Anda di halaman 1dari 18

Mekanisme Sistem Pencernaan Lambung serta Pendarahan dan

Persarafannya

Kelompok PBL E2:


Hermita Octoviagnes Buarlele (102013148)
Lidya Oktavia (102013254)
Ricky Djunaedi (102014008)
Vivian Chau (102014036)
Retty Tonapa (102014121)
Fakhrurrozi Pratama (102014129)
Dewi Luckyta Mahenu (102014195)
Lynett Dawita Tokiu (102014253)

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Jalan Arjuna Utara No.06, Jakarta Barat 11510
Tahun Pembelajaran 2014/2015

Mekanisme Sistem Pencernaan Lambung serta Pendarahan

dan Persarafannya
Hermita, Lidya, Ricky, Vivian, Retty, Fakhrurrozi, Dewi Luckyta, Lynett Dawita
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Tahun Pembelajaran 2014/2015
Jalan Arjuna Utara No. 06 Jakarta Barat 11510
Abstrak
Untuk menjalankan setiap aktivitas kehidupan bahkan yang terpenting untuk bernafas,
manusia memerlukan energi dalam menjalankannya. Energi yang dibutuhkan didapat dari
luar lingkungan yaitu makan dari tumbuhan maupun hewan yang akan dicerna oleh usus dan
setelah itu akan di salurkankan ke seluruh jaringan tubuh melalui darah. Sistem yang
berperan dalam pecernaan di mulai dari mulut yaitu mekanisme pertama motilitas untuk
menghancurkan makan menjadi molekul yang lebih kecil yang kemudian dapat disalurkan ke
lambung melalui oesophagus dan kemudian pencernaannya akan disalurkan ke usus halus
untuk di absorpsi lebih optimal, kemudian akan dibawa ke usus besar, dan dibuang melalui
anus. Sistem ini bekerja saling mendukung untuk menjalankan fungsinya masing-masing.
Jika ada satu organ pencernaan yang rusak, maka akan mengganggu organ tersebut bahwa
bisa mengganggu/merusak organ pencernaan yang lainnya.
Kata Kunci: pencernaan, absorpsi, energi.
Abstract:
To carry out any activity that is important to the life of even breathing, human beings
require energy in the run. The energy required to come from the outside environment is eating
of plants and animals that will be digested by the intestine and after that will be distributed
to all body tissues via the blood. Which plays a role in the digestive system from the mouth in
which the first motility mechanism to destroy eat into smaller molecules that can then be
channeled into the stomach through the esophagus and then digestion will be channeled into
the small intestine for absorption is optimal, then will be brought to the colon, and
discharged through the anus. This system works to support each other to carry out their
respective functions. If there is a digestive organ is damaged, it will disrupt the organ that
could disturb / damage other digestive organs.
Keywords: digestion, absorption, energy.

Pendahuluan
Manusia merupakan organisme yang tidak dapat membuat makanan sendiri atau
disebut sebagai organisme heterotrof. Semua kebutuhan makanan didatangkan dari luar untuk
memenuhi kebutuhan energi dan untuk sistesis zat yang dibutuhkan dalam tubuh. Makhluk
hidup khususnya manusia selalu membutuhkan suplai makanan. Sebelum dapat digunakan
oleh tubuh, makanan dicerna dalam system pencernaan. Sistem pencernaan ini dimulai dari
rongga mulut sampai ke anus. Sistem pencernaan juga melibatkan beberapa organ tambahan
yang berperan dalam membantu proses pencernaan seperti hati dan pankreas. Sistem
pencernaan adalah penghancuran bahan makanan (mekanis/enzimatis, kimia dan mikrobia)
dari bentuk komplek (molekul besar) menjadi sederhana (bahan penyusun) dalam saluran
cerna. Tujuan utama dari pencernaan itu sendiri adalah untuk mengubah bahan komplek
menjadi sederhana.
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk membahas mengenai sistem digestivus
atau disebut juga system pencernaan yang berkaitan dengan skenario. Penulis akan
membahas anatomi serta histologi organ pencernaan, mekanisme kerja sistem pencernaan
dalam mencerna 3 bahan utama, yaitu karbohidrat, protein dan lemak. Dan juga mengenai
mekanisme sistem pencernaan.
Struktur pada Mulut, Lidah dan Gigi1,2
Rongga mulut atau oral cavity adalah suatu rongga di kepala yang dibatasi oleh tulang
rahang atas yaitu os maxilla dan tulang rahang bawah yaitu os mandibular serta tulang-tulang
kecil lainnya bersama otot-otot dan jaringan lain yang melekat pada tulang-tulang tersebut.
Gusi dan gigi merupakan bagian dari tulang rahang atas dan bawah. Gigi pertama
biasanya keluar pada saat manusia berumur 6 hingga 7 bulan dan yang terakhir pada usia 18
hingga 30 tahun. Susunan gigi yang pertama merupakan gigi susu yang total berjumlah 20
buah dan terdiri atas 8 gigi incisura, 4 gigi canin dan 8 gigi molar. Gigi ini mulai tanggal pada
usia sekitar 7 tahun untuk digantikan dengan gigi tetap yang berjumlah 32 buah dengan
susunan 8 gigi incisura, 4 gigi canin, 8 gigi premolar dan 12 gigi molar. Tempat gigi molar
pada anak diganti dengan gigi premolar pada orang dewasa.
Setiap gigi terdiri atas mahkota atau corona dan akar gigi. Perbedaan antara macammacam gigi terletak pada jumlah akar dan bentuk coronanya. Lapisan gigi paling luar disebut

email dan sifatnya sangat keras, dibawahnya terdapat lapisan dentin dan lebih dalam lagi
terdapat suatu rongga yang berisi pembuluh darah dan saraf yaitu pulpa dentis.
Tulang rahang atas, di samping membentuk gusi juga membatasi rongga mulut
terhadap rongga hidung melalui langit-langit mulut keras. Dibelakang palatum durum
terdapat palatum molle yang dibentuk oleh otot-otot kerongkongan dengan uvula di
belakangnya. Pada saat menelan, uvula akan menutup hubungan antara kerongkongan dengan
rongga hidung, begitu juga pada saat seseorang bernapas melalui mulut.
Di sisi palatum molle kiri dan kanan terdapat 2 buah pilar yang menuju bawah ke sisi
kiran kanan lidah disebut arcus palatoglossus dan arcus palato-pharyngicus. Di antara kedua
pilar ini terdapat tonsila palatina. Tonsil ini merupakan kelenjar getah bening yang berfungsi
untuk menangkap kuman-kuman yang masuk melalui rongga mulut. Di samping sepasang
tonsila palatina tersebut, terdapat tonsila lingualis pada pangkal lidah dan tonsila pharyngica
di dinding belakang pharynx. Bersama-sama ketiga tonsil ini membentuk rantai pertahanan
infeksi pada anak-anak yang dinamakan ring of waldayer.
Lidah manusia dibentuk oleh otot-otot yang terbagi atas 2 kelompok, yaitu otot
intrinsik dan otot ekstrinsik yang salah satu ujungnya mempunyai perlekatan di luar lidah,
yaitu pada tulang rahang bawah di dasar mulut dan tulang lidah. Otot intrinsik mempunyai
serat lebih halus daripada otot ekstrinsik. Otot-otot ini penting dalam mengunyah dan
mengucapkan kata-kata. Pergerakan lidah diatur oleh saraf otak ke XII.
Permukaan belakang lidah yang terlihat pada saat seseorang membuka mulut ditutupi
oleh selaput lendir yang mempunyai tonjolan-tonjolan yang disebut papilla. Pada papilla
terdapat taste bud untuk mengenal rasa manis, asin, asam dan pahit. Di samping itu, lidah
juga mempuyai ujung-ujung saraf perasa yang dapat menangkap sensasi panad dan dingin.
Rasa pedas tidak termasuk salah satu bentuk pengecapan tetapi rasa panas yang termasuk
sensasi umum. Pengecapan diurus oleh saraf otak ke VII dan sensasi umum oleh saraf otak ke
V.
Bila lidah ditarik sehingga ujungnya mendekati langit-langit mulut, tampak di sebelah
bawahnya tepat di garis tengah, suatu lipatan yang disebut frenulum linguae. Di kiri kanan
lipatan tersebut terdapat lubang kecil yang merupakan muara kelenjar-kelenjar ludah yang
terdapat terdapat di bawah lidah yaitu sublingual gland dan kelenjar yang terdapat di dasar
mulut yaitu submandibular gland. Terdapat juga kelenjar ludah yang besar terletak di

belakang tulang rahang di bawah daun telinga dan mempunyai saluran yang bermuara di
depan gigi geraham kedua atas yaitu parotid gland. Ludah penting untuk pencernaan tahap
pertama makanan yang dikunyah melalui enzim ptyalin yang terkandung di dalamnya.
Di sebelah depan mulut dibatasi oleh bibir dan otot-otot yang melingkarinya. Bibir ini
merupakan peralihan dari kulit dan selaput lendir. Perbedaannya dengan kulit adalah bahwa
bibir tidak mempunyai lapisan tanduk dan lapisan epidermisnya tipis. Warna merah pada
bibir disebabkan oleh warna merah darah dalam kapiler di bawahnya. Karena kulitnya tipis,
bibir juga merupakan bagian sensitif manusia.

Gambar 1: Struktut Gigi


Sumber: https://onomenulis.wordpress.com/2012/01/11/detail-isi-rongga-mulut-kita/ 11 Juli
2015
Pharynx1,2
Ke arah belakang, rongga mulut berhubungan dengan pharynx. Pharynx merupakan
rongga seperti pipa yang memanjang dari dasar tengkorak ke bawah sampai peralihannya
menjadi oesophagus.
Pharynx terbagi atas 3 bagian. Bagian pharynx yang paling atas disebut naso-pharynx
karena terletak di belakang rongga hidung, bahian tengah dinamakan oro-pharynx dan yang
paling bawah adalah laryngo-pharynx yang tidak berapa penting untuk menelan.
Laryngo-pharynx terletak di belakang mulut memanjang ke bawah. Bagian ini di
sebelah depannya berbatasan dengan larynx atau tenggorokan yang merupakan bagian dari
sistem pernapasan dan termasuk untuk alat bicara. Hubungan anatomis antara kedua organ

menjelaskan mengapa seseorang sukar bicara pada waktu mengunyah dan mengapa makanan
mudah masuk ke tenggorokan bila seseorang berbicara sambil menelan.
Pada perbatasan oro-pharynx dengan laryngo-pharynx di sebelah depan terdapat
epiglotis yang dibentuk oleh tulang rawan. Epiglotis ini yang membantu menutup larynx pada
waktu menelan. Makanan yang ditelan tidak melalui permukaan epiglotis ini, tetapi melewati
celah di kiri kanannya yang disebut recessus piriformis.
Dinding pharynx dibentuk oleh otot-otot melingkar dari belakang ke depan. Di
belakang, otot-otot ini melekat pada jaringan ikat di garis rengah dan bersifat stabil,
sedangkan di depan otot-otot ini melekat pada langit-langit mulut, larynx dan jaringan ikat
yang akan bergerak pada saat otot pharynx tersebut berkontraksi. Hal ini memungkinkan
makanan secara aktif terdorong ke bawah pada waktu menelan.
Pharynx selanjutnya akan bersambungan dengan oesophagus. Peralihan antara kedua
bagian ini terjadi di sebelah belakang salah satu rawan dari larynx yaitu cricoid cartilago.
Adanya tulang rawan ini merupakan penyebab makanan agak besar dan tak terkunyah
sempurna dapat berganjal dan mengalami kesulitan untuk melewatinya.

Gambar 2: Struktur Pharynx


Sumber: http://training.seer.cancer.gov/anatomy/respiratory/passages/pharynx.html 11 Juli
2015
Oesophagus1,2
Oesophagus adalah satu tube muskular yang bisa kolaps yang mempunyai panjang 25
cm, terletak posterior dari trakea. Oesophagus bermula dari hujung inferior laryngopharynx
dan melalui anterior mediastinum pada colum vertebrata. Kemudian iya akan melintasi
diafragma melalui satu bukaan yang dipanggil esophageal hiatus dan berakhir di porsi

superior lambung. Kadangkala sebagian dari bagian lambung akan menembus pada
diafragma melalui esophageal hiatus dan kondisi ini dibagi terma hiatus hernia.
Gaster
Gaster merupakan organ yang termasuk saluran cerna yang dimasuki oleh bolus (bahan
makanan) paling awal dalam cavum abdomen. Gaster biasa disebut dengan ventriculus atau
lambung. Berbentuk seperti huruf J pada proyeksi supinasi (terlentang).
Bagian-bagian Lambung
Lambung mempunyai dua lambung (ostium cardiakum dan pylorus). Dua lengkungan
(kurvatura mayor dan minor) dan dua permukaaan (facies anterior dan posterior). Lambung
terdiri dari lima bagian, yaitu cardia, fundus, corpus, pars pilorika, dan pylorus.
a. Cardia merupakan daerah tempat masuknya esophagus ke dalam lambung. Fundus
gastrikus yang berbentuk kubah merupakan bagian lambung yang berada di atas kiri
dari ostium kardiakum.
b. Pada fundus ini biasanya berkumpul gas. Di antara fundus dan pars abdominalis
esofagei terdapat sudut yang tajam, disebut incisura kardiaka.
c. Corpus gastrikum yang merupakan bagian utama, terletak kurang lebih vertical
(sedikit kearah depan kanan) antara fundus dan incisura angularis beralih menjadi
pars pilorika. Kurvatura minor yang merupakan batas kanan lambung terbentang dari
kardia sampai pylorus. Kurvatura mayor yang lebih besar terbentang dari incisura
kardiaka terus ke fundus dan pinggir kiri lambung sampai piloruss. Pada kurvatura
minor di batas antara korpus dengan pars pilorika terbentuk sudut yang disebut
d.

incisura angularis.
Pars pilorika terdiri dari antrum pilorikum yang lebar di sebelah proximalis dan
kanalis pilorikus yang lebih sempit di sebelah distal yang berakhir pada pylorus. Pada

batas antara kedua bagian ini kadang-kadang terdapat suatu sulkus dangkal.
e. Pylorus merupakan daerah terdapatnya penyempitan berupa spinchter yang umumnya
berada dalam keadaan kontraksi tonik. Sphincter pilori mempunyai otot sirkularis
tebal yang mengatur aliran lambung ke duodenum.
Fungsi gaster
1. Tempat penimbunan sementara makanan dan minuman, dan tempat mengadakan
pencernaan yang dilaksanakan secara kimia dan mekanik
2. Menghasilkan getah lambung yang mengandung mucus air, electrolit, pepsin, rennin
3. Sel parietal diduga menghasilkan gastric intrinsic factor untuk absorbsi vit B12

Letak Lambung
Ostium kardiakum terletak kurang lebih 3 cm di sebelah kiri garis tengah, setinggi
vertebra torakalis 11, dan 10 cm di sebelah dalam dari tulang rawan iga 7 kiri. Lubang ini
merupakan tempat yang paling tetap dari lambung. Pylorus letaknya relatif tetap, yaitu pada
posisi berbaring terletak di atau sedikit kanan dari linea mediana setinggi vertebra lumbalis
2 atau 3 pada posisi berdiri, atau bahkan dapat bergeser 5 cm ke kanan pada lambung yang
penuh yang penuh. Fundus letaknya paling superior di belakang iga ke-5 kiri di linea
midklavikularis. Fiksasi paling kuat dari lambung terdapat pada cardia kerena hubungannya
dengan esophagus yang terfiksasi pada diafragma. Omentum minus juga dapat membantu
fiksasi lambung pada tempatnya.3
Hubungan Lambung dengan Sekitarnya
Facies anterior gaster bagian kanan berbatasan dengan lobus sinister hepatis dan lobus
quadrates hepatis. Sedangkan pylorus berbatasan dengan lobus quadrates hepatis. Sebagian
facies anterior lambung juga berbatasan dengan dinding perut yang sesuai dengan lapang
lambung. Sedangkan curvatura major berbatasan dengan colon transversum dan ligamentum
gastrocolokum. Facies posterior gaster pada fundus ventriculinya berbatasan dengan
diaphragma.3
Corpus ventrikuli berbatasan dengan bagian diapragma yang menurun. Curvatura major
berbatasan dengan ren sinister, gandula suprarenalis sinister, dan lien. Bagian caudal dari
gaster berbatasan dengan bagian superior pancreas. Kurvatura minor bagian kiri atas
berbatasan dengan tuber omentale pancreatic. Sedangkan ventrikuli bagian distalnya
berbatasan dengan colon transversum dan mesencolon.
Pendarahan
Arteri
1. A. Gastrica Sinistra, merupakan cabang dari A. Coeliaca (tripus Halleri). A. Gastrica
Sinistra beranastomose dengan A. Gastrica dextra yang merupakan cabang dari A.
Hepatica Propia di curvature minor dan A. Oesophagea yang merupakan cabang dari
Aorta Thoracalic.
2. Aa. Gastrica Breves, merupakan cabang dari A. Lienale di fundus ventriculi dan
memperdarahi fundus ventriculi.
3. A. Gastroepiploica (gastro omentalis) sinistra, merupakan cabang dari A. Lienale.
Arteri ini beranastomose dengan A. Gastroepiploica dextra yang merupakan cabang

dari A. Gastroduodenale di curvatura major. A. Gastroepiploica sinistra memperdarahi


curvatura major dan omentum majus.
Vena
Pembuluh balik vena mengikuti jalannya arteri.
1. Darah dari V. Gastrica dextra dan sinistra dialirkan ke dalam V. Porta.
2. Darah dari V. Gastrica Breves dan V. Gastroepiploica sinistra dialirkan ke dalam V.
Lienalis yang bergabung dengan V. Mesenterica superior menuju V. Porta.
Getah Bening
Pembuluh getah bening berasal dari Nnll. Gasromentalis yang terdapat pada pembuluh
nadi sepanjang curvatura major dan minor akan dialirkan ke dalam nnll. Coeliaca.
Persarafan
Persarafan gaster berasal dari sistem saraf otonom. Saraf parasimpatis berasal dari N. X
anterior dan posterior. Saraf simpatis dari nervi spinals T6-T9 melalui plexus coeliacus dan
mendistribusikan melalui anyaman saraf di sekitar A. Gastrica dan A. Gastroepiploica.3

Gambar 3: Struktur Gaster


Sumber: http://longhairedatheart.blogspot.com/2014/05/low-stomach-acid-can-wreck-yourhealth.html 11 Juli 2015
Pankreas4,5
Pankreas adalah satu kelenjar retroperitoneal berukuran 12-15 cm panjang dan 2.5 cm
tebal, letak posterior pada kurvatura mayor gaster. Pankreas memiliki kaput, kolum, korpus

dan kauda. Kaput terikat di lateral duodenum yang melengkung dan kauda memanjang ke
hilus lien pada ligamentum lienorenale.
Jus pankreas di sekeresi oleh sel exocrine ke duktus-duktus yang kecil yang
kemudiannya akan bergabung untuk membentuk dua duktus yang besar yaitu duktus
pankreatik dan duktus aksesorius yang akan menghantar sekeresi ke usus halus. Duktus
pankreatik atau duct of Wirsung adalah yang terbesar di antara kedua duktus tersebut. Bagi
kebanyakkan manusia, duktus pankratik bersama dengan saluran empedu dari hati dan
kandung empedu akan memasuki duodenum sebagai ampulla hepatopancratik atau ampulla
of Vater. Ampulla ini terbuka melalui elevasi pada mukosa duodenal yang dikenali sebagai
papilla duodenal mayor. Laluan bagi jus pankreatik dan empedu melalui ampulla
hepatopankreatikke usus halus diregulasikan oleh otot polos yang dikenali sebagai sfinter
hepatopankreatik ampulla atau sphincter of Oddi. Duktus aksesorius pada pankreas akan
dikosongkan pada duodenum pada 2.5 cm superior dari ampulla hepatopankreatik.

Gambar 4: Struktur Pankreas


Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Pancreas 11 Juli 2015
Hepar dan Kantung Empedu4,5
Hati atau hepar adalah kelenjar terberat pada tubuh kira-kira 1.4 kg pada dewasa. Iya
terletak inferior dari diafragma dan meliputi hampir keseluruhan hipokondriak kanan.
Kantung empedu adalah satu kantung berbentuk pir dan terletak pada permukaan posterior
hati yang terdapat depressi. Iya mempunyai panjang 7-10 cm dan selalunya bergantung di
margin inferior pada hati.

Karena fungsinya yang kompleks dan penting, hati mendapat aliran darah yang
banyak. Karena itu juga luka perdarahan pada hati bila tidak segera diatasi dapat
menyebabkan kematian.
Empedu yang dihasilkan sel hati dialirkan oleh pembuluh empedu. Saluran yang
paling besar, hasil gabungan saluran-saluran kecil, disebut ductus hepaticus. Empedu yang
dihasilkan akan disalurkan oleh ductus hepaticus untuk selanjutny disimpan dalam kandung
empedu bila sedang tak dibutuhkan atau melalui ductus choledochus ke duodenum pada saat
yang bersangkutan makan lemak.
Di dalam kandung empedu yang terletak di bawah hati kira-kira pada perpotongan iga
bawah dengan garis tegak lurus melalui puting susu, empedu ini akan dipekatkan dengan
diserap airnya. Penyakit bisa terjadi pada kandung empedu jika ada gangguan penyerapan
dan penyakit yang sering terjadi adalah batu kandung empedu.

Gambar 5: Struktru Hepar


Sumber:
http://www.highlands.edu/academics/divisions/scipe/biology/faculty/harnden/2122/notes/dige
st.htm 11 Juli 2015

Usus Halus 4,5

Usus halus atau intestinum minor adalah suatu tabung yang kompleks, berlipat-lipat,
dan membentang dari pilorus hinggakatup ileosekal (sekum), merupakan saluran paling
panjang tempat proses pencernaan dan absorpsi hasil pencernaan. Panjang usus halus pada
orang hidup sekitar 12 kaki (3,6 m) dan hampir 22 kaki (6,6 m) pada kadaver (akibat
relaksasi).
a. Duodenum
disebut juga usus 12 jari, panjangnya kurang lebih 25 cm, berbentuk sepatu kuda melengkung
ke kiri, pada lengkungan ini terdapat pankreas. Pada bagian kanan duodenum ini terdapat
selaput lendiryang membukit disebut papila vateri. Pada papila vateri ini bermuara saluran
empedu (duktus koledokus) dan saluran pankreas (duktus pankreatikus). Dinding duodenum
mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung kelenjar. Kelenjar-kelenjar ini
Brunner yang berfungsi untuk memproduksi getah intestinum.

Gambar 6: Struktur Duodenum


Sumber: https://is.muni.cz/do/med/mimsa/12840881/43886630/Abdomen.txt 11 Juli 2015
b. Jejunum dan Ileum
Jejunum dan ileum mempunyai panjang sekitar 6 m. dua per lima bagian atas adalah
jejunum dengan panjang 23 m dan ileum dengan panjang 4-5 m. lekukan jejunum dan ileum
melekat pada dinding abdomen posterior dengan perantaraan lipatan peritoneum yang
berbentuk kipas dikenal sebagai mesenterium. Akar mesenterium memungkinkan keluar dan
masuknya cabang-cabang arteri dan vena mesenterika superior, pembuluh limfe dan saraf ke
ruang antara dua lapisan peritoneum yang membentuk mesenterium. Sambungan antara
jejunum dan ileum tidak mempunyai batas yang jelas. Ujung bawah ileum berhubungan

dengan sekum dengan perantaraan lubang yang bernama orifisium ileosekalis. Orifisium ini
diperkuat oleh sfingter ileosekalis dan pada bagian ini terdapat katup valvula sekalis yang
berfungsi untuk mencegah cairan dalam kolon asendens tidak masuk kembali ke ileum.

Gambar 7: Perbedaan Jejunum dan Ileum


Sumber: http://www.imagekb.com/jejunum 11 Juli 2015
Usus Besar
Usus besar atau kolon berbentuk tabung muskular berongga dengan panjang sekitar
1,5 m (5 kaki) yang terbentang dari sekum hingga kanalis ani. Diameter usus besar sudah
pasti lebih besar daripada usus kecil, yaitu sekitar 6,5cm (2,5 inci), tetapi makin dekat anus
diameternya semakin kecil. Usus besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu kolon asenden, kolon
transversum, dan kolon desenden.5
Di bawah sekum terdapat apendiks vermiformis yang berbentuk seperti cacing
sehingga disebut juga umbai cacing, panjangnya 6 cm. Seluruhnya ditutupi oleh peritoneum,
mudah bergerak walaupun tidak mempunyai mesentrium dan dapat diraba melalui dinding
abdomen pada orang yang masih hidup.6
Kolon Asendens
Panjangnya 13 cm, terletak di bawah abdomen sebelah kanan, membujur ke atas dari
ileum ke bawah hati. Di bawah hati melengkung ke kiri, lengkungan ini disebut fleksura
hepatika, dilanjutkan sebagai kolon transversum.6
Apendiks (Usus Buntu)

Bagian dari usus besar yang mucul seperti corong dari ujung sekum, mempunyai pintu
keluar yang sempit tetapi masih memungkinkan dapat dilewati oleh beberapa isi usus.
Apendiks tergantung menyilang pada linea terminalis masuk ke dalam rongga pelvis minor,
terletak horizontal di belakang sekum. Sebagai suatu organ pertahanan terhadap infeksi,
kadang apendiks bereaksi secara hebat dan hiperaktif yang bisa menimbulkan perforasi
dindingnya ke dalam rongga abdomen.6
Kolon Transversum
Panjangnya + 38 cm, membujur dari kolon asendens sampai ke kolon desendens berada di
bawah abdomen, sebelah kanan terdapat fleksura hepatika dan sebelah kiri terdapat fleksura
lienalis.6
Kolon Desendens
Panjangnya + 25 cm, terletak di bawah abdomen bagian kiri membujur dari atas ke bawah
dan fleksura lienalis sampai ke depan ileum kiri, bersambung dengan kolon sigmoid.6
Kolon Sigmoid
Kolom sigmoid merupakan lanjutan dari kolon desendens, terletak miring dalam rongga
pelvis sebelah kiri, bentuknya menyerupai huruf S, ujung bawahnya berhubungan dengan
rektum.6

Gambar 8: Struktur Usus Besar


Sumber: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/imagepages/19220.htm 11 Juli 2015
Rektum dan Anus

Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses
ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka
otot, , spinkter

rectum mengatur pembukaandan penutupan anus. Otot spinkter yang

menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik.7


Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rektum dengan dunia
luar (udara luar). Terletak di dasar pelvis, dindingnya diperkuat oleh 3 sfingter :7

Sfingter ani internus (sebelah atas), bekerja tidak menurut kehendak,

Sfingter levator ani, bekerja juga ti dak menurut kehendak,

Sfingter ani eksternus (sebelah bawah), bekerja menurut kehendak.

Defekasi (buang air besar) didahului oleh transpor feses ke dalam rektum yang
mengakibatkan ketegangan dinding rektum yang mengakibatkan rangsangan untuk refleks
defekasi, sedangkan otot usus lainnya berkontraksi. M. Levator ani relaksasi secara volunter
dan tekanan ditimbulkan oleh otot-otot abdomen.7

Gambar 9: Struktur Rektum dan Anus


Sumber: http://www.yoursurgery.com/ProcedureDetails.cfm?BR=7&Proc=25 11 Juli
2015
Mekanisme Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan (mulai dari mulut sampai anus) berfungsi sebagai berikut:
1. Menerima makanan.
2. Memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan).
3. Menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah.

4. Membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh.


Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan, kerongkongan, lambung, usus
halus,usus besar, rektum dan anus. Selain itu, Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ
yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.8
Pencernaan pada Gaster9
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk
cincin(sfingter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfingter
menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi
sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan
dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan zat penting :
1. Mukus
Mukus melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung dan enzim.
Setiap kelainan pada lapisan lendir ini (apakah karena infeksi oleh bakteri
Helicobacter pylori atau karena aspirin), bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah
kepada terbentuknya tukak lambung.
2. Asam klorida
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin
guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang
terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri. Pelepasan asam dirangsang oleh:
1.
2.
3.
4.
3.

Saraf yang menuju ke lambung.


Gastrin (hormon yang dilepaskan oleh lambung).
Histamin (zat yang dilepaskan oleh lambung).
Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein menjadi pepton).
Pepsin.

Bertanggung jawab atas pemecahan sekitar 10% protein. Pepsin merupakan satu-satunya
enzim yang mencerna kolagen, yang merupakan suatu protein dan kandungan utama dari
daging. Hanya beberapa zat yang bisa diserap langsung dari lambung (misalnya alkohol dan
aspirin) dan itupun hanya dalam jumlah yang sangat kecil.

