Anda di halaman 1dari 8

1 PENGERTIAN RESTORASI LOGAM DENGAN INDIRECT RESTORATION

Indirect Restoration adalah restorasi yang dibuat diluar mulut pasien yang akan dilekatkan
atau disemen pada gigi pasien yang telah dipreparasi setelah siap dipasang. Indirect restoration
dibagi menjadi dua yakni intra koronal (restorasi yang terdapat dalam kontur gigi, contoh inlay)
dan ektra koronal (restorasi yang menutupi bagian mahkota gigi asli yang masih ada untuk
mendapatkan montur anatomis, contoh onlay, veneer, dan mahkota pigura). Teknik yang
digunakan untuk membuat restorasi melalui Indirect Restoration adalah teknik restorasi logam.
Teknik restorasi logam adalah suatu restorasi yang dibuat berbahan dasar metal atau alloy (Jones
and Grundy, 1992) .
II. 2 MACAM-MACAM INDIRECT RESTORATION
Macam-macam indirect restoration adalah:
1. Inlay
Inlay adalah restorasi yang digunakan pada gigi yang di preparasi pada bagian
Oklusal Distal (OD), Oklusal Mesial (OM) atau Mesio Oklusal Distal (MOD). Inlay sudah
jarang digunakan untuk kavitas sederhana dan umumnya hanya digunakan untuk gigi-gigi yang
berkebutuhan khusus, seperti gigi yang sudah lemah karena karies dan cenderung fraktur bila
tidak dilindungi atau bila retensi sulit dibuat. Berikut ini merupakan macam klas pada inlay (JD
Eccles, RM Green, 1994).
A. Inlay Klas I
Merupakan klas sederhana , yang jarang digunakan
B. Inlay Klas II
Misalnya digunakan pada gigi yang daerah MOD terkena, sehingga perlu adanya
perlindungan edengan cara menghilangkan tonjolan-tonjolan lemah untuk kemudian di preparasi
dengan menggunakan veneer .
C. Inlay Klas III dan IV
Misalnya digunakan pada jembatan atau attachnment untuk jembatan semicekat.
D. Inlay Klas V
Misalnya untuk retensi pada geligi tiruan sebagian ,atau dapat digunakan pasak untuk
perawatan kavitas uang dangkal akibat abrasi atau erosi.
2. Onlay
Onlay adalah restorasi pada gigi yang morfologi oklusalnya mengalami perubahan karena
restorasi sebeltorasi inumnya, karies, atau penggunaan fisik. Restorasi ini meliputi seluruh yang
meliputi seluruh daerah oklusal yang meliputi cusp-cusp gigi (Baum, Phillips Lund, edisi III,
1997)
3. Mahkota/ crown
Restorasi gigi yg menutupi atau mengelilingi seluruh permukaan gigi yg telah
dipreparasi. Restorasi ini dibuat untuk gigi yang mengalami kerusakan sehingga tidak bisa
ditambal lagi tetapi gigi tersebut masih vital. Restorasi ini biasanya digunakan pada gigi
premolar dan molar rahang bawah karena karies yang luas atau tambalan yang rusak (Baum,
Phillips Lund, edisi III, 1997).
4. Mahkota Pigura

