Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS RESEP DOKTER

Copy resep:
PT. ASURANSI KESEHATAN INDONESIA
RSUD
Dokter
Tanggal

: A
: dr. B
: 03/06/10

R/ Amoxycillin mg 500 tab No X


S 3 dd 1
R/ Paracetamol mg 500 tab No X
S 3 dd 1
R/ Dexamethason tab No X
S 3 dd 1
R/ OBH syr No I
S 3 dd C1
R/ Vit C tab No X
S 3 dd 1
Nama : Ny. Sumiyati
Umur : 30 tahun
Alamat : Tegalarum
Analisis Resep:
1. Identitas dokter:
Dari resep yang telah diberikan, sudah benar. Di sana terdapat identitas nama
dokter praktek yaitu dr.B. dan sudah terdapat alamat unit pelayanan kesehatan yaitu
diRSUD A
2. Nama kota:
Pada resep yang diberikan sudah terdapat nama kota yang dicetak dalam blanko
resep dan juga sudah ditulis tanggal, 03/06/10. Ini diperlukan dalam pelayanan resep
berkaitan dengan persyaratan dalam perundang undangan. Namun dalam penulisan
tanggal disini belum lengkap, sebaiknya tahun dicantumkan dalam tanggal penulisan
resep agar tidak tercampur dengan resepan tahun yang lain.
3. Superscriptio:
Dalam resep yang diberikan, tampak penulisan sudah tepat, berada di sisi kiri
atas.Karena obat yang diberikan lebih dari satu sehingga dituliskan R/ lagi. Dalam
resep tersebut obat-obat yang diberikan adalah obat-obat generik. Jadi resep tersebut
merupakan bentuk formula officinalis.
4. Inscriptio:
a.
Penulisan Nama Obat
Pada resep yang diberikan penulisan nama obat pada resep tersebut sudah benar
dan penulisan jelas.
b.
Spesifikasi Sediaan Jadi
Pada resep yang diberikan dapat diketahui bentuk sediaan kelima jenis obat
tersebut, yaitu tab yang berarti tablet dan syr yaitu sirup. Penulisan singkatan

c.
d.

e.
f.
g.

sediaan obat tersebut sudah sesuai dengan singkatan resmi Farmakope Indonesia atau
Nomenklatur Internasional.
Penulisan Satuan Berat, Volume dan Unit
Dalam formula resep di atas, sudah dituliskan satuan volume, berat dan unit.
Jumlah Jenis Obat/Sediaan
Penulisan jumlah R/ sudah benar yaitu dengan mencantumkan R/ lagi apabila resep
yang diberikan lebih dari 1 obat. Di sini cara pemakaian obat belum disertakan, misal
a.c. (ante coenum= sebelum makan) atau p.c. (post cibum=sesudah makan).
Satuan Biji (tablet, kapsul, botol)
Penulisan jumlah obat yang diberikan sudah tepat dengan menggunakan angka
romawi (X).
Penggunaan Tulisan Singkatan
Penulisan dosis pada resep yang diberikan tidak ada tanda titik untuk pemisah
antara d (de) dengan d (die), seharusnya 3.d.d.1
Tanda Pemisah antara R/
Antara satu tanda R/ untuk satu jenis obat sudah dipisah dengan garis penutup dan
paraf dokter. Di sini tanda tangan dokter tidak tertulis karena obat yang diresepkan
bukan dari golongan narkotika maupun obat keras tertentu.
5. Subscriptio
Penulisan jumlah obat yang diberikan sudah tepat karena menuliskan No.
(nomero), dimana N ditulis dengan huruf besar dan tetapi setelah huruf o kurang tanda
titik. Penulisan jumlah obat yang diberikan sudah tepat dengan menggunakan angka
romawi X. Jadi penulisan yang benar adalah No.X.
6. Signatura
Dalam resep yang diberikan sudah tertulis simbol S (signatura = tandailah), tetapi
penulisan tanda S kurang jelas seperti tanda garis lengkung sedangkan untuk letak
tanda S sudah tepat.
7. R/ pertama.
Tertulis Amoxycillin mg 500 tab No X,artinya obat Amoxycillin 500 mg
sebanyak 10 tablet. Di bawahnya tertulis aturan pakainya S 3 dd 1, signa ter de
die unoartinya Pakailah obat Amoxycillin 500 mg, 3 kali sehari 1 tablet sekali minumnya.
Amoxycillin adalah antibiotik yang stabil dalam suasana asam lambung, aktif
terhadap organism Gram positif dan negatif. Dosis yang diberikan sudah tepat untuk
dewasa, yaitu dosis sekali minum 1 tablet (500 mg) sedangkan dosis per hari adalah 3
tablet (1500 mg). Di sini perlu ditandai atau dijelaskan kepada pasien bahwa untuk
pemakaian Amoxycillin harus habis 10 tablet.
8. R/ kedua.
Tertulis Paracetamol mg 500 tab No X, artinya obat Paracetamol 500 mg
diminta sejumlah 10 tablet. Di bawahnya tertulis aturan pakainya S 3 dd 1, Signa ter
de die uno artinya Pakailah obat Paracetamol 500 mg itu 3 kali sehari masing-masing 1
tablet sekali minumnya.
Paracetamol adalah obat analgesik antipiretik yang diindikasikan untuk
meringankan rasa sakit pada keadaan sakit kepala, sakit gigi, dan menurunkan demam.
Dosis terukur tiap 1 tablet Paracetamol adalah 500 mg. Pemberian dosis untuk dewasa
sudah tepat yaitu 3 kali 1 tablet sekali minum, sedangkan dosis per hari adalah 3 tablet
atau setara dengan 1500 mg.

9. R/ ketiga.
Tertulis Dexamethason tab No X, artinya obat Dexamethason diminta sejumlah
10 tablet. Di bawahnya tertulis aturan pakainya S 3 dd 1, Signa ter de die uno artinya
Pakailah obat Dexamethason tablet 3 kali sehari 1 tablet sekali minumnya.
Dexamethason merupakan glukokortikoid sintetik dengan aktivitas imunosupresan
(antialergi) dan antiinflamasi, bekerja dengan menurunkan respon imun tubuh terhadap
stimulasi rangsang dan menekan atau mencegah respon jaringan terhadap proses
inflamasi serta menghambat akumulasi sel. Dosis terukur untuk tiap tablet adalah 0,5
mg. Dosis sekali minum 1 tablet (0,5 mg) dan dosis per hari adalah 3 tablet (1,5 mg).
10. R/ keempat.
Tertulis OBH syr No I, artinya obat OBH sirup sejumlah 1 botol. Di bawahnya
tertulis aturan pakainya S 3 dd C1, Signa ter di die cochlear uno artinya Minum OBH
sirup 3 kali sehari 1 sendok makan.
OBH sirup merupakan obat batuk yang mampu mengatasi batuk produktif yang
disertai hidung tersumbat, alergi, demam dan sakit kepala yang menyertai flu. Dosis
sekali minum adalah 1 sendok makan (15 cc) dan dosis per hari adalah 3 sendok
makan (45 cc).
11. R/ kelima
Tertulis Vit C tab No X, artinya vitamin C sejumlah X tablet. Di bawahnya tertulis
aturan pakainya S 3 dd 1, Signa ter di die uno artinya minumlah vitamin C tablet 3 kali
sehari 1 tablet.
Vitamin C atau asam askorbat merupakan vitamin antioksidan yang mampu
menangkal radikal bebas sehingga berperan penting dalam menangkal berbagai
penyakit. Dosis sekali minum adalah 1 tablet dan dosis per hari adalah 3 tablet.
12. Identitas pasien
Meliputi nama, umur dan alamat yang umumnya tercetak dalam blanko resep
(tulisan pro, umur dan alamat). Dalam penulisan identitas pasien sudah benar dengan
ditulis nama pasien yaitu Ny. Sumiyati. Namun dalam resep ini tidak dituliskan umur
dan alamat pasien. Dimana seharusnya umur dan alamat juga dicantumkan dalam
identitas pasien, karena alamat pasien berguna dalam memudahkan pihak apotek
dalam penelusuran apabila terdapat kesalahan dalam pelayanan obat. Sedangkan
umur berguna dalam membantu dalam perhitungan dosis pemberian obat yang tepat,
terutama pada pasien anak dan lansia.
13. Diagnosis Penyakit dari Resep di atas
Radang tenggorokan yang disertai batuk produktif.
TUGAS PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER
ANALISIS RESEP

