Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS

BAGIAN ILMU BEDAH


CA MAMMAE SINISTRA

KONSULEN
dr. Toha Sapari, Sp.B

Disusun Oleh :
Fisca Luvitta Yanthi
10310154

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
SMF BEDAH RSUD TASIKMALAYA
2015

I IDENTITAS PASIEN

II

Nama

: Ny. Khodijah

Usia

: 70 th

Jenis kelamin

: Perempuan

Alamat

: Tasikmalaya

Status

: Menikah

Pekerjaan

: IRT

Suku

: Sunda

Agama

: Islam

Pendidikan

: SD

ANAMNESIS
Keluhan utama : Benjolan disertai luka di payudara kiri
Riwayat penyakit sekarang :
Sejak 7 bulan sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh
adanya benjolan pada payudara sebelah kiri. Keluhan disertai dengan
adanya luka, nyeri dan keluar darah dari luka tersebut. Keluhan ini diawali
dengan timbulnya benjolan 7 bulan yang lalu yang Mula-mula benjolan
itu sebesar kelereng, kemudian lama-lama membesar hingga sebesar telur
angsa. Kemudian dari benjolan tersebut timbul luka yang dialami pasien
sekarang. Keluhan juga disertai benjolan pada ketiak di bagian kiri.
Pasien juga sering mengeluhkan nyeri pada tulang belakang dan os
sering meras panas pada bagian belakang tubuhnya. Nyeri pada tulang
punggung sudah 5 bulan dialami pasien. Keluhan tidak disertai dengan
demam, sakit kepala hebat, rasa penuh di ulu hati, sesak maupun batuk.

Pasien haid pertama pada usia 12 tahun, siklus 30 hari, teratur.


Penderita menikah pada usia 19 tahun, lalu melahirkan anak pertama pada
usia 20 tahun. Penderita menyusui anaknya selama 2 tahun. Saat ini pasien
mempunyai 8 orang anak. Pasien tidak pernah memakai alat kontrasepsi
selama hidupnya. Pasien mengalami menopause pada usia 50 tahun.
Riwayat keluhan yang sama sebelumnya disangkal.
Riwayat penyakit dahulu

riwayat darah tinggi (+)


kencing manis ( - )
penyakit jantung maupun pengobatan TB (-)
Riwayat habituasi
-

Pasien tidak pernah merokok ataupun mengkonsumsi minuman


beralkohol

Riwayat operasi

Pasien belum pernah operasi pada daerah dada maupun organ reproduksi
Riwayat pengobatan

Selama Pasien megalami sakit seperti ini pasien sering minum obat-obat
tradisional.
Riwayat penyakit keluarga

Tidak ada yang mengalami keluhan serupa seperti pasien.


Riwayat alergi

Tidak ada alergi makanan dan obat.

III

PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran

: compos mentis

Vital sign

:
TD

: 160 /100 mmHg

Rr

: 20 x/menit

Hr

: 84 x/menit

: 36,8 0c

Status Generalis
a

Pemeriksaan kepala
Rambut

: warna putih beruban, mudah dicabut

Mata

: SI -/-, CA -/-, pupil isokor, R.cahaya +/+

Hidung

: tidak ada secret, tidak ada deviasi.

Bibir

: mukosa bibir basah, sianosis ( - )

Gigi

: terdapat ada caries

b Pemeriksaan leher:
Tidak ada pembesaran KGB, thyroid dan tidak ada peningkatan JVP
c

Pemeriksaan thoraks
a

Paru-paru :
Depan:
Inspeksi

: simetris +/+, tidak ada ketertingaalan nafas,


Tampak massa di mammae sinitra (lihat status
Lokalis)

Palpasi

: vokal fremitus normal +/+, tidak ada krepitasi.

Perkusi

: Sonor di seluruh lapang paru.

Auskultasi : vesikuler +/+. Rh -/-, wh -/-

Belakang :
Inspeksi

: simetris +/+, tidak ada ketertingaalan nafas.

Palpasi

: vokal fremitus normal +/+, tidak teraba massa.

Perkusi

: sonor di seluruh lapang paru.

Auskultasi : vesikuler +/+, suara tambahan -/b

Jantung :
Inspeksi

: ictus cordis tidak tampak.

Palpasi

: tidak teraba ictus cordis, massa -

Perkusi

: batas jantung : normal, tidak ada pembesaran


Batas jantung kanan : ICS IV linea parasternal
dextra
Batas jantung kiri : ICS V linea midclavikularis
sinistra
Batas jantung atas : ICS II linea parasternal
sinistra
Pinggang jantung : ICS III parasternal sinistra

Auskultasi

: BJ I dan II murni reguler

d Pemeriksaan abdomen

Inspeksi

: datar

Auskultasi

: Bising usus normal, tidak ada bunyi tambahan.

Palpasi

: Soepel, tidak teraba massa, defans muscular -, nyeri tekan-

Perkusi

: Tympani seluruh lapang abdomen

Pemeriksaan ekstrimitas
Kekuatan otot
Sensibilitas
Refleks fisiologis
Refleks patologis
Edema

: 5555
5555
: dextra dan sinistra tidak ada kelainan
: (+/+)
: (-/-)
: (-/-)

STATUS LOKALIS :
Pemeriksaan mammae sinistra :

Inspeksi : Tampak massa sebesar telur angsa di mammae sinitra,


retraksi +, peau dorange +, abses +, darah+. Dan tampak benjolan
di axila sinistra

Palpasi : Teraba massa 10x10, terfiksir, konsistensi keras,


permukaan tidak rata, batas tegas di mammae sinistra. Teraba
massa ukuran 2x2, imobile, konsistensi keras, permukaan licin,
batas tegas, di axilla anterior sinistra.

IV

RESUME

Terdapat benjolan di payudara kiri sejak 7 bulan lalu sebesar telur


angsa, semakin membesar, Permukaan kulit muncul luka dan keluar
darah.

Adanya 1 benjolan diketiak kiri sebesar kelereng dan tidak nyeri 7


bulan lalu. Sekitar 5 bulan ini pasien sering mengeluh sakit pada
tulang belakang dan pasien sering merasa panas pada bagian
punggungnya.

Pemeriksaan mammae sinistra :


Inspeksi : Tampak massa sebesar telur angsa di mammae sinitra,
retraksi +, peau dorange +,

abses +, darah +. Dan

tampak benjolan di axila sinistra


Palpasi : Teraba massa 10x10, terfiksir, konsistensi keras,
permukaan tidak rata, batas tegas di mammae sinistra.
Teraba massa ukuran 2x2, imobile, konsistensi keras,
permukaan licin, batas tegas, di axilla anterior sinistra.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab darah : ( 2 Oktober 2015 )

Hb 9,4 gr/dL

Ht 33 %

Leukosit 7.200/mm3

Trombosit 226.000/mm3

Foto rongent thoraks PA

Kesan : tampak kardiomegali


VI

DIAGNOSA KERJA
Ca mammae sinitra dengan ekstensi ke kulit mammae sinistra, KGB axilla
sinistra, + Anemia ( T4bN1M0 )

VII

PENATALAKSANAAN
Konservatif
Umum
o Diet biasa
o Edukasi penderita mengenai penyakitnya dan hal-hal yang dapat
dilakukan penderita untuk mendeteksi dini kelainan pada
payudara
Khusus
Ceptriaxone
Ketolorak
Tranfusi PRC 1 labu (cek Hb 6 jam post tranfusi)
Hb >10 gr/dL rencana operasi
Operatif
Biopsy incisi mammae sinistra
Usulan Radikal mastektomi, kemoterapi, radioterapi.

