Anda di halaman 1dari 13

PEMAKAIAN AFO PADA KASUS CEREBRAL PALSY SPASTIK

DIPLEGIA SAAT BERJALAN


Di Kitty Centre Lebak Bulus

Oleh
Bunga aulia maharani
1310-702-022

Program studi D-III Fisioterapi


FAKULTAS FISIOTERAPI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
JAKARTA

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG

Masalah perkembangan anak telah mendapat banyak perhatian. Berbagai


tulisan mengenai perkembangan anak telah dibuat. Pada saat ini metode deteksi
dini untuk mengetahui perkembangan anak sudah ada. Deteksi dini kelainan
perkembangan anak sangat berguna, agar diagnosis maupun pemulihannya dapat
dilakukan lebih awal, sehingga tumbuh kembang anak dapat berlangsung
seoptimal mungkin. Karena dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya
anak sangat rentan untuk mengalami kelainan atau gangguan yang bermacam macam dan sangat kompleks sifatnya, diantaranya adalah adanya suatu gangguan
atau kerusakan pada otak dimana hal ini terjadi pada saat perkembangannya, otak
anak belum cukup matang, akan tetapi kerusakan tersebut tidak progresif.
Gangguan atau kerusakan seperti ini sering disebut dengan cerebral palsy.
The National Collaborative Perinatal Project di Amerika Serikat merekomendasikan
peringatan bahwa anakanak yang didiagnosa mengalami diplegia spastik dan
dari semua anak yang menunjukkan tandatanda Cerebral Palsy pada tahun
pertama kehidupan mereka akan tampak sebagai Cerebral Palsy setelah mereka
berusia 7 tahun. (Lin, 2003).
Di Indonesia, prevalensi penderita Cerebral Palsy diperkirakan sekitar 15 per
1.000 kelahiran hidup. Sedangkan di USA ada kecenderungan peningkatan
prevelansi pada dua dekade terakhir. Hal ini disebabkan kemajuan penanganan
obstetri dan perinatal, sehingga terdapat peningkatan bayi immature, berat bayi
rendah, dan bayi premature dengan komplikasi yang bertahan hidup. Insiden
bervariasi antara 2 2,5 / 1000 bayi lahir hidup. Di USA perkiraan prevalansi pada
yang sedang atau berat antara 1,5 2,5 / 1000 kelahiran, kurang lebih mengenai
1.000.000 orang ( Elita Mardiani, 2006)
Secara umum, Cerebral Palsy menyebabkan gerakan refleks yang berlebihan,
kekakuan pada tungkai dan tubuh, postur tubuh yang abnormal, gerakan tidak
terkendali, tidak terkontrol ketika berjalan atau beberapa kombinasinya,oleh sebab
itu penulis menambahkan alat bantu Splint untuk ()()()meningkatkan dan
mencegah reflek yang berlebihan otot otot tungkai,menjadikan gerakan menjadi
terkendali, dan sebagai fiksator penyeimbang ketika anak sedang berjalan.
Permasalahan umum yang timbul pada kondisi Cerebral Palsy spactic adalah
peningkatan tonus otot-otot postur karena adanya spastisitas yang akan
berpengaruh pada kontrol gerak. Abnormalitas tonus postural akan mengakibatkan
gangguan postur tubuh, kontrol gerak, keseimbangan dan koordinasi gerak yang
akan berpotensi terganggunya aktifitas fungsional sehari-hari.

