Anda di halaman 1dari 15

Urolithiasis

Definisi
(kalkulus uriner) adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran
kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi.

Etiologi

Idiopatik

Gangguan metabolisme
o Hiperparatiroidisme
o Hiperurisemia
o Hiperkalsiuria

Gangguan aliran air kemih


o Fimosis
o Striktur meatus
o Hipertrofi prostat
o Refluks vesiko-ureteral
o Ureterokele
o Konstriksi hubungan ureteropelvik

Infeksi saluran kemih oleh mikroorganisme


Dehidrasi
o Kurang minum, suhu lingkungan tinggi
Benda asing
o Fragmen kateter, telur sistosoma
Jaringan mati ( nekrosis papil )

Multifaktor
o Anak di negara berkembang
o Penderita multitrauma
( Buku Ajar Ilmu Bedah, Wim de Jong Edisi 2 hal 756-757 )

Secara epidemiologik :

1; Faktor intrinsik :
- Herediter ( keturunan )
- Umur : paling sering didapatkan pada usia 30-50th
- Jenis kelamin : laki-laki 3x > pasien perempuan.
2; Faktor ekstrinsik
- Geografi
- Iklim & temperatur
- Asupan air : < air kadar mineral Ca
- Diet : Diet banyak purin oksalat & Ca BSK
- Pekerjaan
( Buku Dasar-dasar UROLOGI, Basuki Purnomo Hal 57 )
Komposisi batu saluran kemih
kalsium oksalat atau kalsium fosfat
asam urat
magnesium-amonium-fosfat (MAP)
xanthyn
sistin
silikat
a; batu kalsium
paling banyak dijumpai, yaitu 70-80% dari seluruh batu saluran kemih.
Kandungan tdd : kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau campuran kedua unsur
tsb
b; batu struvit
disebut jg batu infeksi, karena terbentuknya batu ini disebabkan oleh adanya
infeksi saluran kemih yaitu oleh kuman golongan pemecah urea atau urea
splitter (misalnya : Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobakter,
Pseudomonas, dan Stafilokokus) yg dpt menghasilkan enzim urease dan
merubah urin mjd suasana basa.
Batu jenis ini jg dikenal sbg batu triple-phosphate, karena batu ini terdiri atas
3 kation yaitu Ca++, Mg++, dan NH4+ yg kemudian membentuk batu
berupa batu magnesium fosfat (MAP) dan batu karbonat apatit
c; batu asam urat
merupakan 5-10 % dari seluruh batu saluran kemih.
Diantara 75-80 % batu asam urat terdiri atas asam urat murni dan sisanya
merupakan campuran kalsium oksalat
d; batu jenis lain (batu sistin, batu xanthin, batu triamteren, batu silikat)

batu sistin
didapatkan karena kelainan dalam absorbsi sistin di mukosa usus

batu xanthin
terbentuk karena defisiensi enzim xanthin oksidase, yg mengkatalisis
perubahan hipoxanthin mjd xanthin dan xanthin mjd asam urat

batu silikat
terbentuk akibat pemakaian antasida yg mengandung silikat (magnesium
silikat atau aluminometilsalisilat) yg berlebihan dan dalam jangka waktu lama

batu triamteren
Purnomo, B., dasar-dasar urologi, edisi 2
Gambaran klinik
Tanda dan gejala penyakit batu saluran kemih ditentukan oleh letaknya,
besarnya dan morfologinya.

1; Batu pelvis ginjal


- Batu pielum didapatkan dalam bentuk yang sederhana sehingga

hanya menempati bagian pelvis. Tetapi dapat juga tumbuh


mengikuti bentuk susunan pelviokaliks sehingga bercabang
menyerupai tanduk rusa. Kadang juga batu hanya terdapat di suatu
kaliks. Batu pelvis ginjal dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai
dengan gejala berat.
Gejala dan tanda Pielolitiasis :
a; Tidak ada gejala atau tanda
b; Nyeri pinggang, sisi, atau sudut costovertebral
c; Hematuria makroskopik atau mikroskopik
d; Pielonefritis dan / atau sistitis
e; Pernah mengeluarkan batu kecil ketika kencing
f; Nyeri tekan kostovertebral
g; Batu tampak pada pemeriksaan pencitraan
h; Gangguan faal ginjal
i; Batu ginjal yang terletak di pelvis juga dapat menyebabkan
terjadinya hidronefrosis.

