kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktifitas perawatan diri secara mandiri seperti
mandi (hygiene) , berpakaian / berhias, makan dan BAB atau BAK (toileting). (Sumber:Nita
Fitria, 2009)
Defisit perawatan diri adalah Salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan hidupnya, kesehatannya, dan kesejaterannya, sesuai
dengan kondisi kesehatannya.Klien dinyatakan terganggu perawatan dirinya jika tidak dapat
melakukan perawatan dirinya.(Sumber:Dr.Amino Gondohutomo, 2008)
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan
kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat
melakukan perawatan diri (Depkes 2000).Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan
untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, toileting) (Nurjannah, 2004).
Menurut Potter Perry (2005), personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan sesorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri
adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya
(Tarwoto dan Wartonah, 2000).
I.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus
menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti penggunaan sabun, sampo dan lain-lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.
c. Mekanisme Koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongannya dibagi menjadi 2 (Stuart & Sundeen,
2000) yaitu :
1) Mekanisme koping adaptif
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan
mencapai tujuan. Kategorinya adalah klien bisa memenuhi kebutuhan perawatan diri
secara mandiri.
2) Mekanisme koping maladaptive
Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah pertumbuhan,
menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan.Kategorinya adalah tidak
mau merawat diri.
d. Rentang Respon
Tidak melakukan
Kadang
perawatan diri saat
perawatan diri
1. Pola perawatan diri seimbang,
saat
klien
mendapatkan
stresor
stress
dan mampu untuk
kadang tidak
Pola perawatan
diri seimbang
berprilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih
melakukan perawatan diri.
2. Kadang perawatan diri kadang tidak, saat klien mendapatkan stresor
kadang
II.
A. Pohon Masalah
Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
Akibat :
Isolasi sosial
Core Problem :
Penyebab :
- rambut klien kotor, gigi kotor, kulit berdaki, dan berbau, serta kuku panjang
dan kotor.
- klien tidakmampu berapakaian/berhias ditandai dengan rambut acak-acakan,
pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, tidak bercukur (laki-laki),
atau tidak berdandan (wanita).
- klien tidakmampu makan secara mandiri ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makan sendiri.
- klien tidakmampu BAB/BAK secara mandiri ditandai BAB/BAK tidak pada
tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK
2) Harga Diri Rendah
DS :
- Klien mengatakan saya tidak mampu
- Klien mengatakan saya tidak bisa
- Klien mengatakan saya tidak tahu apa-apa
- Klien mengatakan saya bodoh
- Klien mengkritik diri sendiri
- Klien mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri
DO:
- Klien terlihat lebih suka sendiri
- Klien bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan
3) Isolasi sosial
DS:
- Klien mengatakan saya tidak berharga dan tidak berguna
- Klien mengatakan tidak bisa melakukan apa-apa
- Klien mengatakan malu pada diri sendiri
DO:
- Klien tampak tidak bisa memilih keputusan sederhana
- Klien tampak murung
- Klien tidak mau berjabat tangan
- Klien tampak tidak mau berinteraksi
- Penampilan klien kurang rapih
III. Diagnosa Keperawatan
Berdasakan data yang didapat ditetapkan diagnosa keperawatan defisit perawat diri
(kebersihan diri, makan, berdandan, defekasi/berkemih).
1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri.
2. Defisit perawatan diri
3. Isolasi sosial : menarik diri
IV.
TUK VI
Intervensi
a) Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien menjaga kebersihan
diri.
b) Diskusikan bersama keluarga tentang tindakanyang telah dilakukan klien selama di
RS dalam menjaga kebersihan dan kemajuan yang telah dialami di RS.
c) Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi terhadap kemajuan yang
telah dialami di RS.
d) Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam menjaga
kebersihan diri klien.
e) Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga kebersihan diri.
f) Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam menjaga kebersihan diri.
g) Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan misalnya: mengingatkan
pada waktu mandi, sikat gigi, mandi, keramas, dan lain-lain.
Diagnosa 2
BAB/BAK).
Tujuan Umum :Pasien tidak mengalami defisit perawatan diri.
Tujuan Khusus :
TUK I : Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
Intervensi
:
a)
b)
c)
d)
TUK IV
Intervensi
: Isolasi Sosial
TUK II
Intervensi
Intervensi
a) Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang
lain.
b) Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan
berhubungan dengan prang lain.
c) Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain.
d) Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang
e)
f)
g)
h)
TUK IV
Intervensi
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
TUK IV
Intervensi
orang lain.
:
DAFTAR PUSTAKA
1. Keliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI. Jakarta : EGC
2. Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
3. Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
4. Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah
Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto
5. Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 2006. Jakarta :
Prima Medika.
6. Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC