Anda di halaman 1dari 21

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari 5
gr/cm3, terletak di sudut kanan bawah sistem periodik, mempunyai afinitas
yang tinggi terhadap unsur S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari
perioda 4 sampai 7.

Logam berasal dari kerak bumi. Logam di gunakan oleh manusia untuk
berbagai jenis peralatan dan berperan penting dalam sejarah peradaban
manusia. Logam mula mula diambil dari pertambagan dalam kerak bumi,
kemudian di cairkan dan dimurnikan dalam pabrik menjadi logam murni.
Logam ini kemudian dibentuk sesuai dengan yang di kehendaki misalnya,
sebagai perhiasan (emas, perak), peralatan pertanian (besi), dan dapat
digunakn sebagai bahan pengganti energi minyak (uranium).

Logam sangat diperlukan dalam proses kehidupan organisme. Secara umum


dibagi atas 2 bagian, yaitu logam esensial dan non esensial. Logam esensial
adalah logam yang sangat diperlukan oleh organisme untuk membantu proses
fisiologis, terutama sebagai kofaktor enzim atau untuk pembentukan organ.
Sedangkan logam non esensial adalah logam yang peranannya dalam tubuh
belum diketahui dan biasanya dalam jaringan hewan dalam jumlah yang
sedikit dan dapat merusak organ jika terdapat dalam jumlah yang tinggi.

Dilihat dari aspek biologi, logam dibagi atas 3 kelompok, yaitu logam ringan,
logam transisional dan metalloid. Logam ringan secara normal ditranspor
sebagai kation yang mobile dalam larutan encer, seperti Na, K dan Ca. Logam
transisional adalah logam yang esensial pada konsentrasi rendah, tetapi dapat
menjadi toksik pada konsentrasi tinggi, misalnya Fe, Cu, Co dan Mg.
Metaloid adalah logam yang umumnya tidak diperlukan untuk aktivitas

metabolisme dan toksik terhadap sel pada konsentrasi yang rendah, misalnya
Hg, Pb, Sn, Se dan As.

Disamping menguntungkan, logam dapat mencemari lingkungan dan


menimbulkan bahaya bagi organisme baik kronis maupun akut. Pencemaran
lingkungan oleh logam berat seperti Hg, Cd, dan Pb membahayakan
kesehatan manusia dan organisme yang lain.

Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak
digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari. Dalam tabel periodik, besi
mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi juga mempunyai nilai
ekonomis yang tinggi.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian logam
besi, macam, sifat-siftnya, manfaat atau kegunaannya dalam kehidupan
sehari-hari, juga kerugian yang ditimbulkannya.

II.

PEMBAHASAN

A. Pengertian Logam
Logam-logam yang banyak ditemukan dalam kehidupan kita sehari-hari,
secara umum mempunyai sifat-sifat dapat mengkilat, dapat mengantar kalor
dan listrik, berwarna putih seperti perak (kecuali tembaga berwarna kemerahmerahan dan emas berwarna kuning). Logam-logam tersebut mempunyai
kekerasan yang berbeda-beda mulai dari lunak sekali (natrium dan kalium)
sampai keras sekali (seperti, chromdll) sementara raksa berbentuk cair.
Menurut massa jenisnya logam digolongkan atas logam berat (yang massa
jenisnya diatas 5) dan logam ringan (yang massa jenisnya kurang dari 5).
Ditinjau dari sifat kimianya logam-logam mempunyai oksida-oksida
pembentuk basa dan berdasarkan sifat-sifat logam terhadap oksida ini logamlogam tersebut dapat digolongkan menjadi :

Logam Mulia, yaitu logam yang tidak dapat mengalami oksida,


misalnya; Au, Pt, Ag dan Hg.

Logam setengah mulia, yaitu logam yang agak sukar teroksida,


misalnya Cu.

Logam tidak Mulia, yaitu logam-logam yang dalam keadaan biasa dan
pada perubahan temperatur mudah teroksidasi, misalnya K, Na, Mg,
Ca, Al, Zn, Fe, Sn, Pb dll.

Sumber Logam (source of metal) adalah bijih-bijih logam yang diperoleh dari
penambangan biasanya masih bercampur dengan bahanbahan ikutan lainnya.
Prosentase berat dari unsur-unsur yang terkandung didalam bijih-bijih ini
bergantung pada kedalaman lapisan tanah dari mana bijih tersebut diperoleh,
misalnya untuk lapisan tanah dengan kedalaman 16 Km. akan diporoleh bijihbijih dengan 46,59 % Oksigen, 27,72 % Silikon dan selebihnya unsur lain
termasuk logam-logam.

Logam-logam yang terdapat pada bijih-bijih ini biasanya masih dalam


keadaan terikat dengan unsur-unsur lain (berupa senyawa), misalnya :

Berupa oksida-oksida (untuk bijih-bijih Fe, Mn, Cr, Sn dll)

Berupa karbonat-karbonat (untuk bijih-bijih Zn, Cu, Fe dll)

Berupa sulfida (untuk bijih-bijih Pb, Zn, Cu dll.)

Dalam kimia, sebuah logam (bahasa Yunani: Metallon) adalah sebuah unsur
kimia yang siap membentuk ion (kation) dan memiliki ikatan logam, dan
kadangkala dikatakan bahwa ia mirip dengan kation di awan elektron. Metal
adalah salah satu dari tiga kelompok unsur yang dibedakan oleh sifat ionisasi
dan ikatan, bersama dengan metaloid dan nonlogam. Dalam tabel periodik,
garis diagonal digambar dari boron (B) ke polonium (Po) membedakan logam
dari nonlogam. Unsur dalam garis ini adalah metaloid, kadangkala disebut
semi-logam; unsur di kiri bawah adalah logam; unsur ke kanan atas adalah
nonlogam.
Nonlogam lebih banyak terdapat di alam daripada logam, tetapi logam banyak
terdapat dalam tabel periodik. Beberapa logam terkenal adalah aluminium,
tembaga, emas, besi, timah, perak, titanium, uranium, dan zink.
Dalam bidang astronomi, istilah logam seringkali dipakai untuk menyebut
semua unsur yang lebih berat daripada helium.

B. Ikatan Logam dan Sifat-sifatnya


Drude dan Lorentz mengemukakan model, bahwa logam sebagai suatu kristal
terdiri dari ion-ion positif logam dalam bentuk bola-bola keras dan sejumlah
elektron yang bergerak bebas dalam ruang antara. Elektron-elektron valensi
logam tidak terikat erat (karena energi ionisasinya rendah), sehingga relatif
bebas bergerak. Hal ini dapat dimengerti mengapa logam bersifat sebagai
penghantar

panas

dan

listrik

yang

baik,

dan

juga

mengkilat.

Model lautan elektron ini sesuai dengan sifat-sifat logam, seperti : dapat
ditempa menjadi lempengan tipis, ulet karena dapat direntang menjadi kawat,

memiliki titik leleh dan kerapatan yang tinggi. Logam dapat dimampatkan
dan direntangkan tanpa patah, karena atom-atom dalam struktur kristal harus
berkedudukan sedemikian rupa sehingga atom-atom yang bergeser akan tetap
pada kedudukan yang sama. Hal ini disebabkan mobilitas lautan elektron di
antara ion-ion positif meru-pakan penyangga .
Keadaan yang demikian ini berbeda dengan kristal ionik. Dalam kristal ionik,
misalnya NaCl, gaya pengikatnya adalah gaya tarik menarik antar ion-ion
yang muatannya berlawanan dengan elektron valensi yang menempati
kedudukan tertentu di sekitar inti atom. Bila kristal ionik ini ditekan, maka
akan terjadi keretakan atau pecah. Hal ini disebabkan adanya pergeseran ion
positif dan negatif sedemikian rupa sehingga ion positif berdekatan dengan
ion positif dan ion negatif dengan ion negatif, keadaan yang demikian ini
mengakibatkan terjadi tolak-menolak sehingga kristal ionik menjadi retak.

C. Logam Besi (Fe)


Besi memiliki simbol (Fe) dan merupakan logam berwarna putih keperakan,
liat dan dapat dibentuk. Fe di dalam susunan unsur berkala termasuk logam
golongan VIII, dengan berat atom 55,85 g.mol-1, nomor atom 26, berat jenis
7.86 g.cm-3 dan umumnya mempunyai valensi 2 dan 3 (selain 1, 4, 6). Besi
(Fe) adalah logam yang dihasilkan dari bijih besi, dan jarang dijumpai dalam
keadaan bebas, untuk mendapatkan unsur besi, campuran lain harus
dipisahkan melalui penguraian kimia. Besi digunakan dalam proses produksi
besi baja, yang bukan hanya unsur besi saja tetapi dalam bentuk alloy
(campuran beberapa logam dan bukan logam, terutama karbon).

D. Macam- macam Logam Besi


Logam besi dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
a) Besi tuang
b) Besi tempa

c) Baja
Baja diperoleh dari tambang besi. Besi yang terdapat dalam bijih besi dalam
bentuk besi (Fe2O3). Jumlah besi yang terdapat dalam bijih besi tergantung
pada tempat pengambilannya. Bijih besi biasanya tercampur dengan bahanbahan lain, misalnya silika (SIO2), alumina (Al2O3), mangan, belerang,
fosor. Bahan besi yang diperoleh dari alam disebut besi gubal (pis iron), yang
terdiri kira-kira 90% sampai 95% besi, 3% sampai 4% karbon, dan sisanya
dapat berua belerang, mangan, fosfor dan sebagainya.besi gubal ini
merupakan bahan yang lunak dan getas sehingga tidak dapat dipakai untuk
bahan struktur.

a) Besi Tuang
Besi ini dibuat dengan cara dituang atau di cor. Bahan ini dileburuntuk
memperoleh tingkat kandungan karbon yang diinginkan dan kemudian
dituang atau dicetak untuk mendapat bentuk yang diinginkan.

Besi tuang berisi 2% sampai 4% karbon bersama-sama dengan mangan


(manganese), fosfor (phosphorus), belerang (sulphur), dan silikon
(silicon). Keempat campuran tersebut mempengaruhi sifat besi tuang,
yaitu sebagai berikut :

Belerang (S)
Bahan ini membuat besi tuang keras dan getas. Bahan ini
mengakibatkan besi tuang cepat mengeras, yang berakibat
adanya cacat berupa pori-pori udara yang terperangkap.
Kandungan belerang umumnya tidak boleh lebih dari 0,1 %.

Fosfor (P)
Bahan ini membuat besi mudah mencair dan bertambah getas.
Bila kandungan fosfr idak lebih dari 0,3% besi tuang
kehilangan kekerasannya dan tidak mudah dikerjakan. Bila besi

yang diinginkan sangat halus dan tipis, maka kandungan


fosfornya bervariasi sekitar 1 sampai 1,5% .

Silikon (Si)
Silikon bersama-sama dengan besi dalam bentuk massa. Bila
kandungan silikon kurang dari 2,5% emnjadikan besi bersifat
lebih mudah dituang. Silikon juga menjadikan besi lebih lunak.

Mangan
Bahan ini membuat besi tuang lebih keras dan getas.
Kandungan mangan tidak boleh lebih dari 0,7%

Sifat besi tuang


Besi tuang bersifat sebagai berikut :
Keras dan mudah melebur/mencair
Getas sehingga tidak dapat menahan benturan
Temperatur leleh 12500
Tidak berkarat
Tidak dapat diberi muatan magnit
Dapat

dikeraskan

dengan

cara

dipanasi

kmudian

didinginkan secara mendadak


Menyusut waktu pendinginan.
Kuat dalam menahan gaya tekan (6000 kg/cm2), tetapi
lemah dalam menahan gaya tarik (500 kg.cm2).
Tidak dapat disambung engan paku keling atau di las. Dua
buah besi tuang hanya dapat disambung denngan baut dan
sekrup
Pemakaian besi tuang
Besi tuang dipakai sebagai bahan struktur, antara lain :

Pipa yang menahan tekanan sangat tinggi

Tutup lubang saluran drainasi, dan alat saniter yang lain

Bagian-bagian tiang lampu

Rol jempatan

b) Besi tempa
Besi tempa merupakan besi yang memiliki paling sedikit campuran
bahan lainnya. Bahan-bahan itu adalah karbon 0,05-0,15% ; silika 0,150,2% ; fosfor 0,12-0,16% ; belerang 0,02-0,03% ; mangan 0,03-0,1%;
dan lain-lain sekitar 2%.

Sifat-sifat besi tempa


Adapun sifat dari besi tempa yaitu :
Kuat dan dapat di tempa
Dapat dilas
Tidak dapat dituang karena sulit mencair
Tahan korosi
Temperatur lebih sekitar 15350
Kuat tarik maksimumsekitar 4000 kg/cm2 dan kuat
tekannya sekitar 2000 kg/cm2
Pemakain besi tempa
Besi tempa biasanya digunakan untuk bahan yang kuat misalnya paku
sumbat, pipa air, pipa gas, baut sekrup, dan sebagainya.

c) Baja
Baja terletak diantara besi tuang dan besi tempa. Besi tuang
mengandung sejumlah besar karbon, adapun besi tempa sangat sedikit.
Besi tuang amat baik untuk dipakai sebagai bagian struktur yang
menahan gaya tekan, sebaliknya besi tempa baik untuk menahan gaya
tarik. Baja dapat dipakai untuk bagian struktur yang menahan tekan
maupun tarik. Pada dewasa ini baja merupakan bahan dasar yang
penting karena dipakai secara luas di bidang bangunan teknik. Baja
merupakan paduan antara besi dan karbon. Besi murni tanpa paduan
karbon tidak dapat kuat akan tetapi apabila dipadu dengan karbon
kuatnya bertambah. Bila besi dipadu denngan karbon disebut baja,
sedangkan besi yang dipadu dengan logam lain disebut baja paduan.

Baja dapat dibedakan menjadi 3 jenis sesuai dengan jumlah kandungan


karbonnya, yaitu :

Baja dengan sedikit karbon (baja lunak), baja ini mengandung


karbon sampai 0,25%

Baja dengan karbon sedang, baja ini mengandung karbon


0,25%-0,7%

Baja dengan karbon banyak, baja ini mengandung karbon


0,7%-1,5%

faktor-faktor yang empengaruhi sifat baja


kekuatan, elastisitas, merupakan sifat penting yang dimiliki baja. Sifatsifat tersebut amat dipengaruhi oleg fakto-faktor berikut : kandungan
karbon, adanya bahan-bahan lain misalnya belerang, fosfor, silika, dan
proses pemanasan.

E. Sifat-sifat Logam Besi (Fe)


Logam murni besi sangat reaktif secara kimiawi dan mudah terkorosi,
khususnya di udara yang lembab atau ketika terdapat peningkatan suhu.
Memiliki 4 bentuk allotroik ferit, yakni alfa, beta, gamma dan omega dengan
suhu transisi 700, 928, dan 1530oC. Bentuk alfa bersifat magnetik, tapi ketika
berubah menjadi beta, sifat magnetnya menghilang meski pola geometris
molekul tidak berubah. Hubungan antara bentuk-bentuk ini sangat aneh. Besi
pig adalah alloy dengan 3% karbon dan sedikit tambahan sulfur, silikon,
mangan dan fosfor.

Besi bersifat keras, rapuh, dan umumnya mudah dicampur, dan digunakan
untuk menghasilkan alloy lainnya, termasuk baja. Besi tempa yang
mengandung kurang dari 0.1% karbon, sangat kuat, dapat dibentuk, tidak
mudah campur dan biasanya memiliki struktur berserat.

Baja karbon adalah alloy besi dengan sedikit Mn, S, P, dan Si. Alloy baja
adalah baja karbon dengan tambahan seperti nikel, khrom, vanadium dan

lain-lain. Besi relatif murah, mudah didapat, sangat berguna dan merupakan
logam yang sangat penting.

Namun, besi juga memiliki kelemahan. Salah satu kelemahan besi adalah
mudah mengalami korosi. Korosi menimbulkan banyak kerugian karena
mengurangi umur pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan
besi atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah besi
menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses ini terlalu mahal
untuk kebanyakan penggunaan besi.

Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Berbagai jenis logam contohnya
Zink dan Magnesium dapat melindungi besi dari korosi. Cara-cara pencegahan
korosi besi yang akan dibahas berikut ini didasarkan pada dua sifat tersebut :
a) Pengecatan
Jembatan, pagar, dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan
kontak dengan udara dan air. Cat yang mengandung timbel dan zink
(seng) akan lebih baik, karena keduanya melindungi besi terhadap
korosi.
b) Pelumuran dengan Oli atau Gemuk
Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk
mencegah kontak dengan air.
c) Pembalutan dengan Plastik
Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda
dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak dengan udara dan air.
d) Tin Plating (pelapisan dengan timah)
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah.
Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut tin plating. Timah
tergolong logam yang tahan karat. Akan tetapi, lapisan timah hanya
melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat). Apabila lapisan
timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru
mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial
reduksi besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang

dilapisi dengan timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan


besi sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi besi.
Akan tetapi hal ini justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng
bekas cepat hancur.
e) Galvanisasi (pelapisan dengan Zink)
Pipa besi, tiang telepon dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink.
Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi
sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi karena suatu
mekanisme yang disebut perlindungan katode. Oleh karena potensial
reduksi besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan
zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode.
Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi
(berkarat).

Badan

mobil-mobil

baru

pada

umumnya

telah

digalvanisasi, sehingga tahan karat.


f) Cromium Plating (pelapisan dengan kromium)
Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi
lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil.
Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti
zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan
kromium itu ada yang rusak.
g) Sacrificial Protection (pengorbanan anode)
Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah
berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan
besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak. Cara ini
digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau
badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.

F. Manfaat Logam Besi (Fe)


Besi adalah logam yang memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia di
bumi. Tidak dapat dibayangkan apabila manusia modern sekarang ini

belum/tidak bisa memanfaatkannya, mungkin umat manusia masih berada di


jaman batu.

Pemanfaatan logam besi sangatlah luas bila dibandingkan dengan


pemanfaatan dari logam-logam yang lain. Kita dapat dengan mudah melihat
disekeliling kita banyak perabotan, alat-alat pertukangan, alat transportasi dan
bahkan pada rumah / gedung pun menggunakan besi baja sebagai tiang-tiang
penahannya.

Besi paling banyak dan paling beragam penggunaannya. Hal ini karena
beberapa hal, diantaranya :

Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar

Pengolahannya relatif mudah dan murah

Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah


dimodifikasi.

Selain kegunaan diatas, besi juga merupakan salah satu logam yang paling
reaktif dan paling vital bagi mahluk hidup. Dalam system peredaran darah,
dengan kadar tertentu besi berada dalam sel darah merah (Erythrocyte) dan
bertugas untuk mengikat Oksigen ( O2 ) yang sangat penting bagi proses
pembakaran yang terjadi dalam sel-sel tubuh.

Fungsi zat besi : Mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh


tubuh dan menghilangkan racun dari tubuh.

Efek jika kekurangan : Bagian bawah kelopak mata berwarna pucat


dan mudah lelah.

Efek jika kelebihan : Dapat menyebabkan pembengkakan pada hati.


Zat besi dapat mencegah penyerapan obat. Sebaiknya tidak
dikonsumsi berlebihan jika sedang mengkonsumsi suatu obat agar
khasiat obat tidak terbuang percuma. Zat besi yang berlebih dapat
menyebabkan pembengkakan pada hati dan mengurangi kemampuan
tubuh untuk menyerap zat tembaga.

G. Pengaruh Besi (Fe) Terhadap Kesehatan Manusia


Senyawa besi dalam jumlah kecil di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai
pembentuk sel-sel darah merah, dimana tubuh memerlukan 7-35 mg/hari
yang sebagian diperoleh dari air. Tetapi zat Fe yang melebihi dosis yang
diperlukan oleh tubuh dapat menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini
dikarenakan tubuh manusia tidak dapat mengsekresi Fe, sehingga bagi
mereka yang sering mendapat tranfusi darah warna kulitnya menjadi hitam
karena akumulasi Fe.

Air minum yang mengandung besi cenderung menimbulkan rasa mual


apabila dikonsumsi. Selain itu dalam dosis besar dapat merusak dinding usus.
Kematian sering kali disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini. Kadar Fe
yang lebih dari 1 mg/L akan menyebabkan terjadinya iritasi pada mata dan
kulit. Apabila kelarutan besi dalam air melebihi 10 mg/l akan menyebabkan
air berbau seperti telur busuk.

Gangguan fisik yang ditimbulkan oleh adanya besi terlarut dalam air adalah
timbulnya warna, bau, rasa. Air akan terasa tidak enak bila konsentrasi besi
terfarutnya > 1,0 mg/L.

Pada Hemokromatesis primer besi yang diserap dan disimpan dalam jumlah
yang berlebihan di dalam tubuh. Feritin berada dalam keadaan jenuh akan
besi sehingga kelebihan mineral ini akan disimpan dalam bentuk kompleks
dengan mineral lain yaitu hemosiderin. Akibatnya terjadilah sirosis hati dan
kerusakan pankreas sehingga menimbulkan diabetes. Hemokromatis sekunder
terjadi karena transfusi yang berulang-ulang. Dalam keadaan ini besi masuk
ke dalam tubuh sebagai hemoglobin dari darah yang ditransfusikan dan
kelebihan besi ini tidek disekresikan.

Hal-Hal yang Mempengaruhi Kelarutan Fe dalam Air :


a. Kedalaman

Air hujan yang turun jatuh ke tanah dan mengalami infiltrasi masuk
ke dalam tanah yang mengandung FeO akan bereaksi dengan H2O dan
CO2 dalam tanah dan membentuk Fe (HCO3)2 dimana semakin dalam
air yang meresap ke dalam tanah semakin tinggi juga kelarutan besi
karbonat dalam air tersebut.
b. pH
pH air akan terpengaruh terhadap kesadahan kadar besi dalam air,
apabila pH air rendah akan berakibat terjadinya proses korosif
sehingga menyebabkan larutnya besi dan logam lainnya dalam air, pH
yang rendah kurang dari 7 dapat melarutkan logam. Dalam keadaan
pH rendah, besi yang ada dalam air berbentuk ferro dan ferri, dimana
bentuk.ferri akan mengendap dan tidak larut dalam air serta tidak
dapat dilihat dengan mata sehingga mengakibatkan air menjadi
berwarna,berbau dan berasa.
c. Suhu
Suhu adalah temperatur udara. Temperatur yang tinggi menyebabkan
menurunnya kadar O2 dalam air, kenaikan temperatur air juga dapat
mengguraikan derajat kelarutan mineral sehingga kelarutan Fe pada
air tinggi.
d. Bakteri besi
Bakteri besi (Crenothrix, Lepothrix, Galleanella, Sinderocapsa dan
Sphoerothylus ) adalah bakteri yang dapat mengambil unsur ber dari
sekeliling lingkungan hidupnya sehingga mengakibatkan turunnya
kandungan besi dalam air, dalam aktifitasnya bakteri besi memerlukan
oksigen dan besi sehingga bahan makanan dari bakteri besi tersebut.
Hasil aktifitas bakteri besi tersebut menghasilkan presipitat (oksida
besi) yang akan menyebabkan warna pada pakaian dan bangunan.
Bakteri besi merupakan bakteri yang hidup dalam keadaan anaerob
dan banyak terdapat dalam air yang mengandung mineral.
Pertumbuhan bakteri akan menjadi lebih sempurna apabila air banyak
mengandung CO2 dengan kadar yang cukup tinggi.

H. Pencemaran Besi (Fe) Terhadap Lingkungan


Air tanah dapat terkontaminasi dari beberapa sumber pencemar. Dua sumber
utama kontaminasi air tanah ialah kebocoran bahan kimia organik dari
penyimpanan bahan kimia dalam bunker yang disimpan dalam tanah, dan
penampungan limbah industri yang ditampung dalam kolam besar diatas atau
di dekat sumber air.

Persyaratan bagi masing-masing standar kualitas air masih perlu ditentukan


oleh 4 (empat) aspek yaitu :

Persyaratan fisis
Persyaratan fisis ditentukan oleh faktor-faktor kekeruhan, warna, bau
maupun rasa.

Persyaratan kimia
Persyaratan kimia ditentukan oleh konsentrasi bahan-bahan kimia
seperti Arsen, Clhor, Tembaga, Cyanida, Besi dan sebagainya.

Persyaratan biologis
Persyaratan biologis ditentukan baik oleh mikroorganisme yang
pathogen, maupun yang non pathogen.

radiologis

Air sumur bor merupakan salah satu jalan yang ditempuh masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan air bersih, namun tingginya kadar ion Fe (Fe2+, Fe3+)
yaitu 5 - 7 mg/L mengakibatkan harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu
sebelum dipergunakan, karena telah melebihi standar yang telah di tetapkan
oleh Departemen kesehatan di dalam Permenkes No. 416 /Per/Menkes/IX/
1990 tentang air bersih yaitu sebesar 1,0 mg/L. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk menurunkan kadar besi (Fe2+,Fe3+) dalam air adalah dengan
cara aerasi. Teknologi ini juga dapat kombinasikan dengan sedimentasi dan
filtrasi.