VIII

LAPORAN OPERASI
Dx Operasi : tumor mammae sin susp maligna T4bN1M0
Post Operasi: IDCM Sin T4bN1M0
Tindakan

: Radikal mastektomi

Ditemukan massa di mammae sin. Tampak retraksi (+) ulkus (+) skin
dimpling (+)
Ditemukan masa KGB ukuran 4x6x2, 4x2x2, kenyal, batas tegas
IX

PROGNOSIS
Quo ad vitam

: Dubia ad malam

Quo ad funtional

: Dubia ad malam

Quo ad Sanationam

: Dubia ad malam

PEMBAHASAN
Anatomi Payudara
Payudara pada wanita menonjol mulai dari iga ke II/III sampai ke VI/VII
dan dari dekat pinggir sternum sampai garis axilla anterior. Tetapi jaringan
payudara sebenarnya bisa lebih luas lagi sampai ke klavikula sebagai suatu lapisan
jaringan tipis dan ke medial sampai ke garis median, ke lateral sampai pinggir
otot latissimus dorsi. Ada suatu bagian dari payudara yang disebut buntut dari
payudara atau axillary projection of the breast.
Struktur Dasar
Terdiri atas kelenjar, jaringan ikat fibrosa dan jaringan lemak Jaringan
kelenjar, yang dinamakan kelenjar dan saluran tubuloalveolar, membentuk 15
sampai 20 lobus yang mengelilingi nipple, masing-masing bermuara ke duktus
lactiferous. Di tiap lobus terdapat lobulus-lobulus. Jaringan ikat fibrosa
memberikan struktur penahan dalam bentuk tali fibrosa atau ligament
suspensorium yang dihubungkan baik ke kulit maupun ke fascia. Jaringan lemak
terutama pada permukaan dan area tepi.
Setiap kelenjar mammae terdiri atas sekitar 15 sampai 20 lobus. Terdapat
ligament Cooper yang meluas dari fascia pectoralis profunda ke fascia kulit
superficial yang memberikan tahanan. Payudara dibagi menjadi empat kuadran,
yaitu upper inner quadrant (UIQ), lower inner quadrant (LIQ), upper outer
quadrant (UOQ) dan lower outer quadrant (LOQ).
Vaskularisasi
Perdarahan payudara terutama dari cabang arteri perforantes anterior dari
arteri mammaria interna, arteri torakalis lateralis yang bercabang dari arteri
aksilaris, dan beberapa arteri interkostalis.

Drainase limfatik

Kelenjar getah bening pectoralis (anterior), berlokasi di lipatan aksila anterior


(di antara batas bawah M. Pectoralis mayor).

Kelenjar getah bening Subscapular (posterior), berlokasi di lipatan aksila


posterior (daerah batas lateral scapula). Drainasenya dari dinding belakang
dada dan sebagain lengan.

Kelenjar getah bening lateral, berlokasi di daerah humerus atas. Drainasenya


dari lengan.

Drainase dari KGB pusat di aksila, kemudian ke KGB infraclavicular dan


supraclavicular.

Sebagian drainase dari payudara ada yang langsung berhubungan dengan


KGB infraclavicular.
Persarafan payudara juga harus diperhatikan dalam proses pembedahan

payudara, apabila ada kerusakan akibat proses pembedahan maka dapat terjadi
defisit fungsional pada saraf yang terkena, sebagai contoh :
Nervus
N. torasikus (of Bell)
N. torakodorsalis

Otot/area
persarafan
Serratus
anterior
Latissimus
dorsi

Defisit fungsional
Winging scapula

Tidak dapat mendorong


diri sendiri untuk berdiri
dari posisi duduk
N. pektoralis medial dan Pektoralis
Kelemahan dari otot
lateral
mayor dan pektoralis
N. interkostobrakhial

minor
Menyebran
g
axilla
secara
transversal
menuju
bagian
dalam
lengan

Anestesi pada
dalam lengan

bagian

Penegakan Diagnosis Kanker Payudara


Berdasarkan Protokol Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia,
diagnosis kanker payudara dapat ditegakkan melalui tahapan-tahapan berikut:
A Pemeriksaan Klinis
Anamnesis, hal-hal yang perlu dicari adalah informasi mengenai:
a

Keluhan pada payudara atau ketiak beserta perjalanan penyakitnya:

Benjolan

Kecepatan tumbuh

Rasa sakit

Nipple discharge

Nipple retraction (ditanyakan pula mengenai onsetnya)

Krusta di areola

Kelainan pada kulit, misalnya dimpling, peau dorange, ulserasi,


venektasi

Perubahan warna kulit

Benjolan di ketiak

Edema lengan bawah

Keluhan di tempat lain (berhubungan dengan metastasis), antara lain:

Nyeri tulang (vertebra, femur)

Rasa penuh di ulu hati

Batuk

Sesak

Sakit kepala hebat

Pemeriksaan Fisik
a

Status generalis, cantumkan perform status

Status lokalis :

Pemeriksaan terhadap kedua payudara

Massa tumor
Lokasi
Ukuran
Konsistensi
Permukaan
Bentuk dan batas tumur
Jumlah tumor
Terfiksasi atau tidak ke jaringan sekitar payudara, kulit, m.
Pectoralis, dan dinding dada

Perubahan kulit
Kemerahan, dimpling, edema, nodul satelit
Peau dorange, ulserasi

Nipple
Tertarik
Erosi
Krusta
Discharge

Status KGB (jumlah, ukuran, konsistensi, terfiksir satu sama lain atau
jaringan sekitar)
KGB aksila
KGB infraklavikula
KGB supraklavikula
Lokasi organ

B Pemeriksaan radiodiagnostik/imaging
1 Recommended (diharuskan)
a

USG payudara dan mamografi untuk tumor > 3 cm

Foto thorax

USG abdomen (hepar)

2 Optional (atas indikasi)

Bone scanning/Bone survey (bilaman sitologi atau klinis sangat


mencurigai pada lesi > 5 cm)

CT-scan

C Pemeriksaan sitologi (FNAB = Fine Needle Aspiration Biopsy)


Dilakukan pada lesi yang secara klinis dan radiologis curiga ganas
D Pemeriksaan histopatologi
Dilakukan potong beku dan atau parafin, bahan pemeriksaan diambil melalui :
Core biopsy
Biopsi eksisional
Biopsi insisional
Spesimen mastektomi disertai dengan pemeriksaan KGB
Pemeriksaan imunohistokimia : ER, PR, P53, dll
E

Laboratorium
Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan laboratorium rutin dan
pemeriksaan kimia darah yang sesuai dengan perkiraan metastasis.

Faktor Risiko Kanker Payudara


Hal-hal yang dianggap merupakan faktor risiko kanker payudara antara lain:
Usia
Risiko terjadinya kanker payudara meningkat seiring dengan bertambahnya
usia. Kebanyakan kasus kanker timbul pada wanita yang berusia lebih dari 60
tahun.
Secara anatomi dan fingsional, payudara akan mengalami atrofi dengan
bertambahnya usia. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum
menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi sebelum
terjadinya perubahan klinis.

Faktor reproduksi
Karakteristik reproduksi yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker
payudara adalah nulliparitas, menarche pada usia muda, keteraturan siklus
menstruasi, menopause pada umur lebih tua dan kehamilan pertama pada usia tua.
Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat
kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker
payudara. Wanita dengan riwayat kehamilan cukup bulan pada usia di bawah 18
tahun memiliki risiko terkena kanker payudara sepertiga dibandingkan dengan
wanita yang baru memiliki anak di usia 30 tahun.
Penggunaan hormon
Hormon eksogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan
dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat penigkatan
kanker payudara yang bermakna pada penggunaan terapi estrogen replacement.
Suatu analisa mengatakan walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara
pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu
yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker ini sebelum
menopause.
Riwayat tumor jinak payudara
Wanita dengan riwayat tumor jinak payudara, dapat terjadi peningkatan risiko
terjadinya kanker payudara sebanyak empat kali dan risiko ini akan terus
meningkat hingga 30 tahun setelah didiagnosa tumor jinak payudara.

Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan
kanker payudara pada wanita pasca menopause. Penelitian terbaru menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh diet terhadap keganasan ini.
Konsumsi lemak
Konsumsi lemak diperkirakan sebagai faktor risiko terjadinya kanker payudara.
ObesitasRiwayat radiasi dinding dada
Paparan dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan
terjadinya risiko kanker payudara. Dari bebrapa penelitian yang dilakukan
disimpulkan bahwa risiko akibat radiasi berhubungan secara linier dengan dosis
dan umur saat terjadinya pemaparan.
Riwayat keluarga dan faktor genetik
Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat
penderita yang akan dilaksanakan untuk skrining kanker payudara. Terdapat
peningkatan risiko keganasan ini pada wanita yang keluarganya menderita kanker
payudara.
Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan erat
dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen susceptibilitas
kanker payudara, probabilitas untuk terjadinya kanker payudara sebesar 60% pada
umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun.