Enzim Gaster8,9

Getah lambung merupakan cairan jernih bewarna kuning pucat yang mengandung
HCl0,2-0,5%dengan pH 1. Getah lambung terdiri atas 97-99%air dan sisanya musin (lendir)
serta garam anorganik, enzim pencernaan (pepsin dan renin), dan lipase.
Pepsin:
-Fungsi utama untuk hidrolisis molekul protein menjadi peptide.
Disekresikan dalam bentuk inaktif. Jika diperlukan maka akan berubah bentuk dari
pepsinogen menjadi pepsi.
Renin:
-Fungsi utama mengubah kaseinogen menjadi kasein.
Hanya terdapat pada lambung bayi untuk mengolah susu.
Lipase:
-Fungsi utama hidrolisis tri-asilgliserol menjadi asam lemak dan gliserol.
Sekresi lambung dibagi menjadi tiga fase :
Fase Sefalik , fase ini mengacu pada peningkatan sekresi HCl dan pepsinogen sebagai
respon terhadap rangsangan pada kepala, bahkan sebelum makanan mencapai lambung.
Pikiran tentang mencicipi, membaui, mengunyah dan menelan makanan meningkatkan
sekresi lambung melalui aktivitas saraf vagus.
Fase Gatrik, fase ini terjadi ketika makanan sudah ada di dalam lambung. Rangsangan
yang bekerja pada lambung meningkatkan sekresi lambung melalui jalur-jalur eferen yang
saling tumpang tindih. Sebagai contoh, adanya protein di lambung, yang merupakan stimulus
terkuat, memulai refleks pendek lokal di pleksus saraf intrinsik untuk merangsang sel
sekretorik. Selain itu, protein memulai refleks-refleks panjang sehingga serat vagus ekstrinsik
ke lambung diaktifkan. Aktivitas vagus ini kemudian meningkatkan stimulasi saraf intrinsik
pada sel sekretorik dan memicu pengeluaran gastrin. Gastrin, pada gilirannya, adalah
perangsang kuat bagi sekresi asam dan pepsinogen lebih lanjut. Melalui jalur-jalur yang
sinergistik dan tumpang tindih tersebut, protein menginduksi sekresi getah lambung yang
sangat asam dan kaya-pepsin, yang melanjutkan pencernaan protein yang pertama kali
dimulai oleh proses tersebut.
Fase intestinal, mencakup faktor-faktor yang berasal dari usus halus yang
mempengaruhisekresi lambung. Fase ini memiliki dua komponen:
Komponen eksitatorik merupakan produk-produk pencernaan protein di duodenum yang
merangsang sekresi lambung lebih lanjut dengan memicu pengeluaran gastrin usus yang

dibawa oleh darah ke lambung. Setelah adanya fragmen-fragmen protein dari lambung, usus
halus meningkatkan sekresi gastrin untuk membantu lambung mencerna protein.
Komponen inhibitorik, komponen ini lebih dominan dibanding komponen eksitatorik.
Komponen inhibitorik penting dalam membantu menghentikan aliran getah lambung sewaktu
kimus mulai mengalir ke usus halus.
Kesimpulan
Sistem pencernaan membantu dalam mengekalkan homeostasis tubuh dengan
memecahkan makanan kepada bentuk yang boleh diabsorsi dan digunakan oleh sel tubuh.
Sistem ini juga mengabsorbsi air, vitamin dan mineral serta membuang bahan yang tidak
diperlukan tubuh. Gaster memainkan peranan yang penting dalam sistem pencernaan tubuh
manusia. Iya menjadi tempat untuk pencampuran makanan dan penyimpanan makanan
sebelum diteruskan ke duodenum. Mempelajari mekanisme pencernaan pada gaster dapat
membantu untuk memahami fungsi gaster dengan lebih lanjut.
Daftar Pustaka
1. Tortora G.J, Derrickson B.H. Principles of anatomy and physiology. 12th edition. New
Jersey. John Wiley & Sons; 2009:p.921-67.
2. Wibowo D.S. Anatomi tubuh manusia. Jakarta. Grasindo; 2008:p.78-97.
3. Winami W, Kindangen K, Inggriani Y. Buku ajar traktus digestivus. Jakarta: Bagian
Anatomi FK Ukrida; 2010. h.57-62.
4. Setiadi. Anatomi Fisiologi Manusia. Yogyakarta. Graha Ilmu; 2007
5. Syaifudin. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Edisi 3. Jakarta.
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006
6. Gibson John. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Edisi 2. Jakarta. EGC;
2003
7. Pearce Evelyn C. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta. PT Gramedia;
2006
8. Fried G.H, Hademenos G.J. Biologi. Jakarta. Penerbit Erlangga; 2006.p.185-8.
9. Sherwood L. Introduction to human physiology. 8th edition. United States.
Brooks/Cole Cengage Learning; 2013:p. 624-35

Anda mungkin juga menyukai