan
tujuan untuk menghasilkan laba yang optimal sehingga kclangsungan hidup
perusahaan dapat tercapai. Laba diperoleh sebagai kelebihan pendapatan atas beban.

3.2. Penutup
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan pada makalah akuntansi keungan
menengah dalam materi pendapatan.semoga bermanfaat bagi para pembaca yang
membaca makalah yang kami buat ini,mohon maaf apabila ada salah kata yang
disengaja maupun tidak disengaja. Terimakasih

DAFTAR REFERENSI

C. Rollin Niswonger, Carl S. Warren dan Philip E. Fess, (1992), Prinsip-prinsip Akuntansi
(terjemahan), Alih Bahasa : Alfonsus Sirait, Jilid I, Edisi 16, Penerbit Erlangga, Jakarta,
Hal. 56-57.
Dyckman, Dukes dan Davis (1999), Akuntansi Keuangan Menengah I (terjemahan), Jilid

I, Edisi 3, Alih Bahasa : Munir Ali, Jakarta: Erlangga.


Eldon S. Hendriksen,(1997), Teori Akuntansi, (terjemahan), Alih Bahasa : Wimliyono,
Edisi 4. Jakarta,Erlangga.
Harahap, Sofyan Syafri, (2001), Teori Akuntansi, Peneribit Raja Grafindo Persada.
Jakarta
Ikatan Akuntan Indonesia, (2002), Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba
Empat, Jakarta.
M. Munandar (1981), Pokok-pokok Intermediate Accounting, Penerbit Liberty,
Yogyakarta.
Suwardjono, (1989), Teori Akuntansi, Penerbit BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.
Soemarsono. SR, (2000) Akuntansi Suatu Pengantar, Jilid 2, Edisi 4, Jakarta PT. Rineka
Cipta.
Tuanakotta, Theodorus M., (2000), Teori Akuntansi, Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Zaki Baridwan, (1997) Intermediate Accounting, BPFE. Yogyakarta, Yogyakarta.
------------- and Michael F. Van Breda, (2000), Teori Akunting, (terjemahan) Buku I,
Edisi Kelima, Penerbit Interaksara, Jakarta, hal. 374.
---

Artikel Terkait
Perkembangan Akuntansi 5000 tahun lalu hingga masuk ke indonesia
Materi Ujian Kompreshenif Akuntansi
Makalah Audit Manajemen (AUM) Audit Pembelian
Perbedaan antara Biaya (cost) dan Beban (expense)
Makalah Teori Akuntansi konsep Pendapatan
Makalah Teori Akuntansi - Biaya / Konsep Biaya
Perbedaan antara penjualan dan pendapatan, serta penghasilan
Share0 0 0 0

Anda mungkin juga menyukai