Oleh :
HADI KURNIAWAN, S.Farm.
NIM. 12811090

PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA)


APOTEK BABARSARI
PERIODE 1 OKTOBER-30 NOVEMBER 2012
YOGYAKARTA
2012

LEMBAR KERJA TUGAS RESEP


RESEP 1:
drg. A
SIP. No. 446/2502/419/3439/1-17
Jl. Nogopuro No. 1B Catur Tunggal Depok Sleman
Telp. (0274) 692xxxx
Yogyakarta, 19 Oktober 2012
R/ Amoxycillin tab 500 No. XV
S 3 dd tab I
R/ Asam Mefenamat tab mg 500 No.X
S 3 dd tab I
R/ Kalium Diclofenac tab mg 500 No.VI
S prn tab I
Pro
: YA
Umur : 35 tahun
Alamat: 08773964xxxx
ttd
Skenario:
- Ny. Yulia (pasien, 35 thn) datang kedokter dan memeriksakan giginya kemudian dicabut,
terdapat luka namun tidak terlalu banyak
- Beberapa hari kemudian setelah menggunakan obat, Ny. Yulia mengalami gangguan lambung.
Karena pasien menganggap antibiotic harus diminum rutin sampai habis maka Ny. Yulia
melanjutkan pemakaian obat, dan lambung Ny.Yulia semakin sakit. Sehingga Ny.Yulia
konsultasi kepada apoteker.
1. ASSESMENT
a. Menggali Riwayat Pasien
No.
Kriteria

Keterangan

3
4

Data Pasien

Nama : Ny. YA
Umur : 35 tahun
Jenis Kelamin : L / P
Alamat : No. HP : 087739640169
BB/TB : - kg / - cm
Pekerjaaan : Sakit gigi, setelah cabut gigi sedikit berdarah, setelah minum
obat dari dokter muncul rasa tidak enak di lambung.
Riwayat Penyakit Keluhan sekarang : Sakit gigi dan nyeri di lambung.
Data Laboratorium : : Sakit gigi setelah gigi dicabut dan alergi obat.
Riwayat
Amoxycillin
Pengobatan
Asam Mefenamat
Kalium Diclofenac
Keadaan
Khusus Nyeri lambung.
Pasien

b. Skrining Resep
1) Administratif (Kelengkapan Resep)
No.

1
2
3
4
5

7
8
9
10
11
12
13

URAIAN
Identitas dokter:
Nama dokter
SIP dokter
Alamat dokter
Nomor telepon
Tempat dan tanggal
resep

ADA
Inscription

PADA RESEP
TIDAK

penulisan

Invocatio
Tanda resep diawal penulisan resep

(R/)
Prescriptio/Ordonatio
Nama Obat

Kekuatan obat

Jumlah obat

Signatura
Nama pasien

Jenis kelamin

Umur pasien

Barat badan

14
15
16

Alamat pasien
Aturan pakai obat
Iter/tanda lain

Subscriptio

17 Tanda tangan/paraf dokter


Kesimpulan:
Resep tersebut lengkap / tidak lengkap.
Resep tidak lengkap karena tidak mencantumkan informasi mengenai alamat
pasien, dan berat badan pasien.
Cara pengatasan Alamat dan berat badan pasien dapat ditanyakan langsung kepada
pasien/keluarga pasien.

2) Kesesuaian Farmasetis
No
Kriteria
1 Bentuk sediaan
2 Stabilitas obat
3 Inkompatibiltas
4 Cara pemberian
5 Jumlah dan aturan pakai

Permasalahan
-

Pengatasan
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai
Sesuai

3) Dosis
No.
1

Nama Obat
Amoxycillin

Asam Mefenamat

Kalium Diclofenac

Dosis Resep
3 x sehari 1 tablet
(sediaan 500 mg)
3 x sehari 1 tablet
(sediaan 500 mg)

Jika perlu 1 tablet

Dosis Literatur
250-500 mg setiap 8 jam atau 500-875 mg 2 kali sehari.
(DIH, 2010: 99).
500 mg untuk dosis permulaan, kemudian 250 mg setiap 4
jam jika diperlukan, maksimum terapi 1 minggu.
(DIH, 2010: 932).
Dosis pertama (500 mg) dikenal dengan loading dose, tujuan
pemberiannya adalah agar kadar obat dalam darah
meningkat secara cepat, sehingga obat mencapai efek
terapinya. Lalu, selanjutnya diberikan dosis sebesar 250 mg,
dimana dosis ini dikenal sebagai maintenance dose, yang
dimaksudkan agar dapat mempertahankan tingkat
keefektifan obat dalam cairan tubuh setelah loading dose
tercapai.
Dosis permulaan 50 mg 3 kali sehari, dosis maksimum 150
mg/hari.
(DIH, 2010: 439).

Kesimpulan
Sesuai

Rekomendasi
-

Sesuai

Sesuai

4) Pertimbangan Klinis
No.
1
2

3
4
5

Kriteria
Indikasi
Kontraindikasi

Interaksi
Dupikasi/polifarmas
i
Alergi

Permasalahan
Pasien
mengalami
nyeri
lambung
setelah
menggunakan obat, kemungkinan akibat alergi obat
atau rekasi obat tidak diinginkan atau efek samping
obat.
-

Pengatasan
Ganti terapi atau tambahkan obat yang dapat mengatasi
keluhan nyeri lambung atau obat yang dapat mengatasi
efek samping obat.

Kemungkinan pasien alergi amoxicillin atau obat

Tambahkan obat yang dapat mengatasi gangguan lambung

golongan NSAID.
6

Efek samping

Kalium Diklofenak:
Efek samping yang umum terjadi seperti nyeri/keram
perut, sakit kepala, diare, nausea, tukak lambung,
pusing, ruam, pruritus (Gangguan lambung) dan
mengantuk.
Asam Mefenamat:

atau ganti dengan terapi yang lain.


Antibiotik amoksisilin dihentikan.
Diminum bersama makan atau setelah makan, jangan
berkendaraan / menjalankan mesin selama minum obat.
Mengganti NSAID dengan paracetamol.
Menambahkan terapi untuk mengatasi keluhan lambung
yaitu Polysilene dan Spasmolitik Buscopan.

Pemberian (asam mefenamat) dapat memperburuk


tukak lambung yang diderita oleh pasien (MIMS : 109).
Reaksi obat yang
merugikan
- Kalium Diklofenak
(ADR/Adverse Drug
Hati-hati penggunaan pada penderita dekomposisi
Reaction)
jantung atau hipertensi, karena diklofenak dapat
menyebabkan retensi cairan dan edema; hati-hati
penggunaan pada penderita gangguan fungsi ginjal,
jantung, hati, penderita usia lanjut dan penderita dengan
luka atau perdarahan pada saluran pencernaan;
hindarkan penggunaan pada penderita porfiria hati; hatihati penggunaan selama kehamilan karena diklofenak
dapat menembus plasenta; diklofenak tidak dianjurkan
untuk ibu menyusui karena diklofenak diekskresikan
melalui ASI.

c.

Karakteristik Obat

1) Amoxycillin
Komposisi:
Amoxycillin 500 mg.
Indikasi:
Infeksi saluran nafas, saluran genitor-urinaria, kulit dan jaringan lunak yang disebabkan
organism gram positif dan negative yang peka terhadap obat ini.
Dosis:
Dewasa 250-500 mg tiap 8 jam.

mberian Obat:
Dapat diberikan bersama makan agar diabsorbsi lebih baik dan untuk mengurangi rasa tidak
nyaman pada Gastro Intestinal.

tra Indikasi:
ersensitif pada penicillin. Infeksi mononucleosis.
Peringatan:
Hipersensitif terhadap sefalosporin, kerusakan ginjal, leukemia limfatik, superinfeksi.

Efek Samping:
Reaksi hipersensitif, Gangguan Gastro Intestinal.
Interaksi Obat:
Probenesid meningkatkan waktu paro amoxicillin dalam plasma. Dengan Alopurinol timbul
ruam kulit. Kontrasepsi oral efektivitasnya diturunkan oleh amoxycllin.
Kategori kehamilan: B
2) Asam Mefenamat
Komposisi:
Asam mefenamat 500 mg
Indikasi:
Dapat menghilangkan nyeri akut dan kronik, ringan sampai sedang sehubungan dengan sakit
kepala, sakit gigi, dismenore primer, termasuk nyeri karena trauma, nyeri sendi, nyeri
otot trauma dan tulang punggung,, nyeri sehabis operasi, nyeri pada persalinan, reumatik, nyeri
paha, demam.
Dosis:
Digunakan
melalui
mulut
(per
oral),
sebaiknya
sewaktu
makan.
Dewasa dan anak di atas 14 tahun:
Dosis awal yang dianjurkan 500 mg kemudian dilanjutkan 250 mg tiap 6 jam atau 500 mg 2 3
kali sehari. Anak < 6 bulan : 6,5 mg/kg BB/6 8 jam.
Pemberian Obat:
Berikan segera sesudah makan.
Kontra Indikasi:
Pada penderita tukak lambung, radang usus, gangguan ginjal, asma dan hipersensitif terhadap
asam mefenamat. Pemakaian secara hati-hati pada penderita penyakit ginjal atau hati dan
peradangan
saluran
cerna.
Peringatan:
Gagal ginjal, penderita asma yang sensitif terhadap AINS, renitis alergi, urtikaria, hamil, laktasi,
anak < 14 tahun.
Efek samping:
Dapat terjadi gangguan saluran cerna, antara lain iritasi lambung, kolik usus, mual, muntah dan
diare, rasa mengantuk, pusing, sakit kepala, penglihatan kabur, vertigo, dispepsia. Pada

penggunaan terus-menerus dengan dosis 2000 mg atau lebih sehari dapat mengakibatkan
agranulositosis dan anemia hemolitik.
Interaksi Obat:
Obat-obat antikoagulan oral seperti warfarin; mempertinggi efek kumarin;asetosal (aspirin) dan
insulin.
Kategori Kehamilan:
C, D pada trimester 3 atau menjelang persalinan.
Cara Penyimpanan:
Simpan di tempat sejuk dan kering.
(MIMS, 2012: 130).
Mekanisme Kerja:
Menghambat sintesis Prostaglandin melalui penurunan aktivitas enzim, siklooksigenase, yang
menghasilkan penurunan prekursor pembentuk prostaglandin (Lacy, 2003, hal 868).

3) Kalium Diclofenac
Komposisi:
Diclofenac K 50 mg.
Indikasi:
Nyeri peradangan pasca trauma, inflamasi dan nyeri pasca operasi, sebagai terapi tambahan pada
nyeri berat pada infeksi THT. Gejala nyeri pada kolumna vertebra, reumatik non artikuler.
Dosis:
Dewasa awal 100-150 mg terbagi dalam 2-3 dosis,
Kasus ringan dan anak > 14 tahun 75-100 mg/hari.
Pemberian Obat:
Berikan segera sesudah makan.
Kontra Indikasi:
Ulkus peptic.
Peringatan:
Riwayat penyakit Gastro Intestinal, ganggun fungsi hati, jantung, atau ginjal.
Efek samping:

Kadang-kadang gangguan Gastro Intestinal, sakit kepala, pusing, vertigo dan ruam.
Interaksi Obat:
Meningkatkan kadar litium, metotreksat dan digoksin dalam plasma. Dapat mengurangi efek
deuretik.
Kategori Kehamilan:
B, D pada trimester 3 atau menjelang persalinan.
(MIMS, 2012: 137).
4) Polysilane
Komposisi:
Per tablet polysilane Al(OH)3 200 mg, dimethicone 80 mg, Mg(OH)2 200 mg.
Indikasi:
Rasa terbakar khususnya pada hernia hiatal, pirosis, gastritis, kembung.
Dosis:
Dewasa 1-2 tablet/hari atau 1-2 sendok teh 3-4 kali/hari.

mberian Obat:
Dapat diberikan bersama makan.
Peringatan:
Kerusakan fungsi ginjal, penggunaan lama, dosis tinggi.
Efek Samping:
Deplesi fosfat.
Interaksi Obat:
Absorbsi dihambat dengan furosemid, indometasin, tetrasiklin, digoksin, INH, antikolinergik.
Kategori kehamilan: (MIMS, 2012: 18).
5) Buscopan
Komposisi:
Hyoscine-N-butylbromide.