Klasifikasi payudara
Pengklasifikasian kanker payudara secara histoligi menurut WHO/ Japenese
Breast Cancer Society ) dapat dibedakan melalui pendekatan, yaitu :
1

Non invasive carcinoma

Non- invasive ductal carcinoma


B. Lobular carcinoma in situ

Invasive carcinoma
a. Invasive ductal carcinoma
- Papillobulor carcinoma
- Solid tubular carcinoma
- Schirrhous carcinoma
b. Special types
- Mucinous carcinoma
- Medullary carcinoma

Klasifikasi stadium TNM (UICC/AJCC 2002)


T (ukuran tumor primer)
Tx : tumor primer tidak dapat dinilai
To : tidak terdapat tumor primer
Tis : karsinoma in situ
T1 : tumor dengan ukuran diameter terbesarnya 2 cm atau kurang
T1mic : adanya mikroinvasi ukuran 0,1 cm atau kurang
T1a: tumor dengan ukuran lebih dari 0,1 cm sampai 0,5 cm
T1b: tumor dengan ukuran lebih dari 0,5 cm sampai 1 cm
T1c : tumor dengan ukuran lebih dari 1 cm sampai 2 cm
T2 : tumor dengan ukuran terbesarnya lebih dari 2 cm sampai 5 cm
T3 : tumor dengan ukuran diameter terbesar lebih dari 5 cm
T4 : ukuran tumor berapapun dengan ekstensi langsung ke dinding dada atau kulit

T4a: ekstensi ke dinding dada (tidak termasuk otot pektoralis)


T4b: edema (termsuk peau dorange), ulserasi, nodul satelit pada kulit yang
terbatas pada satu payudara
T4c: mencakup kedua hal di atas
T4d: mastitis karsinomatosa
N (kelenjar getah bening regional )
Nx : kelenjar getah bening regional tidak bisa dinilai (karena telah diangkat
sebelumnya)
No : tidak terdapat metastasis kelenjar getah bening
N1 : metastasis ke KGB axilla ipsilateral yang mobile
N2 : metastasis ke KGB axilla ipsilateral terfiksir, berkonglomerasi, atau adanya
pembesaran KGB mamaria interna ipsilateral tanpa adanya metastasis ke
KGB axilla
N2a : metastasis ke KGB axilla terfiksir atau melekat ke struktur lain
N2b : metastasis hanya pada KGB mamaria interna ipsilateral secara klinis dan
tidak terdapat metastasis ke KGB axilla
N3 : metastasis ke KGB infraklavikular ipsilateral dengan atau tanpa adanya
metastasis KGB axilla atau klinis terdapat metastasis pada KGB mamaria
interna ipsilateral klinis dan metastasis pada KGB axilla
N3a : metastasis ke KGB infraklavikula ipsilateral
N3b: metastasis ke KGB mamaria interna dan KGB axilla

N3c : metastasis ke KGB supraklavikula


M (metastasis jauh)
Mx : metastasis jauh belum dapat dinilai
Mo : tidak terdapat metastasis jauh
M1 : terdapat metastasis jauh
Grup Stadium
Stadium 0
Stadium 1
Stadium 2a

Stadium 2b
Stadium 3a

Stadium 3b

Stadium 3c
Stadium 4

Tis
T1
T0
T1
T2
T2
T3
T0
T1
T2
T3
T3
T4
T4
T4
Tiap T
Tiap T

N0
N0
N1
N1
N0
N1
N0
N2
N2
N2
N1
N2
N0
N1
N2
N3
Tiap N

M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M1

ALGORITMA EVALUASI MASSA PAYUDARA


Dalam mengevaluasi suatu massa di payudara, terdapat beberapa
algoritma untuk membantu menentukan kemungkinan diagnosa. Diantaranya
adalah algoritma yang dikemukakan oleh ICSI (Institute for Clinical System
Improvement).

Algoritma Evaluasi Massa Payudara

Skrining kanker payudara


American Cancer Society merekomendasikan pemeriksaan Breast Self
Examination secara rutin setiap bulan mulai usia 20 tahun, clinical breast
examination oleh seorang tenaga kesehatan professional setiap 3 tahun untuk
wanita usia antara 20-39 tahun serta setiap tahunnya setelah usia 40 tahun,
mamografi dilakukan setiap tahunnya untuk usia 40 tahun ke atas. Untuk wanita
yang termasuk risiko tinggi, disarankan untuk melakukan mamografi saat usia 35
atau 40 tahun, kemudian tiap 2-3 tahun sampai usia 50 tahun. Untuk wanita usia
50-69 tahun, mamografi dan CBE dianjurkan setiap1-2 tahun. Setelah usia 70
tahun,keuntungan mamografi sedikit sekali dilaporkan.

Pemeriksaan ultrasonografi dilakukan untuk membedakan apakah benjolan


merupakan lesi nodular atau kistik.
Teknik pemeriksaan
Inspeksi
Inspeksi payudara dan nipple dengan posisi pasien duduk sambil tolak pinggang.
Yang dinilai adalah perubahan kulit, simetris,kontur, retraksi. Begitu pula
dilakukan dengan posisi lengan di samping, di atas kepala, menekan panggul dan
membungkuk ke depan. Juga dinilai kulit tiap aksila, apakah ada kemerahan,
pigmentasi, infeksi.
Palpasi
Pemeriksaan membutuhkan waktu sekitar 3 menit untuk setiap payudara. Dengan
menggunakan jari ke-2, 3 dan 4. Diperlukan pemeriksaan sistematis, dengan cara
pemeriksaan secara melingkar atau pun sejajar dan berikan tekanan, mulai dari
tekanan yang ringan hingga dalam. Pemeriksaan harus mencakup seluruh
payudara. Yang dinilai ialah konsistensi jaringan, rasa nyeri, adanya nodul. Bila
terdapat nodul, tentukan lokasi, ukuran, bentuk, konsistensi, batas, nyeri tekan,
mobilitas. Palpasi juga daerah aksila, seperti gambar di bawah ini. Raba apakah
ada pembesaran KGB aksila.

Teknik Pemeriksaan Payudara oleh Dokter


Breast Self Examination (BSE)
Dilakukan dalam 2 posisi yaitu posisi berbaring dan berdiri.
1

Posisi berbaring

Penderita berbaring dengan meletakkan bantal di bawah bahu kanan,


dan letakkan tangan kanan di belakang kepala.

Dengan menggunakan bantalan ketiga jari tengah kiri untuk merasakan


apakah ada benjolan pada payudara kanan.

Tekan daerah payudara dengan arah naik turun atau melingkar

Ulangi untuk payudara sebelahnya.

Posisi berdiri

Ulangi pemeriksaan di atas dengan posisi berdiri.

Untuk lebih amannya, periksa payudara anda dengan berdiri di depan


kaca dan perhatikan apakah adanya perubahan pada bentuk, warna,
pembengkakan payudara, perubahan pada puting payudara.

Langkah-langkah Dalam Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari)


Masa teraba saat palpasi
Usia
15-25
25-50

Lesi yang biasa


dijumpai
Fibroadenoma
Kista
Fibrocystic changes
Kanker

> 50
Kehamilan/menyusui

Kanker (kecuali jika


tidak
dapat
dibuktikan)
Lactating adenoma,
kista,
mastitis,
kanker

DAFTAR PUSTAKA

Karakteristik
Bulat, mobile, tidak
nyeri
Lunak hingga keras,
bulat,
mobile,
kadang nyeri
Noduler, ropelike
Irregular,
stelate,
keras, batas tidak
tegas
Irregular,
stelate,
keras, batas tidak
tegas
Irregular,
stelate,
keras, batas tidak
tegas

Protokol Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi (PERABOI) 2003. Cetakan I :


2004.

www.emedicine.com/plastic/topic521.htm#section~introduction

www.wisc.edu/wolberg/breast.html

www.wisc.edu/wolberg/breast.html#anatomy

www.cancerbacup.org.uk/Cancertype/Breast/Typesofbreastcancer/Pagetsdisea
se#5830

Anda mungkin juga menyukai