Anda di halaman 1dari 2

UU, PerMen ESDM, dan PP tentang Permodelan dan Estimasi Cadangan

1.

Undang-undang (UU) No. 4 Tahun 2009, BAB I, pasal 1, ayat 8, dijelaskan dalam
ayat tersebut bahwa Izin Usaha Pertambangan ( IUP) Eksplorasi adalah izin usaha
yang diberikan untuk melakukan tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi,
dan studi kelayakan. Permodelan dan Estimasi Cadangan sendiri berada dalam
tahapan studi kelayakan.

2.

Undang-undang (UU) No. 4 Tahun 2009, BAB I, pasal 1, ayat 16, pada tahapan studi
kelayakan akan dilakukan usaha pertambangan untuk mendapatkan informasi seluruh
aspek yang digunakan untuk menentukan apakah akan bernilai ekonomis jika
dilakukan penambangan, juga faktor teknis pelaksanaan, lingkungan dan kegiatan
pasca pertambangan.

3.

Undang-undang (UU) No. 4 Tahun 2009, BAB 6, pasal 34, ayat 1 dan 2 menjelaskan
bahwa

terdapat

pengelompokkan

usaha

pertambangan

dan

penggolongan

pertambangan mineral. Penggolongan mineral sendiri dibedakan atas mineral logam


dan mineral bukan logam.
4.

Undang-undang (UU) No. 4 Tahun 2009, BAB 13, pasal 105, ayat 3 menjelaskan
bahwa mineral atau batubara yang tergali dan dijual akan dikenakan iuran produksi
yang harus dibayarkan kepada pemerintah. Jika pemilik IUP produksi telah
melakukan penambangan mineral atau batubara hingga telah sampai pada proses
penjualan, maka pemegang IUP produksi tersebut wajib membayarkan iuran produksi
hasil penjualan hasil tambang kepada pemerintah.

5.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 55 tahun 2010, BAB 2, ayat 1 yang
berkaitan tentang pembinaan yang dilakukan oleh menteri terhadap penyelenggaraan
pengelolaan usaha pertambangan yang dilaksanakan oleh pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten/ kota sesuai dengan kewenangannya. Pembinaan tersebut
berupa pemberian pedoman, pemberian bimbingan, supervisi, konsultasi, pendidikan,
pelatihan, perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan, dan evaluasi

basitsidiq.1@gmail.com

pelaksanaan penyelenggaraan usaha pertarnbangan di bidang mineral dan batubara


agar sesuai dengan standar pelaksanaan pengelolaan usaha pertambangan.
6.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 78 tahun 2010, BAB 2, pasal 3,


ayat 2 menjelaskan bahwa pemegang IUP operasi produksi dan IUPK operasi
produksi wajib melaksanakan reklamasi dan pasca tambang seperti memenuhi prinsip
perlindungan, pengelolaan lingkungan hidup, keselamatan, kesehatan kerja,
konservasi mineral dan batubara. Prinsip konservasi mineral dan batubara meliputi,
penambangan yang optimum, penggunaan metode dan teknologi untuk pengolahan
dan pemurnian yang efektif dan efesien, pengelolaan atau pemanfaatan cadangan
marjinal, mineral kadar rendah dan mineral ikutan, serta kualitas batubara rendah dan
pendataan sumberdaya dan pendataan cadangan mineral dan batubara yang tidak
tertambang serta sisa pengolahan dan pemurnian.

7.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 22 tahun 2010, BAB 2, pasal 4,


ayat 1, 2 dan 3 berisikan tentang inventarisasi potensi pertambangan di kelompokkan
atas pertambangan mineral dan pertambangan batubara. Pertambangan mineral dan
batubara sendiri digolongkan menjadi komoditas mineral radioaktif, mineral logam,
mineral bukan logam, batuan dan batubara.

8.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 27 tahun 2012, BAB 2, pasal 3,


ayat 1, menjelaskan bahwa setiap usaha dan atau kegiatan yang memiliki dampak
penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL). Kegiatan penambangan merupakan kegiatan yang akan
mengubah rona permukaan bumi, sehingga dibutuhkan Amdal untuk mengelola dan
memantau lingkungan hidup.

basitsidiq.1@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai