U Djo2
U Djo2
Definisi
(kalkulus uriner) adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran
kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi.
Etiologi
Idiopatik
Gangguan metabolisme
o Hiperparatiroidisme
o Hiperurisemia
o Hiperkalsiuria
Multifaktor
o Anak di negara berkembang
o Penderita multitrauma
( Buku Ajar Ilmu Bedah, Wim de Jong Edisi 2 hal 756-757 )
Secara epidemiologik :
1; Faktor intrinsik :
- Herediter ( keturunan )
- Umur : paling sering didapatkan pada usia 30-50th
- Jenis kelamin : laki-laki 3x > pasien perempuan.
2; Faktor ekstrinsik
- Geografi
- Iklim & temperatur
- Asupan air : < air kadar mineral Ca
- Diet : Diet banyak purin oksalat & Ca BSK
- Pekerjaan
( Buku Dasar-dasar UROLOGI, Basuki Purnomo Hal 57 )
Komposisi batu saluran kemih
kalsium oksalat atau kalsium fosfat
asam urat
magnesium-amonium-fosfat (MAP)
xanthyn
sistin
silikat
a; batu kalsium
paling banyak dijumpai, yaitu 70-80% dari seluruh batu saluran kemih.
Kandungan tdd : kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau campuran kedua unsur
tsb
b; batu struvit
disebut jg batu infeksi, karena terbentuknya batu ini disebabkan oleh adanya
infeksi saluran kemih yaitu oleh kuman golongan pemecah urea atau urea
splitter (misalnya : Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobakter,
Pseudomonas, dan Stafilokokus) yg dpt menghasilkan enzim urease dan
merubah urin mjd suasana basa.
Batu jenis ini jg dikenal sbg batu triple-phosphate, karena batu ini terdiri atas
3 kation yaitu Ca++, Mg++, dan NH4+ yg kemudian membentuk batu
berupa batu magnesium fosfat (MAP) dan batu karbonat apatit
c; batu asam urat
merupakan 5-10 % dari seluruh batu saluran kemih.
Diantara 75-80 % batu asam urat terdiri atas asam urat murni dan sisanya
merupakan campuran kalsium oksalat
d; batu jenis lain (batu sistin, batu xanthin, batu triamteren, batu silikat)
batu sistin
didapatkan karena kelainan dalam absorbsi sistin di mukosa usus
batu xanthin
terbentuk karena defisiensi enzim xanthin oksidase, yg mengkatalisis
perubahan hipoxanthin mjd xanthin dan xanthin mjd asam urat
batu silikat
terbentuk akibat pemakaian antasida yg mengandung silikat (magnesium
silikat atau aluminometilsalisilat) yg berlebihan dan dalam jangka waktu lama
batu triamteren
Purnomo, B., dasar-dasar urologi, edisi 2
Gambaran klinik
Tanda dan gejala penyakit batu saluran kemih ditentukan oleh letaknya,
besarnya dan morfologinya.
2; Batu Ureter
- Anatomi ureter mempunyai beberapa tempat penyempitan yang
memungkinkan batu ureter terhenti peristalsisKolik, yakni nyeri
yang timbul disertai perasaan mual dengan atau tanpa muntah
dengan nyeri khas,selama batu bertahan di tempat yang
menyumbat, selama itu kolik akan berulang2 sampai batu bergeser
dan memberikan kesempatan air kemih untuk lewat.Tidak jarang
terjadi hematuria yang didahului oleh serangan kolik.
Manifestasi
Nyeri kolik terjadi karena aktivitas peristaltik otot polos sistern kalises
ataupun ureter meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan batu dari
saluran kemih. Peningkatan peristaltik itu menyebabkan tekanan
intraluminalnya meningkat sehingga terjadi peregangan dari terminal saraf
yang memberikan sensasi nyeri.
Nyeri non kolik terjadi akibat peregangan kapsul ginjal karena terjadi
hidronefrosis atau infeksi pada ginjal.
Batu yang terletak sebelah distal ureter dirasakan oleh pasien sebagai nyeri
pada saat kencing atau sering kencing. Batu dengan ukuran kecil mungkin
dapat keluar spontan & telah melalui hambatan pada perbatasan
ureteropelvik, saat ureter menyilang vasa iliaka, dan saat ureter masuk ke
dalam buli-buli.
Hematuria sering kali dikeluhkan oleh pasien akibat trauma pada mukosa
saluran kemih yang disebabkan oleh batu. Kadang-kadang hematuria
didapatkan dari pemeriksaan urinalisis berupa hematuria mikroskopik.
Jika didapatkan demam, harus dicurigai suatu urosepsis dan ini merupakan
kedaruratan di bidang urologi. Dalam hal ini harus secepatnya ditentukan
letak kelainan anatomik pada saluran kemih yang mendasari timbulnya
urosepsi dan segera dilakukan terapi berupa drainase dan pemberian
antibiotika.
Pathogenesis
Secara teoritis batu dapat terbentuk di seluruh saluran kemih terutama pada
tempat-tempat Yang sering mengalami hambatan aliran urine (stasis urine), yaitu
pada sistem kalises ginjal atau buli-buli. Adanya kelainan bawaan pada
pelvikalises (stenosis ureteropelvis), divertikel, obstruksi infravesika kronis
seperti pada hiperplasia prostat benigna, striktura, dan buli-buli neurogenik
merupakan keadaan-keadaan yang memudahkan terjadinya pembentukan batu.
Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan organik maupun
anorganik yang terlarut di dalam urine. Kristal-kristal tersebut tetap berada
dalam keadaan metastable (tetap terlarut) dalam urine jika tidak ada keadaankeadaan tertentu yang menyebabkan tedadinya presipitasi kristal.
Kristal-kristal yang saling mengadakan presipitasi membentuk inti batu (nukleasi)
yang kemudian akan mengadakan agregasi, dan menarik bahan-bahan lain
sehingga menjadi kristal yang lebih besar. Meskipun ukurannnya cukup besar,
agregat kristal masih rapuh dan belum cukup mampu membuntu saluran kemih.
Untuk itu agregat kristal menempel pada epitel saluran kemih (membentuk
retensi kristal), dan dari sini bahan-bahan lain diendapkan pada agregat itu
sehinggabentuk batu yang cukup besar untuk menyumbat saluran kemih.
Kondisi metastabel dipengaruhi oleh suhu, pH larutan, adanya koloid di dalam
urine, konsentrasi solut di dalam urine, laju aliran urine di dalam saluran kemih,
atau adanya korpus alienum di dalam saluran kemih yang bertindak sebagai inti
batu.
Lebih dari 80% batu saluran kemih terdiri atas batu kalsium, baik yang berikatan
dengan oksalat maupun dengan fosfat, membentuk batu kalsium oksalat dan
kalsium fosfat; sedangkan sisanya berasal dari batu asam urat, batu magnesium
amonium fosfat (batu infeksi), batu xanthyn, batu sistein, dan batu jenis lainnya.
Meskipun patogenesis pembentukan batu-batu di atas hampir sama, tetapi
suasana di dalam saluran kemih yang memungkinkan terbentuknya jenis batu itu
tidak sama. Dalam hal ini misalkan batu asam urat mudah terbentuk dalam
suasanya asam, sedangkan magnesium amonium fosfat terbentuk karena urine
bersifat basa.
Asam oksalat didalam tubuh berasal dari metabolisme asam amino dan asam
askorbat (vitamin C). Asam askorbat merupakan precursor okalat yang cukup
besar, sejumlah 30%-50% dikeluarkan sebagai oksalat urine. Manusia tidak dapat
melakukan metabolisme oksalat, sehingga dikeluarkan melalui ginjal. Jika terjadi
gangguan fungsi ginjal dan asupan oksalat berlebih di tubuh (misalkan banyak
mengkonsumsi nanas), maka terjadi akumulasi oksalat yang memicu terbentuknya
batu oksalat di ginjal/ kandung kemih.
2; Batu Struvit
Batu struvit terdiri dari magnesium ammonium fosfat (struvit) dan kalsium
karbonat. Batu tersebut terbentuk di pelvis dan kalik bila produksi ammonia
bertamah dan pH urin tinggi, sehingga kelarutan fosfat berkurang. Hal ini terjadi
akibat infeksi bakteri pemecah urea (yang terbanyak dari spesies proteus dan
providencia, pseudomonas eratia, semua spesies Klesiella, Hemophilus.
Staphylococus, dan Coryne bacterium) pada saluran urin. Enzim urease yang
dihasilkan bakteri diatas menguraikan urin menjadi ammonia dan karbonat.
Amonia bergabung dengan air membentuk ammonium sehingga pH urine makin
tinggi.
3; Batu kalium fosfat
Terjadi pada penderita hiperkalsiurik (kadar kalsium dalam urine tinggi) atau
berlebih asupan kalsium (missal susu dan keju) ke dalam tubuh.
Keadaan ini banyak dijumpai pada pasien yang mengalami gangguan pada usus
sehabis menjalani pembedahan usus dan pasien yang banyak mengkonsumsi
makanan yang kaya akan oksalalat, diantaranya adalah : teh, kopi instant,
minuman soft drink, kokoa, arbei, jeruk sitrun, dan sayuran berwarna hijau
terutama bayam.
3; Hiperurikosuria : yaitu kadar asam urat di dalam urine yang melebihi 850 mg/24
jam. Asam urat yang berlebihan dalam urine bertindak sebagai inti batu/nidus
untuk terbentuknya batu kalsium oksalat. Sumber asam urat di dalam urine
berasal dari makanan yang mengandung banyak purin maupun berasal dari
metabolisme endogen.
4; Hipositraturia : Di dalam urine, sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk
kalsium sitrat, sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat.
Hal ini dimungkinkan karena ikatan kalsium sitrat lebih mudah larut dari pada
kalsium oksalat. Oleh karena itu sitrat dapat bertindak sbg penghambat
pembentukan batu kalsium. Hipositaturi dapat terjadi pada : penyakit asidosis
tubuli ginjal atau renal tubular acidosis, sindrom malabsobsi, atau pemakaian
diuretic golongan thiazide dalam jangka waktu lama.
5; Hipomagnesuria : Seperti halnya pada sitrat, magnesium bertindak sebagai
Diagnosis
I;
II;
III;
Anemnesis
- Riwayat penyakit batu ( ditanyakan jenis kelamin, usia, pekerjaan,
hubungan keadaan penyakit, infeksi & penggunaan obat-obatan. )
- RPK : Keluarga yang menderita BSK, pencegahan, pengobatan yang
telah dilakukan, cara pengambilan batu, analisis jenis batu dan
situasi batunya ).
Pemeriksaan Laboratorium
- Kemih : mikroskopik-endapan, biakan, sensitivitas kuman.
B; Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin meliputi: sedimen urin / tes dipstik untuk
mengetahui sel eritrosit, lekosit, bakteri (nitrit), dan pH urin. Untuk mengetahui
fungsi ginjal, diperiksa kreatinin serum. Pada keadaan demam, sebaiknya
diperiksa C-reactive protein, hitung leukosit sel B, dan kultur urin. Pada
keadaan muntah, sebaiknya diperiksa natrium dan kalium darah. Untuk
mencari faktor risiko metabolik, sebaiknya diperiksa kadar kalsium dan asam
a; leukosituria
b; hematuria
c; dan dijumpai kristal kristal pembentuk batu
Ultrasonografi
USG dikerjakan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan PIV, yaitu
pada keadaan-keadaan: allergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang menurun,
dan pada wanita yang sedang hamil. Pemeriksaan USG dapat menilai adanya batu
di ginjal atau di bull-bull (yang ditunjukkan sebagai echoic shadow), hidronefrosis,
pionefrosis, atau pengkerutan ginjal.
UROGRAM
Dapat menunjukan letak batu dalam system kolektivus.Menunjukan kelainan
antomis
Deteksi radiolusent sebagai defek
dihidrooksidenin ammonium urat)
IPD FKUI
pengisian
(batu
asam
urat,xantin,2,8
Diagnose Banding
Keluhan nyeri kolik batu saluran kemih dapat memberikan diagnosis banding
berupa;
;
Kolik ginjal akibat penyakit urologi lain, seperti aliran bekuan darah, aliran jaringan nekrotik,
striktur, kompresi, atau angulasi berat ureter.
Nyeri abdomen oleh sebab lain, seperti gastrointestinal (apendiksitis, kolesistitis, batu empedu,
pankreatitis), vaskular (infark ginjal, infark limpa, aneurisma aorta), ginekologi (kista ovarium,
adneksitis, kehamilan ektopik, endometriosis) da lainnya ( abses psoas, infark jantung, DM,
feokromositoma).
(IPD FK UI)
Terapi medis dan simtomatik
- Terapi medis batu saluran kemih berusaha mengeluarkan batu atau
melarutkan batu.
- Pengobatan simptomatik :
o R/Antalgin 500mg tab No.X S.3dd tab I Mengusahan agar
nyeri, khususnya kolik yang terjadi menghilang.
o R/Furosemid 40mg tab No.III S1dd diharapkan batu ureter
keluar dengan sendirinya, dapat diberikan minum berlebihan.
o R/Ciprofloxacin 500mg tab No VI s.2dd tab I Antibiotic, bila
adanya suatu infeksi saluran kemih.
o R/Nephrolit tab No.XXV s.4dd tab II Antiurease, pelarut batu.
( Buku Dasar-dasar UROLOGI, Basuki Purnomo Hal 57 ) & ( Buku IPD FK UI jilid
I hal 576 )
; Medikameatosa
Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang ukurannya kurang dari 5 mm,
karena diharapkan batu dapat keluar spontan. Terapi yang diberikan bertujuan
untuk mengurangi nyeri, memperlancar aliran urine dengan pemberian diuretikum
dan minum banyak supaya dapat mendorong batu keluar.
; Endourologi
Tindakan endourologi adalah merupakan tindakan invasif minimal untuk
mengeluarkan batu saluran kemih yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian
mengeluarkannya dan saluran kemih melalui alat yang dimasukkan langsung ke
dalam saluran kcmih. Alat itu dimasukkan melalui uretra atau melalui insisi kecil
pada kulit (perkutan). Sedangkan pemecahan batu dapat dilakukan secara mekanik,
dengan memakai energi hidraulik, energi gelombang suara, atau dengan enersi
laser.
Beberapa tindakan endourologi itu adalah:
; Bedah terbuka
Di klinik-klinik yang belum mempunyai fasilitas yang memadai untuk
tidakan-tindakan endourologi, laparoskopi, maupun ESWL, pengambilan
batu masih dilakukan melaiui pembedahan terbuka. Pembedahan terbuka itu
antara lain adalah: pielolitotomi atnu nefrolitotomi untuk meiigambil batu di
saluran ginja1, ureterolitotomi untuk batu di ureter, vesikolitotomi untuk batu
buli-buli, dan uretrolitotomi untuk batu uretra. Tidak jarang pasien harus
menjalani tindakan nefrektomi atau pengambilan ginjal karena ginjalnya
sudah tidak berfungsi dan berisi nanah (pionefrosis) akibat dari batu saluran kemih
yang mcnimbulkan obstruksi dan infeksi yang menahun.
Komplikasi
- Obstruksi