Besi adalah salah satu elemen yang dapat ditemui hampir pada setiap tempat
di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Pada umumnya
besi yang ada di dalam air dapat bersifat terlarut sebagai Fe2+ atau Fe3+.
Kandungan ion Fe (Fe2+,Fe3+) pada air sumur bor berkisar antara 5 7 mg/L.
Tingginya kandungan Fe (Fe2+,Fe3+) ini berhubungan dengan keadaan
struktur tanah. Struktur tanah dibagian atas merupakan tanah gambut,
selanjutnya berupa lempung gambut dan bagian dalam merupakan campuran
lempung gambut dengan sedikit pasir.
Besi dalam air berbentuk ion bervalensi dua (Fe2+) dan bervalensi tiga (Fe3+) .
Dalam bentuk ikatan dapat berupa Fe2O3, Fe(OH)2, Fe(OH)3 atau FeSO4
tergantung dari unsur lain yang mengikatnya. Dinyatakan pula bahwa besi
dalam air adalah bersumber dari dalam tanah sendiri di sampng dapat pula
berasal dari sumber lain, diantaranya dari larutnya pipa besi, reservoir air dari
besi atau endapan endapan buangan industri.
Adapun besi terlarut yang berasal dari pipa atau tangki tangki besi adalah
akibat dari beberapa kodisi, di antaranya :
1) Akibat pengaruh pH yang rendah (bersifat asam), dapat melarutkan
logam besi.
2) Pengaruh akibat adanya CO2 agresif yang menyebabkan larutnya
logam besi.
3) Pengaruh banyaknya O2 yang terlarut dalam air yang dapat pula.
4) Pengaruh tingginya temperature air akan melarutkan besi-besi dalam
air.
5) Kuatnya daya hantar listrik akan melarutkan besi.
6) Adanya bakteri besi dalam air akan memakan besi.
Besi terlarut dalam air dapat berbentuk kation ferro (Fe2+) atau kation ferri
(Fe3+). Hal ini tergantung kondisi pH dan oksigen terlarut dalam air. Besi
terlarut dapat berbentuk senyawa tersuspensi, sebagai butir koloidal seperti

Fe(OH)3, FeO, Fe2O3dan lain-Iain. Konsentrasi besi terlarut yang masih


diperbolehkan dalam air bersih adalah sampai dengan 0,1 mg/L.

Apabila kosentrasi besi terlarut dalam air melebihi batas tersebut akan
menyebabkan berbagai masalah, diantaranya :
a. Gangguan Teknis
Endapan Fe(OH) bersifat korosif terhadap pipa dan akan mengendap
pada saluran pipa, sehingga mengakibatkan pembuntuan dan efekefek yang dapat merugikan seperti Mengotori bak yang terbuat dari
seng. Mengotori wastafel dan kloset.
b. Gangguan Fisik
Gangguan fisik yang ditimbulkan oleh adanya besi terlarut dalam air
adalah timbulnya warna, bau, rasa. Air akan terasa tidak enak bila
konsentrasi besi terfarutnya > 1,0 mg/L.
c. Gangguan Kesehatan
Senyawa besi dalam jumlah kecil di dalam tubuh manusia berfungsi
sebagai pembentuk sel-sel darah merah, dimana tubuh memerlukan 735 mg/hari yang sebagian diperoleh dari air. Tetapi zat Fe yang
melebihi dosis yang diperlukan oleh tubuh dapat menimbulkan
masalah kesehatan. Hal ini dikarenakan tubuh manusia tidak dapat
mengsekresi Fe, sehingga bagi mereka yang sering mendapat tranfusi
darah warna kulitnya menjadi hitam karena akumulasi Fe. Air minum
yang mengandung besi cenderung menimbulkan rasa mual apabila
dikonsumsi. Selain itu dalam dosis besar dapat merusak dinding usus.
Kematian sering kali disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini.
Kadar Fe yang lebih dari 1 mg/l akan menyebabkan terjadinya iritasi
pada mata dan kulit. Apabila kelarutan besi dalam air melebihi 10
mg/L akan menyebabkan air berbau seperti telur busuk.

Pada Hemokromatesis primer besi yang diserap dan disimpan dalam jumlah
yang berlebihan di dalam tubuh. Feritin berada dalam keadaan jenuh akan
besi sehingga kelebihan mineral ini akan disimpan dalam bentuk kompleks

dengan mineral lain yaitu hemosiderin. Akibatnya terjadilah sirosis hati dan
kerusakan pankreas sehingga menimbulkan diabetes. Hemokromatis sekunder
terjadi karena transfusi yang berulang-ulang. Dalam keadaan ini besi masuk
ke dalam tubuh sebagai hemoglobin dari darah yang ditransfusikan dan
kelebihan besi ini tidek disekresikan.

I.

Masuknya Besi ke Dalam Tubuh Manusia


Zat besi (Fe) adalah merupakan suatu komponen dari berbagai enzim yang
mempengaruhi seluruh reaksi kimia yang penting di dalam tubuh meskipun
sukar diserap (10-15%). Besi juga merupakan komponen dari hemoglobin
yaitu sekitar 75%, yang memungkinkan sel darah merah membawa oksigen
dan mengantarkannya ke jaringan tubuh.

Kelebihan zat besi (Fe) bisa menyebabkan keracunan dimana terjadi muntah,
kerusakan usus, penuaan dini hingga kematian mendadak, mudah marah,
radang sendi, cacat lahir, gusi berdarah, kanker, cardiomyopathies, sirosis
ginjal, sembelit, diabetes, diare, pusing, mudah lelah, kulit kehitam
hitaman, sakit kepala, gagal hati, hepatitis, mudah emosi, hiperaktif,
hipertensi, infeksi, insomnia, sakit liver, masalah mental, rasa logam di mulut,
myasthenia gravis, nausea, nevi, mudah gelisah dan iritasi, parkinson,
rematik, sikoprenia, sariawan perut, sickle-cell anemia, keras kepala,
strabismus, gangguan penyerapan vitamin dan mineral, serta hemokromatis.

Besi (Fe) dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan haemoglobin sehingga


jika kekurangan besi (Fe) akan mempengaruhi pembentukan haemoglobin
tersebut. Besi (Fe) juga terdapat dalam serum protein yang disebut dengan
transferin berperan untuk mentransfer besi (Fe) dari jaringan yang satu ke
jaringan lain. Besi (Fe) juga berperan dalam aktifitas beberapa enzim seperti
sitokrom dan flavo protein. Apabila tubuh tidak mampu mengekskresikan
besi (Fe) akan menjadi akumulasi besi (Fe) karenanya warna kulit menjadi
hitam. Debu besi (Fe) juga dapat diakumulasi di dalam alveori menyebabkan
berkurangnya fungsi paru-paru. Kekurangan besi (Fe) dalam diet akan

mengakibatkan defisiensi yaitu kehilangan darah yang berat yang sering


terjadi pada penderita tumor saluran pencernaan, lambung dan pada
menstruasi. Defisiensi besi (Fe) menimbulkan gejala anemia seperti
kelemahan, fatigue, sulit bernafas waktu berolahraga, kepala pusing, diare,
penurunan nafsu makan, kulit pucat, kuku berkerut, kasar dan cekung serta
terasa dingin pada tangan dan kaki.

III.

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang didapat dari makalah ini adalah :


1) Besi merupakan logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak
digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat
sampai dengan yang merusakkan.
2) Logam besi terdiri dari besi tuang, besi tempa, dan baja.
3) Logam murni besi sangat reaktif secara kimiawi dan mudah terkorosi,
khususnya di udara yang lembab atau ketika terdapat peningkatan suhu,
besi juga bersifat keras, rapuh, dan umumnya mudah dicampur.
4) Pemanfaatan logam besi sangatlah luas bila dibandingkan dengan
pemanfaatan dari logam-logam yang lain. Kita dapat dengan mudah
melihat disekeliling kita banyak perabotan, alat-alat pertukangan, alat
transportasi dan bahkan pada rumah / gedung pun menggunakan besi baja
sebagai tiang-tiang penahannya.
5) Zat besi yang berlebih dapat menyebabkan pembengkakan pada hati dan
mengurangi kemampuan tubuh untuk menyerap zat tembaga.

DAFTAR PUSTAKA

Van Vlack H. Lawrence.1998. Ilmu dan Teknologi Bahan (Ilmu Logam dan
Bukan Logam). Jakarta : Erlangga
Logam.

http://dedepurnama.blogspot.com/2009/07/logam-berat.html.

diakses

pada tanggal 11 April 2012, pukul 15.00 WIB


Logam. http://id.wikipedia.org/wiki/Logam.diakses pada tanggal 11 April 2012,
pukul 15.05 WIB
Besi.http://id.wikipedia.org/wiki/Besi.diakses pada tanggal 11 April 2012, pukul
15.15 WIB
Keracunan

logam

berat.

http://www.anneahira.com/keracunan-logam-

berat.htm.diakses Pada tanggal 12 April 2012, pukul 16.30 WIB

Anda mungkin juga menyukai