Mahkota tuang dimana bagian labial atau bukal diberi facing yang sama dengan
warna gigi. Facing tersebut lebih mirip dengan veneers (JD Eccles, RM Green, 1994).
.
II. 3 ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Dalam pembuatan restorasi logam dibutuhkan alat dan bahan tertentu. Alat yang
digunakan untuk pembuatan model malam adalah pelumas die, pinset kapas, malam, spatula
malam No. 7, pengukir Hollenback - 3, pengukir cleoid discoid, lampu Bunsen atau lampu
alkohol, dan instrument waxing P.K. Thomas. Untuk pembuatan sprue dan penanaman model
malam yang dibutuhkan adalah pembentuk sprue, pin sprue, cincin logam (bumbung tuang),
bahan pelapik (non asbestos liner), bahan tanam pilihan (thermal), bowl dan spatula pengaduk,
pengukur cairan, wetting agent, dan vibrator. Selanjutnya, pada saat pembuangan malam yang
dibutuhkan adalah oven pembakaran, mesin pengecor, gas dan semprotan udara atau wadah
peleburan listrik, larutan asam dan tempatnya, logam pengisi, sentrifugal, dan blowtorch.
Sedangkan pada tahap terakhir adalah pemolesan yang membutuhkan mini bur, disc, rubber
merah dan hijau, serta stone merah dan hijau (Baum, Phillips Lund, edisi III, 1997)
II. 4 TAHAP-TAHAP PEMBUATAN RESTORASI LOGAM
Untuk membuat restorasi logam, diperlukan tahap-tahap yang saling berurutan dan benar
agar hasil restorasi yang dibuat sesuai yang diinginkan oleh dokter gigi. Tahapan-tahapan
tersebut saling berpengaruh. Apabila satu tahapan terlewatkan atau tidak dilakukan, akan terjadi
kemungkinan restorasi yang kita buat mengalami kegagalan. Tahap-tahap pembuatan restorasi
logam adalah ( Kenneth J. Anusavice, edisi 10, 2004)
:
1. Mengolesi die dengan die separator dengan tujuan model malam bisa dilepas dari die.
2. Membentuk restorasi yang akan dibuat dengan menggunakan inlay wax, sesuai dengan bentuk
anatomis gigi aslinya.
3. Menghaluskan model malam yang telah terbentuk dengan alkohol torch.
4. Mengkilapkan model malam yang telah terbentuk dengan menggunakan air sabun.
5. Mempersiapkan penanaman yang meliputi crusible former, sprue, ventilasi dan juga memasang
non-asbestos liner pada bumbung tuang.
6. Melekatkan sprue pada daerah tertebal model malam dengan sudut tumpul.
7. Memasang model yang telah terpasang sprue ke crusible former dan menyesuaikan dengan
ketinggian pada bumbung tuang.
8. Mengolesi model malam beserta sprue dengan menggunakan wetting agent.
9. Menunggu hingga wetting agent mengering.
10. Menanam model malam
11. Melepas crusible former dari bumbung tuang. Kemudian lakukan buang malam diatas api
selama 1 jam atau hingga bahan tanam tidak lagi tampak kebiruan yang berarti sisa malam
telah habis. Kemuadian lakukan casting logam dengan menggunakanblowtorch dan centrifugal.
12. Menunggu hingga bumbung tuang agak dingin.
13. Membongkar bumbung tuang dan mengeluarkan hasil tuangan kasar.
14. Fitting dengan cara mencoret-coret die dengan pensil, sehingga bagian yang belum fit dapat
diketahui dengan mudah.

15. Finishing, menggunakan stone merah dan hijau.


16. Polishing, menggunakan rubber merah dan hijau. Lakukan polishing tersebut sampai model
malam mengkilat.

1.

2.

3.

4.

BAB III
PEMBAHASAN
Restorasi logam dilakukan secara indirek yakni dilakukan diluar mulut penderita. Jenisjenis restorasi ini adalah inlay, onlay, mahkota/ crown, dan mahkota pigura. Keempat jenis
tersebut mempunyai tahapan yang sama. Dalam pembuatan model malam, yang harus
diperhatikan adalah daerah kontak proksimal dan kontur anatomisnya karena akan
mempengaruhi kelangsungan gigi tersebut didalam mulut penderita. Apabila daerah kontak
proksimal terdapat celah, maka akan terjadi sekunder karies pada pasien penggunanya. Begitu
pula dengan kontur anatomis. Kontur anatomis yang sesuai dengan gigi asli akan memudahkan
gigi tiruan untuk self cleansing.
Dalam pembuatan restorasi logam, terdapat tahapan-tahapan yang saling berurutan dan
berpengaruh antar satu tahap dengan tahap lainnya. Apabila salah satu tahapan tersebut tidak
dilakukan atau tidak sesuai prosedur akan berpengaruh pada restorasi yang kita buat. Oleh karena
tahap-tahap tersebut harus diperhatikan. Tahap-tahap tersebut adalah:
Pada tahap awal yakni pengulasan die dengan die separator agar model malam dapat dilepas
dari die. Pengulasan die separator tidak boleh terlalu banyak atau sedikit. Jika terlalu sedikit,
malam tidak akan bisa dilepas dari die. Namun, jika terlalu banyak, akan berpengaruh pada
malam tersebut. Malam yang digunakan untuk model malam akan menjadi getas dan mudah
fraktur.
Untuk menghaluskan dan mengkilapkan model malam.saat menghaluskan model malam
gunakan alkohol torch yang anginnya telah kita control terlebih dahulu agar inlay wax tidak
berubah. Selain itu, gunakan kapas dan air sabun untuk mengkilapkannya. Model malam harus
mengkilap karena akan mempermudah kita pada tahap finishing dan polishing.
Mempersiapkan penanaman yang meliputi crusible former, sprue, ventilasi dan juga memasang
non-asbestos liner pada bumbung tuang. Tujuan pembuatan sprue adalah sebagai jalannya logam
yang mencair menuju mould. Diameter sprue harus disesuaikan dengan model malam yang
tertebal. Jika diameter sprue terlalu kecil, maka terjadi pemadatan sprue sebelum tuangan
memadat dan terjadi porositas penyusutan setempat. Panjang sprue harus cukup panjang agar
posisi model malam tepat pada bumbung tuang kira-kira 6 milimeter dari tepi ujung bumbung
tuang ( Kenneth J. Anusavice, edisi 10, 2004). Sprue dan crucible harus rata permukaannya, agar
aliran logam dapat berjalan lancar. Selain itu pemasangan non asbestos liner juga berpengaruh
untuk memberi ruang saat bahan tanam menaglami ekspansi. Pemasangan ventilasi dibutuhkan
sebagai jalan keluarnya udara.
Melekatkan sprue pada daerah tertebal model malam dengan sudut tumpul. Agar sprue tidak
menyebabkan aliran langsung dari logam cair menuju ke daerah tepi yang tajam atau bagian
yang tipis karena logam cair dapat mengabrasi atau mematahkan bahan tanam di daerah tersebut
dan mengakibatkan kegagalan pengecoran. Tidak boleh ditempatkan tegak lurus pada permukaan
yang datar dan lebar karena mengakibatkan terjadinya turbulensi atau arus putar dari logam cair
di dalam kavitas mould dan porositas yang parah (Kenneth J. Anusavice, edisi 10, 2004).

5.

6.

7.

8.
9.

Memasang model yang telah terpasang sprue ke crusible former dan menyesuaikan dengan
ketinggian pada bumbung tuang. Letaknya kira-kira 6 milimeter dari ujung terbuka bumbung
tuang agar gas-gas dapat dialirkan dan meminimalisir terjadinya porusitas.
Mengolesi model malam beserta sprue dengan menggunakan wetting agent untuk menurunkan
tegangan permukaan model malam sehingga bahan tanam dapat melekat erat pada model malam
tersebut. Alternative lai yang digunakan untuk menurunkan tegangan permukaan model malam
adalah dengan air sabun namun, model malam harus bebas dari buih-buihnya.
Penanaman model malam dengan bahan tanam. Perbandingan antara air dan bubuk bahan tanam
harus sesuai. Bahan tanam yang terlalu encer mudah pecah, sedangkan bahan tanam yang terlalu
pekat berakibat udara tidak dapat keluar. Gunakan vibrator saat mengaduk, agar tidak ada udara
yang terjebak.
Pembuangan malam dan pemanasan. Bahan tanam dinyatakan telah bersih dari malam apabila
tidak nampak kebiru-biruan pada permukaannya.
Fitting, finishing, dan polishing. Fitting dilakukan dengan tujuan agar gigi tiruan tersebut cocok
dengan pasien. Sehingga nyaman untuk dipakai. Finishing dilakukan untuk menghilangkan
buble. Dan selanjutnya adalah polishing yakni mengkilapkan gigi tiruan dengan rubber merah
dan hijau agar permukaan gigi tiruan tidak kasar. Dimana permukaan yang kasar tersebut mampu
mengabrasi gigi lawannya.

Prinsip umum restorasi metal keramik

Restorasi metal keramik harus memenuhi syaratsyarat, antara lain, adalah


sebagai berikut :
a. Metal dan keramik mempunyai ikatan yang kuat.
b. Metal dan keramik mempunyai thermal expansi yang sesuai.
c. Keramik yang dipakai relatif mempunyai low fusing.
d. Metal harus tahan terhadap deformasi pada saat keramik mencapai
temperatur fusing. Pada saat fusing, keramik harus dapat bersatu dengan
logam dan berikatan tanpa merubah bentuk logam. Pada saat mendingin,
baik logam maupun
keramik akan mengalami kontraksi yang akan
menimbulkan retak atau bahkan terlepasnya keramik dari logam.
e. Bahanbahan yang dipakai harus bersifat biokompatibel terhadap
jaringan.
Pada prinsipnya, sifatsifat restorasi metal keramik ditentukan oleh keadaan
interfacenya. Bila didapati ikatan yang rapat antara metal dengan keramik
maka akan terjadi penurunan energi bebas yang dapat memisahkan kedua
komponen atau sebaliknya

