Anda di halaman 1dari 14

Kelompok 6

Betty dwi cahyaningrum


(1413206009)
Dewi hajar agustina (1413206014)
Sintya larasati
(1413206036)
Yanne maria T.kollo
(1413206038)

Argentometri
Istilah Argentometri diturunkan dari bahasa latin
Argentum, yang berarti perak. Jadi, Argentometri
merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar
zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi
berdasar pembentukan endapan dengan ion Ag+.
Pada titrasi argentometri, zat pemeriksaan yang telah
dibubuhi indikator dicampur dengan larutan standar
garam perak nitrat (AgNO3). Dengan mengukur
volume larutan standar yang digunakan sehingga
seluruh ion Ag+ dapat tepat diendapkan, kadar
garam dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan.
( Day and Underwood, 1992).

Titrasi argentometri adalah penetapan


kadar suatu zat yang didasarkan atas
reaksi pembentukan endapan dari
komponen zat uji dengan titran larutan
perak nitrat (AgNO3). Selain reaksi
pengendapan, dasar reaksi argentometri
disebut juga reaksi penggaraman. Garam
adalah suatu senyawa yang terdiri dari
kation dan anion atau asam dengan basa.
Sedangkan pengendapan adalah zat yang
memisahkan diri sebagai fase padat yang
keluar dari larutan.

Kelarutan
Kelarutan diartikan sebagai
konsentrasi bahan terlarut dalam
suatu larutan jenuh pada suatu suhu
tertentu. Larutan sebagai campuran
homogen bahan yang berlainan.
Untuk dibedakan antara larutan dari
gas, cairan dan bahan padat dalam
cairan. Disamping itu terdapat
larutan dalam keadaan padat
(misalnya gelas, pembentukan kristal

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan

a. Kelarutan bertambah dengan


naiknya temperatur
b. Bila dalam lanitan terdapat garamgaram yang berbeda dengan
endapan
c. Kelarutan garam yang sedikit larut

HARGA HASIL
KELARUTAN (Ksp)
Harga Hasil Kali Kelarutan (Ksp) suatu senyawa ionik
yang sukar larut dapat memberikan informasi tentang
kelarutan senyawa tersebut dalam air. Semakin besar
harga Ksp suatu zat, semakin mudah larut senyawa
tersebut.
Hasil kali kelarutan = (CA+)M (CB-)N titrasi
argentometri adalah titrasi dengan menggunakan
perak nitrat sebagai titran dimana akan terbentuk
garam perak yang sukar larut. Jika larutan perak nitrat
ditambahkan pada larutan kalium sianida maka mulamula akan terbentuk endapan putih yang pada
pengadukan akan larut membentuk larutan kompleks
yang stabil (Harrizul.1995).

REAKSI PENGENDAPAN
Reaksi pengendapan merupakan
reaksi yang salah satu produknya
berbentuk endapan. Endapan terjadi
karena zat yang terjadi tidak atau
sukar larut didalam air atau
pelarutnya. Tidak semua zat
mengendap, sehingga reaksi
pengendapan juga dipergunakan
untuk identifikasi sebuah kation atau
anion.

Dibawah ini disajikan beberapa reaksi


pengendapan, sebagai tanda bahwa zat
yang terjadi adalah endapan perhatikan
tanda (s) solid, setelah indeks dari rumus
kimianya.
AgNO3(aq) + HCl(aq) ?AgCl(s) +
HNO3(aq)
Endapan yang terbentuk adalah endapan
putih dari AgCl.
Pb(CH3COO)2(aq) + H2SPbS(s) + 2
CH3COOH(aq)
Dari reaksi ini akan dihasilkan endapan
yang berwarna hitam dari PbS.

Faktor faktor yang mempengaruhi pengendapan:

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Temperatur
Sifat alami pelarut
Pengaruh ion sejenis
. Pengaruh pH
Pengaruh hidrolisis
Pengaruh ion kompleks

METODE METODE TITRASI


DALAM ARGENTOMETRI
Metode Mohr (pembentukan
endapan berwarna),
Metode Mohr dapat digunakan untuk
menetapkan kadar klorida dan bromida
dalam suasana netral dengan larutan
standar AgNO3 dan penambahan K2CHO4
sebagai indikator. Titrasi dengan cara ini
harus dilakukan dalam suasana netral
atau dengan sedikit alkalis, pH 6,5 9,0.

Model Valhard (Penentu zat warna yang


mudah larut).
Metode ini digunakan dalam penentuan ion Cl+,
Br -, dan I- dengan penambahan larutan standar
AgNO3. Indikator yang dipakai adalah Fe3+
dengan titran NH4CNS, untuk menentralkan kadar
garam perak dengantitrasi kembali setelah
ditambah larutan standar berlebih.
Metode Fajans (Indikator Absorbsi)
Titrasi argenometri dengan cara fajans adalah
sama seperti pada cara Mohr, hanya terdapat
perbedaan pada jenis indikator yang digunakan.
Indikator yang digunakan dalam cara ini adalah
indikator absorbsi seperti cosine atau fluonescein
menurut macam anion yang diendapkan oleh
Ag+.

PENGARUH PH DALAM ANALISIS ARGENTOMETRI


Pengaruh PH Dalam Analisis Argentometri Yaitu:
1.Dalam metode mohr
titrasi dilakukan dengan kondisi larutan berada pada pH dengan
kisaran 7-10 disebabkan ion kromat adalah basa konjugasi dari
asam kromat
2.Dalam metode volhard
Titrasi ini harus dilakukan dalam suasana asam, sebab ion besi
(III) akan diendapkan menjadi Fe(OH)3 jika suasananya basa,
sehingga titik akhir tidak dapat diamati.
3. Dalam metode fajans
Indikator yang digunakan dalam cara ini adalah indikator
absorbsi seperti cosine atau fluonescein menurut macam anion
yang diendapkan oleh Ag+.Titrannya adalah AgNO3 hingga
suspensi violet menjadi merah. pH tergantung pada macam
anion dan indikator yang dipakai

INDIKATOR
ARGENTOMETRI
a.Cara Mohr: Dilakukan dalam suasana netral, sebagai
indikatornya digunakan kalium kromat. Kalium kromat
dibuat dengan melarutkan 10g kalium kromat dengan
aquades secukupnya hingga 100ml.digunakan untuk
mentitrasi larutan klorida dengan larutan baku perak nitrat.
Titik akhir titrasi ditentukan dengan terbentuknya perak
kromat yang berwarna merah bata (merah intensif).
b. Cara Volhard: Dilakukan dalam suasana asam dengan
indikatorFe3+ dan titikakhir titrasi dengan cara ini adalah
merah yang berasal dariFe(SCN)2+.
c. Cara Fajans: Dilakukan dalam suasana sedikit asam,
indikatornya adalahindikator adsorpsi misalnya flourescen
dan titik akhir titrasinya adalah endapan merah atau rose.

APLIKASI ARGENTOMETRI DALAM


ANALISIS OBAT DAN BAHAN OBAT
BESERTA CONTOH OBATNYA
1. Penetapan kadar amonium klorida
(NH4Cl) dengan metode
argentometri
2. Penetapan Kadar Efedrin HCL
Metode Pengendapan
(Argentometri)
3. Penetapan Papaverin HCL Dengan
Metode Argentometri

Anda mungkin juga menyukai