A. Latar Belakang
Penyakit DHF ditemukan nyaris di seluruh belahan dunia terutama di
negara-negara tropik dan subtropik baik sebagai penyakit endemik maupun
epidemik. Hasil studi epidemiologi menunjukkan bahwa DHF terutama
menyerang kelompok umur balita sampai dengan umur sekitar 15 tahun serta
tidak ditemukan perbedaan signifikan dalam hal kerentanan terhadap serangan
dengue antar gender. Outbreak (KLB, Kejadian Luar Biasa) dengue biasanya
terjadi di daerah endemik dan berkaitan dengan datangnya musim penghujan.
Hal tersebut sejalan dengan aktivitas vektor dengue yang justru terjadi pada
musim penghujan. Penularan penyakit DHF antar manusia terutama
berlangsung melalui vektor nyamuk Aedes aegypti. Sehubungan dengan
morbiditas dan mortilitasnya, DHF disebut sebagai the mosquito transmitted
disease.
Demam berdarah
(arbovirus) yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aedypti.
Demam berdarah dengue merupakan penyakit akut yang disebabkan oleh
infeksi virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti dan aedes Albopictus
betina yang umumnya menyerang pada musim hujan dan musim panas. Virus
itu menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada system
pembekuan darah, sehingga mengakibatkan pembekuan darah, sehingga
Dengan melihat kasus tersebut maka dibutuhkan peran dan fungsi perawat
dalam melakukan asuhan keperawatan dengan benar meliputi promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitative yang dilakukan secara komprehensif
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, antara lain dengan
memberikan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan status kesehatan klien,
memeriksa kondisi secara dini, memberikan obat anti mikroba sesuai dengan
jangka waktu tertentu untuk mengobati penyebab dasar dan dalam perawatan
diri klien secara optimal, sehingga muncul pentingnya asuhan keperawatan
dalam menanggulangi klien dengan Dengue Hemoraggic Fever yang dirawat
diruang gabungan RSUD Kabupaten Bekasi. Berdasarkan hal tersebut diatas,
penulis tertarik untuk memilih judul makalah ini Asuhan Keperawatan pada
klien Tn. G dengan DHF di Ruang Gabungan RSUD Kabupaten Bekasi .
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan Karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1 Tujuan Umum
Mahasiswa mendapatkan pengalaman yang nyata dalam memberikan
Asuhan Keperawatan dengan kasus Dengue Hemorrhagic fever.
2
Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien dengan Dengue
Hemorrhagic Fever.
b. Mahasiswa mampu menentukan masalah keperawatan pada klien
dengan Dengue Hemorrhagic Fever.
c. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan keperawatan pada klien
dengan Dengue Hemorrhagic Fever.
mengidentifikasi
factor-faktor
pendukung,
Kabupaten
Bekasi
dengan
menggunakan
pendekatan
proses
keperawatan.
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan karya tulis ilmiah ini yaitu terdiri dari 5 bab
yaitu:
BAB I :
Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan, ruang lingkup, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II :
Tinjauan teori yang terdiri dari konsep kesehatan meliputi : pengertian,
etiologi, patofisiologi (yang terdiri dari proses penyakit, manifestasi klinis dan
komplikasi), penatalaksanaan medis, pengkajian keperawatan temasuk
pemeriksaan diagnostik, diagnose keperawatan, perencanaan keperawatan,
pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
BAB III :
Tinjauan kasus yang terdiri dari pengkajian, diagnose keperawatan,
perencanaan, penatalaksanaan, dan evaluasi keperawatan.
BAB IV :
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Penyakit Demam Berdarah Dengue /DBD (secara medis disebut Dengue
Hemerragic Fever/DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
yang di tularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan aedes albopictus.
Virus ini akan mengganggu kinerja darah kapiler dan system pembekuan
darah, sehngga mengakibatkan perdarahan-perdarahan. Penyakit ini banyak
ditemukan di daerah tropis, seperti Asia Tenggara, India, Brazil, Amerika,
termasuk di seluruh pelosok Indonesia, kecuali ditempat-tempat dengan
ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Demam Berdarah
Dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan manusia. Virus dengue
sebagai penyebab demam berdarah hanya dapat ditularkan melalui nyamuk.
(Dwi Sunar Prasetyo : 2012, hal: 31)
Demam dengue dan demam berdarah dengue / DBD (dengue
haemorragic fever / DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot / nyeri sendi yang disertai
lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diathesis hemoragik.
Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan dirongga tubuh. (Aru.W.
Sudoyo, dkk : 2006, hal : 1731).
B. Etiologi
Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue,
yang termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae. Flavivirus
merupakan virus dengan diameter 30 nm terdiri dari asam ribonukleat rantai
tunggal.
Virus dengue dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus
sebagai vector ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Infeksi
yang pertama kali dapat member gejala sebagai Demam Dengue, Apabila
orang itu mendapat infeksi berulang oleh tipe virus dengue yang berlainan
akan menimbulkan reaksi yang berbeda. DBD dapat terjadi bila seseorang
yang telah terinfeksi dengue pertama kali, mendapat infeksi berulang virus
dengue lainnya. Virus akan bereplikasi di nodus limfatikus regional dan
Manifestasi Klinis
Masa inkubasi penyakit DBD adalah 3-15 hari sejak seseorang terserang
virus dengue. Selanjutnya, penderita akan menampakan berbagai tanda
dan gejala demam berdarah, seperti berikut :
a. Demam tinggi secara mendadak selama 2-7 hari (38-40C)
b. Pada pemeriksaan uji Torniquet, tampak adanya jentik (puspura)
perdarahan.
c. Adanya bentuk
perdarahan
di
kelopak
mata
bagian
dalam
Derajat III :
Gagal sirkulasi dimanifestasikan dengan nadi cepat dan lemah serta
penyempitan tekanan nadi atau hipotensi, dengan adanya kulit dingin dan
lembab serta gelisah.
Derajat IV:
Syok hebat dengan tekanan darah atau nadi tidak terdeteksi.
(WHO :hal : 32)
4. Komplikasi
Komplikasi dari penyakit DHF yaitu :
a. Perdarahan luas
b. Shock atau renjatan
c. Penurunan kesadaran
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Darah
1) Trombositopenia ( N : 150.000-400.000/ui ).
2) Hemokonsentrasi ( N pria : 40-48 Nol % ).
3) Mas pembekuan normal ( 10-15 ).
4) Masa pendarahan memanjang ( N = 1-3 ).
b. Kimia darah :
1) Hiponatremia.
2) Hipoproteinemia.
3) Hipokalemia.
pemenuhan
kebutuhan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
G. Perencanaan Keperawatan
Tahap selanjutnya setelah diagnose keperawatan adalah merencanakan
tindakan keperawatan dimulai dari memprioritaskan diagnose keperawatan,
menetapkan tujuan dan kriteria hasil serta tindakan/intervensi.
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit (viremia).
Hasil yang diharapkan :
a. Suhu tubuh normal (36 37C).
b. Klien bebas dari demam.
c. Intervensi :
1) Kaji saat timbulnya demam.
2) Observasi tanda-tanda vital (suhu, nadi, pernapasan, tekanan
darah).
3) Anjurkan klien untuk banyak minum kurang lebih 2,5 liter/24 jam.
4) Berikan kompres hangat.
I. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai kemungkinan terjadi pada tahap
evaluasi adalah masalah dapat teratasi, masalah teratasi sebagian, masalah
belum teratasi, atau timbul masalah baru. Evaluasi dilakukan yaitu evaluasi
proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses adalah yang dilakukan untuk
membantu keefektifan terhadap tindakan. Sedangkan evaluasi hasil adalah
evaluasi yang dilakukan pada akhir tindakan keperawatan secara keseluruhan
sesuai dengan waktu yang ada pada tujuan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Dalam tinjauan kasus ini penulis akan membahas tentang Asuhan Keperawatan
pada Tn. G dengan Dengue Haemorrhagic Fiver di Ruang Gabungan RSUD
Kabupaten Bekasi. Asuhan keperawatan berlangsung selama 3 hari yang dimulai
pada tanggal 16 mei 18 mei 2013. melengkapi data , penulis melakukan
wawancara dengan klien dan keluarga , perawat yang bertugas serta dari catatan
medis klien .
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah data dasar sesuai degan kondisi klien, penulis melakukan
pengkajian pada tanggal 16 mei 2013. klien masuk pada tanggal 15 mei 2013
Keluhan utama yang dialami klien saat ini adalah demam. Klien
mengatakan timbulnya bertahap setiap pagi, sore dan malam lamanya
tidak tentu, dan upaya klien mengatasinya dengan cara minum obat.
b. Riwayat kesehatan masalalu
Klien mengatakan tidak pernah sakit sebelumnya, klien tidak
mempunyai alergi terhadap obat, makanan, binatang dan lingkungan.
c. Riwayat kesehatan keluarga (genogram dan keterangan tiga generasi
dari klien)
KETERANGAN :
: Laki laki.
: Perempuan.
: Meninggal.
: Klien.
------ : tinggal dalam satu rumah.
: hubungan perkawinan.
Tidak ada riwayat penyakit yang diderita keluarga yang menjadi factor
resiko. Tn. G adalah anak kedua dari tiga orang bersaudara, Tn. G
tinggal bersama orang tua dan kedua saudaranya
d. Riwayat psikososial dan spiritual
Orang terdekat klien adalah ibunya. Pola komunikasi keluarga terbuka,
pembuat
keputusan
keluarga
adalah
ibu
klien.
Kegiatan
tidak
merasakan
berdenging
ditelinga.
Fungsi
saat dipalpasi, klien juga mengatakan tidak ada nyeri saat bernafas.
System kardiovaskuler
Dari sirkulasi perifer teraba nadi 84x/menit, irama teratur dan denyut
nadi terasa kuat. Tekanan darah 120/80 mmHg, tidak ada distensi vena
jugularis baik kiri maupun kanan. Temperature kulit hangat dengan
suhu 37,5C, warna kulit terlihat pucat dan pengisian kapiler 2 detik,
tidak ditemukan adanya edema dibagian atas maupun bawah. Pada
sirkulasi jantung, kecepatan denyut apical 88x/menit dengan irama
teratur dan tidak ditemukan bunyi murmur maupun gallop, klien
mengeluh nyeri dada saat klien tiba-tiba batuk, karakteristik nyeri
mencong,
disorientasi,
polyneuritis/kesemutan,
serta
terdapat nyeri didaerah perut bagian kanan dengan skala nyeri 5, bising
usus 15x/menit, tidak diare dan tidak adanya konstipasi. Hepar klien
tidak teraba dan abdomen terasa lembek.
j. System Endokrin
Pada klien tidak ada pembesaran klenjar tiroid, tidak ada exoptalmus,
tidak ada tremor maupun diaphoresis, nafas tidak berbau keton, tidak
ada poliuri, polidifsi maupun poliphagi serta tidak ada luka gangren.
k. System Urogenital
Perhitungan balance cairan, dimana imtek didapat dari minum 4500
ml/24 jam, out put 1500 ml. tidak ada perubahan dalam pola berkemih
seperti retensi, urgency, disuria, tidak lampias, nokturia, inkontinensia
maupun anuria. Warna urin kuning pekat, tidak ada distensi atau
ketegangan kandung kemih, serta tidak ada keluhan sakit pinggang.
l. System Integumen
Turgor kulit klien elastis, temperature kulit hangat, warna kulit pucat,
keadaan kulit baik tidak ada lesi dan ulkus, tidak ada bekas luka
operasi. Kondisi kulit daerah pemasangan infus bersih tidak ada
kelainan dan tidak ada tanda infeksi. Keadaan rambut baik dan bersih.
m. System Muskuloskeletal
Klien tidak mengalami kesulitan dalam pergerakan. Klien tidak
mengalami sakit pada tulang, sendi maupun kulit, tidak ada fraktur dan
tidak ada kelainan dalam bentuk tulang maupun sendi seperti bengkak
dan kontraktur. Tidak ada kelainan bentuk tulang belakang seperti
skoliosis, lodorsis, maupun kiposis. Kekuatan tonus otot baik,
kekuatan otot sebagai berikut :
5555
5555
5555
5555
5. Analisa Data
No
1
Data
Data subjektif :
Klien mengatakan nyeri di
Masalah
Etiologi
Gangguan rasa
Proses
nyaman : nyeri
penyakit
ulu hati
Klien mengatakan nyerinya
timbul saat beraktivitas dan
beristirahat waktu timbul
mmHg,
nadi
pernafasan
meringis.
Data subjektif :
Klien mengatakan demam
sudah 6 hari
Klien mengatakan pusing
Data objektif :
Klien tampak lemas
Suhu 38 C
Data subjektif :
Klien mengatakan tidak
Peningkatan
Peningkatan
laju
suhu tubuh
metabolism
Cemas
Ketidaktahu
an tentang
penyakit
cemas.
Klien tampak
bertanya
tentang penyakitnya.
B. Diagnosa Keperawatan
1 Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan proses penyakit.
2
dengan
peningkatan
laju
pukul 09.35 wib mengakaji tanda-tanda vital dengan respon hasil : TTV :
tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 84x/menit, pernafasan 22x/menit, suhu
38C, pukul 09.45 wib mengatur posisi senyaman mungkin dengan respon
hasil : klien tampak tenang dan nyaman, pukul 09.50 wib mengajarkan
klien tehnik relaksasi dengan respon hasil : klien tampak lebih rileks,
pukul 09.55 wib memberikan analgetik sesuai indikasi dengan respon hasil
: klien tampak lebih tenang.
Evaluasi jumat, 17 mei 2013 (pukul 06.30 wib)
S
Evaluasi
Pukul 20.00 wib
S
Evaluasi
Pukul 07.30 wib
S
: Intervensi di hentikan.
2. Peningkatan
suhu
tubuh
berhubungan
dengan
peningkatan
laju
metabolism.
a. Tujuan :
setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan suhu tubuh
kembali normal.
b. Kriteria hasil :
1) Suhu tubuh kembali normal (36 -37 C).
2) Klien terbebas dari demam.
c. Intervensi :
1) Kaji tanda-tanda vital.
2) Berikan kompres hangat (jika diperlukan).
3) Tingkatkan intake cairan.
4) Berikan lingkungan yang nyaman.
5) Batasi pengunjung.
6) Berikan obat antipiretik sesuai indikasi.
Implementasi kamis, 16 mei 2013
Dinas pagi : oleh Rena Marsela
Pada pukul 11.00 wib mengkaji tanda-tanda vital dengan respon hasil :
tekanan darah 120/80 mmHg, pernafasan 22x/menit, suhu 38C, nadi
84x/menit, pukul 11.10 wib memberikan kompres hangat dengan respon
hasil : suhu badan klien mulai menurun, pukul 11.20 wib meningkatkan
intake cairan dengan respon hasil : klien tampak tenang, pukul 11.30 wib
memberikan lingkungan yang nyaman dengan dengan respon hasil : klien
tempak nyaman dan tenang, pukul 11.35 wib membatasi pengunjung
dengan respon hasil : klien tampak tenang, pukul 11.40 wib memberikan
obat antipiretik sesuai instruksi dokter sanmol 2x1 tablet dengan respon
hasil : obat masuk dengan lancer dank lien tampak tenang.
Evaluasi
Pukul 07.30 wib
S
: intervensi dihentikan.
: Intervensi dihentikan.
BAB IV
PEMBAHASAN
B. Diagnosa Keperawatan
Pada teori terdapat Sembilan diagnose keperawatan, yaitu : peningkatan suhu
tubuh berhubungan dengan proses penyakit (viremia), nyeri berhubungan
dengan proses patologis penyakit, gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia,
kurangnya volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas
dinding plasma, gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kondisi
tubuh yang lemah, resiko terjadinya syok hivopolemik berhubungan dengan
kurangnya volume cairan tubuh, resiko infeksi berhubungan dengan
penurunan kadar trombosit dalam darah, kecemasan berhubungan dengan
kondisi klien yang memburuk dan perdarahan yang dialami klien.
Sedangkan pada kasus ditemukan tiga diagnose keperawatan yaitu : gangguan
rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan proses penyakit, peeningkatan suhu
tubuh
berhubungan
dengan
peningkatan
laju
metabolisme,
cemas
C. Perencanaan keperawatan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada tahap pengkajian tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus. Dalam
penatalaksanaan medis terdapat kesenjangan antara teori dan kasus, pada
teori untuk pemeriksan diagnostic klien dengan DHF harus dilakukan
pemeriksaan darah, urine, sumsum tulang, pemeriksaan serologi, foto
thorak, USG, sedangkan dikasus klien hanya dilakukan pemeriksaan darah.
Terdapat kesenjangan antara teori dan kasus, jika di teori terdapat Sembilan
diagnose
keperawatan,
sedangkan
dikasus
terdapat
tiga
diagnose
mahasiswa
dapat
melakukan
dan
memberikan
asuhan
keperawatan pada klien sesuai dengan konsep yang ada dibuku tersebut.
Untuk mahasiswa/I lebih banyak lagi membekali diri dengan ilmu
pengetahuan supaya lebih terampil dan professional lagi dalam
memberikan asuhan keperawatan.
Untuk perawat dan rumah sakit hendaknya penyuluhan kesehatan dijadikan
suatu program diruangan guna meningkatkan pengetahuan klien dan
keluarga tentang penyakit klien dan dapat mencegah komplikasikomplikasi yang dapat terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo, W. Aru, dkk. 2006. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid III. Jakarta :
FKUI. WHO.Demam berdarah dengue. Edisi 2. Jakarta: EGC.