2.2.2

Jenis-jenis bahan metal

Logam yang dipakai untuk keperluan ini harus mempunyai sifat mekanis
yang baik, tidak merubah warna keramik, mempunyai thermal expansi yang
sesuai dengan keramik dan dapat menghasilkan ikatan yang kuat dengan
keramik. Ada enam jenis logam noble (alloy noble) yang sesuai untuk
keperluan ini yaitu alloy very high noble, alloy low noble, alloy high noble
dengan kandungan Silver, alloy Palladium Silver, alloy Palladium Copper, dan
alloy Palladium Kobalt. Selain logam noble (alloy noble) juga terdapat tiga
jenis alloy casting base metal yang dapat dipakai untuk keperluan metalkeramik yaitu alloy Nikel, Kobalt dan Titanium.
2.2.3

Indikasi

Pemakaian restorasi PFM diindikasikan, antara lain, adalah sebagai


berikut :
2,3
a. Gigi anterior dengan ruang yang tidak cukup untuk restorasi all ceramic.
b. Kegagalan mahkota jaket porselen.
c. Restorasi yang mengutamakan estetis.

d. Situasi yang memerlukan kekuatan tinggi.


e. Kerusakan gigi menengah sampai tinggi yang memerlukan perbaikan
kuspid.

2.2.4

Kontraindikasi

Restorasi PFM tidak diindikasikan, antara lain, adalah sebagai berikut :


a. Resiko kerusakan pulpa tinggi, biasanya pada usia muda dibawah 18
tahun.
b. Pasien dengan tekanan pengunyahan yang ekstrem.
c. Adanya kebiasaan bruksism dan kliking.
d. Adanya riwayat alergi terhadap metal pada logam tuang.
2.2.5

Keuntungan dan kerugian

Keuntungan PFM adalah : unggul sebagai bahan langsung pada daerah yang
memerlukan tekanan tinggi; kekuatan pemakaian baik; tahan lama; dan
estetis. Sedangkan kerugian PFM adalah : relatif mahal; reaksi alergi; korosi;
dan berpotensi terhadap reaksi galvanik.
2.2.6

Teknik preparasi

Secara umum bentuk preparasi gigi untuk restorasi tidak langsung harus
mempunyai ketinggian maksimum dan keruncingan yang minimum untuk
memperoleh retensi dan resistensi yang optimal. Untuk mencapai hal ini dan
untuk membuat ketebalan yang adekuat dari material restorasi tanpa kontur
yang berlebihan, maka permukaan dari preparasi sebaiknya meniru restorasi
yang diharapkan, baik oklusal maupun aksial. Adapun ciri-ciri preparasi
restorasi tidak langsung, antara lain, adalah sebagai berikut :
1. Preparasi pembebasan undercut yang mana semua margin dan sudut
dalam dapat terlihat.
2. Penempatan single path dibuat selebar mungkin, hal ini dibuat dengan
cara mempersiapkan dinding yang berlawanan dibuat sejajar untuk
memberikan retensi maksimal.
Posisi gigi yang berdekatan harus
dipertimbangkan terhadap kemungkinan terjadinya tepi yang menggantung
pada gigi yang dipreparasi.

3. Bentuk resisten perlu disediakan pada restorasi untuk mendistribusikan


tekanan yang berasal dari oklusal.
4. Dinding yang berlawanan dalam preparasi 2 gingival harus dibuat
mendekati parallel 1/3 sampai 1/2 oklusal biasanya lebih runcing karena
adanya pengurangan dua dataran di sebelah labial yang dibutuhkan untuk
menyediakan ruangan yang cukup untuk material restorasi di dalam kontur
gigi yang asli.
5. Mahkota klinis yang pendek memiliki peningkatan resiko kegagalan karena
jalan masuk yang pendek. Panjangnya preparasi dapat ditingkatkan dengan
memanjangkan mahkota, dan bentuk resisten dapat ditingkatkan dengan
pengurangan groove, celah atau box, dan dengan cara mengubah
permukaan lereng menjadi komponen vertikal dan horizontal.
6. Pengurangan oklusal
harus mengikuti
outline tonjol untuk
memaksimalkan retensi dan meminimalkan pengurangan gigi. Untuk
mahkota porcelain fused to metal dan untuk mahkota emas, jaraknya
masing-masing 2 mm dan 1 mm.
7. Posisi dan tipe margin yang telah selesai ditentukan oleh kontur gingiva,
keaslian material restorasi, ada atau tidaknya core margin, dan pemilihan
bahan luthing agent. Bila memungkinkan, margin tersebut sebaiknya berada
di supragingiva mengikuti kontur gingival yang asli. Akhiran tepi gigi
idealnya paling tidak 1 mm melewati core margin untuk mengistirahatkan
jaringan gigi yang masih sehat.

Anda mungkin juga menyukai