Anda di halaman 1dari 9

industri3601.wordpress.

com

Relay
A. PENGERTIAN RELAY
Relay adalah suatu peranti yang bekerja berdasarkan elektromagnetik untuk menggerakan
sejumlah kontaktor yang tersusun atau sebuah saklar elektronis yang dapat dikendalikan dari
rangkaian elektronik lainnya dengan memanfaatkan tenaga listrik sebagai sumber energinya.
Kontaktor akan tertutup (menyala) atau terbuka (mati) karena efek induksi magnet yang
dihasilkan kumparan (induktor) ketika dialiri arus listrik. Berbeda dengan saklar, pergerakan
kontaktor (on atau off) dilakukan manual tanpa perlu arus listrik.
Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis
saat mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai
berikut.

Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup atau membuka kontak
saklar.

Saklar yang digerakkan secara mekanis oleh daya atau energi listrik.

Sebagai komponen elektronika, relay mempunyai peran penting dalam sebuah sistem rangkaian
elektronika dan rangkaian listrik untuk menggerakan sebuah perangkat yang memerlukan arus
besar tanpa terhubung langsung dengan perangakat pengendali yang mempunyai arus kecil.
Dengan demikian relay dapat berfungsi sebagai pengaman.
Relay terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:
1. Common, merupakan bagian yang tersambung dengan Normally Close (dalam keadaan
normal).
2. Koil (kumparan), merupakan komponen utama relay yang digunakan untuk menciptakan
medan magnet.
3. Kontak, yang terdiri dari Normally Close dan Normally Open.

B. DASAR-DASAR RELAY
Penemu relay pertama kali adalah Joseph Henry pada tahun 1835. Dalam pemakaiannya
biasanya relay yang digerakkan dengan arus DC dilengkapi dengan sebuah dioda yang diparalel
dengan lilitannya dan dipasang terbalik yaitu anoda pada tegangan () dan katoda pada tegangan
(+). Ini bertujuan untuk mengantisipasi sentakan listrik yang terjadi pada saat relay berganti
posisi dari on ke off agar tidak merusak komponen di sekitarnya.

Penggunaan relay perlu memperhatikan tegangan pengontrolnya serta kekuatan relay men-switch
arus/tegangan. Biasanya ukurannya tertera pada body relay. Misalnya relay 12VDC/4 A 220V,
artinya tegangan yang diperlukan sebagai pengontrolnya adalah 12Volt DC dan mampu menswitch arus listrik (maksimal) sebesar 4 ampere pada tegangan 220 Volt. Sebaiknya relay
difungsikan 80% saja dari kemampuan maksimalnya agar aman, lebih rendah lagi lebih aman.
Relay jenis lain ada yang namanya reedswitch atau relay lidi. Relay jenis ini berupa batang
kontak terbuat dari besi pada tabung kaca kecil yang dililitin kawat. Pada saat lilitan kawat dialiri
arus, kontak besi tersebut akan menjadi magnet dan saling menempel sehingga menjadi saklar
yang on. Ketika arus pada lilitan dihentikan medan magnet hilang dan kontak kembali terbuka
(off).

C. PRINSIP KERJA
Relay merupakan komponen listrik yang memiliki prinsip kerja magnet dengan induksi listrik.
Relay terdiri atas bagian-bagian utama sebagai berikut.
1. Coil atau Kumparan, merupakan gulungan kawat yang mendapat arus listrik. adalah
sejenis saklar yang pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik di coil.
2. Contact atau Penghubung, adalah sejenis saklar yang pergerakannya tergantung dari ada
tidaknya arus listrik di coil. Contact ada 2 jenis : Normally Open (kondisi awal sebelum
diaktifkan open), dan Normally Closed (kondisi awal sebelum diaktifkan close).

Cara kerja relay adalah sebagai berikut :


1. Saat Coil mendapatkan energi listrik (energized) akan menimbulkan gaya elektromanetik
2. Gaya magnet yang ditimbulkan akan menarik plat/lengan kontak (armature) berpegas
(bersifat berlawanan), sehingga menghubungkan 2 titik contact
Cara kerja relay sangat sederhana. Di sini kita akan membahas relay pada umumnya.

Relay Segi (contoh : Hella, Bosch dll).


Relay terdiri dari 2 terminal trigger, 1 terminal input dan 1 terminal output.
1. Terminal trigger : yaitu terminal yang akan mengaktifkan relay..seperti alat electronic
lainya relay akan aktif apabila di aliri arus + dan arus -. Pada contoh relay yang kita
gunakan terminal trigger ini adalah 85 dan 86.
2. Terminal input : yaitu terminal tempat kita memberikan masukan..pada contoh adalah
terminal 30
3. Terminal output : yaitu tempat keluarnya output pada contoh adalah terminal 87
Ada beberapa jenis relay berdasarkan cara kerjanya yaitu:
1. Normaly On
Kondisi awal kontaktor tertutup (On) dan akan terbuka (Off) jika relay diaktifkan dengan cara
memberi arus yang sesuai pada kumparan atau koil relay. Istilah lain kondisi ini adalah Normaly
Close (NC).
2. Normaly Off
Kondisi awal kontaktor terbuka (Off) dan akan tertutup jika relay diaktifkan dengan cara
memberi arus yang sesuai pada kumparan atau koil relay. Istilah lain kondisi ini adalah Normaly
Open (NO).
3. Change-Over (CO) atau Double-Throw (DT)
Relay jenis ini memiliki dua pasang terminal dengan dua kondisi yaitu Normaly Open (NO) dan
Normaly Close (NC).
Selain itu, seperti saklar, relay juga dibedakan berdasar pole dan throw yang dimilikinya. Pole
adalah banyaknya kontak yang dimiliki oleh relay. Sedangkan throw adalah banyaknya kondisi