2; Batu Ureter
- Anatomi ureter mempunyai beberapa tempat penyempitan yang
memungkinkan batu ureter terhenti peristalsisKolik, yakni nyeri
yang timbul disertai perasaan mual dengan atau tanpa muntah
dengan nyeri khas,selama batu bertahan di tempat yang
menyumbat, selama itu kolik akan berulang2 sampai batu bergeser
dan memberikan kesempatan air kemih untuk lewat.Tidak jarang
terjadi hematuria yang didahului oleh serangan kolik.

3; Batu kandung kemih


- Karena batu menghalangi aliran kemih akibat penutupan leher
kandung kemih, aliran yang mula-mula lancar secara tiba-tiba akan
berhenti dan menetes disertai dengan nyeri. Bila saat sakit tersebut
penderita berubah posisi, suatu saat air kemih akan dapat keluar
karena letak batu yang berpindah, selain nyeri sewaktu miksi juga
akan terdapat nyeri menetap suprapubik.
4; Batu prostat
- Pada umumnya batu prostat juga berasal dai kemih yang secara
retrograd terdorong kedalam saluran prostat dan mengendapbatu
kecil. Pada umumnya batu ini tidak memberikan gejala sama sekali
karena tidak menyebabkan gangguan pasase ( kontraksi ) kemih.
5; Batu uretra
- Batu uretra umumnya merupakan batu yang berasal dari ureter
atau kandung kemih yang oleh aliran kemih sewaktu miksi terbawa
ke uretra, tetapi menyangkut di tempat yang agak lebar ( pars
prostatika ).
- Gejala yang ditimbulkan umumnya miksi tiba-tiba terhenti, menjadi
menetes dan nyeri.
( Buku Ajar Ilmu Bedah, Wim de Jong Edisi 2 hal 756-757 )

Manifestasi

Keluhan yang disampaikan oleh pasien tergantung pada:

a; posisi atau letak batu


b; besar batu
c; penyulit yang telah terjadi.
Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien adalah nyeri pada pinggang. Nyeri ini
mungkin bisa berupa nyeri kolik ataupun bukan kolik.

Nyeri kolik terjadi karena aktivitas peristaltik otot polos sistern kalises
ataupun ureter meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan batu dari
saluran kemih. Peningkatan peristaltik itu menyebabkan tekanan
intraluminalnya meningkat sehingga terjadi peregangan dari terminal saraf
yang memberikan sensasi nyeri.
Nyeri non kolik terjadi akibat peregangan kapsul ginjal karena terjadi
hidronefrosis atau infeksi pada ginjal.

Batu yang terletak sebelah distal ureter dirasakan oleh pasien sebagai nyeri
pada saat kencing atau sering kencing. Batu dengan ukuran kecil mungkin
dapat keluar spontan & telah melalui hambatan pada perbatasan
ureteropelvik, saat ureter menyilang vasa iliaka, dan saat ureter masuk ke
dalam buli-buli.
Hematuria sering kali dikeluhkan oleh pasien akibat trauma pada mukosa
saluran kemih yang disebabkan oleh batu. Kadang-kadang hematuria
didapatkan dari pemeriksaan urinalisis berupa hematuria mikroskopik.
Jika didapatkan demam, harus dicurigai suatu urosepsis dan ini merupakan
kedaruratan di bidang urologi. Dalam hal ini harus secepatnya ditentukan
letak kelainan anatomik pada saluran kemih yang mendasari timbulnya
urosepsi dan segera dilakukan terapi berupa drainase dan pemberian
antibiotika.

Nyeri rujukan (refered pain) pada berbagai lokasi batu ureter

Pathogenesis

Proses pembentukan batu saluran kemih


Teori proses pembentukan batu saluran kemih

Secara teoritis batu dapat terbentuk di seluruh saluran kemih terutama pada

tempat-tempat Yang sering mengalami hambatan aliran urine (stasis urine), yaitu
pada sistem kalises ginjal atau buli-buli. Adanya kelainan bawaan pada
pelvikalises (stenosis ureteropelvis), divertikel, obstruksi infravesika kronis
seperti pada hiperplasia prostat benigna, striktura, dan buli-buli neurogenik
merupakan keadaan-keadaan yang memudahkan terjadinya pembentukan batu.
Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan organik maupun
anorganik yang terlarut di dalam urine. Kristal-kristal tersebut tetap berada

dalam keadaan metastable (tetap terlarut) dalam urine jika tidak ada keadaankeadaan tertentu yang menyebabkan tedadinya presipitasi kristal.
Kristal-kristal yang saling mengadakan presipitasi membentuk inti batu (nukleasi)
yang kemudian akan mengadakan agregasi, dan menarik bahan-bahan lain
sehingga menjadi kristal yang lebih besar. Meskipun ukurannnya cukup besar,
agregat kristal masih rapuh dan belum cukup mampu membuntu saluran kemih.
Untuk itu agregat kristal menempel pada epitel saluran kemih (membentuk
retensi kristal), dan dari sini bahan-bahan lain diendapkan pada agregat itu
sehinggabentuk batu yang cukup besar untuk menyumbat saluran kemih.
Kondisi metastabel dipengaruhi oleh suhu, pH larutan, adanya koloid di dalam
urine, konsentrasi solut di dalam urine, laju aliran urine di dalam saluran kemih,
atau adanya korpus alienum di dalam saluran kemih yang bertindak sebagai inti
batu.
Lebih dari 80% batu saluran kemih terdiri atas batu kalsium, baik yang berikatan
dengan oksalat maupun dengan fosfat, membentuk batu kalsium oksalat dan
kalsium fosfat; sedangkan sisanya berasal dari batu asam urat, batu magnesium
amonium fosfat (batu infeksi), batu xanthyn, batu sistein, dan batu jenis lainnya.
Meskipun patogenesis pembentukan batu-batu di atas hampir sama, tetapi
suasana di dalam saluran kemih yang memungkinkan terbentuknya jenis batu itu
tidak sama. Dalam hal ini misalkan batu asam urat mudah terbentuk dalam
suasanya asam, sedangkan magnesium amonium fosfat terbentuk karena urine
bersifat basa.

teori pembentukan batu


Beberapa teori pembentukan batu adalah :
a.Teori Nukleasi Batu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu
sabuk batu (nukleus). Partikel-partikel yang berada dalam larutan yang
kelewat jenuh (supersaturated) akan mengendap di dalam nukleus itu
sehingga akhirnya membentuk batu. Inti batu dapat berupa kristal atau
benda asing di saluran kemih.
b.Teori Matriks Matriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin,
globulin, dan mukoprotein) merupakan kerangka tempat diendapkannya
kristal-kristal batu.
c.Penghambatan kristalisasi Urine orang normal mengandung zat
penghambat pembentuk kristal, antara lain : magnesium, sitrat, pirofosfat,
mukoprotein dan beberapa peptida. Jika kadar salah satu atau beberapa zat
itu berkurang, akan memudahkan terbentuknya batu di dalam saluran
kemih.
(Basuki, 2000 hal. 63).

Adapun jenis-jenis batu ginjal / kandung kemih dan proses


terbentuknya Batu metabolik :
a; Batu metabolic primer timbulnya dari ekskresi bahan-bahan tak larut yang berlebihan,
seperti urat dan sistin.
1; Batu Urat

Terjadinya pada penderita gout (sejenis rematik), pemakaian urikosurik (missal


probenesid atau aspirin), dan penderita diare kronis (karena kehilangan cairan,
dan peningkatan konsentrasi urine), serta asidosis (pH urin menjadi asam,
sehingga terjadi pengendapan asam urat).
2; Batu Sistin

Sistin merupakan asam amino yang kelarutannya paling kecil. Kelarutannya


semakin kecil jika pH urin turun/asam. Bila sistin tak larut akan berpresipitasi
(mengendap) dalam bentuk kristal yang tumbuh dalam sel ginjal/saluran kemih
membentuk batu.
b; Batu metabolic sekunder

Timbulnya karena benda-benda asing, obstruksi, refluks atau posisi berbaring


yang terlalu lama. Batu infeksi disebut juga batu struvit. Timbulnya batu ini
dikarenakan adanya infeksi di saluran kemih. Kuman yang berperan dalam hal ini
adalah kuman golongan pemecah urea atau splitter yang dapat menghasilkan enzim
urease dan merubah urine menjadi bersuasana basa dengan cara hidrolisis urea
menjadi amoniak. Contoh kuman kuman yang termasuk pemecah urea tersebut
adalah : Proteus spp, Klebsiella, Enterobakter, Pseudomonas dan Stafilokokus.
Suasana basa di urine mempermudah garam-garam magnesium, ammonium, fosfat,
dan karbonat membentuk batu magnesium ammonium fosfat (MAP) (Mg NH4PO4
H20) dan karbonat apatit.
1; Batu Oksalat/kalsium oksalat

Asam oksalat didalam tubuh berasal dari metabolisme asam amino dan asam
askorbat (vitamin C). Asam askorbat merupakan precursor okalat yang cukup
besar, sejumlah 30%-50% dikeluarkan sebagai oksalat urine. Manusia tidak dapat
melakukan metabolisme oksalat, sehingga dikeluarkan melalui ginjal. Jika terjadi
gangguan fungsi ginjal dan asupan oksalat berlebih di tubuh (misalkan banyak
mengkonsumsi nanas), maka terjadi akumulasi oksalat yang memicu terbentuknya
batu oksalat di ginjal/ kandung kemih.
2; Batu Struvit

Batu struvit terdiri dari magnesium ammonium fosfat (struvit) dan kalsium
karbonat. Batu tersebut terbentuk di pelvis dan kalik bila produksi ammonia
bertamah dan pH urin tinggi, sehingga kelarutan fosfat berkurang. Hal ini terjadi
akibat infeksi bakteri pemecah urea (yang terbanyak dari spesies proteus dan
providencia, pseudomonas eratia, semua spesies Klesiella, Hemophilus.

Staphylococus, dan Coryne bacterium) pada saluran urin. Enzim urease yang
dihasilkan bakteri diatas menguraikan urin menjadi ammonia dan karbonat.
Amonia bergabung dengan air membentuk ammonium sehingga pH urine makin
tinggi.
3; Batu kalium fosfat

Terjadi pada penderita hiperkalsiurik (kadar kalsium dalam urine tinggi) atau
berlebih asupan kalsium (missal susu dan keju) ke dalam tubuh.

Faktor terjadinya batu kalsium adalah :


1; Hiperkalsiuri : yaitu kadar kalsium di dalam urine lebih besar dari 250-300 mg/24

jam. Terdapat 3 macam penyebab terjadinya hiperkalsiuri, antara lain:


;

Hiperkalsiuri absobtif yang terjadi karena adanya peningkatan absorbsi


kalsium melalui usus.

Hiperkalsiuri renal terjadi karena adanya gangguan kemampuan reabsorbsi


kalsium melalui tubulus ginjal.

Hiperkalsiuri resorptif terjadi karena adanya peningkatan resorpsi kalsium


tulang, yang banyak terjadi pada hiperparatiroidisme primer atau pada tumor
paratiroid.

2; Hiperoksaluri : yaitu ekskresi oksalat urine yang melebihi 45 gram perhari.

Keadaan ini banyak dijumpai pada pasien yang mengalami gangguan pada usus
sehabis menjalani pembedahan usus dan pasien yang banyak mengkonsumsi
makanan yang kaya akan oksalalat, diantaranya adalah : teh, kopi instant,
minuman soft drink, kokoa, arbei, jeruk sitrun, dan sayuran berwarna hijau
terutama bayam.
3; Hiperurikosuria : yaitu kadar asam urat di dalam urine yang melebihi 850 mg/24

jam. Asam urat yang berlebihan dalam urine bertindak sebagai inti batu/nidus
untuk terbentuknya batu kalsium oksalat. Sumber asam urat di dalam urine
berasal dari makanan yang mengandung banyak purin maupun berasal dari
metabolisme endogen.
4; Hipositraturia : Di dalam urine, sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk

kalsium sitrat, sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat.
Hal ini dimungkinkan karena ikatan kalsium sitrat lebih mudah larut dari pada
kalsium oksalat. Oleh karena itu sitrat dapat bertindak sbg penghambat
pembentukan batu kalsium. Hipositaturi dapat terjadi pada : penyakit asidosis
tubuli ginjal atau renal tubular acidosis, sindrom malabsobsi, atau pemakaian
diuretic golongan thiazide dalam jangka waktu lama.
5; Hipomagnesuria : Seperti halnya pada sitrat, magnesium bertindak sebagai

penghambat timbulnya batu kalsium, karena di dalam urine magnesium bereaksi

dengan oksalat menjadi magnesium oksalat sehingga mencegah ikatan kalsium


dengan oksalat. Penyebab terserang hipomagnesuria ialah penyakit inflamasi usus
(inflammatory bowel disease) yang diikuti dengan gangguan malabsorbsi.

Diagnosis

I;

II;

III;

Anemnesis
- Riwayat penyakit batu ( ditanyakan jenis kelamin, usia, pekerjaan,
hubungan keadaan penyakit, infeksi & penggunaan obat-obatan. )
- RPK : Keluarga yang menderita BSK, pencegahan, pengobatan yang
telah dilakukan, cara pengambilan batu, analisis jenis batu dan
situasi batunya ).
Pemeriksaan Laboratorium
- Kemih : mikroskopik-endapan, biakan, sensitivitas kuman.

Faal ginjal : Ureum, kreatinin, elektrolit.

Foto PIV (Pielogram intravena ) : ( adanya efek obstruksi )

Px PH, BJ air kemih, sedimen air kemih untuk menentukan


hematuri, leukosituri & kristaluria
- Px kultur kuman adanya infeksi saluran kemih
Pemeriksaan penunjang
- USG :
o Dapat menunjukkan ukuran, bentuk, & posisi batu
o Px ini tidak diperlukan pada perempuan hamil & pasien yang
alergi kontras radiologi
o Dapat diketahui adanya batu radiolusen & dilatasi sistem
kolektikus
- Urogram
o Dapat menunjukkan lokasi batu dalam sistem kolektikus
o Menunjukkan kelainan anatomis
o Deteksi batu radiolusen sebagai defek pengisian ( batu asam
urat, xantin, 2,8-dihidroksiadenin ammonium urat )
- FPA :
o Dapat menunjukkan ukuran, bentuk & posisi
o Membedakan batu kalsifikasi
o Densitas tinggi : Ca Oksalat & Ca Fosfat
o Densitas rendah : Struvite, sistin, & campuran keduanya
o 90% batu kemih radiopak
ESWL ( Extracorporeal Shockwave Litrotripsy )
o Alat ini dapat memecahkan batu ginjal, batu ureter proximal,
atau buli-buli tanpa tindakan invasif dan tanpa pembiusan.
o Batu dipecah menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga
mudah dikeluarkan melalui saluran kemih.

PNL ( Percutaneus Nephro Litholapaxy ) :


o Mengeluarkan batu yang berada di dalam saluran ginjal
dengan cara memasukkan alat endoskopi ke sistem kalises
melalui insisi pada kulit.Batu kemudian dikeluarkan atau
dipecah terlebih dahulu menjadi fragmen-fragmen kecil.
Ureteroskopi atau uretero-renoskopi :
o Memasukkan alat ureteroskopi peruretram guna melihat
keadaan ureter atau sistem pielo-kaliks ginjal. Dengan
memakai energi tertentu, batu yang didalam ureter maupun
sistem pelvikalises dapat dipecah melalui tuntuna
ureteroskopi / ureterorenoskopi ini.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan :


a; nyeri ketok pada daerah kosto-vertebra
b; teraba ginjal pada sisi yang sakit akibat hidronefrosis
c; terlihat tanda tanda ginjal
d; retensi urin
jika disertai infeksi didapatkan demam / menggigi
A; l Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan rutin meliputi foto abdomen dari ginjal, ureter dan kandung kemih
(KUB) ditambah USG atau excretory pyelography (Intravenous Pyelography, IVP).
Excretory pyelography tidak boleh dilakukan pada pasien dengan alergi media
kontras, kreatinin serum > 2 mg/dL, pengobatan metformin, dan myelomatosis. 5
Pemeriksaan radiologi khusus yang dapat dilakukan meliputi :

Retrograde atau antegrade pyelography


Spiral (helical) unenhanced computed tomography (CT)
Scintigraphy
CT Scan tanpa kontras (unenhanced) merupakan pemeriksaan terbaik untuk
diagnosis nyeri pinggang akut, sensitivitasnya mencapai 100% dan spesifisitas
98%. CT Scan tanpa kontras tersedia luas di negara-negara maju dan juga
dapat memberikan informasi mengenai abnormalitas di luar saluran kemih. IVP
memiliki sensitivitas 64% dan spesifisitas 92%. Pemeriksaan ini membutuhkan
waktu cukup lama dan harus dilakukan dengan hati-hati karena kemungkinan
alergi terhadap kontras.

B; Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin meliputi: sedimen urin / tes dipstik untuk
mengetahui sel eritrosit, lekosit, bakteri (nitrit), dan pH urin. Untuk mengetahui
fungsi ginjal, diperiksa kreatinin serum. Pada keadaan demam, sebaiknya
diperiksa C-reactive protein, hitung leukosit sel B, dan kultur urin. Pada
keadaan muntah, sebaiknya diperiksa natrium dan kalium darah. Untuk
mencari faktor risiko metabolik, sebaiknya diperiksa kadar kalsium dan asam

urat darah. Panduan pemeriksaan laboratorium selengkapnya dapat dilihat


pada Pedoman Tatalaksana Urolitiasis dari European Association of Urology

Pemeriksaan sediment urin menunjukkan adanya :

a; leukosituria
b; hematuria
c; dan dijumpai kristal kristal pembentuk batu

Pemeriksaan kultur urin mungkin menunjukkan adanya pertumbuhan kuman


pemecah urea.
Pemeriksaan faal ginjal bertujuan untuk mencari kemungkinan terjadinya
penurunan fungsi ginjal dan untuk mempersiapkan pasien menjalani foto IVP.
Pemeriksan kadar elektrolit yang diduga sebagai factor penyebab timbulnya
batu saluran kemih (antara lain kadar : kalsium oksalat, fosfat, maupun urat
dalam darah maupun dalam urin)
Foto Polos Abdomen
Pembuatan foto polos abdomen bertujuan untuk melihat kemungkinan adanya
batu saluran kemih. Batu-batu jenis kalsium oksalat dan kalsium fosfat bersifat
radio-opak dan paling sering dijumpai diantara batu jenis lain, sedangkan batu
asam urat bersifat non opak (radio-lusen).

Pielografi Intra Vena (PIV)


Pemeriksaan ini bertujuan menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal. Selain itu
PIV dapat mendeteksi adanya batu semi-opak ataupun batu non opak yang tidak
dapat terlihat oleh foto polos perut. Jika PIV belum dapat menjelaskan keadaan
sistem saluran kemih akibat adanya penurunan fungsi ginjal, sebagai
penggantinya adalah pemeriksaan pielografi retrograd.

Ultrasonografi
USG dikerjakan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan PIV, yaitu
pada keadaan-keadaan: allergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang menurun,
dan pada wanita yang sedang hamil. Pemeriksaan USG dapat menilai adanya batu
di ginjal atau di bull-bull (yang ditunjukkan sebagai echoic shadow), hidronefrosis,
pionefrosis, atau pengkerutan ginjal.

UROGRAM
Dapat menunjukan letak batu dalam system kolektivus.Menunjukan kelainan
antomis
Deteksi radiolusent sebagai defek
dihidrooksidenin ammonium urat)
IPD FKUI

pengisian

(batu

asam

urat,xantin,2,8

Diagnose Banding

Keluhan nyeri kolik batu saluran kemih dapat memberikan diagnosis banding
berupa;
;

Kolik ginjal akibat penyakit urologi lain, seperti aliran bekuan darah, aliran jaringan nekrotik,
striktur, kompresi, atau angulasi berat ureter.

Nyeri abdomen oleh sebab lain, seperti gastrointestinal (apendiksitis, kolesistitis, batu empedu,
pankreatitis), vaskular (infark ginjal, infark limpa, aneurisma aorta), ginekologi (kista ovarium,
adneksitis, kehamilan ektopik, endometriosis) da lainnya ( abses psoas, infark jantung, DM,
feokromositoma).

(IPD FK UI)
Terapi medis dan simtomatik
- Terapi medis batu saluran kemih berusaha mengeluarkan batu atau
melarutkan batu.
- Pengobatan simptomatik :
o R/Antalgin 500mg tab No.X S.3dd tab I Mengusahan agar
nyeri, khususnya kolik yang terjadi menghilang.
o R/Furosemid 40mg tab No.III S1dd diharapkan batu ureter
keluar dengan sendirinya, dapat diberikan minum berlebihan.
o R/Ciprofloxacin 500mg tab No VI s.2dd tab I Antibiotic, bila
adanya suatu infeksi saluran kemih.
o R/Nephrolit tab No.XXV s.4dd tab II Antiurease, pelarut batu.
( Buku Dasar-dasar UROLOGI, Basuki Purnomo Hal 57 ) & ( Buku IPD FK UI jilid
I hal 576 )

; Medikameatosa
Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang ukurannya kurang dari 5 mm,
karena diharapkan batu dapat keluar spontan. Terapi yang diberikan bertujuan
untuk mengurangi nyeri, memperlancar aliran urine dengan pemberian diuretikum
dan minum banyak supaya dapat mendorong batu keluar.

; ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)


Alat ESWL adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama kali oleh Caussy pada
tahun 1980. Alat ini dapat mermecah batu ginjal, batu ureter proksimal atau batu
buli-buli tanpa melalui tindakan invasif dan tanpa pembiusan. Batu dipecah menjadi
fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeuarkan mealui saluran kemih.

; Endourologi
Tindakan endourologi adalah merupakan tindakan invasif minimal untuk
mengeluarkan batu saluran kemih yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian
mengeluarkannya dan saluran kemih melalui alat yang dimasukkan langsung ke
dalam saluran kcmih. Alat itu dimasukkan melalui uretra atau melalui insisi kecil

pada kulit (perkutan). Sedangkan pemecahan batu dapat dilakukan secara mekanik,
dengan memakai energi hidraulik, energi gelombang suara, atau dengan enersi
laser.
Beberapa tindakan endourologi itu adalah:

1; PNL (Percutaneous Nephro Lizholapaxy) : yaitu mengeluarkan batu yang


berada di saluran ginjal dengan cara memasukkan alat endoskopi ke
sistem kaliks melalui insisi pada kulit. Batu kcmudian dlkeluarkan atau
dipecah terlebih dahulu.
2; Litotripsi : yaitu memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan
memasukkan lat pemecah batu (litotriptor) ke dalam buli-buli. Pecahan
batu dikeluarkan dengan evakuator Ellik.

3; Ureteroskopi atau uretero-renoskopi : yaitu memasukkan alat ureteroskopi


pcr-uretram guna melihat keadaa ureter atau sistem pielokaliks ginjal.
Dengan memakai energi tertcntu, baru yang berada di dalam ureter
maupun sistem pelvikalises dapat dipecah melalui tuntunan ureteroskopi
ureterorenoskopi ini.
4; Ekstraksi Dormia
yaitu mengeluarkan baru ureter dengan
menjaringnya melalui alat keranjang Dormia
; Bedah Laparoskopi
Pembedahan Laparoskopi untuk mengambil batu saluran kemih saat ini sedang
berkembang. Cara ini banyak dipakai untuk mengambil batu ureter.

; Bedah terbuka
Di klinik-klinik yang belum mempunyai fasilitas yang memadai untuk
tidakan-tindakan endourologi, laparoskopi, maupun ESWL, pengambilan
batu masih dilakukan melaiui pembedahan terbuka. Pembedahan terbuka itu
antara lain adalah: pielolitotomi atnu nefrolitotomi untuk meiigambil batu di
saluran ginja1, ureterolitotomi untuk batu di ureter, vesikolitotomi untuk batu
buli-buli, dan uretrolitotomi untuk batu uretra. Tidak jarang pasien harus
menjalani tindakan nefrektomi atau pengambilan ginjal karena ginjalnya
sudah tidak berfungsi dan berisi nanah (pionefrosis) akibat dari batu saluran kemih
yang mcnimbulkan obstruksi dan infeksi yang menahun.

Komplikasi
- Obstruksi

Akibat obstruksi khususnya di ginjal atau ureter dapat terjadi


hidronefrosis dan kemudian berlanjut dengan atau tanpa pionefrosis yg
berakhir dengan kegagalan faal ginjal yg terkena
Bila terjadi pada kedua ginjal akan timbul uremia karena gagal ginjal
total
Khusus pada batu urethra dapat terjadi divertikulum uretra.
Bila obstruksi berlangsung lama dapat terjadi ekstravasasi air kemih dan
terbentuklah fistula yg terletak proximal dari batu ureter
- Infeksi sekunder
- Suhu naik
- stress
- Tensi naik
- Retensi urin Gagal jantung oedem
- Iritasi yg berkepanjangan pada urotelium yg dapat menyebabkan
tumbuhnya keganasan yg sering berupa karsinoma epidermoid
Sumber : Buku Ajar Ilmu Bedah edisi revisi ; R.Sjamsuhidajat ; hal 1030
Pertanyaan scenario

1; kenapa kencing berwarna gelap kemerahan


karena darah sudah bercampur urin cukup lama biasanya perdarahan dari
ginjal dan ureter maupun buli-buli.
Sumber : Ilmu Bedah 2 seri catatan kuliah edisi 2005 ; hal 411

2; Kenapa nyeri bisa menjalar ke depan, daerah lipat paha sampai


kemaluan
Adanya benda asing dibagian proximal ureter akan menyebabkan rasa sakit yg
dijalarkan sepanjang ureter.Rasa sakit ini dijalarkan melalui saraf genitocruralis
yg akan mengiritasi pusat refleks di medula spinalis (T11-12) dan menyebabkan
rasa sakit di testis pada atau ovarium pada wanita dan kadang2 dirasakan sakit
dimeatus uretra internus dan uretra shg menyebabkan rasa sakit waktu
kencing.Adanya viscerosensory refleks melalui n.ilioinguinalis menyebabkan
hipertensi dipaha bagian medial yg dibatasi oleh ligamentum inguinale dibagian
cranial, otot sartorius dibagian lateral dan otot aduktor dibagian medial.Bila
pada daerah ini dicubit maka timbul rasa sakit yg hebta dan testis tertarik ke
inguinal sbg pembanding bila sisi yg kontra lateral dicubit hanya akan terjadi
kontraksi otot kremaster
Sumber : Ilmu Bedah 2 seri catatan kuliah edisi 2005 ; hal 442
Nyeri Kolik
Patofisiologi
Adanya benda asing dalam lumen ureter akan menyebabkan timbulnya
hiperperistaltik sebagai usaha tubuh untuk mengeluarkan benda asing tsb,
dimana hiperperistaltik yg terus menerus akan berakibat spasme otot polos

dinding ureter, dirasakan rasa sakit hebat yg hilang timbul.Menurut Dracht,


adanya benda asing yg menyebabkan obstruksi partial yg menyebabkan kolik
antara lain batu, bekuan darah, pecahan tumor ginjal yg terlepas serta benda
asing lain seperti ureter kateter dan benang yg tidak direabsorpsi pada operasi
pielum atau ginjal.tetapi paling banyak disebabkan batu ginjal yg berusaha turun
(batu ureter) dan bekuan darah akibat adanya perdarahan dalam ginjal
Kolik ginjal terjadi terjadi bila ada sumbatan di pielum ginjal sedangkan kolik
ureter terjadi bila sumbatannya ada disepanjang ureter.Rasa sakit biasnaya
bersifat tajam, sakit seperti ditususk2, rasa sakit yg sangat hebat dan sering
sampai berkeringat dingin, sangat lemah, shock dan collapse
Rasa sakit yg hebat biasanya terjadi bila obstruksi ureter partial, sedangkan bila
total rasa sakitnya tidak begitu hebat, malahan menjurus bersifat menetap di
daerah pinggang sampai sudut kostovertebra akibat peregangan kapsul ginjal
mendadak dan tidak lagi bersifat kolik,.Kolik yg berulang-ulang timbul
menandakan bahwa benda saing dalam ureter dalam keadaan bergerak.Pada
penyempitan ureter oleh stenosis atau striktur tidak memberi gejala kolik tetapi
menyebabkan hidronefrose kronik dengan rasa kemeng dipinggang dna sudut
kosto vertebra.
Sumber : Ilmu Bedah 2 seri catatan kuliah edisi 2005 ; hal 441- 442

Anda mungkin juga menyukai