Seiring dari permasalahan diatas maka penderita Cerebral Palsy membutuhkan


latihan yang tepat ketika mereka akan memulai latihan berjalan. Ketika latihan
berjalan anak mulai akan belajar tentang vestibular dan koordinasi ketika
melangkah. Koordinasi adalah penyesuaian dan pengaturan yang baik antara otototot yang menghasilkan suatu pola pergerakan pada badan. Pergerakan itu
berbentuk suatu irama sehingga orang dapat melakukan macam-macam kegiatan
salah satunya adalah berjalan.
Apabila kondisi tersebut tidak mendapatkan intervens yang sesuai dan adekuat
maka akan berpotensi kesulitan penderita Cerebral Palsy dalam aktivitas
fungsional bergerak dan berjalan. Pertama latihan berjalan dipastikan anak akan
masih ada ketakutan untuk melangkahkan kakinya untuk mengayun. Penggunaan
Splint tungkai diharapkan dapat membantu tungkai anak supaya lebih ()()() dan
sebagai Peningkatan gerak fungsional splint juga dapat membantu anak terhindar
cidera ketika proses berlatih. Fisioterapi memandang sehat sebagai suatu keadaan
jika potensi gerak dan kebutuhan dapat seimbang sehingga gerakan ketika berlatih
nantinya dapat meningkat menuju gerakan dan aktivitas fungsional yang lebih
mandiri.
Seperti yang tertera dalam KEPMENKES 376 tahun 2007 tentang standar profesi
fisioterapi menyebutkan bahwa:
Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan
atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan
fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan
secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis, dan
mekanis), pelatihan fungsi dan komunikasi.

Berdasarkan definisi diatas, maka fisioterapi sebagai tenaga professional


kesehatan memerlukan kemampuan dan keterampilan yang tinggi untuk
mengembangkan, mencegah, mengobati dan mengembalikan (promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitative) gerak dan fungsi seseorang. Adapun peran fisioterapi
yang dapat dilakukan pada penderita cerebral palsy adalah dengan terapi latihan
dan pemberian home progam yang tepat.
()() Terapi latihan merupakan suatu upaya pengobatan/penanganan fisioterapi
dengan menggunakan latihan-latihan gerakan tubuh baik secara aktif maupun
pasif. Dengan latihan berjalan menggunakan splint dapat membantu dalam tahap
awal berjalan untuk mendapatkan Lingkup gerak sendi, kekuatan, keseimbangan,
rentang gerak , dan kemandirian.
Penambahan splint tungkai pada saat latihan berjalan merupakan salah satu terapi
latihan yang dapat diberikan oleh penderita Cerebral Palsy spastik. Latihan ini
digunakan untuk mengoptimalkan kemampuan anak dengan gerakan kaki dan

keseimbangan untuk meningkatkan kemampuan berjalan dan meningkatkan


kekuatan otot dan keseimbangan ketika berdiri dan berjalan. Metode ini
menstimulus anak-anak Cerebral Palsy spastik agar dapat menggerakkan dan
mengayunkan tungkai serta berjalannya dengan bantuan fisioterapi.

Terdapat beberapa faktor keberhasilan subjek penambahan splint kaki pada latihan
berjalan adalah :
1.
Subjek menjalani Patterning, karena dalam otak terdapat pusat saraf sentral
yang terdiri dari otak dan tulang belakang perlu diaktifkan dengan menggunakan
Peripheral Nervous Sistem (saraf yang lain dari luar saraf sentral) melalui program
Patterning. Program Patterning bertujuan untuk menyambung sel-sel otak yang
akan memperbaiki kognisi anak-anak kerusakan pada otak tidak terjadi secara
keseluruhan, tetapi pada bagian-bagian tertentu, sehingga masih ada harapan
untuk memperbaikinya.
2.
Subjek menjalani metode ini, tidak lepas dari dukungan dan kerjasama
dengan orangtua, karena metode ini akan lebih berdampak positif apabila
orangtua dapat mendukung dan kerjasama dengan anak, karena keterlibatan
antara anak dan ibu itu lebih muncul secara naluriah semenjak kelahiran anak.
Evaluasi untuk mengetahui adanya peningkatan kemampuan koordinasi pola
berjalan setelah diberikan latihan berjalan menggunakan Splint, dan dapat
diketahui dengan cara penilaian Gross Motor Functional Classification System.
Gross motor functional classification system (GMFCS) merupakan suatu
pengukuran untuk mengetahui tingkat perkembangan pada anak yang mengalami
cerebral palsy. Tingkat perkembangan ini berdasarkan pada gerakan yang
dilakukan secara mandiri, dengan penekanan pada duduk, transfer dan mobilitas
yang digunakan seperti pararel bar, walker, cruck, tongkat, atau kursi roda.

B.

Identifikasi Masalah

Jalan merupakan salah satu cara dari ambulasi. Dengan sifat plastisitas pada
sistem saraf akan membentuk pola tertentu, sehingga jika penanganan fisioterapi
tidak sesuai dengan pola jalan yang benar, maka pasien mungkin akan mampu
untuk berjalan akan tetapi dengan pola yang tidak tepat. Apabila proses berjalan
dilakukan dengan pola yang tidak tepat, maka aktivitas berjalan menjadi sangat
sulit, walaupun kekuatan otot sudah sangat adekuat.
Untuk itu perlu mempelajari pola jalan yang benar, sehingga mampu melakukan
koreksi dengan tepat. Pada manusia ini dilakukan dengan cara bipedal (dua kaki).
Dengan cara ini jalan merupakan gerakan yang sangat tidak stabil. Meski demikian
pada orang normal jalan hanya membutuhkan sedikit kerja otot-otot tungkai. Pada

gerakan ke depan sebenarnya yang memegang peranan penting adalah


momentum dari tungkai itu sendiri atau akselerasi. Kerja otot justru lebih banyak
pada saat deselerasi
Berjalan merupakan cara untuk menempuh jarak tertentu. Berjalan adalah hasil
dari hilangnya keseimbangan pada sikap bersiri dari kedua kaki secara berturutturut. Setiap keseimbangan dari satu kaki hilang, diganti atau diikuti oleh tumpuan
baru kaki yang lain, sehingga terjadi keseimbangan kembali. Laju kedepan pada
peristiwa berjalan, disebabkan karena kombinasi dari tiga kekuatan yang bekerja,
Gerakan berjalan merupakan gerakan dengan koordinasi tinggi yang dikontrol oleh
susunan saraf pusat yang melibatkan sistem yang sangat kompleks. Gait dapat
diartikan sebagai pola berjalan dimana berjalan berpindah tempat dan
mengandung pertimbangan yang detail dan rinci yang terkait dengan sendi dan
otot.
Koordinasi tangan dan kaki saat berjalan terjadi agar titik berat badan kita tetap
berada pada centroid (titik pusat beban) sehingga badan kita seimbang dan terasa
nyaman saat berjalan
Penggunaan parallel bar dalam latihan berjalan sangat penting. Paralel bar
digunakan untuk membantu mendapatkan kembali kekuatan, keseimbangan,
rentang gerak , dan kemandirian .
Penggunakan paralel bar untuk latihan koordinasi . Orientasi penggunaan parallel
bar membantu penderita cerebral palsy yang bermasalah dengan keseimbangan
dan koordinasi, biasanya akibat stroke atau cidera otak . Pasien diminta untuk
mengulang gerakan singkat yang bekerja lebih dari satu sendi dan otot .
Metode Patterning Glenn Doman merupakan salah satu terapi latihan yang dapat
diberikan oleh penderita Cerebral Palsy diplegi spastik. Metode ini digunakan untuk
mengoptimalkan kemampuan anak dengan gerakan kaki dan tangan untuk
meningkatkan kemampuan merayap, merangkak, berjalan dan melatih paru agar
membesar. Metode ini menstimulus anak-anak Cerebral Palsy diplegi spastik agar
dapat menggerakkan keempat ekstermitasnya dengan bantuan fisioterapi dan
orang-orang terdekatnya.
C.

Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai


berikut :
1.

Apakah

D.

Tujuan Penelitian

1.

Tujuan Umum

2.

Tujuan Khusus

a)

Untuk mengetahui

b)

Untuk mengetahui

E.

Manfaat Penelitian

1.

Bagi Penulis

a)
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam mempelajari,
mengidentifikasi dan mengembangkan teori-teori yang diperoleh dari kampus.
b)
Dengan adanya penelitian ini , peneliti dapat mengetahui sejauh mana
manfaat program latihan yang diberikan kepada mahasiswa.
2.

Bagi Institusi Pelayanan Fisioterapi

a)
Dengan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan
bagi fisioterapis dalam menentukan suatu program latihan yang berkaitan dengan
pembentukan koordinasi dalam kemampuan berjalan.
b)
Dapat dijadikan bahan perbandingan hasil pengukuran yang objektif bagi
koordinasi dalam kemampuan berjalan terutama pada penderita cerebral palsy
spastic diplegia.
3.

Bagi Masyarakat

Mendapat gambaran tentang peran Mendapat gambaran tentang peran latihan


patterning metode Glenn Doman dan latihan berjalan di parallel bar untuk
koordinasi dan pengaruhnya dalam kemampuan berjalan.

