Disusun oleh :
Kelompok 5
Widya Ika Nurjana
201310170311105
Fildatul Fuadiyah
201310170311145
201310170311148
201310170311150
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ilmu, telah menjadi simbol kemajuan dan kejayaan suatu bangsa.
Islam merupakan agama yang punya perhatian besar kepada ilmu
pengetahuan. Islam sangat menekankan umatnya untuk terus menuntut
ilmu.
Ayat pertama yang diturunkan Allah adalah Surat Al-Alaq, di
dalam ayat itu Allah memerintahan kita untuk membaca dan belajar. Allah
mengajarkan kita dengan qalam yang sering kita artikan dengan pena.
Akan tetapi sebenarnya kata qalam juga dapat diartikan sebagai
sesuatu yang yang dapat dipergunakan untuk mentransfer ilmu kepada
orang lain. Kata qalam tidak diletakkan dalam pengertian yang sempit.
Sehingga pada setiap zaman kata qalam dapat memiliki arti yang lebih
banyak.
Seperti
pada
zaman
sekarang,
komputer
dan
segala
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
2.2
) .
(
"Menuntut ilmu adalah fardhu bagi tiap-tiap muslim, baik laki-laki maupun
perempuan" (HR. Ibn Abdul Barr).
Dari hadis di atas dapat kita ambil pengertian, bahwa Islam
mewajibkan pemeluknya untuk menuntut ilmu, baik bagi laki-laki ataupun
3
() .
"Barang siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia,
wajiblah ia memiliki ilmunya; dan barang siapa yang ingin (selamat dan
berbahagia) di akhirat, wajiblah ia memiliki ilmunya pula; dan barang siapa
yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-keduanya
pula" (HR.Bukhari dan Muslim).
Islam mewajibkan kita untuk menuntut berbagai macam ilmu dunia
yang memberi manfaat dan dapat menuntun kita mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan kehidupan dunia. Hal tersebut dimaksudkan agar
tiap-tiap muslim tidak picik, dan agar setiap muslim dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat membawa kemajuan bagi
segenap manusia yang ada di dunia ini dalam batasan yang diridhai oleh
Allah swt.
Demikian pula Islam mewajibkan kita menuntut ilmu akhirat, karena
dengan mengetahuinya kita dapat mengambil dan menghasilkan suatu
natijah, yakni ilmu yang dapat diamalkan sesuai dengan perintah syara'.
Seorang mukallaf wajib menuntut ilmu yang bersifat ain, yaitu pada
masalah yang berkenaan dengan akidah. Hal ini dikarenakan dengan
mengetahui ilmunya, maka akidah yang melenceng dapat diluruskan.
Selain itu, seorang mukallaf juga wajib menuntut ilmu yang berkaitan
dengan kewajiban-kewajiban lain seperti salat, puasa, zakat dan haji. Di
samping itu, wajib pula bagi seorang mukallaf mempelajari ilmu akhlak,
yang mana dengannya ia dapat mengetahui adab dan sopan santun yang
harus dilaksanakan, dan tingkah laku buruk yang harus ditinggalkan.
Adapun ilmu lain yang tidak kalah pentingnya dimiliki oleh seorang
mukallaf yaitu ilmu keterampilan, yang dapat menjadi tonggak hidupnya.
4
( ) .
Aku diutus ini, untuk menjadi pengajar." (HR. Baihaqi)
Sekiranya Allah tidak mengutus Rasul untuk menjadi guru bagi
manusia, guru dunia, tentulah manusia tinggal dalam kebodohan
sepanjang masa.
Walaupun akal dan otak manusia mungkin dapat menghasilkan
berbagai ilmu pengetahuan, namun disisi lain masih ada juga hal-hal
yang tidak dapat dijangkaunya, yaitu hal-hal yang berada di luar akal
manusia. Untuk itulah Rasulullah diutus di dunia ini.
Mengingat
pentingnya
penyebaran
ilmu
pengetahuan
kepada
manusia secara luas, agar mereka tidak berada dalam kebodohan dan
kegelapan, maka diperlukan kesadaran bagi para muallim (guru), dan
ulama untuk beringan tangan menuntun mereka menuju kebahagiaan
dunia dan akhirat. Hal tersebut dikarenakan para guru dan ulama yang
suka menyembunyikan ilmunya, maka mereka akan mendapatkan
ancaman, sebagaimana sabda Nabi saw:
( ) .
Barang siapa ditanya tentang sesuatu ilmu, kemudian menyembunyikan
(tidak mau memberikan jawabannya), maka Allah akan mengekangnya
(mulutnya), kelak di hari kiamat dengan kekangan (kendali) dari api neraka."
(HR. Ahmad)
Oleh karena itu, marilah kita menuntut ilmu pengetahuan, sesempat
dan sedapat mungkin dengan tidak ada hentinya, tanpa absen sampai ke
liang kubur, dengan ikhlas dan tekad akan mengamalkan dan
menyumbangkannya kepada masyarakat, agar kita semua dapat
mengenyam hasil dan buahnya.
2.4 Prinsip-prinsip Islam dalam Pengembangan IPTEK
1. Percaya bahwa alam ini diatur oleh Tuhan yang esa (al-tawhd).
2. Berpedoman kepada filsafat ilmu alam tertentu sesuai bidang kajian
3.
alam.
4. Melakukan pembahasan yang integral dan utuh antar ayat Al-Quran
yang terkait dengan realitas.
5. Melakukan kegiatan pentakwilan ilmiah,
6. Memperhatikan corak penafsiran bayn.
7. Melakukan hubungan yang seimbang antara ayat dengan premis
ilmiah.
8. Memperhatikan hakikat ilmiah yang fleksibel.
9. Berpegang teguh kepada esensi, substansi, dan eksistensi Al-Quran
secara keseluruhan.
10. Memperhatikan hadis Nabi saw yang terkait.
2.5
pembuahan yang
invitro adalah
sebuah
teknik
2.5.2 Kloning
Kata kloning ini berasal dari kata clone kata dalam bahasa
Inggris yang berarti potongan yang digunakan untuk memperbanyak
tanaman, kloning ini pertama kali muncul dari usulan Herbert Webber
pada tahun 1903 dalam mengistilahkan sekelompok individu makhluk
hidup yang dilahirkan dari satu induk tanpa proses seksual. Secara
definisi dan pengertian, kloning adalah suatu upaya tindakan untuk
memproduksi atau menggandakan sejumlah individu yang hasilnya
secara genetic sama persis (identik) berasal dari induk yang sama,
mempunyai susunan (jumlah dan gen) yang sama.
Permasalahan
kloning
adalah
merupakan
kejadian
kontemporer
..
(5 : ).
Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani,
kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang
sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan
kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki
(QS. 22/Al-Hajj: 5).
Abul Fadl Mohsin Ebrahim berpendapat dengan mengutip ayat di
atas, bahwa ayat tersebut menampakkan paradigma Al-Quran tentang
penciptan manusia mencegah tindakan-tindakan yang mengarah pada
kloning. Dari awal kehidupan hingga saat kematian, semuanya adalah
tindakan Tuhan. Segala bentuk peniruan atas tindakan-Nya dianggap
sebagai perbuatan yang melampaui batas.
Selanjutnya, ia mengutip ayat lain yang berkaitan dengan
munculnya prestasi ilmiah atas kloning manusia, apakah akan merusak
keimanan kepada Allah SWT sebagai Pencipta? Abul Fadl menyatakan
tidak, berdasarkan pada pernyataan al-Quran bahwa Allah SWT telah
menciptakan Nabi Adam As. tanpa ayah dan ibu, dan Nabi Isa As. tanpa
ayah, sebagai berikut:
(59 : ) .
.
.
(47 -45 : ) .
(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: Hai Maryam, sesungguhnya Allah
menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan)
dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya al-Masih `Isa putera
Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orangorang yang didekatkan (kepada Allah), dan dia berbicara dengan manusia
dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia termasuk di antara orangorang yang saleh. Maryam berkata: Ya Tuhanku, betapa mungkin aku
mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang lakilakipun. Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): Demikianlah Allah
menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak
menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya:
Jadilah, lalu jadilah dia (QS. 3/Ali Imran: 45-47).
