PENCEMARAN LAUT
Oleh :
Bambang Soefiyandono
4214105014
A. Annex II
Annex II ini berlaku untuk semua kapal yang mengangkut muatan curah cair yang
beracun, kecuali yang ditentukan lain oleh konvensi MARPOL 73/78 ( Reg. 2 ),
terdiri dari 16 peraturan dan 3 ayat tambahan
Pada annex II MARPOL 73/78 terdapat suatu prosedur yang disebut Procedure &
Arrangement (P&A) manual, yaitu petunjuk yg diberikan mengenai operasional
penanganan muatan, pembersihan tangki muatan, penanganan limbah, pembuangan
residu, pengisian & pembuangan ballas bagi kapal yg mengankut NLS(zat cair
beracun). Isi dari P&A manual adalah :
perincian dari seluruh tata susunan & peralatan termasuk pemanasan muatan &
sistem pengawasan suhu skema system stripping& pompa-pompa
tanggung jawab nakhoda sehubungan prosedur operasi yang harus diikuti utk
meyakinkan bahwa tidak ada residu atau campuran yg dibuang ke laut
Penggunaan ODM diwajibkan ketika pemakaian ballast dari tangki kargo atau CBT,
tangki air kotor, atau air lambung kapal dirawat. Ballast yang kotor dari tangki kargo,
atau SBT yang diduga mengandung minyak, harus dibuang ke laut di atas garis air
kapal kecuali:
Permukaan ballast yang diperiksa dan ditemukan bebas dari minyak langsung
sebelum pembuangan,
marking & labeling diberi merk & tdk hilang jika terbenam dilaut selama 3 bulan
C. Annex IV (Sewage)
Definisi sewage adalah dapat berupa :
a) air limbah dari toilet,vrinoir & Wc
b) air buangan dari ruangan medis,tempat cuci tangan atau bak cucian
c) air buangan dari ruangan hewan hidup
d) air buangan yg bercampur dgn yg tersebut di atas
Dengan ukuran kapal yang diberlakukan adalah :
a) kapal baru 200 GT
b) kapal baru < 200 GT yg membawa lebih dari 10 orang
c) kapal yg tidak ada surat ukur tapi membawa > 10 orang
d) kapal lama di berlakukan 10 tahun setelah aturan enter inforce
Ketentuan pembuangan sewage ke laut adalah sebagai berikut :
telah dimurnikan/dibasmi hamakan
a) peryaratan oprasional STP(sewage treat plan):
dilakukan setiap hari untuk memeriksa dosis bahan kimia. Hal ini untuk mencegah
bau yang menyengat dan juga untuk menghindari karatan.
didaur ulang untuk pembilasan lagi. Ini dapat dipastikan bahwa sistem hanya
menerima kira kira 1% dari kapasitas muat sistem konvensional.
Untuk membuang sewage diperairan teritorial kualitas yang memadahi harus
berada dalam standart tertentu seperti yang ditentukan oleh badan yang berwenang .
Ini biasanya didasarkan pada satu atau lebih dari 3 faktor yaitu :
Biological oxygen demand (BOD) yang merupakan ukuran total jumlah
oksigen yang akan diambil oleh bahan kimia atau organik yang memadahi. Hal ini
yang penting terdapat dalam dua unsur, pertama, jika perairan memadahi untuk
membuang sewage dilebihkan dengan material yang menyerap oksigen, kandungan
oksigen akan dikurangi sampai tingkat dimana ikan dan materi lainnya hidupnya tidak
dapat didukung, yang kedua kelas bakteri yang dapat hidup tanpa oksigen akan
medominasi didalam sewage atau didalam perairan dimana cairan ini dibuang. Bakteri
yang berkumpul dalam kondisi ini akan menghasilkan hydrogen sulphide dengan
karakteristik bau yang tajam. BOD biasanya dikelompokkan dengan periode tertentu
dan umumnya diambil lima hari. Nilai ini ditulis dengan BOD5 yang ditentukan oleh
1 liter sewage yang diambil pada suhu 200C yang dilemahkan didalam sumur
oxigenated water yang memadai. Jumlah oksigen yang diserap melebihi periode lima
hari lalu diukur.
Suspended solid, adalah kelebihan periode waktu yang dapat memberikan
peningkatan pada masalah slip biasanya ditandai dari kesalahan fungsi dari pengontrol
sewage dan jika terlalu tinggi akan diatasi dengan BOD yang tinggi. Suspended solid
diukur dengan menyaring contoh( sample) melalui pre- weighed asbestos pad yang
selanjutnya dikeringkan dan dievaluasi ulang.
E coliform adalah keluarga bakteri yang hidup dalam tubuh manusia.
