PENGANTAR USAHATANI
Analisis Usahatani Bawang Merah di Desa Karangsemi,Kecamatan
Gondang,Kabupaten Nganjuk
Tugas ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Usahatani
yang diampu oleh bapak
Disusun Oleh:
Nama
: Heni Ambaryanti
NIM
: 135040201111063
Kelas
:P
A. Pendahuluan
Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan
yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas
sayuran ini termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang
berfungsi sebagai bumbu penyedap makanan serta obat tradisonal.
Komoditas ini juga merupakan sumber pendapatan dan kesempatan kerja
yang memberikan kontribusi cukup tinggi terhadap perkembangan
ekonomi wilayah.
Kabupaten Nganjuk, Salah satu sentra produksi bawang merah
terbesar dan menjadi salah satu
nasional, hal ini dapat dilihat dari banyaknya petani yang mengusahaka
lahanya untuk ditanami bawang merah pada daerah tersebut. Dalam
usahataninya petani tidak terlepas dari permasalahan input yang
dibutuhkan untuk mengoptimalkan produksinya. Hal yang mungkin
menjadi kendala petani dalam segi modal yang dikeluarkan. Sehingga
dalam usahatani ini perlu dilakukan analisis kelayakan usahatani yang
dijalankan
C Analisis Usahatani
Profil Petani
yang masih
kelayakan
merah
tidak
beliau dikarenakan
terlalu
membutuhkan
perawatan yang intensif. Dalam satu tahun bapak budiono menanam tanaman
bawang merah sebanyak 4 kali masa tanam.
Berikut ini adalah
Tenaga Kerja
Tenaga kerja
laki-laki
Pengolahan
Jumlah
unit
250
25
75
50
500
4
200
10
Total
Satuan
Kg
Kg
Kg
Kg
Gram
Botol
Cc
liter
Harga per
unit
Rp 22.000
Rp 7.200
Rp 1.500
Rp 5.600
Rp 840
Rp 35.000
Rp 150
Rp 6.900
Harga Total
Rp 5.500.000
Rp 180.000
Rp 112.500
Rp 280.000
Rp 420.000
Rp 140.000
Rp 30.000
Rp 690.000
Rp 7.352.500
Jumlah
Jumlah
Jumlah
HKS
Upah
Upah
orang
6
Hari
3
Jam/hari
8
P
18
/HKSP
Rp 50000
Rp 900.000
Penanaman
Pemupukan
Penyemprotan
Panen
Tenaga kerja
4
1
1
10
perempuan
Penanaman
Penyiangan
1
4
20
1
6
3
1
5
Total
Jam Standart :Kerja Laki laki 8 Jam /hari
5
5
5
5
2,5
2,5
12,5
6,25
Rp 50000
Rp 50000
Rp 50000
Rp 50000
Rp 125.000
Rp 125.000
Rp 625.000
Rp 312.500
5
5
Rp 40000
Rp 40000
Rp 120.000
Rp 300.000
Rp2.507.500
:Perempuan 8 Jam/hari
B. Biaya Tetap
Biaya Sewa Lahan
Jumlah
Keterangan
unit
0,25
Sewa Lahan
Keteranga
jml
Harga
Unit
awal /unit
Satuan
Harga sewa/hektar/tahun
Ha
RP 13.000.000
Rp 812.500
Biaya
Biaya
Harga
Tahun
penyusu
penyusu
akhir/
ekono
tan
tan
unit
mis
/Tahun
/Musim
Cangkul
Sabit
2
2
85000
30000
24.000.00
10000
5000
10
10
7500
2500
2.160.00
Traktor
Diesel
Sprayer
1
1
1
0
2700000
900.000
2.40000
270000
50000
Total
10
10
10
0
243000
85000
Total
Tanam
1875
625
Biaya
penyusu
tan
/Unit
3750
1250
540000
540000
60750
21250
60750
21250
627000
C. Penerimaan
Keterangan
Jumlah
Satuan
Pendapatan
unit
2500
kg
Rp 13000
Rp 32.500.000
Bawang Merah
Jumlah
unit
Satuan
Pendapatan
Bawang Merah
2500
kg
Rp 13000
Rp
32.500.000
5. Keuntungan (profit)
Keuntungan
= TR-TC
= Rp 32.500.000 Rp 11.299.500
= Rp 21.200.500
usahatani
yang
dijalani
oleh
Total Penerimaan
Total Biaya
Rp 32.500 .000
Rp11.299 .500
= 2,8
Interpretasi
Nilai R/C ratio yang didapatkan menunjukan bahwa setiap 1 rupiah
pengeluaran dalam usahatani bawang merah tersebut akan menghasilkan
2,8 satuan penerimaan. Berdasarkan Soekartawi, (2002) Kriteria uji: jika
R/C > 1, layak untuk diusahakan Jika R/C < 1, tidak layak untuk
diusahakan ().
