Puji Syukur atas Kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
laporan pemetaan yang berjudul GEOLOGI DAERAH KARANGWULUH DAN
SEKITARNYA, KECAMATAN
KOKAP, KABUPATEN
KULON
PROGO,
ABSTRACT
Location mapping area is geographically located at coordinates 110 01 '33.2 "E 110 04' 17" E and 7 46 '23.9 "LS - 7 49' 38.9" LS. While administratively
located on Karangwuluh and the surrounding area, Kokap, Kulon Progo Regency,
Central Java Province. Regional mapping has an area of 30 km2. Based
morphometry aspect, morfografi, and morphogenetic, the study area was divided
into three geomorphological units, ie unit hills undulating hills structural
geomorphology, geomorphological unit sharply cut the volcanic hills, undulating
denudasional geomorphology unit. Lithologies mapping area is divided into three
lithologies and the sediment based litho division and grouping descriptively. The
rock units from old to young is andesitic breccia unit which is the oldest rocks and
intruded by dacitic Andesite later, and the last alluvial deposits. The structure of the
mapping area formed structural - geological structures, namely: Fault Fault
Horizontal Horizontal Semagung and Kebonkuning. Potential in the area of mapping
form of minerals such as andesite and land use, as well as the constraints that
include natural disasters such as landslides.
Daftar Isi
1. Bab 1 Pendahuluan
1.1Latar belakang
1.2Maksud dan Tujuan
1.3Letak daerah penelitian
2. Geomorfologi
2.1 Fisiografi regional
2.2 Satuan gemorfologi daerah penelitian
2.3 Pola Aliran Sungai
2.4 Stadia sungai daerah Penelitian
2.5 Stadia daerah Penelitian
3. Kesimpulan
4. Daftar Pustaka
5. Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
10
dapat membuat peta lintasan, peta geologi, peta geomorfologi dimana peta-peta
tersebut dapat dipertanggung jawabkan secara akademik.
1. 2. 2 Tujuan
Tujuan dari pemetaan ini adalah untuk menyusun sejarah geologi dan evaluasi
geologi di daerah karangwuluh dan Sekitarnya, Kecamatan kokap, Kabupaten
kulonprogo, Jawa tengah.
1.3 Letak Daerah Pemetaan
Daerah pemetaan terletak di daerah yang meliputi Desa/Kelurahan
Karangwuluh,Hargomulyo, Karangsari. Kecamatan Kokap, Temon, Kabupaten
Kulonprogo, Propinsi Jawa Tengah.Secara geografis daerah pemetaan terletak pada
110 01 33.2 BT - 110 04 17 BT dan 7 46 23.9 LS - 7 49 38.9 LS, dengan
luas daerah + 5 km x 6 km (30 km2).
11
Gambar
2.1
Fisiografi Jawa Tengah (van Bemmelen, 1949)
Dataran Aluvial Jawa Utara, terletak di bagian Selatan Brebes, dimana Lembah
Pemali memisahkan Zona Bogor di Jawa Barat dengan Rangkaian Pegunungan Utara
12
Jawa Tengah. Lebih jauh ke Timur luasnya 20km yaitu dari bagian Selatan Tegal
hingga Pekalongan, bagian Timur Pekalongan yang merupakan daratan pegunungan
perlahan akan menghilang sampai akhirnya menjadi dataran pantai.
Gunungapi Kuarter di Jawa Tengah antara lain G. Slamet, G. Dieng, G. Sundoro,
G. Sumbing, G.Ungaran, G. Merapi, G. Merbabu, dan G. Muria.
Zona Serayu Utara merupakan daratan pegunungan Jawa Tengah dibentuk oleh
dua puncak (kulminasi) geantiklin yaitu Rangkaian Pegunungan Serayu Utara dan
Serayu Selatan. Dimana Rangkaian Pegunungan Serayu Utara berhubungan dengan
Zona Bogor di Jawa Barat dan Zona Kendeng di Jawa Timur. Bagian Barat ditutupi
oleh Gunung Slamet (3428 m) dan bagian Timur ditutupi produk vulkanik muda dari
Gunung Rogojembangan (2177m), kompleks Gunung Dieng (Prahu 2565m) dan
Gunung Ungaran (2050m). Perbatasan dengan Zona Bogor di Jawa Barat ada di
daerah Prupuk-Bumiayu-Ajibarang.
Zona Depresi Jawa Tengah bagian dari Dataran Pantai Selatan ini membentuk
kontak yang tajam dengan pantai Selatan Jawa Barat dan Jawa Timur, berada sekitar
10m di atas permukaan air laut. Dataran pantai ini meluas hingga ke Zona Bandung
di Jawa Barat dan pada bagian Tengahnya terdapat Gunung Karangbolong (475m),
yang memiliki fisiografi dan struktur serupa dengan Pegunungan Selatan di Jawa
Barat dan Jawa Timur.
Pegunungan Selatan Jawa memanjang di sepanjang pantai selatan Jawa
membentuk morfologi pantai yang terjal. Namun di Jawa Tengah, zona ini terputus
oleh Depresi Jawa Tengah.