Mereka dapat dibiakkan lebih mudah dalam tes laboratoriom hasilnya diindikasikan
dari jumlah kotoran didalam sample yang diambil dari sewage. Hasil tes ini disebut Ecoli, nilainya diekspresikan per 100 ml.
C. Hydrophore
Peran air pressure system pada sistem Hydrophore berfungsi sebagai pemberi
bantalan udara bertekanan pada tangki hydrophore. Bantalan udara memberi tekanan
pada air didalam tangki hydrophore hingga mencapai tekanan maksimum. Pada
tekanan maksimum ini pompa mulai tidak dapat bekerja. Sedangkan jika saluran air
dibuka air akan mengalir sebagai akibat tekanan yang diberikan oleh bantalan udara,
air yang keuar menyebabkan volume ruangan didalam tangki hydrophore bertambah
maka akan mengurangi tekanan tangki hydrophore. Jika tekanan turun sampai pada
tekanan 3,73 kg/cm2, maka pressure relay switcher akan bekerja otomatis
menghidupkan Fresh Water Pump dan mengisi kembali tangki hydrophore hingga
volume udara berkurang dan tekanannya meningkat. Selanjutnya jika tekanan
mencapai 5,5 kg/cm2, maka pompa akan diberhentikan secara otomatis melalui
pressure relay switcher.
Hydropore digunakan untuk melayani sistem air tawar atau air laut yang
diperlukan untuk sanitari, air minum, dan air tawar. Pertimbangan perhitungan
kapasitasnya dengan memperhatikan jumlah ABK dan berdasar standart U.S. sebesar
114 liter/orang/hari sehingga didapatkan spesifikasi hydropore UH 102 produk dari
SHINKO dengan kebutuhan udara tekan sebesar 5 bar. Kebutuhan udara tekan ini
akan di suplai dari sistem udara tekan melalui reduction valve untuk menurunkan
tekanan dari 30 bar menjadi 5 bar.
Seawater Hydropore
Spesifikasi hydrophore yang akan digunakan dalam perencanaan sistem air laut ini
adalah sebagai berikut:
Type
H 051 SHINKO
Capacity
5 - 15 m3/jam
Head
40 - 60 m
3 5.5 kg/cm2
=
=
1500 rpm
UH 051 SHINKO
Capacity
5 - 15 m3/jam
Head
40 - 60 m
=
=
3 5.5 kg/cm2
3000 rpm
D. Annex V
Incinerator
Menurut Lampiran V MARPOL 1973/78 konvensi IMO, pedoman mengenai
penyimpanan limbah bahan dan pembuangan limbah di laut harus diikuti dengan
ketat. Pembakaran berbagai bahan seperti sampah dapur, sisa makanan, limbah
akomodasi, linen, papan kartu, lumpur minyak dari minyak pelumas, minyak bakar,
lambung kapal dan alat pembersih, dan sludge limbah, incenerator merupakan salah
satu cara yang paling efektif untuk menerapkan aturan annex V MARPOL 73/78 di
kapal.
Suatu burner lumpur ditempatkan dalam insinerator untuk membakar dan membuang
kotoran, lumpur dan minyak limbah. Sebuah burner minyak tambahan juga dipasang
untuk menyalakan menolak. Otomatis kontrol disediakan untuk sistem yang aman
penyala ketika menolak mulai menyala tanpa memerlukan penyala tersebut.
Pembakaran udara diberikan dengan bantuan fan forced draft. Sebuah pintu memuat,
pneumatis yang dioperasikan, ini disediakan untuk memuat yang menolak. Sebuah
pengunci juga dilengkapi dengan burner dan kipas forced draft, yang perjalanan ketika
pintu beban dalam kondisi terbuka sebagai bagian dari keselamatan.
Gambar 8. Incenerator
E. Annex VI
Transportasi laut, terutama yang menggunakan kapal motor sebagai penggerak,
merupakan salah satu sumber pencemar udara. Kapal-kapal motor mulai dari ukuran
yang kecil sampai yang besar umumnya menggunakan minyak disel/solar sebagai
bahan bakar motor. Minyak disel/solar yang dibakar di mesin kapal mengeluarkan
sejumlah gas seperti NOx, SOx, CO2. Semua gas tersebut menjadi penyebab
pemanasan global yang memicu perubahan iklim. Tingginya mobilisasi barang dan
penumpang dengan menggunakan transportasi laut, berdampak pada tingginya emisi
gas rumah kaca yang dikeluarkan ke atmosfir. Meski kapal-kapal mengeluarkan emisi
gas buang di tengah laut, seolah-olah tidak mencemari lingkungan, padahal polutan
yang keluar dari cerobong seperti SOx, NOX dan CO2 tetap masuk ke atmosfir dan
mencemari lingkungan. Selain memacu percepatan pemanasan global, polutan dari
kapal di laut juga bisa menimbulkan hujan asam (acid rain). Ketika kapal mendekati
pelabuhan, kapal motor mencemari udara sekiar pelabuhan. Bahkan selama kapal
berada di kawasan pelabuhan, kapal motor tetap menyalakan mesin untuk memenuhi
beberapa kebutuhan terutama listrik. Selama mesin beroperasi, berarti selama itu pula
kapal mengeluarkan polutan ke udara. Indonesia sebagai negara kepulauan yang
besar, volume penggunaan kapal motor cukup besar pula. Padahal jarak antara satu
pulau dengan pulau lainnya juga relatif tidak terlalu jauh. Artinya polutan dari kapal
motor dengan cepat bisa mencapai daratan kepulauan dan kota-kota Indonesia.
Karena itu potensi pencemaran dari kapal motor atau transportasi laut secara umum,
tidak bisa dianggap kecil. Kontribusi pencemaran udara dari transportasi laut terhadap
pencemaran udara dan terhadap emisi gas rumah kaca perlu dianalisa secara cermat.
Hal ini dibutuhkan untuk menentukan langkah-langkah yang diperlukan untuk
menentukan kebijakan pengendalian pencemaran udara dari sektor transportasi laut.
Walau bagaimanapun, tanpa harus menunggu kebijakan pengendalian pencemaran
udara, para pelaku usaha jasa transportasi laut sudah harus memulai langkah-langkah
peningkatan efisiensi bahan bakar minyak di sektor transportasi laut. Semakin rendah
pemakaian bahan bakar, berarti semakin rendah pula pencemaran. Selain itu sudah
harus dipikirkan pula peningkatan mesin-mesin kapal yang sistem pembakarannya
kurang baik. Kalau mesin kapal tidak dipelihara dan dirawat secara baik, maka
konsentrasi polutannya lebih buruk dibandingkan dengan mesin yang dirawat dengan
baik. Yang penting tidak boleh diabaikan adalah peningkatan kualitas bahan bakar.
Seringkali untuk kepentingan penghematan operasional sesaat, bahan bakar yang
digunakan dari jenis harga rendah, atau bahkan bahan bakar yang dioplos. Hal ini
akan mengakibatkan selain mempercepat kerusakan mesin, tapi juga tingkat
pencemaran udara yang lebih tinggi.
Filter Udara
Filter adalah spare parts yang penting, berfungsi sebagai penyaring kotoran, debu, dan
partikel lainnya yang masuk dalam aliran sistem. Sistem yang ada adalah sistem
pelumasan, sistem pembakaran (pada engine), sistem hidrolik. Jenis Filter
Filter for liquid (fuel, oil) - filter cairan (bahan bakar, oli)
Cartridge
- filter udara
- Spin on model /
- Element
AirFilter:
Fungsi utama filter udara adalah menyaring udara yang akan masuk ke ruang
bakar .
Diesel engine sangat bergantung sekali dengan suplai udara bersih, karena
campuran udara dan bahan bakar langsung dicampur di ruang pembakaran
tidak seperti gasoline engine yang udara dan bahan bakar dicampur di
karburator. Karenanya diperlukan filter udara yang selalu bersih untuk
menunjang beroperasinya kerja mesin secara optimal.
Apa akibat yang terjadi jika partikel tersebut masuk ke dalam ruang pembakaran ?
Permukaan kontak valve pada cylinder head akan meleleh, bopeng ataupun
retak
Permukaan bagian bawah (valve head) pada cylinder head akan membentuk
cekungan.
Stem valve mengalami keausan yang tidak normal, yaitu keausan yang
berbentuk lingkaran - lingkaran maupun keausan bertingkat yang nampak dari
permukaan luar.
Merusak lapisan stand by oli pada dinding cylinder liner, akibatnya akan
timbul gesekan sepanjang dinding cylinder liner. Gesekan ini akan
membentuk goresan dan gerusan sepanjang piston ring dan dinding cylinder
liner.
Filter udara telah dirancang untuk menyaring kotoran dengan ukuran tertentu
sehingga memang harus secara periodik harus diganti karena pori-pori kertas
filter akan semakin banyak yang tersumbat seiring dengan umur filter udara
tersebut.
Filter udara non-genuine yang tampak lebih awet karena interval penggantian
yang relatif lama, sebetulnya lebih membahayakan karena jenis kertas yang
digunakan relatif lebih lebar pori-porinya. Akibatnya partikel yang seharusnya
disaring malah ikut terbawa.
Filter udara terdiri dari 2 bagian yaitu bagian dalam (inner) dan bagian luar
(outer). Bagian dalam dari filter (inner) tidak boleh dibersihkan sedangkan
bagian luar (outer) dapat dibersihkansecara periodik (setiap interval 250 hm,
dengan maksimal 6 kali pembersihan dan setelah itu ganti baru).