Hal yang sangat jelas dalam kutipan ayat-ayat di atas adalah bahwa
segala sesuatu terjadi menurut kehendak Allah. Namun, kendati Allah
menciptakan sistem sebab-akibat di alam semesta ini, kita tidak boleh
lupa bahwa Dia juga telah menetapkan pengecualian-pengecualian bagi
sistem umum tersebut, seperti pada kasus penciptaan Adam As. dan
Isa As. Jika kloning manusia benar-benar menjadi kenyataan, maka itu
adalah atas kehendak Allah SWT. Semua itu, jika manipulasi
bioteknologi ini berhasil dilakukan, maka hal itu sama sekali tidak
mengurangi keimanan kita kepada Allah SWT sebagai Pencipta, karena
bahan-bahan utama yang digunakan, yakni sel somatis dan sel telur
yang belum dibuahi adalah benda ciptaan Allah SWT.
Islam mengakui hubungan suami isteri melalui perkawinan sebagai
landasan bagi pembentukan masyarakat yang diatur berdasarkan
tuntunan Tuhan. Anak-anak yang lahir dalam ikatan perkawinan
membawa komponen-komponen genetis dari kedua orang tuanya, dan
kombinasi genetis inilah yang memberi mereka identitas. Karena itu,
kegelisahan umat Islam dalam hal ini adalah bahwa replikasi genetis
semacam ini akan berakibat negatif pada hubungan suami-isteri dan
hubungan anak-orang tua, dan akan berujung pada kehancuran institusi
keluarga Islam. Lebih jauh, kloning manusia akan merenggut anak-anak
dari akar (nenek moyang) mereka serta merusak aturan hukum Islam
tentang waris yang didasarkan pada pertalian darah.
2.5.3 Operasi Ganti Kelamin
Operasi
ganti
kelamin
adalah
suatu
tindakan
atau
operasi
Dan Dia (Allah) menciptakan dua pasang dari dua jenis laki-laki dan
perempuan. (Qs An Najm : 45)
Wahai manusia Kami menciptakan kamu yang terdiri dari laki-laki dan
perempuan. (Qs Al Hujurat : 13)
Kedua ayat di atas, dan ayat-ayat lainnya menunjukkan bahwa manusia
di dunia ini hanya terdiri dari dua jenis saja, laki-laki dan perempuan,
dan tidak ada jenis lainnya. Tetapi di dalam kenyataannya, kita dapatkan
seseorang tidak mempunyai status yang jelas, bukan laki-laki dan bukan
perempuan.
Alasan Dilakukannya Operasi Bedah Kelamin:
10
melakukan
operasi
ubah
jenis
kelamin
dengan
tujuan
atau
semisalnya,
seperti
wajah
yang
rusak
akibat
kebakaran/kecelakaan.
Adapun operasi plastik yang diharamkan, adalah yang bertujuan
semata untuk mempercantik atau memperindah wajah atau tubuh, tanpa
ada hajat untuk pengobatan atau memperbaiki suatu cacat. Contohnya,
operasi untuk memperindah bentuk hidung, dagu, buah dada, atau
operasi untuk menghilangkan kerutan-kerutan tanda tua di wajah, dan
sebagainya.
11
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dalam ajaran Islam menuntut ilmu hukumnya adalah wajib baik
bagi laki-laki maupun perempuan, hal ini telah dijelaskan dalam Al-Qur'an
dan Al-Hadis. Tujuan diwajibkannya mencari ilmu tiada lain yaitu agar kita
menjadi umat yang cerdas, jauh dari kabut kejahilian atau kebodohan.
Seseorang yang telah mempelajari dan memiliki ilmu, maka
berkewajiban untuk mengamalkan segala ilmu yang dimilikinya, sehingga
ilmunya menjadi ilmu yang manfaat baik manfaat bagi dirinya sendiri
ataupun manfaat bagi orang lain.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. http://prayitno-com.blogspot.co.id/2011/07/normal-0-false-false-false.html
2. http://www.definisi-pengertian.com/2015/01/definisi-dan-pengertiankloning.html
3. https://islamintegral.wordpress.com/2007/11/22/makalahprinsippengembangan-iptek-dalam-perspektif-islam/
4. Bedah%20Plastik%20Menurut%20Hukum%20Islam
%20%20%20Dinimon.com.htm
5. File:///G/AIK%20IV/Pustaka%20Arief%20%20OPERASI%20KELAMIN
%20MENURUT%20PANDANGAN%20ISLAM.htm
13
14