(state) yang mungkin dimiliki kontak. Berikut ini penggolongan relay berdasar jumlah pole dan
throw atau disebut juga sebagai simbol relay.
1. SPST (Single Pole Single Throw)
Relay ini memiliki empat terminal yaitu, dua terminal kumparan atau koil dan dua terminal
saklar (A dan B) yang dapat terhubung dan terputus.

2. SPDT (Single Pole Double Pole)


Relay ini memiliki lima terminal, yaitu dua terminal kumparan atau koil dan tiga terminal saklar
(A,B, dan C) yang dapat terhubung dan terputus dengan satu terminal pusat. Jika suatu saat
terminal (misal A) terputus dengan terminal pusat (C) maka terminal lain (B) terhubung dengan
terminal pusat tersebut (C), demikian juga sebaliknya.

3. DPST (Double Pole Single Throw)


Relay ini mempunyai enam terminal, yaitu dua terminal kumparan atau koil dan empat terminal,
merupakan dua pasang saklar yang dapat terhubung dan terputus (A1 dan B1 serta A2 dan B2).

4. DPDT (Double pole Double Throw)


Relay ini mempunyai delapan terminal, yaitu dua terminal kumparan atau koil, enam terminal
merupakan dua set saklar yang dapat terputus dan terhubung (A1,B1,C1 dan A2, B2, C2).

5. QPDT (Quadruple Pole Double Throw)


QPDT sering disebut sebagai Quad Pole Double Throw atau 4PDT (Four Pole Double Throw).
Relay ini setara dengan 4 buah saklar atau relay SPDT atau dua buah relay DPDT dan terdiri dari
14 pin (termasuk 2 buah untuk koil). 6.3PDT (Three Pole Double Throw)

Selain itu terdapat jenis-jenis relay lainnya. Relay juga diaplikasiuntuk berbagai keperluan,
sehingga dianggap relay tersebut memiliki fungsi khusus, seperti contoh berikut.

1. Timming Relay
Relay yang bekerja untuk sebuah pewaktuan. Di mana koil relay akan dianggap ON, jika
memenuhi beberapa waktu tertentu (misal 5 detik). Timing relay adalah jenis relay yang khusus.
Cara kerjanya ialah, jika koildari timing relayON, maka beberapa detik kemudian, baru kontak
relayakan ON atau OFF (sesuai jenis NO/NC contact).

2. Latching Relay
Relay ini dipergunakan untuk menahan atau latch atau jenis relay yang digunakan untuk latching
atau mempertahankan kondisi aktif input sekalipun input sebenarnya sudah mati. Cara kerjanya
ialah, jika latch coil diaktifkan, ia tidak akan bisa dimatikan kecuali unlatch coil diaktifkan.

3. Reed Relay
Relay ini memiliki seperangkat kontak di dalam vakum atau gas inert untuk mengisi tabung
gelas, yang melindungi kontak terhadap korosi atmosfer. Kontak tertutup oleh medan magnet
yang dihasilkan ketika arus mengalir melalui kumparan di sekeliling tabung gelas. Reed relay
mampu switching kecepatan lebih cepat daripada jenis relay yang lebih besar, tetapi beralih
rendah arus dan tegangan peringkat.
Fungi atau kegunaan relay dalam dunia elektronika sebenarnya juga sama seperti dalam teknik
listrik. Hanya saja kebanyakan relay yang digunakan dalam teknik elektronik adalah relay
dengan voltase kecil seperti 6 Volt, 12 Volt, 24 Volt berbeda dengan teknik listrik yang memakai
relay 220 Volt dan 110 Volt. Namun ada juga dalam teknik elektronik yang memakai relay
dengan voltase tinggi. Walau ada perbedaan pemakaian voltase pada relay, sebenarnya relay
memiliki fungsi atau kegunaan yang sama yakni sebagai alat pengganti saklar yang bekerja
untuk mengontrol atau membagi arus listrik ataupun sinyal lain ke sirkuit rangkaian lainnya.

Secara garis besar, fungsi relay adalah sebagai berikut.

Kontrol tegangan tinggi rangkaian dengan sinyal bertegangan rendah, seperti dalam
beberapa jenis modem atau audio amplifier.

Kontrol sebuah rangkaian arus tinggi dengan sinyal arus rendah, seperti pada solenoid
starter dari sebuah mobil.

Mendeteksi dan mengisolasi kesalahan pada jalur transmisi dan distribusi dengan
membuka dan menutup pemutus rangkaian (perlindungan relay).

Sebuah kumparan relay DPDT AC dengan kemasan ice cube.

Isolasi mengendalikan rangkaian dari rangkaian yang dikontrol ketika kedua berada pada
potensi yang berbeda, misalnya ketika mengendalikan sebuah perangkat bertenaga utama
dari tegangan rendah switch. Yang terakhir ini sering digunakan untuk mengontrol
pencahayaan kantor sebagai kawat tegangan rendah dapat dengan mudah diinstal di
partisi, yang dapat dipindahkan sesuai kebutuhan sering berubah. Mereka mungkin juga
akan dikendalikan oleh hunian kamar detektor dalam upaya untuk menghemat energi.

Logika fungsi. Sebagai contoh, DAN fungsi boolean direalisasikan dengan


menghubungkan relay normal kontak terbuka secara seri, maka fungsi ATAU dengan
menghubungkan normal kontak terbuka secara paralel. Perubahan atas atau Formulir C
kontak melakukan XOR fungsi. Fungsi yang sama untuk NAND dan NOR yang dicapai
dengan menggunakan kontak normal tertutup. Tangga bahasa pemrograman yang sering
digunakan untuk merancang jaringan logika relay.

Awal komputasi. Sebelum tabung vakum dan transistor, relay digunakan sebagai unsurunsur logis dalam komputer digital.

Safety logika kritis. Karena relay jauh lebih tahan daripada semikonduktor radiasi nuklir,
mereka banyak digunakan dalam keselamatan logika kritis, seperti panel kontrol
penanganan limbah radioaktif mesin.

Waktu tunda fungsi. Relay dapat dimodifikasi untuk menunda pembukaan atau penutupan
menunda satu set kontak. Yang sangat singkat (sepersekian detik) penundaan ini akan
menggunakan tembaga disk antara angker dan bergerak blade perakitan. Arus yang
mengalir dalam disk mempertahankan medan magnet untuk waktu yang singkat,
memperpanjang waktu rilis. Untuk sedikit lebih lama (sampai satu menit) keterlambatan,
sebuah dashpot digunakan. Sebuah dashpot adalah sebuah piston diisi dengan cairan yang
diperbolehkan untuk melarikan diri perlahanlahan. Jangka waktu dapat divariasikan
dengan meningkatkan atau menurunkan laju aliran. Untuk jangka waktu lebih lama,
mesin jam mekanik timer diinstal.

Relay umumnya digunakan untuk hal-hal di bawah ini, yaitu :

1. Untuk mengendalikan rangkaian tegangan tinggi melalui sinyal tegangan rendah.


2. Untuk mengendalikan rangkaian dengan arus yang tinggi melalui sinyal arus kecil.
3. Untuk mendeteksi dan mengisolasi kegagalan pada jalur transmisi dan distribusi dengan
membuka atau menutup circuit breaker.
4. Untuk mengisolasi rangkaian pengendali dari rangkaian yang dikendalikan jika potensial
yang digunakan berbeda. Misalnya untuk mengendalikan rangkaian daya tegangan tinggi
melalui switch tegangan rendah.
5. Untuk merepresentasikan fungsi-fungsi logika. Misalnya fungsi AND didapat dengan
menserikan dua kontak NO dan sebagainya.
6. Relay juga dapat digabungkan fungsinya dengan sebuah timer untuk mendapatkan fungsi
penunda waktu.
Beberapa keuntungan penggunaan relay dalam sistem elektronika antara lain :
1. Menggunakan arus yang relatif kecil untuk mengendalikan peralatan dengan arus yang
besar.
2. Dengan sebuah sinyal kontrol dapat mengendalikan lebih dari satu kontak.
3. Dapat menghidupkan atau mematikan peralatan yang sulit dijangkau.
4. Mengisolasi bahaya tegangan tinggi dari manusia, karena rangkaian dengan tegangan
tinggi dapat dikendalikan melalui tegangan rendah.
Untuk aplikasi tertentu, pemilihan jenis relay yang akan digunakan sangat diperlukan. Berikut ini
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih jenis relay yang akan digunakan untuk
menjalankan fungsi tertentu :

Jumlah dan jenis kontak (NO, NC, Chang-over)

Rating kontak (kemampuan arus kontak)

Rating tegangan dari kontak

Tegangan coil

Jenis kemasan

Cara pemasangan (soket, rel dll)

Waktu switching (jika kecepatan diperlukan)

Proteksi kontak dan coil

Isolasi antara kontak dengan coil dan sebagainya.

Dalam data sheet, penjelasan untuk coil dan contact terpisah. Hal ini menyebabkan masing
masing mempunyai spesifikasi yang berbeda beda juga. Perhatikan table berikut.

Perbedaan PLC dengan kontrol konvensional (menggunakan relay) adalah seperti di bawah ini:

Persamaan PLC dengan kontrol konvensional (menggunakan relay) adalah sebagai berikut:
Mengontrol sekuensial
Memproses sinyal input dan mengubahnya menjadi sinyal output.

Anda mungkin juga menyukai