Fetal distress atau gawat janin adalah denyut jantung janin kurang dari 100
per menit atau lebih dari 180 per menit (Nugroho, 2012). Gawat janin terjadi bila
janin tidak menerima O2 yang cukup, sehingga akan mengalami hipoksia. Situasi
ini dapat terjadi (kronik) dalam jangka waktu yang lama atau akut. Gawat janin
merupakan suatu reaksi ketika janin tidak memperoleh oksigen yang cukup (Dewi
& Cristine, 2010).
sehingga
mengakibatkan
gangguan
elektrolit,
berakibat
menjadi
hiperkalemia dan pembengkakan sel. Kerusakan sel otak terjadi setelah asfiksia
berlangsung selama 8-15 menit (Martin et al., 2005).
Menurun
atau
terhentinya
denyut
jantung
akibat
dari
asfiksia
mengakibatkan iskemia. Iskemia akan memberikan akibat yang lebih hebat dari
hipoksia karena menyebabkan perfusi jaringan kurang baik sehingga glukosa
sebagai sumber energi tidak dapat mencapai jaringan dan hasil metabolisme
anaerob tidak dapat dikeluarkan dari jaringan (WHO, 2008).
Iskemia dapat mengakibatkan sumbatan pada pembuluh darah kecil setelah
mengalami asfiksia selama lima menit atau lebih sehingga darah tidak dapat
mengalir meskipun tekanan perfusi darah sudah kembali normal. Peristiwa ini
mungkin mempunyai peranan penting dalam menentukan kerusakan yang
menetap pada proses asfiksia (WHO, 2008).
letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat, pernapasan cepat dan
meteorismus. Di daerah lokal sering dijumpai: Bandle Ring, oedema serviks,
cairan ketuban berbau, terdapat meconium (Nugrahaeni, 2010). Induksi persalinan
ialah suatu tindakan terhadap ibu hamil belum inpartu baik secara operatif
maupun mesinal, untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim sehingga terjadi
persalinan. Akibat pemberian oksitosin yang berlebih-lebihan dalam persalinan
dapat mengakibatkan relaksasi uterus tidak cukup memberikan pengisian plasenta
(Mochtar, 2008; Prawirohardjo, 2009).
Prawirohardjo
(2009),
Preeklamsia
dapat
menyebabkan
kegawatan janin seperti sindroma distress napas. Hal tersebut dapat terjadi karena
vasopasme yang merupakan akibat dari kegagalan invasi trofoblas kedalam
lapisan otot pembuluh darah sehingga pembuluh darah mengalami kerusakan dan
menyebabkan aliran darah dalam plasenta menjadi terhambat dan menimbulkan
hipoksia pada janin yang akan menjadian gawat janin (Tanjung, 2004).
Pembahasan
Perawatan kesehatan neonatus terfokus kepada kondisi bayi yang baru
lahir sampai usia 4 minggu (28 hari). Dua pertiga dari kematian bayi di India
terjadi pada bulan pertama kehidupan dan mayoritas kematian neonatus terjadi
dalam dua minggu pertama kehidupan. Gawat janin atau Fetal Distress diduga
sebagai salah satu faktor penyebab dari kesehatan neonatus yang kurang baik.
Penelitian ini membahas bagaimana karakteristik demografi, komplikasi obstetri
dan akibat kehamilan pada ibu dengan gawat janin atau fetal distress. Hasil
penelitian ini menunjukkan kejadian gawat janin lebih tinggi pada ibu yang belum
menikah sehingga tidak teratur melakukan ANC. Hal tersebut menyebabkan
peningkatan kejadian persalinan dengan seksio caesaria dan adanya anemia yang
menjadi kondisi yang berkaitan dengan gawat janin serta mendasari lahirnya bayi
dengan berat badan lahir rendah.
Analisis faktor demografi (Tabel 1) dari penelitian ini menyebutkan bahwa
ibu dari kelompok usia muda (21-30 tahun) sebanyak 72,23% mengalami hipoksia
janin dan gawat janin. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Haines et al,
menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara usia ibu dan gawat janin.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa insiden gawat janin baik antara primipara
dan multipara adalah sama (50,00%), namun, penelitian terbaru yang dilakukan
oleh Hashim et al menunjukkana adanya hubungan antara primipara dengan
gawat janin. Kejadian gawat janin lebih tinggi pada ibu yang tidak teratur atau
tidak melakukan ANC yaitu sebanyak 61,12% dibandingkan dengan ibu yang
melakukan ANC rutin yaitu sebanyak 38,89%. Studi terbaru yang dilakukan oleh
Khatoon et al menyatakan bahwa salah satu alasan rujukan terbanyak di kalangan
wanita yang tidak melakukan ANC adalah karena adanya gawat janin yang
ditandai dengan adanya cairan mekonium pada ketuban. Tingginya prevalensi
bayi yang lahir asfiksia karena gawat janin sebelum lahir pada ibu yang tidak
melaukan ANC teratur telah banyak dilaporkan dalam berbagai penelitian. Hal
tersebut menunjukkan bahwa usia muda dan status menikah menjadi salah satu
dalam penelitian in dan hal tersebut juga didukung oleh peneliti lain. yang
menyimpulkan bahwa gerakan janin pada ibu hamil dengan hipertensi berkurang.
Janin dengan Intra Uterine Growth Restriction (IUGR) memiliki pola
denyut jantung janin yang non reassuring
gawat janin
terjadi pada ibu dengan ketuban pecah dini Moberg et al menyebutkan bahwa
peningkatan insiden gawat janin pada pasien dengan ketuban pecah dini
disebabkan karena hilangnya perlindungan tali pusat yang biasanya dilindungi
oleh cairan ketuban. Kehamilan dengan usia lewat hari perkiraan lahir (> 40
minggu kehamilan) dapat menyebabkan menyebabkan denyut jantung janin yang
non reassuring (suatu keadaan dimana keadaan janin tetap meragukan) (12,50%)
hal tersebut sesua dengan penelitian James et al., 2001.
Dalam penelitian ini gawat janin sebanyak 9.73% ditemukan pada ibu
dengan lokasi insersi plasenta yang abnormal (plasenta previa). Gawat janin
sebanyak 6.95% mengalami lilitan tali pusat. Begum et al menyebutkan bahwa
lilitan tali pusat merupakan salah satu penyebab gawat janin tetapi tidak dianggap
sebagai indikasi untuk persalinan operatif. Namun, studi yang dilakukan pada
tahun 2010 oleh Geidam et al menyebutkan bahwa tidak ditemukan perbedaan
yang signifikan antara kasus dan kontrol dari gawat janin dalam hal usia,
paritas,status pernikahan , durasi operasi dan kelahiran berat bayi.
Gawat janin didiagnosis melalui denyut jantung janin dan kehadiran
mekonium. Namun, metode yang akurat untuk mengetahui gawat janin adalah
melakukan pemeriksaan estimasi pH darah kulit kepala janin yang dianggap
Daftar Pusaka
Aurora S, Snyder EY, .2006. Perinatal asphyxia. Newyork
Dharmasetiawani N. 2008. Asfiksia dan resusitasi bayi baru lahir. Dalam: Kosim
MS, Yunanto A, Dewi R, Sarosa GI, Usman A, editor. Buku ajar
neonatologi. Edisi pertama. IDA. Jakarta.
Peramal, Maleeny. 2011. Gambaran Asfiksia Neonatorum pada Bayi Baru Lahir
Di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik. Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Dewi. A.h., Cristine. C.P. 2010. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta: Numed