b. Break Event Point (BEP)
BEP (unit)=
TFC
PTVC / Q
=
Rp11.299 .500
130009.860 .000/2500
= 1247 kg
Interpretasi
Dari hasil perhitungan BEP unit maka dapat diketahui bahwa dalam
memproduksi bawang merah akan mengalami titik impas (tidak rugi
dan tidak untung) apabila saat
memproduksi
produk
wortel
BEP (rupiah)
= TC/Q
= Rp 11.299.500 / 2500
= Rp 4519
Interpretasi
Dari hasil perhitungan BEP harga maka dapat diketahui bahwa dalam
memproduksi bawang merah akan mengalami titik impas (tidak rugi dan
tidak untung) apabila saat menjual produk bawang merah dengan harga Rp
BEP (penerimaan)
TFC
1TVC /TR
Rp11.299 .500
19.860 .000/2500
899.500
10.3
= Rp 16.142.142
Interpretasi :
Dari hasil perhitungan BEP penerimaan maka dapat diketahui bahwa
dalam memproduksi bawang merah akan mengalami titik impas (tidak
rugi dan tidak untung) saat penerimaan Rp Rp 16.142.142 dalam satu
periode tanam.
D. Pembahasan
maksimal
empat
kali
musim
tanam
dalam
satutahun.Dengan luasan lahan 2,5 hektar, dalam satu kali musim tanam
beliau
membutuhkan
biaya
yang
diperlukan
untuk
menjalankan
sebanyak 2,5 ton atau setara 2500 Kg.Dengan harga pasar lokal terhadap
komoditi bawang merah sebesar Rp.13.000/Kg, maka usahatani bawang
merah memperoleh total penerimaan sebesar Rp.32.500.000. Sedangkan,
total biaya yang digunakan dalam usahatani bawang merah yang
diusahakan bapak Budiono sebesar Rp 11.299.500. Sehingga keuntungan
yang diperoleh dari penghitungan selisih antara total penerimaan dikurangi
total biaya, maka usahatani komoditi bawang merah masih memperoleh
keuntungan sebesar Rp 21.200.500.
Perbandingan antara total penerimaan sebesar Rp.32.500.000
dengan total biaya sebesar Rp 11.299.500, maka diperoleh nilai R/C ratio
dalam usahatani bawang merah yang dijalankan bapak Budiono sebesar
2,8.Dengan nilai ratio ini (R/C) > 1, maka usahatani komoditi bawang
merah yang dijalankan bapak Budionod, berdasarkan kriteria yang telah
diajukan
menunjukkan
tingkat
efisiensi
yang
cukup
baik
dan
E. Kesimpulan
Berdasarkan analisis perhitungan kelayakan usahatani yang
dijalankan oleh bapak Budiono yaitu bahwa R/C ratio menunjukan hasil
2,8 yang berarti usahatani bawang merah yang dijalankan leh bapak
Budiono layak dijalankan
Refrensi
Soekartawi, 2002. Ilmu Usahatani. UI Press Jakarta
Dokumentasi