Pada saat yang sama ,penelitian biomedis juga telah memulai perubahaan
pemahaman secara bermakna dalam diagnosis ddan penanganan penderita cp
factor resiko yang sebelumnya tidak diketahui mulai dapat diidentifikasi khususnya
paparan intrauterine terhadap infeksi dan penyakit koagulasi ,dll .diintefikasi dini
CP pada bayi akan membrikan kesempatan pada penderita untuk mendapat
penanganan optimal dalam upaya memperbaiki kecacatan sensoris dan mencegah
timbulnya kontraktur riset biomedis berhasil dalam memperbaiki teknik diagnostik
misalnya imaging cerebral canggih dan analisis gait modern .kondisi tertentu yang
sudah diketahui menyebabkan CP ,misalnya rubella dan icterus ,pada saat ini
sudah dapat diterapi dan dicegah .terapi fisik ,psikologis dan perilaku yang optimal
dengan motede khusus misalnya gerakan ,bicara membantu kematangan social
dan emosional sangat penting untuk mencapai kesuksesan .terapi medikasi
,pembedahan dan pemasangan braces banyak membantu hal perbaikan koordinasi
saraf dan otot ,sebagai terapi penyakit yang berhubungan dengan CP ,disamping
mencegah atau mengoreksi deformitas
cerebral palsy adalah hasil dari pelajaran atau gangguan perkembangan otak
yang terjadi pada periode prenatal, periode perinatal atau selama teh beberapa

tahun pertama kehidupan .it adalah non progresif di alam dan terutama ditandai
dengan pola abnormal postur dan gerakan dalam hubungan dengan nada postur
abnormal . Gangguan ini mengakibatkan postur dan gerakan kekurangan.
Penyebab gangguan motorik yang perkembangan keterbelakangan, nada normal
otot, kelemahan otot, kekurangan kontrol postural, sensorik masalah, masalah
perilaku, masalah ortopedi, pola gerakan abnormal dan refleks, aktivitas, asimetri
dan cacat. Dalam lingkup penilaian yang akan dilakukan dalam hal motorik, selain
perubahan dalam otot, kapasitas co-kontraksi gerakan otot, tak sadar ekstremitas
dan tubuh, stabilisasi ekstremitas, koreksi, reaksi keseimbangan dan pelindung,
keseimbangan duduk, ekstremitas atas dan tanganfungsi dan masalah sensorikpersepsi; orthotics, kebutuhan alat mobilisasi dan lainnya alat bantuan, kerjasama
dari keluarga dan pengetahuan mereka tentang penyakit ini juga perlu dinilai.
Metode terapi modern di rehabilitasi CP bertujuan untuk mengembangkan
maksimal fungsi dan kemandirian mungkin bagi anak dengan menggunakan
neuromotor ini potensi. Pendekatan kontrol motor dinamis berdasarkan mengubah
pola bermotor dan konfigurasi tugas daripada model hirarkis motor neurologis
pengembangan digunakan untuk rehabilitasi.
2.1. Definisi
Cerebral palsy (CP)
Cerebral Palsy (CP) spastic diplegi merupakan gangguan pada otak bersifat non-progresif,
ditandai dengan adanya klonus yang terjadi pada anggota gerak dimana anggota

gerak atas lebih ringan daripada anggota gerak bawah sehingga penderita
mengalami kesulitan untuk mempertahankan keseimbangan dan tonus postural
otot yang tinggi pada region trunk bagian bawah menuju ekstremitas bawah
Nugroho , 2007 .
Meskipun tingkat insiden yang berbeda telah dilaporkan sejauh ini, CP
merupakan salah satu penyebab paling umum dari kecacatan pada anak-anak
dengan kejadian rata-rata 2 - 3 per 1000 kelahiran hidup pada banyak populasi .
Dalam penelitian terbaru dilakukan pada anak-anak berusia antara 2-16 tahun, CP
prevalensi dilaporkan menjadi 4,4 per 1.000 kelahiran hidup di negara kita.
Kerusakan otak yang mengarah ke CP dapat berkembang baik dalam prenatal, perinatal
atau setelah melahirkan periode. Kebanyakan etiologi umum faktor yang prematuritas,
iskemia, hipoksemia, bilirubinemia hiper dan trauma . Sejak perbaikan dan kemajuan
dalam perawatan neonatal secara signifikan mengurangi tingkat kematian neonatal di
negara-negara maju, Risiko CP itu sesuai meningkat karena meningkatnya kelangsungan
hidup berisiko tinggi berat badan lahir rendah dan premature bayi baru lahir.

Gejala cerebral palsy


Tampak sebagai spectrum yang menggambarkan variasi beranya penyakit
.seseorang dengan cerebral palsy dapat menampakkan gejala kesulitan dalam hal

motorikhalus ,misalnya menulis atau menggunakan kesulitan dalam hal motoric


halus ,misalnya menulis atau menggunakan gunting ,misalnya tidak dapat
mengontol gerakan menulis atau selalu mengeluarkan air liur
Angka kejadian cerebral palsy
Asosiasi Cerebral palsy memperkirakaan >500.000 penderita Cerebral palsy di
amerika .disamping peningkatan dalam prevensi dan terapi penyakit penyebab
Cerebral palsy .jumlah anak anak dan dewasa yang terkena Cerebral palsy
tampaknya masih tidak banyak berupa ataumungkin lebih meningkat sedikit
selama 30 tahun terakhir .hal tersebut sebagian mungkin karena banyak bayi
premature yang mengalami masa kritis dan bayi bayi lemah banyak yang berhasil
diselamatkan dengan di bidang kegawatdaruratan neonatologi
KLASIFIKASI CP
Cerebral palsy dapat diklasifikasikan berdasarkan gejala tanda klinis neurologis spastik
diplegia .untuk pertama kali di deskripsikan oleh dr. little (1860 ) merupakan salah satu
bentuk penyakit yang dikenal selanjutnya sebagai cerebral palsy . hingga saat ini ,
Cerebral palsy di klasifikasikan berdasrkan kerusakaan gerakan yang terjadi dan dibagi
dalam 4 kategori ,yaitu

hemiplegia CP
Hemiparesis spastik adalah paresis sepihak dengan bagian atas tungkai lebih terpengaruh
daripada tungkai bawah. Ini terlihat pada 56% bayi jangka dan 17% bayi prematur.
Patogenesis adalah multifaktorial. Gerakan sukarela gangguan dengan fungsi tangan yang
paling terpengaruh. Menjepit pegang jempol, perpanjangan pergelangan tangan dan
supinasi lengan bawah yang terpengaruh. Di bawah tungkai, dorsofleksi dan keengganan
kaki yang paling dirugikan. Ada peningkatan tonus fleksor dengan postur hemiparetic,
fleksi pada siku dan pergelangan tangan, lutut dan equines posisi kaki. Palmer pegang
dapat bertahan selama bertahun-tahun. Indrawi kelainan pada tungkai yang terkena
umum. Sterognosis paling sering terganggu. 2 titik diskriminasi dan rasa posisi juga rusak.
Kejang terjadi pada lebih dari 50%. Cacat bidang visual, hemianopia homonim, kelainan
saraf kranial paling sering palsi saraf wajah terlihat

Cerebral palsy spastik


Merupakan bentuk cerebral palsy (70-80%) otot mengalami kekakuan dan secara
permanen akam menjadi kontraktur .jika kedua tungkai mengalami spastisitas
,pada saat seseorang berjalan ,kedua tungkai Nampak bergerak kaku dan lurus .
a. Monoplegi
Bila hana mengenai 1 extremitas saja ,biasanya lengan
b. Diplegic

keempat exstremitas terkena ,tetapi kedua kaki lebih berat dari pada kedua lengan

c. triplegia

bila mengenai 3 extremitas ,yang paling banyak adalah mengenai kedua lengan
dan 1 kaki

d. quadriplegia
keempat extremitas terkena dengan derajad yang sama
e. hemiplegia
mengenai salah satu sisi dari tubuh dan lengan terkena lebih berat
Patofisiologi
Penyebab cerebral palsy
Cerebral palsy bukan merupakan satu penyebab .cerebral palsy mengaku
grup penykt dengan masalah mengatur gerakan .tetapi dapat mempunyai
penyebb yang berbeda untuk menetukan penyebab cerebral palsy ,harus
digali mengenail hal : bentuk cerebral palsy ,riwayat kesehatan ibu dan
anak ,dan onset penyakit
Cerebral palsy kongenital,pada satu sisi lainnya ,tampak pada saat dilahirkan
.pada banyak kasus penyebab cerebral palsy kongenital sering tidak
diketahui .diperkirakaan terjadi kejadiaan spesifik pada masa kehamilan atau
sekitar kehamilan dimana terjadi kerusakaan pusat motoric pada otak yang
sedang berkembang .beberapa cerebral palsy kongenital adalah
1.
infeksi selama kehamilan
2.
icterus neonaturm
3.
kekurangan oksigen berat (hipoksik iskemik ) pada otak atau trauma
kepada selama proses persalinan

Diagnosis dan pengobatan CP


awal sangat penting dalam sukses rehabilitasi. Tujuan rehabilitasi CP adalah
untuk meminimalkan cacat dengan memaksimalkan kontrol motor, tingkat
fungsional, tingkat intelektual, social partisipasi dan kemandirian anak . Memiliki
pengetahuan tentang karakteristik epidemiologi dari kejadian penyakit yang tidak
bisa dianggap remeh dalam populasi umum, akan bermanfaat baik dari segi
pengobatan dan pencegahan. Oleh karena itu kami bertujuan untuk mengetahui
karakteristik demografi dan klinis anak dengan CP yang mengaku rawat inap kami
atau klinik rawat jalan di bagian timur Turki.
Etiologi dan Faktor Risiko untuk CP
Etiologi CP sangat beragam dan multifaktorial. Itu Penyebabnya adalah bawaan, genetik,
inflamasi, infeksi, anoxic, traumatis dan metabolisme. Cedera pada mengembangkan otak

mungkin prenatal, natal atau setelah melahirkan. Cerebral palsy terlihat pada 10-18% bayi
di 500-999 gram weight.6 kelahiran CP terjadi lebih sering pada anak-anak yang lahir
prematur atau sangat panjang. Meskipun bayi jangka berada pada risiko absolut relatif
rendah,kelahiran jangka merupakan mayoritas besar dari semua kelahiran, sebagai serta
sekitar setengah dari semua kelahiran anak dengan cerebral palsy.
Klasifikasi klinis dilakukan menurut [10] klasifikasi Hagberg ini. Pasien dikelompokkan
menjadi kategori berikut:
1) Spastic quadriparesic CP,
2) Spastic diplegic CP,
3) Spastic hemiplegia CP,
4) diskinesia CP,
5) hipotonik-ataxic CP,
6) Jenis Mixt CP.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan "SPSS" paket software statistik. Untuk
Windows. Uji chi-square adalah digunakan untuk perbandingan statistik. Statistik
signifikansi ditetapkan pada p <0,05.

tonus
Definisi keadaan kontraksi ringan terus menerus otot tergantung pada integritas saraf dan
koneksi sentral mereka dan sifat kompleks otot seperti kontraktilitas, elastisitas, dll

perbandingan tonus

a. spastic
Patofisiologi
Penyebab cerebral palsy
Cerebral palsy bukan merupakan satu penyebab .cerebral palsy mengaku grup
penykt dengan masalah mengatur gerakan .tetapi dapat mempunyai penyebb
yang berbeda untuk menetukan penyebab cerebral palsy ,harus digali mengenail
hal : bentuk cerebral palsy ,riwayat kesehatan ibu dan anak ,dan onset penyakit
Cerebral palsy kongenital,pada satu sisi lainnya ,tampak pada saat dilahirkan
.pada banyak kasus penyebab cerebral palsy kongenital sering tidak diketahui

.diperkirakaan terjadi kejadiaan spesifik pada masa kehamilan atau sekitar


kehamilan dimana terjadi kerusakaan pusat motoric pada otak yang sedang
berkembang .beberapa cerebral palsy kongenital adalah
1. infeksi selama kehamilan
2. icterus neonaturm
3. kekurangan oksigen berat (hipoksik iskemik ) pada otak atau trauma kepada
selama proses persalinan

Anda mungkin juga menyukai