13
pembagian
satuan
geomorfologi
daerah
SATUAN RELIEF
SUDUT
BEDA TINGGI
O
LERENG ( )
14
(M)
02
<5
Bergelombang/miring landai
37
5 50
Bergelombang/miring
8 13
50 57
Berbukit bergelombang/miring
14 -20
75 200
21 25
200 500
56 140
500 - 1000
Pegunungan/sangat curam
> 140
>1000
15
16
Relief
Nama Satuan
Geomorfologi
Perbukitan
tersayat tajam
vulkanik
Perbukitan
bergelombang
struktural
Genetik
Luas
Penyebaran
(%)
h(m)
66%
Litologi
penyusun
Pola Aliran S
h
(m)
Slope
(%)
Bentuk
Relief
Pola
penyeb
araran
50-560
510
21-25
merunci
ng
Zigzag
struktural
andesit
V-U
radial
24%
50-285
235
14-20
merunci
ng
Zigzag
struktural
Andesit,bre
ksi andesit
V-U
Sub
rectangu
lar
10%
25-53
28
3-7
sejajar
datar
denudasio
nal
Breksi
andesit,end
apan
aluvial
Sub
rectangu
lar
Bergelombang
Bentuk
Penampan
g
denudasional
pemetaan termasuk dalam pola aliran sungai sub-paralel (barat daerah pemetaan) dan
sub-dendritik (tenggara daerah pemetaan).
17
Pola
Aliran
Pola aliran radial adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar
secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu, seperti puncak gunungapi atau bukir
intrusi. Pola aliran radial juga dijumpai pada bentuk-bentuk bentangalam kubah
(domes) dan laccolith. Pola aliran ini mendominasi didaerah penelitian dengan
sungai Kali Besok sebagai induk sungai utama. Pola aliran ini berkembang pada
daerah perbukitan dengan lereng yang terjal (Howard, 1967 dalam vanZuidam,1983).
Pola sub rectangular umumnya berkembang pada batuan yang resistensi
terhadap erosinya mendekati seragam, namun dikontrol oleh kekar yang mempunyai
dua arah dengan sudut saling tegak lurus. Kekar pada umumnya kurang resisten
terhadap erosi sehingga memungkinkan air mengalir dan berkembang melalui kekarkekar membentuk suatu pola pengaliran dengan saluran salurannya lurus-lurus
mengikuti sistem kekar. Pola aliran rectangular dijumpai di daerah yang wilayahnya
terpatahkan.
Sungai-sungainya
mengikuti
jalur
yang
kurang
resisten
dan
18
(patahan). Sungai rectangular dicirikan oleh saluran-saluran air yang mengikuti pola
dari struktur kekar dan patahan. Pola aliran ini mendominasi didaerah penelitian
dengan sungai Kali Semagung sebagai induk sungai.
19
20
yang dominan terjal. Berdasarkan parameter klasifikasi diatas maka tingkat stadia
daerah penelitian diklasifikasikan ke dalam stadia daerah dewasa - tua.
Tabel 2.4 Pembagian Stadia Daerah (Hidartan dan Nugroho, 2004)
STADIA DAERAH
PARAMETER
MUDA
DEWASA
TUA
Stadia Sungai
Muda
Muda-Dewasa
Tua
Relief
Sedikit
bergelombang
Maksimum
Hampir datar
Bentuk
Penampang
Lembah
U-V
U-Hampir datar
Bentang alam
umumnya datar
sampai
bergelombang
Bentang alam
bergelombang sampai
mempunyai relief
maksimum
Bentang alam
datar, hasil dari
proses
pengendapan.
Gawir sudah
mulai rata
Kenampakan
BAB 3
KESIMPULAN
Satuan geomorfologi yang ada di daerah pemetaan ini dibagi secara deskriptif
dan genetik, yang dibagi menjadi tiga satuan geomorfologi, yaitu (1) Satuan
Geomorfologi Perbukitan Bergelombang Struktural; (2) Satuan Geomorfologi
Berbukit Tersayat Tajam Vulkanik G. Kukusan; (3) Satuan Geomorfologi
bergelombang/miring denudasional.Pola aliran sungai yang berkembang pada daerah
pemetaan berupa Radial dan Sub Rectangular, dengan stadia sungai dan stadia
daerah secara umum berada pada stadia dewasa menuju tua.
21
DAFTAR PUSTAKA
22
Budiyani, Sri., et al. 2003. The Collision of The East Java Microplate and Its
Implication for Hydrocarbon occurrences in the East Java Basin. Indonesian
Petroleum Association Proceeding Ann. Conv. 29 th.
Bronto,Sutikno, 2010, Publikasi Khusus Geologi Gunungapi Purba, Badan
Geologi,Bandung.
Bronto, S., 2007. Geologi dan pasir besi Kabupaten Purworejo, bahan
paparan teknis di hadapan Calon Investor, 27 Juni 2007 di Pendopo
Kabupaten Purworejo, 42, tidak terbit.
Komisi Sandi Stratigrafi Indonesia IAGI. 1996. Sandi Stratigrafi Indonesia.
Ikatan Ahli Geologi Indonesia. Jakarta.
Soeria Atmaja R dkk., The Tertiary Magmatic Belt in Java, Journal South
East Asian Earth Sciences,Vol 9, No 1/2 , p 13-27.
Sutanto, 200. Batuan Vulkanik Daerah Kulonprogo, geokronologi dan
geokimia, Buletin Tekmira Nomor 14.
.
23
Disusun Oleh :
AKMAL LUTFI ALTUWAY
NIM 072. 14. 012
TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2015
24
25
26