Anda di halaman 1dari 11

BAB III

PROSEDUR PEMASANGAN GIGI TIRUAN LENGKAP


Alant A Grant (1983) membagi prosedur pemasangan gigi tiruan lengkap menjadi tiga
tahap, yang meliputi :
1) Pemeriksaan gigi tiruan di luar mulut
2) Pemeriksaan gigi tiruan di dalam mulut, yang meliputi :
- Pemeriksaan retensi
- Pemeriksaan estetika
- Pemeriksaan kestabilan gigi tiruan, yang menyangkut hubungan rahang,
oklusi dan artikulasi
3) instruksi kepada pasien, mengenai :
-

Pemakaian gigi tiruan.


Cara pemeliharaan gigi tiruan dan jaringan mukosa mulut.
Kapan perlu diadakan control.

III. 1 Pemeriksaan Gigi Tiruan di Luar Mulut


Setelah gigi tiruan dipoles sampai mengkilat, sebelum pasien dijanjikan untuk
pemasangan, masing-masing gigi tiruan harus diperiksa kembali. Untuk melihat kekurangan
yang mungkin terjadi selama proses pembuatan.
Menurut Dean L. Johnson (1980) yang perlu diperiksa sebelum gigi tiruan dipasang
adalah kualitas dari basis gigi tiruan yang meliputi :
1. Basis gigi tiruan yang menghadap mukosa jaringan pendukung harus bebas dari gelembung
akrilik, dan tepi yang tajam. Yang dapat terjadi karena adanya gelembung udara pada model
atau karena tusukan instrument pada model yang menyebabkan cacatnya model tersebut.

Keadaan ini dapat diperiksa dengan perabaan atau dengan bantuan cahaya lampu unit. Tujuan
semua ini adalah untuk menghindari timbulnya rasa sakit karena adanya trauma pada
jaringan pendukung bila gigi tiruan digunakan untuk berfungsi. Oleh sebab itu tepi yang
tajam dibulatkan, gelembung akrilik dan basis yang kasar dihaluskan dengan stone yang
halus.
2. Ketebalan tepi basis gigi tiruan 2-3 mm, atau sama dengan hasil border moulding atau
cetakan akhir, untuk mendapatkan periphereal seal.
3. Permukaan gigi tiruan yang menghadap ke bibir, pipi, dan lidah harus konkaf, sesuai dengan
otot sekitarnya. Disamping itu dapat menambah retensi dan kestabilan gigi tiruan, karena gigi
tiruan tidak mudah bergeser oleh gerakan otot.
4. Tidak porus, jika porus pada sebagian besar basis gigi tiruan, perlu dilakukan rebasing.
5. Seluruh permukaan yang dipoles ( sayap basis, palatum, interdental gigi ) harus licin, rata
dan mengkilat. Untuk menghindari akumulasi sisa makanan dan pembentukan karang gigi.
6. Gigi tiruan rahang atas dan bawah dapat dioklusikan sehingga terdapat oklusi sentrik. Kontak
pada bagian posterior dari basis juga harus diperiksa karena dapat mempengaruhi kontak
relasi antara gigi tiruan atas dan bawah bila gigi tiruan ditempatkan didalam mulut. Bila perlu
dilakukan pengurangan dari ketebalan basis gigi tiruan rahang atas atau bawah.
Setelah dilakukan pemeriksaan gigi tiruan dan perbaikan dari kekurangan-kekurangan
sudah dilakukan, gigi tiruan direndam dalam larutan antiseptic sebelum dicoba didalam mulut
pasien.

III. 2

Pemeriksaan Gigi Tiruan di Dalam Mulut.


Pemasangan gigi tiruan dilakukan sesuai perjanjian dengan pasien. Setelah pasien

didudukkan di kursi unit, pertama kali yang dilakukan adalah pemeriksaan terhadap kesehatan
mulut pasien, untuk melihat ada tidaknya kelainan dari ringga mulut. Bila tidak terdapat kelainan

didalam mulut maka selanjutnya dilakukan pemasangan gigi tiruan melalui tahap-tahap seperti
berikut :
III. 2. 1

Pemeriksaan Retensi
Untuk mendapatkan retensi yang cukup, pada waktu pemasangan yang perlu diperiksa,

adalah faktor-faktor yang mendukung retensi yang meliputi pemeriksaan terhadap efisiensi dari
periphereal seal, perluasan sayap gigi tiruan, serta ketepatan kontak antara basis gigi tiruan
dengan mukosa mulut.
Pada pemeriksaan retensi gigi tiruan dilakukan satu persatu yang dimulai dengan
penempatan gigi tiruan rahang atas di dalam mulut.
Bila pada waktu pemasangan terdapat under cut, biasanya akan menggangu penempatan
gigi tiruan pada posisi yang benar. Seharusnya telah diinstruksikan pada tekniker untuk
mempertebal sayap, agar dapat dikurangi atau disesuaikan. Bila under cut berupa jaringan lunak
gigi tiruan jangan dikurangi karena dapat memberi retensi tambahan. Bila under cut berupa
jaringan keras pada satu sisi biasanya gigi tiruan dipasang dengan jalan memutar tanpa
menggangu under cut. Tetapi apabila under cut bersifat bilateral maka dilakukan alveolektomi
sebelum pembuatan gigi tiruan pada satu sisi.
Untuk mengetahui besarnya under cut dapat digunakan Pressure Indicating Paste ( PIP )
dengan viskositas rendah, yang dioleskan pada gigi tiruan di daerah under cut, lalu dipasang di
dalam mulut dan kemudian dikeluarkan. Bila ada hambatan terlihat dengan terhapusnya pasta,
daerah ini perlu dikurangi. Prosedur ini perlu diulangi sampai gigi tiruan mencapai posisi yang
benar dan selanjutnya baru dilakukan pemeriksaan berikutnya.

III 2. 2Pemeriksaan Estetika


Pada tahap ini kedua gigi tiruan dipasang di dalam mulut menurut Alant A Grant untuk
tahap selanjutnya terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan penampilan
pasien sewaktu memakai gigi tiruannya.

1. Dukungan gigi tiruan terhadap bibir dan pipi.


Bila dukungan gigi tiruan terhadap bibir dan pipi cukup baik, maka gigi tiruan
dapat memperbaiki kontur wajah. Menurut MacGregor untuk melihat dukungan
gigi tiruan terhadap bibir perlu dilakukan pemeriksaan secara fungsional. Pasien
diminta untuk mengucapkan nama-nama hari serta diperhatikan kejelasan
pengucapan dan ada tidaknya bunyi desis. Perhatikan juga apakah ada gerak bibir
yang tidak semestinya, yang mungkin ada kaitannya dengan pengendalian gigi
tiruan, karena penampilan sering berubah oleh aktifitas seperti ini. Kemudian
pasirn diminta untuk mengucapkan huruf F dan V lalu diperhatikan kontak
antara tepi incisal gigi atas dengan bibir bawah. Jika posisinya benar, gigi incisive
seharusnya berkontak dengan pertemuan antara bagian mukosa mulut bawah
dengan epitel transisional dari tepi bibir bawah merah.
2. Garis median muka berimpit dengan midline gigi tiruan.
3. Bidang oklusal sejajar dengan garis inter pupil dan alatragus.

4. Gigi tiruan rahang atas dan bawah cukup terlihat pada saat mulut setengah
terbuka.
5. Terdapat keharminisan antara ukuran, bentuk, kontur, warna serta susunan gigi
tiruan dengan wajah pasien.
6. Tidak ada elemen gigi tiruan yang berubah posisi.
7. Susunan gigi tiruan tidak terlalu ke anterior, palatal, atau lingual tetapi tersusun
pada daerah neutral zone.
III. 2. 3. Pemeriksaan Terhadap Kestabilan Gigi Tiruan
Pada pemeriksaan kestabilan, kedua gigi tiruan ditempatkan di dalam mulut. Selanjutnya
dilakukan pemeriksaan terhadap faktor yang mempengaruhi kestabilan gigi tiruan. Pada tahap
pemasangan gigi tiruan, disamping retensi yang perlu dievaluasi kembali adalah hubungan
rahang serta oklusi dan artikulasi.
III. 3 Instruksi Kepada Pasien
Setelah pemasangan gigi tiruan, sebagai seorang dokter gigi harus memberikan instruksi
kepada pasien, karena gigi tiruan merupakan benda asing bagi rongga mulut yang membutuhkan
waktu penyesuaian. Perlu juga diterangkan kepada pasien beberapa kesukaran yang akan
dihadapi, dan pasien diharapkan mau bekerja sama dengan dokternya dalam menanggulangi
kesukarang tersebut.
Pasien hendaknya berusaha untuk menyesuaikan diri dengan gigi tiruannya, yaitu dengan
memakainya secara efektif, karena pada permulaan penampilan mungkin berbeda yang
disebabkan oleh gigi yang lebih banyak nampak, tetapi keadaan ini akan berubah setelah otototot beradaptasi dengan basis gigi tiruan yang mungkin memakan waktu 5 6 minggu. Untuk itu

pasien harus diberi motivasi untuk tidak menghiraukan kritikan spontan dari teman atau anggota
keluarga lainnya.
Bagi pasien yang sudah pernah memakai gigi tiruan tentu sudah mempunyai gambaran,
sedang bagi pasien yang belum pernah memakai gigi tiruan ini merupakan pengalaman yang
baru, dan sebaiknya instruksi diberikan secara tertulis disamping secara verbal.
Instruksi yang diberikan meliputi :
1. Pemakaian gigi tiruan
- Untuk mempercepat penyesuaian mukosa terhadap gigi tiruan yang baru
pasien diinstruksikan untuk memakai gigi tiruan secara terus-menerus
siang dan malam. Paling baik gigi tiruan dipakai secara terus-menerus
selama 2 3 hari, dilepas hanya pada waktu dibersihkan dan kembali
-

datang untuk control setelah 3 4 hari.


Pada permulaan, gigi tiruan sulit dipakai makan. Untuk itu dianjurkan
kepada pasien, makanan sebaiknya dipotong kecil-kecil dan dikunyah
pelan-pelan pada satu sisi atau kedua sisi. Sementara itu makanan yang
sifatnya liat dan lengket perlu dihindari.
Penyebab gigi tiruan sulit dipakai makan adalah karena gerakan yang
terbatas dari mandibula, disamping itu lidah harus pula mengontrol gigi
tiruan bawah dan mengatur aliran makanan kearah oklusal gigi posterior.
Jadi pada permulaan pemakaian pasien tidak diharapkan dapat mengunyah
makanan seperti waktu gigi masih ada, terutama dalam mengunyah
makanan dalam kepingan yang besar, karena dapat menyebabkan iritasi
jaringan pendukung.

Pada permulaan pemakaian gigi tiruan pasien biasanya juga mengalami


kesulitan dalam pengucapan huruf-huruf terutama huruf s. hal ini
disebabkan oleh terbatasnya ruang gerak lidah karena dihalangi oleh sayap
lingual dan basis gigi tiruan. Ini dirasakan sampai lidah mendapat waktu
yang cukup untuk menyesuaikan diri dengan keadaan. Untuk itu
diperlukan sedikit latian dan kesabaran pasien dala berbicara, yaitu dengan
membaca keras-keras huruf yang dirasa sukar, selama20 menit tiap hari
dan untuk membasahi mulut selama melakukan ini agar sering-sering

meneguk air.
2. Cara pemeliharaan gigi tiruan dan jaringan mukosa mulut.
- Gigi tiruan harus dilepaskan dan dibersihkan setiap sesudah makan,
setelah itu gigi tiruan dipakai kembali. Tujuannya adalah untuk mencegah
terjadinya deposit mikroba, plak, kalkulus dan sisa makanan pada gigi
tiruan yang dapat menyebabkan kelainan berupa stomatitis, angular
stomatitis atau menimbulkan bau. Pembersihan dilakukan diatas suatu
wadah yang berisi air. Sehingga bila gigi tiruan jatuh atau terlepas gigi
tiruan tidak pecah atau retak. Bagian gigi tiruan yang sukar dibersihkan
adalah bagian gigi tiruan yang menghadap mukosa, terutama pada daerah
depan atas. Untuk itu beberapa instruksi dalam menghilangkan plak yang
mudah sekali melekat pada permukaan akrilik adalah penting, karena
pasien sering menganggap pembersihan sudah cukup dilakukan dengan
membersihkan sisa-sisa makanan saja. Beberapa bahan pembersih yang
dapat digunakan disamping penyikatan adalah :
1. Pembersih yang dapat beroksidasi, yang mengandung alkali
perkarbonat atau berbagai peroksida.

2. Berbagai

larutan

hipoklorida,

yang

mengandung

natrium

hipoklorida encer.
3. Berbagai pembersih asam mineral, yang mengandung asam
hipoklorida encer.
4. Bubuk dan pasta yang mengandung bahan abrasive seperti bahan
-

kapur yang diendapkan atau hidrat alumina.


Untuk mempertahankan jaringan mulut tetap sehat, maka gigi tiruan perlu
dilepas 6 atau 7 jam dalam sehari. Oleh sebab itu pasien diinstruksikan
untuk melepas gigi tiruan pada malam hari sewaktu tidur atau bila pasien
menolak, gigi tiruan dilepas sewaktu bangun. Tujuannya adalah dengan
melepas gigi tiruan, diharapkan jaringan mukosa mulut mempunyai
kesempatan untuk beristirahat, mengurangi timbulnya perubahan jaringan
trauma, meningkatkan aliran darah, pipi dan lidah memijit mukosa , serta
menghilangkan air ludah yang menumpuk antara jaringan gigi dan

jaringan mukosa
Selama gigi tiruan dilepas gigi tiruan harus direndam dalam air dingin
untuk

menghindari

kekeringan,

yang

menyebabkan

gigi

tiruan

melengkung.
Permukaan dari residual ridge dan permukaan dorsal lidah harus disikat
dengan sikat halus, setiap pagi dan malam hari selama 1 2 menit.
Tujuannya adalah untuk memberi rangsangan, meningkatkan sirkulasi
darah, menghilangkan sisa makanan serta menghindari bau yang tidak

enak.
Bila timbul rasa sakit dan luka pada jaringan mukosa, gigi tiruan dilepas
dan ditempatkan dalam air, dan pasien dinasehatkan untuk segera kembali
ke dokter giginya untuk memeriksakan keadaan ini, karena akan

membantu dalam menemukan penyebab timbulnya rasa sakit. Bila gigi


tiruan tetap dipakai biasanya kerusakan akan bertambah parah sehingga
sulit untuk mendiagnosanya. Perlu juga diperingatkan pada pasien untuk
tidak melakukan sendiri perubahan pada gigi tiruannya bila dijumpai
keluhan.
3. Kapan perlu diadakan control.
Agar gigi tiruan dapat berfungsi dengan baik selama mungkin, pasien perlu diminta untuk
datang secara periodic, agar pasien dapat diberi perawatan yang sesuai. Untuk itu perlu
diketahui oleh pasien kapan mereka harus datang untuk control. Kalau memungkinkan
pasien diminta datang 24 jam setelah pemasangan, dianjurkan terutama pada kasus
dengan mukosa yang sudah menua dan mudah luka. Setelah 3 hari, 1 minggu, dan 2
minggu, untuk melihat reaksi jaringan mukosa mulut. Bila terjadi perubahan dari
hubungan kontak gigi atas dan gigi bawah akan menyebabkan terjadinya perubahan
ringan dari oklusi atau bila terdapat tekanan yang berlebihan pada jaringan pendukung,
dapat menimbulkan rasa sakit dan akan terlihat dengan adanya inflamasi atau ulserasi
sepanjang ridge atau jaringan lunak lainnya. Dalam hal ini dapat dilakukan beberapa
koreksi ringan dan pengasahan. Pada control terakhir bila pasien tidak lagi mempunyai
keluhan, perlu dijelaskan perlunya control secara teratur kurang lebih 6 bulan sekali.
Alasannya adalah karena jaringan pendukung gigi tiruan seperti jaringan yang lainnya,
terus-menerus mengalami perubahan. Perubahan ini terjadi begitu perlahan tanpa disadari
oleh pasien. Perubahan ini dapat mempengaruhi keseimbangan oklusal, retensi, dan
stabilitasi gigi tiruan. Disamping itu sedikit banyak akan terwujud dalam perubahan
ekspresi wajah, karena perubahan dimensi. Oleh sebab itu diperlukan waktu untuk
penyesuaian atau perbaikan.

Perlu ditekankan pada pasien bahwa kesuksesan yang akan dialami dalam menggunakan
gigi tiruan akan terwujud bila terdapat kerja sama yang baik antara pasien dengan dokter
giginya.

BAB IV
RINGKASAN
Sebelum pemasangan gigi tiruan perlu diperhatikan beberapa hal :
1. Permukaan basis yang menghadap mukosa harus licin, rata, mengkilat, bebas dari
2.
3.
4.
5.

gelembung akrilik, sisa gips dan bagian pinggir harus membulat.


Ketebalan tepi basis sesuai dengan bentuk dan besar vestibulum.
Permukaan gigi tiruan mengikuti kontur bibir, pipi, lidah.
Tidak porus.
Gigi tiruan dapat dioklusikan dengan baik.

Tahap pemasangan baru dilakukan bila tidak ada kelainan dari rongga mulut, yaitu :
1. Pemeriksaan retensi masing-masing gigi tiruan yaitu pemeriksaan efisiensi
periphereal seal, perluasan sayap dan kontak basis dengan mukosa mulut.
2. Pemeriksaan estetika.
3. Pemeriksaan kestabilan gigi tiruan, yang menyangkut hubungan rahang dimana free
way space sama seperti gigi tiruan wax, relasi sentrik sama dengan oklusi sentrik dan
keseimbangan oklusi dan artikulasi yang dapat dicapai setelah melakukan pengasahan
secara selektif.
Setelah dilakukan pemasangan gigi tiruan perlu diberikan instruksi kepada pasien :

1. 2 3 hari pertama gigi tiruan dipakai secara terus menerus untuk mempercepat
penyesuaian mukosa dengan gigi tiruan, kecuali bila terasa sakit.
2. Pada permukaan makanan dipotong kecil-kecil dan dikunyah perlahan-lahan, dan
makanan yang sifatnya lengket dan liat dihindari untuk sementara.
3. Diperlukan kesabaran dan latihan bila mengalami kesulitan dalam pengucapan
4.
5.
6.
7.
8.

huruf.
Gigi tiruan dibersihkan setiap sehabis makan.
Pada malam hari gigi tiruan dilepas, dibersihkan dan direndam air dingin.
Mukosa jaringan pendukung setiap pagi dan malam disikat minimal 1 2 menit.
Jangan melakukan sendiri perubahan pada gigi tiruan bila dijumpai keluhan.
Perlu kembali untuk control, 24 jam setelah pemasangan bila memungkinkan,
kemudian setelah 3 hari, 1 minggu, 2 minggu dan 6 bulan sekali.

Anda mungkin juga menyukai