Indikasi:
Gangguan spastic pada Gastro Intestinal, kandungan empedu, saluran kemih, dan saluran
kelamin wanita.
Dosis:
Drag 1-2 drag 4 kali/hari. Maksimum 100 mg/hari.

mberian Obat:
Bersama makan atau tanpa makan.
Kontra Indikasi:
Miastenia gravis, megakolon.
Peringatan:
Glaukoma sudut sempit, penderita obstruksi saluran kemih dan usus kecil, takiaritmia.
Efek Samping:
Xerostomia, dishidrolis, takikardi, retensi urin, reaksi alergi, reaksi pada kulit, dispneu (pada
pasien dengan riwayat asma bronchial atau alergi).
Interaksi Obat:
Meningkatkan efek antikolinergik dari antidepresan trisiklik, antihistamin, kuinidin,
amantadin, dan disopiramid. Meningkatkan efek takikardi dari B-adrenergik. Antagonis
dopamine menurunkan efek dalam saluran Gastro Intestinal.
Kategori kehamilan: C.
(MIMS, 2012: 21).

Kesimpulan skrining resep dan hasil analisis DRP (Drug Related Problem)serta Care Plan:
Resep tidak lengkap secara administrasi, adanya efek samping terapi sehinggaperlu
ditambahkan terapi untuk mengatasi keluhan lambung yaitu Polysilene dan Buscopan.
Kemudian antibiotic amoksisilin dihentikan karena kemungkinan pasien alergi antibiotic
tersebut. Lagipula perdarahan gigi sangat sedikit jadi antibiotic dapat dihentikan.

2. PENYERAHAN DAN PEMBERIAN INFORMASI


INFORMASI EDUKASI/KIE, DAN KONSELING

OBAT/PIO,

KOMUNIKASI

a.

Informasikan mengenai nama obat, aturan pakai, kegunaan masing-masing obat, dan cara
penyimpanan yang benar.
b. Obat yang diberikan harus diminum secara teratur, agar terapi pengobatan yang diinginkan
tercapai.
c. Jika gejala sudah tidak dirasakan lagi, maka pengobatan dapat dihentikan.
No.
1

Kriteria Informasi
Nama Obat

Kegunaan obat/outcome terapi


yang diharapkan

Aturan pakai

Waktu minum obat

Cara pakai

6
7
8

Durasi penggunaan obat


Efek samping
Penyimpanan

Aktivitas yang
disarankan/dihindari

Isi Informasi

Asam Mefenamat
Kalium Diclofenac
Polysilane
Buscopan
Asam Mefenamat: Untuk Nyeri dan inflamasi.
Kalium Diclofenac: Inflamasi.
Polysilane: Antasida untuk nyeri lambung dan kembung.
Buscopan: Antispasmodik/kejang perut.
Asam mefenamat: 3 x sehari 1 tablet bersama makan.
Kalium diclofenac: 1 tablet jika perlu, maksimum 3 tablet se
makan
Polisilane: 3 x sehari 1 tablet bersama makan
Buscopan: 3 x sehari bersama makan atau tanpa makan
Bersama makan atau segera setelah makan untuk meningkat
dan menghindari efek nyeri dilambung akibat efek samping ob
Diminum melalui mulut dengan segelas air putih. 3 x sehari a
jam.
3 hari
Nyeri lambung, mengantuk.
Simpan tablet ditempat yang kering pada suhu kamar (25oC
dari cahaya matahari langsung.
Aktivitas yang disarankan:
Dianjurkan untuk makan makanan yang lunak.Menjaga ke
dan mulut yakni menyikat gigi dengan benar minimal 2 kali
disempurnakan dengan moutwashsetelah menyikat gigi.
Aktivitas yang dihindari:
Tidak berkendaraan/menjalankan mesin selama meminum
makan makanan yang terlalu asam, pedas, panas, dingin.

3. MONITORING
Hal-hal yang perlu monitoring:
a.
Kondisi pasien, gejala yang dirasakan pasien, semakin membaik atau tidak.
b. Memeriksa kemungkinan terjadinya alergi dan efek samping.
c. Kepatuhan pasien minum obat.

4. EVALUASI
a. Keberhasilan terapi: pasien sembuh atau tidak, gejala atau keluhan hilang/tidak, pasien dapat
beraktivitas seperti biasa.
b. Ada/tidaknya gejala/keluhan dan penyakit lain yang timbul setelah/selama pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai