Anda di halaman 1dari 60

TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN-PASIEN

KANKER SERVIKS UTERI DI RSUPHAM DAN


RSUPM DENGAN MENGGUNAKAN SKALA BECK
DEPRESSION INVENTORY-II

T E S I S

OLEH:
DUDY ALDIANSYAH

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RSUP. H. ADAM MALIK RSU. Dr. PIRNGADI
MEDAN
MARET 2008
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository

PENELITIAN INI DI BAWAH BIMBINGAN TIM-5

Pembimbing : Dr. Nazaruddin Jaffar, SpOG (K)


Prof. Dr. Syamsir BS, SpKJ (K)
Penyanggah : Dr. Risman F. Kaban, SpOG
Dr. Aswar Aboet, SpOG
Prof. Dr. M. Fauzie Sahil, SpOG (K)

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi


salah satu syarat untuk mencapai keahlian dalam
bidang Obstetri dan Ginekologi

Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri


Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
ABSTRAK

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui tingkat depresi pada pasien-pasien


kanker serviks uteri baik rawat inap maupun rawat jalan.
Rancangan Peneltian : Bersifat deskriptif analitik dengan disain potong
lintang.
Sampel adalah pasien-pasien kanker serviks uteri, baik rawat inap maupun
rawat
jalan, di RSUP. H. Adam Malik dan RSU. Dr. Pirngadi Medan, sejak November
2007 sampai Februari 2008. Data-data dikumpulkan dengan mengisi kuisioner
yang disertai oleh Skala Beck Depression Inventory-II. Data-data tersebut
disajikan dalam bentuk tabel-tabel distribusi frekuensi. Analisa statistik
menggunakan Pearson 2, dengan memakai SPSS ver. 15 (Statistical Package
for the Social Sciences version 15), dengan tingkat kemaknaan p <0,05.
Hasil Penelitian : Ditetapkan responden berjumlah 75 orang pasien kanker
serviks uteri. Tingkat depresi yang terbanyak adalah depresi sedang yaitu
sebanyak 28 pasien (37,3%). Karakteristik pasien serta depresi sedang dan
berat yang terbanyak pada kelompok: usia > 40 tahun, pendidikan SD, kawin,
suku Batak, pendapatan perbulan 500 ribu 1 juta, stadium IIIb, belum
diterapi,
lamanya waktu diagnosa ditegakkan sejak <1 tahun, serta dukungan untuk
berobat oleh anak dan suami (p >0,05).
Kesimpulan : Tidak dijumpai hubungan bermakna antara karakteristik pasien
dengan tingkat depresi.
Kata Kunci: Tingkat Depresi, Kanker Serviks Uteri, Skala Beck Depression
Inventory-II.

Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri


Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008

USU e-Repository
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT Yang Maha
Pengasih Lagi Maha Penyayang, Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat Ridha dan
Karunia-Nya penulisan tesis ini dapat diselesaikan.
Tesis ini disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi salah satu
syarat
untuk memperoleh keahlian dalam bidang Obstetri dan Ginekologi. Sebagai
manusia biasa, saya menyadari bahwa tesis ini banyak kekurangannya dan
masih jauh dari sempurna, namun demikian besar harapan saya kiranya tulisan
sederhana ini dapat bermanfaat dalam menambah perbendaharaan bacaan
khususnya tentang :
Tingkat Depresi pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri di RSUPHAM
dan RSUPM dengan Menggunakan Skala Beck Depression Inventory-II
Dengan selesainya laporan penelitian ini, perkenankanlah saya menyampaikan
rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang
terhormat :
1. Rektor Universitas Sumatera Utara dan Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan kesempatan kepada
saya untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis di Fakultas
Kedokteran USU Medan.
2. Prof. Dr. Delfi Lutan, MSc, SpOG (K), Kepala Departemen Obstetri dan
Ginekologi FK-USU Medan; Dr. Einil Rizar, SpOG (K), Sekretaris Departemen
Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan; Prof. Dr. M. Fauzie Sahil, SpOG (K),
Ketua Program Studi Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK-USU
Medan, Dr. Deri Edianto, SpOG (K), Sekretaris Program Studi Dokter
Spesialis Obstetri dan Ginekologi FK-USU Medan; dan juga Prof. Dr. Djafar
Siddik, SpOG (K), Prof. Dr. Hamonangan Hutapea, SpOG(K), Prof. DR. dr. M.
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
Thamrin Tanjung, SpOG (K), Prof. Dr. R. Haryono Roeshadi, SpOG (K), Prof.
Dr. T.M. Hanafiah, SpOG (K), Prof. Dr. Budi R. Hadibroto, SpOG (K), dan
Prof. Dr. Daulat H. Sibuea, SpOG (K), yang telah bersama-sama berkenan
menerima saya untuk mengikuti pendidikan spesialis di Departemen Obstetri
dan Ginekologi.
3. Khususnya kepada Prof Dr. R. Haryono Roeshadi, SpOG (K), Prof. Dr. Delfi
Lutan MSc, SpOG (K), dan Prof Dr. T.M. Hanafiah SpOG (K), yang telah
banyak sekali membantu saya pada waktu memasuki dan mengikuti Program
Pendidikan Dokter Spesialis di Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-USU.
Semoga Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang membalas kebaikan
budi guru-guru saya tersebut.
4. Dr. Rusli P. Barus, SpOG (K), selaku Kepala Sub Divisi OBGINSOS atas
kesempatan yang diberikan kepada saya untuk melakukan penelitian tentang
Tingkat Depresi pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri di RSUPHAM
dan RSUPM dengan Menggunakan Skala Beck Depression Inventory-II
5. Dr. Nazaruddin Jaffar, SpOG (K) dan Prof. Dr. Syamsir BS, SpKJ (K)
selaku
pembimbing, Dr. Risman F. Kaban, SpOG, Dr. Aswar Aboet, SpOG, dan Prof.
Dr. M. Fauzie Sahil, SpOG (K) selaku penyanggah dan nara sumber yang
penuh dengan kesabaran telah meluangkan waktu yang sangat berharga
untuk membimbing, memeriksa, dan melengkapi penulisan tesis ini hingga

selesai.
6. Prof. Dr. Delfi Lutan, Msc, SpOG (K), selaku Bapak Angkat saya selama
menjalani masa pendidikan, yang telah banyak mengayomi, membimbing dan
memberikan nasehat-nasehat yang bermanfaat kepada saya dalam
menghadapi masa-masa sulit selama pendidikan.
7. Dr. Makmur Sitepu, SpOG, selaku pembimbing mini referat saya yang
berjudul BEDAH PADA FETUS.
8. Dr. Mustafa Mahmud Amin, teman baik saya dari Departemen Psikiatri, yang
telah banyak sekali membantu saya untuk menyelesaikan tesis ini.
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
9. Dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes yang telah meluangkan waktu dan pikiran
untuk membimbing saya dalam penyelesaian uji statistik tesis ini.
10. Seluruh Staf Pengajar di Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-USU
Medan, yang secara langsung telah banyak membimbing dan mendidik saya
sejak awal hingga akhir pendidikan.
11. Direktur RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan kesempatan
dan sarana untuk bekerja sama selama mengikuti pendidikan di Departemen
Obstetri dan Ginekologi.
12. Direktur RSU Dr. Pirngadi Medan dan Kepala SMF Obstetri dan Ginekologi
RSU Dr. Pirngadi Medan yang telah memberikan kesempatan dan sarana
untuk bekerja selama mengikuti pendidikan di Departemen Obstetri dan
Ginekologi.
13. Direktur RS. PTPN II Tembakau Deli, Dr. Sofian Abdul Ilah, SpOG, dan
Dr.
Nazaruddin Jaffar, SpOG (K) beserta staf yang telah memberikan
kesempatan dan sarana untuk bekerja selama bertugas di Rumah Sakit
tersebut.
14. Direktur RSU PERTAMINA UNIT PENGOLAHAN II Dumai, beserta staf atas
kesempatan kerja dan bantuan moril dan materil selama saya bertugas di
rumah sakit tersebut.
15. Kepala Departemen Patologi Anatomi FK-USU beserta staf, atas
kesempatan dan bimbingan yang telah diberikan selama saya bertugas di
Departemen tersebut.
16. Kepada Abang-Abang dan Kakak Saya, Dr. Harry C. Simanjuntak, SpOG, Dr.
Cut Adeya Adella, SpOG, Dr. Riza Rivany, SpOG, Dr. Roy Yustin Simanjutak,
SpOG, Dr. Johny Marpaung, SpOG, Dr. Melvin NG. Barus, SpOG, Dr. M. Oky
Prabudi, SpOG, terima kasih banyak atas segala bimbingan, bantuan, dan
dukungannya yang telah diberikan selama ini.
17. Khususnya kepada Kakanda Dr. Ronny Ajartha Tarigan, SpOG, terima kasih
yang sebesar-besarnya atas dukungan dan nasehat-nasehat yang diberikan
kepada saya selama ini. Dan kepada tim jaga; Dr. Renardy Reza Razali, Dr.
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
Siti Syahrini Sylvia, Dr. M. Ikhwan, Dr. Errol Hamzah, terima kasih banyak
atas bantuan, kerjasama, dan kebersamaan kita selama ini.
18. Dr. M. Rizki Yaznil, Dr. Made Surya Kumara, Dr. Rizka Heriansyah, Dr.
Irwansyah Putra, Dr. Ismail Usman, dan Dr. Ali Akbar, terima kasih yang
sebesar-besar atas bantuannya dalam menyelesaikan tesis ini.
19. Dr. Ujang Ridwan Permana, Dr. Eka Purnama Dewi R., Dr. Hayu Lestari
Haryono, Dr. Abdul Hadi, Dr. Juni Hardi Tarigan, Dr. Adrian Setiawan, Dr.
Edihan, Dr. Miranda Diza, Dr. Rachma Bachtiar Panjaitan, Dr. Tommy, Dr.
Panuturi Gottlieb Sidabutar, Dr. T.M. Rizki, Dr. Muara P. Lubis, Dr. John
Napoleon Tambunan, Dr. Simon P. Saing, Dr. Mulda F. Situmorang, Dr.
David Luther Lubis, Dr. T. Jeffry Abdillah, Dr. Riza Hendrawan Nasution,
dan
Dr. Elvira Mutia Sungkar, Dr. Hendry Adi Syahputra, Dr. Tigor P. Hasugian
dan teman-teman lain yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, terima

kasih atas kebersamaan, bantuan, dan dukungannya selama ini.


20. Teman Sejawat, Asisten Ahli, Dokter Muda, Bidan, Paramedis,
karyawan/karyawati, dan pasien-pasien yang telah ikut membantu dan
bekerjasama dengan saya dalam menjalani pendidikan di Departemen
Obstetri dan Ginekologi FK-USU/RSUP H. Adam Malik - RSU Dr. Pirngadi
Medan. Terima kasih atas kerjasama dan saling pengertian selama ini.
Sembah sujud, hormat dan terima kasih yang tidak terhingga saya sampaikan
kepada kedua Orang Tua Saya yang terkasih, Dr. H. M. Yamin Mahmud, SpM
dan Hj. Hafizah, yang telah membesarkan, membimbing, mendoakan, serta
mendidik saya dengan penuh kasih sayang dari masa kanak-kanak hingga kini.
Kepada yang saya hormati dan sayangi, Bapak dan Ibu Mertua saya, Prof. H.
Dr.
Darulkutni Nasution, SpS (K) dan Hj. Gunarningsih yang telah banyak
membantu
dan memberikan dorongan semangat serta doa kepada saya dalam mengikuti
pendidikan, saya ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya.
Kepada adik-adik saya, Henny Lydiasari, ST, Reza Faisal, ST, Deffi Mira
Ardianti, serta saudara-saudara ipar saya, M. Haposan Siregar, ST, Arrayani
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
Nasution SE, MSi, Ak, Shafira Nasution, saya ucapkan terima kasih atas
dukungan dan doa yang diberikan kepada saya.
Buat Istriku Tercinta, Dr. Khairina Nasution, tiada kata yang terindah
dapat saya
ucapkan selain rasa syukur kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih dan
Penyayang, yang telah memberikan saya seorang istri yang baik dan
pengertian.
Terima kasih atas semua bantuan, pengertian, kesabaran, dorongan semangat
dan doa yang diberikan kepada saya hingga dapat menyelesaikan pendidikan
ini.
Akhirnya kepada seluruh keluarga handai tolan yang tidak dapat saya
sebutkan
namanya satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang
telah
banyak memberikan bantuan, baik moril maupun materil, saya ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan berkah-Nya kepada kita semua.

Medan, Maret 2008

Dr. Dudy Aldiansyah

Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri


Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
DAFTAR ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR .................................................................
...................... i
DAFTAR
ISI .......................................................................
........................... vii
DAFTAR
TABEL .....................................................................
........................ x
DAFTAR
SINGKATAN .................................................................
...................xi
DAFTAR
LAMPIRAN ..................................................................
................... xii
ABSTRAK ...................................................................
...................................xiii
BAB I
PENDAHULUAN................................................................
..............................1
A. LATAR
BELAKANG ..................................................................
............1
B. IDENTIFIKASI
MASALAH....................................................................
.5
C. KERANGKA
MASALAH....................................................................
....5
D. TUJUAN
PENELITIAN.................................................................
.........6
E. MANFAAT
PENELITIAN.................................................................
......6
F. KERANGKA
KONSEP ....................................................................
......7
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA ...................................................................
..................8
A. GANGGUAN
MOOD.......................................................................
......8

B.
DEPRESI ...................................................................
..........................10
1. Latar
Belakang ..................................................................
.............10
2.
Patofisiologi .............................................................
.......................11
3.
Frekuensi..................................................................
......................11
4. Mortalitas dan
Morbiditas................................................................1
2
5. Ras, Seks dan
Umur ......................................................................
12
6. Gejala
Klinis.....................................................................
...............13
7.
Manajemen..................................................................
...................14
7.1
Psikofarmaka...............................................................
.............14
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
7.1.1. Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs) ............15
7.1.2. Tricyclic Antidepressants
(TCAs) ....................................16
7.1.3. Monoamine Oxidase Inhibitors (MAOIs)..........................17
7.2
Psikoterapi ...............................................................
.................18
7.2.1. Tipe-Tipe
Psikoterapi ......................................................19
7.2.2. Pendekatan
Terapi ..........................................................20
7.2.2.1. Terapi
Psikodinamik ............................................20
7.2.2.2. Terapi
Interpersonal ............................................20
7.2.2.3. Terapi Tingkah Laku
Kognitif......................................21
7.3 Terapi Elektrokonvulsif
(ECT)...................................................21
C. BECK DEPRESSION INVENTORY
(BDI)............................................22
1.
Pengertian ................................................................
......................22
2.
Deskripsi..................................................................
.......................23
3. BDI
II.........................................................................
...................26

D. KANKER SERVIKS
UTERI ..................................................................26
1.
Pengertian ................................................................
......................26
2.
Etiologi...................................................................
.........................27
3.
Frekuensi..................................................................
......................27
4. Gejala dan
Tanda .....................................................................
......28
5.
Stadium ...................................................................
.......................28
6.
Diagnosis..................................................................
......................31
7.
Pengobatan ................................................................
....................32
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN.................................................................
.........34
A. RANCANGAN
PENELITIAN ................................................................
34
B. TEMPAT
PENELITIAN.................................................................
........34
C. WAKTU
PENELITIAN ................................................................
..........34
D. POPULASI DAN SAMPEL
PENELITIAN .............................................34
1. Populasi
Penelitian ................................................................
.........34
2. Sampel
Penelitian.................................................................
..........34
3. Kriteria
Penerimaan.................................................................
.......36
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
E. ETIKA
PENELITIAN.................................................................
............36
F. BATASAN
OPERASIONAL................................................................
..36
G. INSTRUMEN
PENELITIAN.................................................................
.38

H. PENGOLAHAN
DATA.......................................................................
...39
1. Pemeriksaan
Data ......................................................................
....39
2. Pemberian
Kode.......................................................................
......39
3. Teknik Analisis
Data ......................................................................
.39
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN.................................................................
..........40
1. Karakteristik Sampel
Penelitian ......................................................40
2. Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri............43
3. Sebaran Umur dengan Tingkat
Depresi .........................................44
4. Sebaran Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Depresi....................46
5. Sebaran Status Perkawinan dengan Tingkat Depresi ....................48
6. Sebaran Suku dengan Tingkat
Depresi ..........................................50
7. Sebaran Pendapatan Per Bulan dengan Tingkat Depresi ..............52
8. Sebaran Stadium dengan Tingkat
Depresi .....................................54
9. Sebaran Terapi dengan Tingkat
Depresi ........................................57
10. Sebaran Lamanya Waktu Diagnosa Ditegakkan dengan Tingkat
Depresi ...................................................................
........................61
11. Sebaran Dukungan Untuk Berobat dengan Tingkat Depresi ..........63
BAB V
KESIMPULAN DAN
SARAN......................................................................
.....66
A.
KESIMPULAN.................................................................
.....................66
B.
SARAN......................................................................
...........................67
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................
....................68

Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri


Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Karakteristik Sampel
Penelitian ...............................................40
Tabel 2 Tingkat Depresi pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri .....43
Tabel 3 Sebaran Umur dengan Tingkat
Depresi...................................44
Tabel 4 Sebaran Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Depresi .............46
Tabel 5 Sebaran Status Perkawinan dengan Tingkat Depresi .............48
Tabel 6 Sebaran Suku dengan Tingkat
Depresi ...................................50
Tabel 7 Sebaran Pendapatan Per Bulan dengan Tingkat Depresi .......52
Tabel 8 Sebaran Stadium dengan Tingkat
Depresi ..............................54
Tabel 9.1 Sebaran Terapi dengan Tingkat
Depresi .................................57
Tabel 9.2 Sebaran Belum Diterapi dan Sudah Diterapi dengan Tingkat
Depresi ...................................................................
.................59
Tabel 10 Sebaran Lamanya Waktu Diagnosa Ditegakkan dengan Tingkat
Depresi ...................................................................
.................61
Tabel 11 Sebaran Dukungan Untuk Berobat dengan Tingkat Depresi ...63

Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri


Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran I LEMBARAN INFORMASI
PASIEN......................................72
Lampiran II LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK MENGIKUTI
PENELITIAN SETELAH PENJELASAN SECARA LISAN ...74
Lampiran III Beck Depression InventoryII...............................................75
Lampiran IV PERSETUJUAN KOMITE ETIK TENTANG
PELAKSANAAN PENELITIAN BIDANG KESEHATAN .......81
Lampiran V TABEL
INDUK .....................................................................
82

Lampiran VI KETERANGAN TABEL


INDUK ..........................................85

Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri


Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
DAFTAR SINGKATAN

5-HT 5-Hydroxytriptamine
BDI Beck Depression Inventory
DA Dopamine
DNA Deoxyribonucleic Acid
DSM-IV Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders IV
DSM-IV-TR Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-IV-Text
Revision
ECT Electroconvulsive Therapy
FDA Food and Drug Administration
FIGO Fdration Internationale de Gyncologie et d'Obsttrique
(International Federation of Gynecology and Obstetrics)
HPV Human Papilloma Virus
HSRS Healt-Related Self-Report
LEEP Loop Excision Electrosurgical Procedure
MAOIs Monoamine Oxidase Inhibitors
MDD Major Depressive Disorders
NE Norepinephrine
PHQ-9 Patient Health Quetionaire-9
SPSS Statistical Package for the Social Sciences
SSP Susunan Saraf Pusat
SSRIs Selective Serotonin Reuptake Inhibitors
TCAs Tricyclic Antidepressants

Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri


Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
KETERANGAN TABEL INDUK

RM Nomor Rekam Medik Pasien


St. Psn Status Pasien, Rawat Inap (RI) atau Rawat Jalan (RJ)
TIK Tanggal Mengisi Kuisioner
Pddk Tingkat Pendidikan Pasien
SD Sekolah Dasar
SMP Sekolah Menengah Pertama
SMU Sekolah Menengah Umum
Pkj Pekerjaan Pasien
IRT Ibu Rumah Tangga
St. Pkw Status Perkawinan Pasien
PpB Pendapatan Per Bulan Pasien
Std Stadium Kanker Serviks Uteri Pasien
Ca Cx Kanker Serviks Uteri
Th Jenis Terapi pada Pasien
LWD Lama Waktu Diagnosa Ditegakkan
PA Hasil Pemeriksaan Histopatologi Jaringan Pasien
SCC Cx Squamous Cell Carcinoma Cervix
BDI II Skor Beck Depression Inventory II
DR Depresi Ringan
DS Depresi Sedang
DB
Depresi Berat
Asal RS Rumah Sakit dimana tempat pasien dirawat
RSHAM Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan
RSPM Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan

Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri


Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kanker serviks uteri merupakan kanker kedua yang paling banyak terjadi pada
wanita di negara-negara berkembang. Menurut laporan World Cancer 2003, 80%
kanker serviks uteri terjadi di negara-negara berkembang. 1,2
Pada kebanyakan wanita yang didiagnosis dengan kanker ginekologi akan
menimbulkan stress emosional yang luar biasa. Emosi-emosi yang dapat
ditimbulkan, termasuk :3
1. Depresi karena ketidakpastian hidup dan keraguan mengenai masa depan.
2. Kecemasan.
3. Kebingungan.

4. Kemarahan karena kehilangan fungsi reproduksi dan peluang untuk


mempunyai keturunan.
5. Perasaan bersalah, karena aktivitas seksual terdahulu yang dapat
menyebabkan kanker. Perasaan bersalah dapat bercampur dengan
kekhawatiran mengenai aktivitas seksual di masa depan yang akan
terganggu setelah pengobatan kanker.
American Cancer Society telah mengidentifikasi empat faktor yang dapat
mempengaruhi kualitas hidup pasien-pasien dengan kanker dan keluarganya,
yaitu faktor sosial, psikologis, fisik, dan spiritual.4
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
Diagnosis dan pengobatan kanker dapat mengakibatkan gangguan kualitas
hidup termasuk fisik, psikologi dan kelangsungan sosial. Aspek psikososial
meliputi perubahan pola hidup, ketakutan, serta ketidaknyamanan
psikososial.
Ketidaknyamanan psikososial termasuk kecemasan, kemarahan, perasaan
bersalah, dan depresi. Hal-hal tersebut dapat menetap dan berubah seiring
waktu tergantung dari tingkat keparahan penyakit.5
Selain masalah psikososial, persepsi mengenai adanya hubungan antara nyeri
yang hebat dengan penyakit kanker dan anggapan bahwa kanker adalah
penyakit yang tidak dapat disembuhkan, serta membutuhkan biaya yang besar
merupakan suatu masalah pada kualitas hidup.6
Hanya sedikit penelitian mengenai kualitas hidup pada pasien kanker. Hal
ini
mengakibatkan depresi pada pasien-pasien kanker masih sering tidak
terdiagnosis dan tidak mendapat penanganan yang serius, karena adanya
anggapan bahwa depresi merupakan suatu keadaan yang normal, yang
merupakan suatu reaksi universal terhadap penyakit-penyakit serius dan
sebagian reaksi tersebut timbul dalam bentuk tanda-tanda neurovegetatif
(kehilangan berat badan atau gangguan tidur).7,8,9
Depresi bukan hanya dapat menyebabkan gangguan emosional, tetapi juga
dapat memperlambat kepulihan pasien, luaran pengobatan yang jelek, dan
akhirnya mengurangi angka ketahanan hidup. Oleh karena itu diperlukan
peranan seorang psikiater dalam penanganan pasien kanker untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien. Selain peranan psikiater, diperlukan
juga
peranan dari anggota keluarga yang terdekat untuk kestabilan emosi dan
kesejahteraan fisik pada pasien kanker. Dukungan, perhatian dan kesabaran
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
anggota keluarga dapat membantu penderita bersama-sama melewati masamasa sulitnya.10,11
Beberapa peneliti telah melaporkan adanya reaksi emosional spesifik
terhadap
kanker ginekologi, dan telah menemukan bahwa stress psikologis merupakan
masalah yang sering dijumpai. Derogatis dkk (1983) memperkirakan sekitar
50% pasien kanker mempunyai gejala psikiatris, 85% mempunyai gejala depresi
dan/atau kecemasan. Thompson dan Shear (1998) dengan menggunakan
kriteria psikiatri dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders IV
(DSM-IV) melaporkan sebanyak 23% pasien kanker ginekologi yang didiagnosis
dengan gangguan depresi mayor dimana insidens depresi mayor pada populasi
umum sekitar 5-6%.3
Prevalensi depresi pada populasi umum di Amerika Serikat bervariasi sekitar
1725%. Pasien dengan kanker lebih sering mengalami gejala psikologis termasuk
depresi dan kecemasan dibandingkan dengan populasi umum. Pasien dengan
stadium lanjut, penyakit yang tidak kunjung sembuh, riwayat gangguan mood,
atau dengan rejimen pengobatan yang menyebabkan gejala depresi mempunyai

resiko yang sangat tinggi untuk terjadinya depresi. Status penampilan yang
buruk juga berhubungan dengan tingginya depresi dan ansietas pada pasien
dengan kanker.7,12
Sekitar 25% pasien kanker yang dirawat inap, mempunyai gejala depresi yang
memenuhi kriteria depresi mayor atau gangguan berupa mood depresi.
Penelitian sebelumnya juga menemukan bahwa mood depresi paling sering
menggambarkan kesulitan psikososial, hal ini dilaporkan pada 81% wanita
dengan kanker ginekologi pada saat diagnosis ditegakkan dan selama
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
perawatan. Sebagai tambahan, depresi dapat memperberat penyakit penyerta
dan menimbulkan ide dan usaha bunuh diri.13,14
Pasien-pasien kanker serviks uteri sering merasakan nyeri yang berulang
baik
kronis atau akut, masalah seksual, kelelahan, perasaan bersalah karena
menunda skrining atau pengobatan, perubahan penampilan fisik, depresi,
kesulitan tidur, dan beban terhadap keuangan dan membebani orang yang
mereka cintai.15
Walaupun demikian, tidak semua pasien kanker mengalami nyeri. Nyeri muncul
pada sekitar 25% pasien yang baru didiagnosis, 33% pasien yang menjalani
pengobatan, dan 25% pasien dengan penyakit yang sudah lanjut.16
Mengenai lamanya depresi sejak diagnosis kanker ditegakkan, para peneliti
mempunyai pendapat yang berbeda. Mao, Jun J, dkk (2007) mendapatkan
bahwa nyeri dan stress psikologi bersifat menetap. Berbeda dengan Massie
dkk, (1989) melaporkan bahwa depresi dan kecemasan karena kanker dapat
menghilang seiring dengan waktu pada mayoritas individu yang didiagnosis
kanker. Sementara itu, Gotesman dkk (1982) mengemukakan bahwa perasaan
putus asa pada pasien kanker dijumpai sepanjang dua bulan setelah keluar
dari
rumah sakit. Andersen dkk (1989), menyatakan bahwa reaksi emosional yang
terberat dijumpai pada awal diagnosis. Klee M (2000) menyatakan bahwa
pasien
kanker ginekologi mempunyai emosi yang stabil di dalam rentang 6 sampai 12
bulan setelah perawatan.3,17
Miranda dkk (2002, Brazil) dengan menggunakan Beck Depression Inventory
(BDI) pada 22 pasien dengan kanker serviks uteri lanjut yang mendapat
kemoterapi adjuvan diperoleh penurunan skor BDI dari 13 (sebelum
kemoterapi)
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
menjadi 12 (sesudah kemoterapi). Hengrasmee dkk, (2004, Thailand)
mendapati prevalensi depresi sekitar 13% pada kanker ovarium, 26,5% pada
kanker serviks uteri dan 5% pada kanker korpus uteri.13,14
Setiono J.J (2007, Manado) meneliti gejala-gejala depresi pada 15 penderita
kanker serviks uteri, didapatkan gejala depresi ringan sekitar 20,01%,
depresi
sedang 26,66% dan depresi berat 53,33%.18
Sebuah instrumen yang digunakan untuk menilai manifestasi tingkat keparahan
depresi adalah Beck Depression Inventory (BDI) yang merupakan sebuah
kuisioner yang digunakan untuk mempelajari psikologi dan psikiatri klinis.
Instrumen tersebut juga valid dan menjadi standar untuk pasien non
psikiatris,
termasuk pasien kanker.14
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Melalui penelitian ini diharapkan akan diketahui tingkat depresi pada
penderitapenderita kanker serviks uteri yang dikelola di RSUP H. Adam Malik dan RSU.

Dr. Pirngadi Medan dengan menggunakan kuesioner Skala Beck Depression


Inventory-II.
C. KERANGKA MASALAH
Pada tahun-tahun belakangan ini, kualitas hidup orang yang menderita kanker
telah mendapat perhatian khusus. Sedikit sekali penelitian yang meneliti
kaitan
depresi dengan penyakit keganasan. Dan tingkat atau stadium keganasan tidak
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
berbanding lurus dengan tingkat depresi. Sejumlah penelitian epidemiologi
telah
dilakukan untuk menyelidiki kaitan-kaitan yang mungkin. Beberapa penelitian
telah menunjukkan bukti peningkatan insidens kanker pada pasien-pasien yang
depresi, dan beberapa menunjukkan hubungan tersebut. Bukti-bukti tersebut
sulit dijelaskan, karena bermacam-macamnya skala-skala psikometrik yang
digunakan untuk menilai depresi.4,5
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat depresi pada pasienpasien kanker serviks uteri yang dirawat di RSUP H. Adam Malik dan RSU Dr.
Pirngadi Medan baik pasien rawat inap maupun rawat jalan.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Didapatkan data mengenai tingkat depresi pada pasien-pasien kanker
serviks
uteri yang dirawat di RSUP H. Adam Malik dan RSUD Dr. Pirngadi Medan
baik pasien rawat inap maupun rawat jalan.
2. Perlunya peningkatan kualitas hidup pada pasien-pasien yang menderita
penyakit keganasan terutama pada pasien-pasien kanker serviks uteri untuk
mengatasi depresi. Dan perlunya penanganan psikiatri pada pasien-pasien
dengan gejala depresi berat.
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
F. KERANGKA KONSEP

Pasien-pasien
dengan
Kanker Serviks Uteri
Skala Beck Depression
Inventory-II
Tingkat Depresi
-Ringan
-Sedang
-Berat
Tingkat Depresi
-Ringan
-Sedang
-Berat
Dikelompokkan dalam :
- Umur Pasien
- Tingkat Pendidikan
- Status Perkawinan
- Suku
- Pendapatan per bulan
- Stadium
- Terapi
- Lamanya diagnosis ditegakkan
- Dukungan untuk berobat
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. GANGGUAN MOOD
Gangguan Mood termasuk gangguan dengan gambaran utama berupa kelainan
pada mood. Gangguan mood dibagi atas tiga bagian. Yang pertama
menggambarkan Episode Mood (Episode Depresi Mayor, Episode Mania,
Episode Campuran, dan Episode Hipomania). Yang kedua menggambarkan
Gangguan Mood (contohnya, Gangguan Depresi Mayor, Gangguan Distimia,
Gangguan Bipolar I). Dan yang ketiga menggambarkan baik episode mood yang
baru-baru ini atau perjalanan episode yang rekurens.19
Gangguan Mood dibagi atas Gangguan Depresi (Depresi Unipolar), Gangguan
Bipolar, dan dua gangguan berdasarkan etiologi, yaitu Gangguan Mood karena
Kondisi Medis Umum dan Zat-Zat yang Menginduksi Gangguan Mood.19
Gangguan Depresi (yaitu, Gangguan Depresi Mayor, Gangguan Distimia, dan
Gangguan Depresi Yang Tidak Dapat Terklasifikasikan) dibedakan dengan
Gangguan Bipolar karena tidak dijumpainya riwayat episode mania, campuran,
atau hipomania. Gangguan Bipolar (yaitu, Gangguan Bipolar I, Gangguan
Bipolar
II, Gangguan Siklotimia, dan Gangguan Bipolar Yang Tidak Dapat
Terklasifikasikan) dijumpai adanya (atau riwayat) Episode Mania, Episode
Campuran, atau Episode Hipomania dan selalu disertai dengan dijumpainya

(atau riwayat) Episode Depresi Mayor.19


Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
Gangguan Depresi Mayor dicirikan sebagai satu atau lebih Episode Depresi
Mayor yakni, sedikitnya 2 minggu dijumpai mood depresi atau kehilangan
kesenangan dan disertai sedikitnya empat gejala tambahan depresi.19
Gangguan Distimia dicirikan sedikitnya selama 2 tahun dijumpai mood depresi
selama lebih dari berhari-hari yang disertai dengan gejala depresi tambahan
serta tidak memenuhi kriteria untuk Episode Depresi Mayor.19
Gangguan Depresi Yang Tidak Terklasifikasikan adalah yang termasuk
gangguan-gangguan yang merupakan gambaran depresi yang tidak memenuhi
kriteria untuk Gangguan Depresi Mayor, Gangguan Distimia, Gangguan
Penyesuaian dengan Mood Depresi, atau Gangguan Penyesuaian dengan
Kecemasan Campuran dan Mood Depresi (atau gejala depresi yang mana tidak
adekuat atau yang mempunyai informasi yang bertolak belakang).19
Gangguan Bipolar I dicirikan sebagai satu atau lebih Episode Mania atau
Campuran, selalu disertai dengan Episode Depresi Mayor.19
Gangguan Bipolar II dicirikan sebagai satu atau lebih Episode Depresi Mayor
yang disertai sedikitnya oleh satu Episode Hipomania.19
Gangguan Siklotimia dicirikan sedikitnya 2 tahun dari beberapa periode
gejala
hipomania yang tidak memenuhi kriteria Episode Mania dan beberapa periode
gejala depresi yang tidak memenuhi kriteria untuk Episode Depresi Mayor.19
Gangguan Bipolar Yang Tidak Terklasifikasikan adalah yang termasuk
gangguan yang merupakan gambaran-gambaran bipolar yang tidak memenuhi
kriteria pada Gangguan Bipolar spesifik apapun yang didefinisikan pada bab
mengenai Gangguan Mood pada Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
Disorders IV Text Revision/DSM-IV-TR, atau gejala bipolar yang mana tidak
adekuat atau dengan informasi yang bertolak belakang.19
Gangguan Mood Karena Sebuah Kondisi Medis Umum dicirikan sebagai
gangguan mood yang nyata dan persisten yang dinilai sebagai konsekuensi
fisiologis akibat kondisi medis umum.19
Gangguan Mood yang Diinduksi Zat-Zat dicirikan sebagai gangguan mood
yang jelas dan menetap yang merupakan konsekuensi fisiologis langsung dari
penyalah-gunaan obat-obatan, pengobatan depresi, atau paparan toksin.19
Gangguan Mood Yang Tidak Terklasifikasikan adalah yang termasuk
gangguan yang merupakan gejala mood yang tidak memenuhi kriteria untuk
Gangguan Mood Spesifik apapun dan sulit untuk memilih antara Gangguan
Depresi Yang Tidak Terklasifikasikan dan Gangguan Bipolar Yang Tidak
Terklasifikasikan (contohnya, agitasi akut).19
B. DEPRESI
1. Latar Belakang
Depresi Unipolar merupakan gangguan psikiatri yang paling sering dijumpai.
Biarpun banyak pengobatan efektif yang tersedia, gangguan ini jarang
terdiagnosis dan jarang mendapat perawatan. Paramedis seharusnya
mempertimbangkan adanya depresi pada pasien-pasien yang mereka kelola.
Diduga adanya prevalensi yang tinggi pada gangguan afektif pada pasien yang
datang ke praktek-praktek klinik.20
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
2. Patofisiologi

Patofisiologi Gangguan Depresi Mayor (Major Depressive Disorders/MDD) belum


jelas diketahui. Uji klinis dan preklinis menduga adanya gangguan aktivitas
serotonin (5-HT) pada susunan saraf pusat (SSP). Neurotransmiter lain yang
terlibat termasuk norephinephrine (NE) dan dopamine (DA). Peranan aktivitas
serotonin SSP pada patofisiologi MDD diduga oleh karena efektifnya
Selective
Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs) pada pengobatan MDD.20
Pengalaman klinis menunjukkan adanya interaksi yang kompleks antara
ketersediaan neurotransmiter, regulasi reseptor dan sensitivitas, dengan
gejala
afektif MDD. Obat-obat yang hanya meningkatkan ketersediaan neurotransmiter
secara akut, seperti kokain, tidak efektif sebagai sebuah antidepresan.
Paparan
beberapa minggu dengan antidepresan diperlukan untuk mengurangi gejala.20
Semua antidepresan yang tersedia tampaknya bekerja melalui satu atau lebih
mekanisme berikut ini :20
1. Inhibisi presinaptik pada absorbsi (uptake) dari 5-HT atau NE.
2. Aktivitas antagonis inhibisi presinaptik pada reseptor 5-HT atau NE,
yang
meningkatkan pelepasan neurotransmiter.
3. Inhibisi monoamin oksidase, dengan mengurangi kerusakan neurotransmiter.

Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri


Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
3. Frekuensi
Di Amerika Serikat, prevalensi MDD sekitar 20% pada wanita dan 12% pada
lakilaki. Pada pasien yang diobservasi untuk perawatan medis didapatkan
prevalensinya sekitar 10%. 20
4. Mortalitas dan Morbiditas
Ide bunuh diri, penyakit medis, gangguan hubungan interpersonal,
penyalahgunaan zat-zat terlarang, dan kehilangan waktu bekerja meningkatkan
mortalitas dan morbiditas MDD.20
Bunuh diri merupakan penyebab kematian utama di Amerika Serikat, dengan
angka rata-rata sekitar 200.000 usaha bunuh diri. Bunuh diri menjadi
penyebab
kematian kedua pada orang dewasa dan diperkirakan 10-30% kematian terjadi
pada usia 20-35 tahun. MDD mempunyai peranan penting pada lebih dari 50%
usaha bunuh diri. Angka kematian bunuh diri pada gangguan afektif dapat
melebihi 15%. Selain ide bunuh diri, depresi juga dapat menyebabkan
gangguan
interpersonal, misalnya penurunan libido, gangguan berkonsentrasi, gangguan
dalam pekerjaan, dan gangguan fungsional lainnya. Penelitian juga
menunjukkan
bahwa MDD menambah mortalitas dan morbiditas yang tinggi pada penyakit
medis lain, seperti infark miokard, dan keberhasilan pengobatan episode
depresi
memperbaiki luaran medis dan pembedahan.20

Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri


Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
5. Ras, Seks dan Umur

Depresi jarang dijumpai pada populasi kulit hitam. MDD lebih sering
didiagnosis
pada wanita, dengan prevalensi dua kali lipat dibandingkan pria. Dijumpai
prevalensi yang sama antara laki-laki dan perempuan pada usia prepubertas.
Gejala depresi secara klinis meningkat seiring dengan meningkatnya usia,
khususnya bila disertai dengan penyakit medis. Bagaimanapun juga, depresi
dapat tidak memenuhi kriteria untuk depresi mayor karena kadang-kadang
dijumpai gambaran depresi yang atipikal pada pasien yang lebih tua.20
6. Gejala Klinis
Kriteria diagnostik DSM-IV-TR (Diagnostic And Statistical Manual of Mental
Disorders IV Text Revision) untuk episode depresi mayor seperti di bawah
ini:19,20
A. Lima (atau lebih) gejala yang mengikuti, telah ada selama periode 2
minggu
dan menggambarkan perubahan dari fungsi sebelumnya; sedikitnya dijumpai
satu gejala, baik (a) mood depresi atau (b) kehilangan minat atau
kesenangan.
(1) Mood depresi
(2) Berkurangnya minat secara nyata atau kesenangan
(3) Pengurangan atau pertambahan berat badan yang nyata
(4) Insomnia atau hipersomnia
(5) Agitasi psikomotor atau retardasi
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
(6) Kelelahan atau kehilangan energi
(7) Perasaan tidak berarti
(8) Kekurangan kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi; kurang dapat
memutuskan sesuatu.
(9) Pikiran berulang untuk mati, ide bunuh diri, usaha bunuh diri, atau
rencana untuk bunuh diri.
B. Gejala yang tidak memenuhi kriteria untuk Episode Campuran.
C. Gejala yang menyebabkan stress secara klinis atau kerusakan fungsional
(contohnya, fungsi sosial, fungsi pekerjaan).
D. Gejala dikarenakan efek fisiologis langsung akibat penyalahgunaan zatzat
(contohnya, penyalahgunaan obat-obatan) atau karena kondisi medis umum
(contohnya hipotiroidisme).
E. Gejala yang tidak dinilai sebagai duka cita, yakni, setelah kehilangan
orang
yang sangat dicintai, gejala ini menetap lebih dari 2 bulan atau yang
dicirikan
sebagai gangguan fungsional yang nyata, keasyikan yang patologis,
ketidakberartian, ide bunuh diri, gejala psikotik, atau retardasi
psikomotor.
7. Manajemen
Pengobatan dapat berupa psikoterapi, psikofarmaka dan terapi
elektrokonvulsif
(Electroconvulsive Therapy/ECT). Psikoterapi yang singkat (contohnya,
terapi
kognitif behavioral, terapi interpersonal) merupakan pengobatan pilihan,
bisa
diterapkan sendiri atau dikombinasikan dengan psikofarmaka. Psikofarmaka
saja
juga dapat mengurangi gejala depresi. Bagaimanapun juga, kombinasi antara

Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri


Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
psikofarmaka dan psikoterapi memberikan luaran pengobatan yang lebih baik.
Untuk gejala depresi berat yang tidak respons dengan psikofarmaka maupun
psikoterapi dapat diterapi dengan elektrokonvulsif.20
7.1 Psikofarmaka
Antidepresan dalam 2-6 minggu akan mencapai dosis terapeutik yang
dibutuhkan untuk menilai respons klinis. Pilihan medikasi seharusnya
mempertimbangkan keselamatan dan toleransi obat, kepatuhan pasien,
kebiasaan dokter, dan riwayat pengobatan sebelumnya. Kegagalan pengobatan
sering disebabkan oleh ketidakpatuhan dalam pemakaian obat, durasi terapi
yang tidak adekuat, atau dosis yang tidak adekuat.20
7.1.1.

Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRIs)

Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRIs) yang pertama kali


diluncurkan di
Amerika Serikat adalah fluoxetine (Prozac) pada tahun 1987. SSRIs merupakan
antidepresan yang paling banyak dipilih karena efek samping yang kurang
menonjol. SSRIs tidak menyebabkan aritmia jantung seperti antidepresan
trisiklik. SSRIs merupakan antidepresan yang digunakan dalam pengobatan
depresi, gangguan kecemasan, dan beberapa gangguan personal. SSRIs juga
efektif dalam mengobati masalah ejakulasi dini.21
SSRIs mempunyai efek antikolinergik sentral dan perifer, juga mempunyai
efek
sedatif. SSRIs meningkatkan kadar neurotransmiter serotonin ekstraseluler
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
dengan menghambat reuptake pada sel presinaptik, meningkatkan kadar
serotonin yang tersedia untuk berikatan dengan reseptor post sinaptik.21
Tidak jelas bagaimana mekanisme kerja SSRIs yang pasti dalam mengurangi
gejala depresi. Neurotransmiter serotonin dikaitkan dengan terjadinya
depresi.
Beberapa peneliti menduga abnormalitas pada aktivitas neurotransmiter akan
mempengaruhi mood dan tingkah laku. SSRIs sepertinya mengurangi gejala
depresi dengan memblokade reabsorpsi (reuptake) serotonin oleh sel-sel
saraf
tertentu di dalam otak. Hal ini membuat lebih banyak serotonin yang tinggal
di
dalam otak, dengan demikian meningkatkan neurotransmisi dengan mengirim
impuls-impuls saraf dan memperbaiki mood. SSRI disebut selektif karena
sepertinya hanya mempengaruhi serotonin saja.21
Berikut ini adalah SSRIs yang telah disetujui oleh Food and Drug
Administration
(FDA) untuk mengobati depresi, dengan nama generik dan nama dagangnya;
Citalopram (Celexa), Escitalopram (Lexapro), Fluoxetine (Prozac, Prozan
Weekly), Paroxetine (Paxil, Paxil CR), dan Sertraline (Zoloft).21
SSRIs secara umum dianggap aman dibandingkan antidepresan lainnya. SSRIs
sepertinya mempunyai interaksi yang buruk dengan obat-obatan yang lain, dan
kurang berbahaya bila terjadi overdosis. Efek samping yang sering terjadi
termasuk gangguan gastrointestinal, disfungsi seksual, dan perubahan pada
tingkat energi (kelelahan, tidak bisa berisitirahat).21

Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri


Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
7.1.2. Antidepresan Trisiklik (Tricyclic Antidepressant/TCAs)
Antidepresan trisklik menginhibisi reabsorpsi (reuptake) serotonin dan
norepinephrine. TCAs juga menginhibisi reabsorpsi dopamine, walaupun
sedikit
dibandingkan dengan inhibisi pada serotonin dan norepinephrine.
Antidepresanantidepresan ini juga memblokade reseptor-reseptor sel tertentu, yang
kemudian
menimbulkan banyak efek samping. TCAs disebut trisklik karena bentuk
struktur
kimianya. TCAs merupakan antidepresan yang pertama kali ditemukan, dan
dipasarkan pada tahun 1960-an, dan tetap menjadi obat garis pertama untuk
depresi sampai tahun 1980-an, sampai obat antidepresan yang terbaru
muncul.21
Berikut ini adalah TCAs yang telah disetujui oleh Food and Drug
Administration
(FDA), untuk mengobati depresi, dengan nama generik dan nama dagangnya;
Amitriptyline, Amoxapine, Desipramine (Norpramin), Doxepin (Sinequan),
Imipramine (Tofranil), Nortriptyline (Pamelor), Protripyline (Vivactil),
dan
Trimipramine (Surmontil). Beberapa obat-obat ini harus diberikan dalam
bentuk
injeksi atau sebagai larutan oral yang harus dicampur dengan cairan,
seperti air
atau jus.21
Karena TCAs kurang selektif, sehingga mempunyai efek samping yang lebih
banyak dibandingkan antidepresan-antidepresan yang lain. Efek sampingnya
termasuk: perasaan mengantuk, mulut kering, pandangan kabur, konstipasi,
retensi urin, gangguan fungsi seksual, peningkatan denyut jantung,
disorientasi,
sakit kepala, tekanan darah rendah, sensitif terhadap cahaya matahari,
peningkatan selera makan, pertambahan berat badan, nausea dan badan
lemas.21
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
7.1.3. Monoamine Oxidase Inhibitors (MAOIs)
MAOIs merupakan antidepresan yang sangat kuat yang digunakan untuk
pengobatan depresi. MAOIs digunakan sebagai obat antidepresan terakhir
ketika
antidepresan yang lain seperti SSRIs dan TCAs tidak respons.21
MAOIs bekerja dengan menghambat aktivitas monoamine oksidase dengan
mencegah pemecahan neurotransmiter monoamine, dengan demikian
meningkatkan bioavailabilitasnya. MAOIs mengurangi depresi dengan
mencegah enzim monoamine oksidase pada neurotransmiter norephinephrine,
serotonin dan dopamine yang bermetabolisme di dalam otak. Sehingga,
kadarnya tetap tinggi di dalam otak, sehingga memperbaiki mood.21
Berikut ini adalah MAOIs yang telah disetujui oleh Food and Drug
Administration
(FDA) untuk mengobati depresi, dengan nama generik atau nama dagang,
yaitu ;
Phenelzine (Nardil), Tranylcypromine (Parnate), Isocarboxazid (Marplan),
dan
Selegiline (Emsam). Karena seriusnya efek samping MAOIs, sehingga MAOIs
hanya digunakan ketika obat-obat antidepresi yang lain tidak bisa lagi
memperbaiki gejala depresi. Efek samping MAOIs termasuk, perasaan

mengantuk, konstipasi, nausea, diarea, kelelahan, mulut kering, pusing,


tekanan
darah rendah, penurunan urine output, penurunan fungsi seksual, gangguan
pola
tidur, kekejangan otot, penambahan berat badan, padangan kabur, sakit
kepala,
peningkatan selera makan, perasaan tidak bisa beristirahat, tremor,
kelemahan,
dan berkeringat banyak.21
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
7.2. Psikoterapi
Psikoterapi merupakan bentuk pengobatan yang direkomendasikan pertama kali
untuk depresi. Selama psikoterapi, seseorang yang menderita depresi
berbicara
pada ahli psikoterapi agar membantu penderita untuk mengidentifikasi
faktorfaktor yang memicu depresi. Beberapa faktor ini bekerja secara kombinasi
dengan faktor herediter dan ketidakseimbangan kimia di dalam otak yang
dapat
memicu depresi. Psikoterapi membantu pasien depresi, dengan memahami
tingkah laku, emosi, dan ide yang berperan pada keadaan depresinya. Dengan
memahami dan mengidentifikasi masalah-masalah atau peristiwa dalam hidup
yang berperan di dalam depresi penderita dan membantu penderita memahami
aspek-aspek dari masalah ini sehingga mereka dapat menyelesaikan dan
memperbaikinya.22

Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri


Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
7.2.1 Tipe-tipe Psikoterapi
Terapi dapat diberikan dalam bentuk yang bervariasi, termasuk :22
Individual
Kelompok

Marital/ Pasangan

Keluarga
:
:

:
Terapi ini melibatkan hanya pasien dan ahli terapi
Terapi ini melibatkan dua atau lebih pasien yang
dapat berpartisipasi pada waktu yang sama.
Pasien dapat membagi pengalaman dan belajar
dengan orang lain yang mempunyai perasaan
dan pengalaman yang sama dengannya.
Terapi ini berguna untuk membantu pasangan
dan partner agar lebih memahami mengapa
orang yang mereka cintai mengalami depresi,
perubahan apa yang dilakukan dalam komunikasi
dan tingkah laku yang dapat membantu
penderita.
Keluarga merupakan faktor kunci untuk
membantu penderita yang mengalami depresi
agar menjadi lebih baik, hal ini dapat membantu
anggota keluarga untuk mengerti apa yang
dialami oleh orang yang mereka cintai, dan apa
sebaiknya yang anggota-anggota keluarga
lakukan untuk membantu penderita.
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
7.2.2. Pendekatan Terapi
Walaupun terapi dapat dilakukan dalam bentuk keluarga, kelompok, dan
individual juga ada beberapa pendekatan yang dilakukan oleh ahli
psikoterapi.
Setelah berbicara dengan pasien tentang perihal depresinya, ahli
psikoterapi
akan memutuskan pendekatan mana yang digunakan berdasarkan kecurigaan
pada faktor-faktor yang menyebabkan depresi.22
7.2.2.1.

Terapi Psikodinamik

Terapi psikodinamik berdasarkan asumsi bahwa orang yang mengalami depresi


disebabkan karena konflik yang tidak terpecahkan yang sering muncul pada
masa kanak-kanak. Tujuan dari terapi ini adalah agar pasien mengerti lebih
baik
dengan membicarakan pengalaman mereka. Terapi psikodinamik diberikan
selama tiga sampai empat bulan atau bertahun-tahun.22
7.2.2.2. Terapi Interpersonal

Terapi interpersonal memfokuskan pada tingkah laku dan interaksi seorang


penderita depresi dengan keluarga dan temannya. Tujuan utama dari terapi
ini
adalah memperbaiki keterampilan komunikasi dan meningkatkan kepercayaan
diri selama periode yang singkat. Terapi selalu berlangsung selama tiga
sampai
empat bulan dan berhasil dengan baik untuk depresi yang disebabkan oleh
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
dukacita, konflik dalam hubungan interpersonal, peristiwa hidup yang besar,
dan
isolasi sosial.22
7.2.2.3. Terapi Tingkah Laku Kognitif
Terapi tingkah laku kognitif membantu penderita depresi untuk
mengindentifikasi
dan merubah persepsi yang tidak akurat yang terdapat pada diri mereka dan
di
sekeliling mereka. Ahli terapi membantu pasien untuk menegakkan cara baru
untuk berpikir dengan mengarahkan perhatian pada asumsi baik yang salah
maupun yang benar, yang mereka buat pada diri mereka sendiri atau orang
lain.22
7.3. Terapi Elektrokonvulsif (Electroconvulsive Therapy/ECT)
Untuk beberapa gejala depresi yang berat dan tidak respon dengan
psikofarmaka dan psikoterapi, terapi elektrokonvulsif dapat
dipertimbangkan.
ECT dilakukan oleh tim dokter dan perawat yang terlatih, dengan seorang
ahli
anestesi yang akan membuat pasien tertidur selama beberapa waktu, kemudian
sebuah arus listrik dialirkan ke kepala pasien, sehingga menimbulkan kejang
pada pasien, setelah itu pasien dibawa ke ruang pemulihan untuk diawasi.
Keseluruhan prosedur memakan waktu sekitar 10 menit. ECT selalu diberikan
dua atau tiga kali per minggu. Kebanyakan pasien membutuhkan 6 sampai 12
kali pengobatan, tetapi pada beberapa pasien membutuhkan prosedur ECT yang
lebih banyak.23
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
C. BECK DEPRESSION INVENTORY (BDI)
1. Pengertian
Beck Depression Inventory (BDI), dibuat pada tahun 1961 oleh Dr. Aaron T.
Beck, dan dikembangkan untuk menilai manifestasi depresi pada tingkah laku
remaja dan orang dewasa. Dirancang untuk menstandarisasi penilaian
keparahan depresi serta menggambarkan secara sederhana gejala depresi.
Item-item BDI berasal dari observasi pasien-pasien depresi yang dibuat
selama
perjalanan psikoanalisis atau psikoterapi. Sikap dan gejala depresi tampak
spesifik pada kelompok pasien ini, kemudian BDI digambarkan oleh
pernyataanpernyataan, dan penilaian numerik pada masing-masing pernyataan.24
BDI merupakan instrumen yang paling banyak digunakan untuk menilai
keparahan depresi. BDI yang asli, terdiri dari 21 pernyataan dalam bentuk
multiple choice, 21 pernyataan merupakan manifestasi 21 tingkah laku,
masingmasing area diwakili oleh empat atau lima pernyataan yang menggambarkan
keparahan gejala depresi dari yang ringan sampai yang berat. Subjek diminta

untuk mengidentifikasi pernyataan yang paling baik yang menggambarkan


perasaannya saat ini. Item-item kemudian ditentukan skornya dan
dijumlahkan
untuk memperoleh total skor. Total skor ini akan menggambarkan tingkat
keparahan gejala depresi. Pada tahun 1978, BDI kemudian direvisi menjadi
BDIIA, revisi ini dilakukan untuk menghilangkan pernyataan-pernyataan yang
mirip
serta untuk menyusun kembali kata-kata pada item tertentu. Sebagai
tambahan,
batasan waktu untuk penilaian diperpanjang sampai seminggu yang lalu,
termasuk hari ini. Pada tahun 1993, panduan untuk menentukan skor
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
dimodifikasi, gunanya untuk menggambarkan data-data yang dikumpulkan pada
Center for Cognitive Therapy. 24
Pada tahun 1996, sebuah BDI versi baru (BDI-II) dengan modifikasi pada
itemitem untuk menggambarkan kriteria DSM-IV dan untuk menyederhanakan katakata yang dipakai pada versi sebelumnya. Batasan waktu untuk penilaian
diperpanjang sampai dua minggu yang lalu, termasuk hari ini.24
Walaupun data-data psikometrik yang ada pada BDI-II sepertinya sangat
menjanjikan dengan jangka waktu diperpanjang sampai dua minggu yang lalu,
tapi membuat instrumen ini kurang bermanfaat untuk menilai pola perubahan
gejala depresi sepanjang waktu.24
2. Deskripsi
BDI-IA mengandung 21 item yang masing-masing seri terdiri dari empat
pernyataan. Pernyataan-pernyataan menggambarkan keparahan gejala depresi
dari yang ringan (skor 0) sampai yang berat (skor 3).24
Walaupun instrumen asli (BDI-I) dibacakan dengan suara yang keras oleh
orang
yang mewancarai subjek dan mencatat pilihan subjek, instrumen ini dapat
juga
diisi sendiri oleh subjek (self report). Tingkat keparahan skor depresi
dibuat
dengan menjumlahkan skor dari masing-masing item. Panduan yang paling baru
menyarankan interpretasi keparahan skor: 0-9, minimal; 10-16, ringan; 1729,
sedang; dan 30-63, berat. Skor-skor subskala dapat dihitung untuk faktor
kognitif-afektif dan faktor penampilan somatik. Subskala kognitif-afektif
mengevaluasi perasaan dan pikiran-pikiran ideal, terdiri dari total jumlah
skor 13
item yang pertama. Subskala penampilan somatik terdiri dari 8 item
terakhir.
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
Memerlukan waktu 5-10 menit untuk menyelesaikan BDI-IA. Wawancara
membutuhkan waktu 15 menit. Pada beberapa pasien yang terobsesi berat,
dapat membutuhkan waktu yang lebih lama. BDI telah diterjemahkan pada
beberapa bahasa, yaitu China, Belanda, Finlandia, Prancis, Jerman, Korea,
Swedia, dan Turki.24
Beberapa penelitian telah mendapatkan bahwa BDI dapat membedakan pasienpasien psikiatrik dengan subjek kontrol yang secara psikologi sehat, dengan
pasien-pasien distimia, serta dengan pasien-pasien gangguan depresi mayor.
Beck, dkk (1986), melaporkan bahwa sampel-sampel distimia dan depresi
mayor menunjukkan perbedaan yang lemah, walaupun skor rata-rata lebih
tinggi
pada kelompok gangguan depresi mayor. Sehingga pada sampel-sampel

psikiatrik, kemampuan diskriminatif BDI sangat lemah.24


Pada penelitian pada 307 remaja (pasien rawat jalan yang berumur 18-37
tahun), Ruud dan Rajab (1995), menemukan bahwa sensitivitas BDI pada
gangguan mood berdasarkan kriteria DSM III-R, diperoleh 83,77% pada BDI = 9
(nilai paling rendah yang diperoleh dalam penelitian), 76,2% pada BDI =
14,
66,88% pada BDI = 18, dan 58,4% pada BDI = 20. Skor spesifitas yang sangat
tinggi (88,36%) pada BDI = 30 (skor paling tinggi yang diperoleh pada
penelitian)
dan turun ke 61,64% pada BDI = 20, ke 58,90% pada BDI = 18, dan ke 44,52%
pada BDI = 14. Penelitian lain yang menggunakan BDI dilakukan oleh Hopko,
dkk (2005), beliau meneliti terapi tingkah laku pada 6 orang pasien kanker.
Ditemukan penurunan skor BDI rata-rata dari 38 (pra terapi) menjadi 16
(pasca
terapi) dengan skor BDI rata-rata selama 3 bulan follow-up yaitu 11
(p<0,01).
Mystakidou, dkk (2006) menyimpulkan bahwa BDI versi Yunani yang dipakai
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
pada pasien-pasien kanker usia lanjut, yang dirawat di unit perawatan
paliatif,
dapat dipercaya dan cocok untuk penggunaan klinis dan penelitian, dengan
koefisien korelasi Pearsons = 0,863, koefisien korelasi Spearman =
0,884,
Kendal tau-b = 0,743 (p<0,005).24,25,26
Skor BDI yang rendah sering dijumpai pada pasien-pasien dengan gejala
psikatrik yang disebabkan oleh penyalahgunaan zat-zat terlarang. Clark dan
Steer (1994), menemukan bahwa subskala kognitif afektif pada BDI dapat
membedakan pasien depresi dengan penyakit medis yang kronis.24
Beberapa bukti melaporkan adanya bias, misalnya, skor yang lebih tinggi
diperoleh pada wanita, remaja, usia lanjut, dan tingkat pendidikan yang
rendah.24
Satu kelemahan pada BDI-IA bahwa ia dikembangkan terutama untuk
menggambarkan gejala yang ditemukan pada depresi yang berat dan tidak
menyediakan cakupan yang lengkap pada gejala yang dipakai pada kriteria
DSM-IV. Item-item seperti peningkatan selera makan, peningkatan frekuensi
tidur, agitasi, dan retardasi psikomotor tidak termasuk di dalamnya. Revisi
BDI-I
(BDI-II) memperpanjang jangka waktu sampai 2 minggu yang lalu, telah
dikembangkan untuk memecahkan masalah ini. Tetapi kurang bermanfaat dalam
penilaian ulang pada penelitian-penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
respons pengobatan.24
Keuntungan pada BDI yakni sangat mudah untuk digunakan (dapat dipakai
sendiri), menggunakan bahasa yang sederhana, dan sangat mudah untuk
menilai skor. Kerugiannya adalah adanya bias yang dijumpai (misalnya,
wanita,
subjek yang tingkat pendidikannya rendah, remaja, usia lanjut, dan individu
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
dengan diagnosis psikiatrik tertentu yang cenderung menunjukkan skor yang
lebih tinggi).24
3. BDI-II
BDI-II merupakan revisi dari BDI-IA, yang dikembangkan berdasarkan
Diagnostic
and Statistical Manual and Mental Disorders IV, Edisi keempat dari American
Psychiatric Association (DSM-IV). Item-item yang telah digantikan meliputi
gambaran tubuh, hipokondriasis, dan kesulitan bekerja. Item kesulitan tidur
dan

item kehilangan selera makan, direvisi untuk menilai peningkatan maupun


penurunan pola tidur dan selera makan. Ketiga item tersebut direvisi, hanya
item
yang berkaitan dengan perasaan merasa dihukum, pikiran bunuh diri, dan
minat
terhadap seks yang tetap dipertahankan. Akhirnya, subyek ditanyakan
bagaimana perasaan mereka selama dua minggu terakhir ini. berbeda dengan
BDI asli yang menanyakan hanya satu minggu terakhir saja. Seperti BDI, BDIII
juga mengandung 21 pernyataan, masing-masing jawaban dibuat skor dari 0 ke
3. cutoff yang digunakan berbeda dari yang asli. Makin tinggi total skor
mengindikasikan makin berat gejala depresi.27
D.

KANKER SERVIKS UTERI

1. Pengertian
Leher rahim atau serviks uteri adalah sepertiga bagian bawah uterus.
Bentuknya
secara kasar adalah silindris, berhubungan dengan vagina melalui sebuah
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
orificium yang disebut eksternal os. Kanker serviks uteri dapat berasal
dari
permukaan vagina atau di dalam kanalis servikalis.28
Sel kanker serviks uteri pada awalnya berasal dari sel epitel serviks yang
mengalami mutasi genetik sehingga mengubah perilakunya. Sel yang bermutasi
ini melakukan pembelahan sel yang tidak terkendali dan menginvasi jaringan
stroma dibawahnya. Keadaan ini menyebabkan mutasi genetik yang tidak dapat
diperbaiki akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan kanker.29
2. Etiologi
Penyebab utama kanker serviks uteri adalah infeksi virus HPV (human
papilloma
virus), lebih dari 90% kanker serviks uteri jenis skuamosa mengandung DNA
virus HPV dan 50% kanker serviks uteri berhubungan dengan HPV tipe 16.
Penyebaran virus ini terutama melalui hubungan seksual. Dari banyak tipe
HPV,
tipe 16 dan 18 mempunyai peranan yang penting melalui sekuensi gen E6 dan
E7
dengan mengkode pembentukan protein-protein yang penting dalam replikasi
virus.29
3. Frekuensi
Di Amerika Serikat, terdapat 10.370 kasus baru yang didiagnosis setiap
tahun.
Lebih dari 50.000 kasus didiagnosis sebagai karsinoma in situ. Secara
internasional terdapat 500.000 kasus baru yang didiagnosis setiap tahun. Di
Indonesia, kanker serviks uteri menempati urutan pertama di antara tumortumor
ganas ginekologi, yaitu 68,1%, diperkirakan terdapat 350.000 kasus baru
setiap
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
tahun. Di Asia insidens kanker serviks uteri yaitu 20-30 setiap 100.000
wanita
dengan angka kematian 5-10 setiap 100.000 wanita.30,32
4. Gejala dan Tanda

Perdarahan pervaginam yang abnormal merupakan gejala yang paling sering


dijumpai, menandakan adanya kanker serviks uteri yang invasif. Wanita yang
seksual aktif, hal ini termasuk perdarahan paska koitus, dijumpai
perdarahan
intermenstrual atau pasca menopause. Tumor yang besar sering terinfeksi,
dan
dengan adanya vaginal discharge yang berbau, dapat terjadi sebelum onset
perdarahan. Pada kasus-kasus dengan stadium lanjut, nyeri pada pelvis,
gejala
penekanan terhadap kandung kemih, ureter dan usus, dan kadang-kadang dapat
keluar urine dan feces dari vagina.31
Penelitian pada 81 pasien yang didiagnosis kanker serviks uteri di
California
Selatan, oleh Pretorius dkk. (1991), melaporkan bahwa 56% dengan
perdarahan vagina abnormal, 28% dengan hasil pap smear yang abnormal, 9%
dengan nyeri, 4% dengan vaginal discharge, dan 4% dengan gejala-gejala yang
lain. Pasien dengan hasil pap smear yang abnormal, mempunyai tumor yang
lebih kecil dan stadium penyakit yang lebih dini.31
5. Stadium
Setelah diagnosis kanker serviks uteri ditegakkan, berdasarkan pemeriksaan
histopatologi jaringan biopsi, dilanjutkan dengan penentuan stadium.
Stadium
kanker serviks uteri ditentukan melalui pemeriksaan klinis dan sebaiknya
dilakukan di bawah pengaruh anestesia umum. Penentuan stadium kanker
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
serviks uteri menurut FIGO masih berdasarkan pemeriksaan klinis praoperatif
ditambah dengan foto toraks dan sistoskopi serta rektoskopi.29
Stadium Kanker Serviks Uteri Menurut FIGO 1994 33
Stadium 0 Karsinoma in situ, karsinoma intraepitelial. Kasus-kasus Stadium
0
seharusnya tidak termasuk dalam statistik terapeutik apapun untuk
karsinoma invasif.
Stadium I Karsinoma terbatas hanya pada serviks (penyebaran ke korpus uteri
diabaikan)
Stadium Ia Kanker invasif diidentifikasi hanya secara mikroskopik. Semua
lesi yang
dapat dilihat secara langsung walaupun dengan invasi yang superfisial,
dikelompokkan sebagai kanker stadium Ib. Invasi terbatas pada invasi
stroma dengan kedalaman maksimum 5 mm dan lebarnya tidak lebih
dari 7 mm. (Kedalaman invasi seharusnya tidak lebih dari 5 mm diukur
dari dasar epitel, baik permukaan atau glandular, dari mana ia berasal.
Keterlibatan ruang vaskuler, baik venosa atau limfatik, seharusnya tidak
mempengaruhi penentuan stadium).
Stadium Ia1 Invasi stroma dengan kedalaman tidak lebih dari 3 mm dan tidak
lebih
dari 7 mm.
Stadium Ia2 Invasi stroma dengan kedalaman lebih dari 3 mm tapi tidak lebih
dari 5
mm dan lebarnya tidak lebih dari 7 mm.
Stadium Ib Lesi terbatas pada serviks atau secara mikroskopis lebih dari
Ia.
Stadium Ib1 Besar lesi secara klinis tidak lebih dari 4 cm.
Stadium Ib2 Besar lesi secara klinis lebih dari 4 cm.
Stadium II Karsinoma meluas melewati serviks, tapi tidak meluas ke dalam
dinding
pelvis; karsinoma melibatkan vagina, tetapi tidak melibatkan 1/3 bawah
vagina.
Stadium IIa Tidak ada keterlibatan parametrium.

Stadium IIb Keterlibatan parametrium.


Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
Stadium III Karsinoma telah meluas sampai ke dinding pelvis; pada
pemeriksaan
rektum, tidak ada daerah yang bebas kanker antara tumor dan dinding
pelvis; tumor melibatkan 1/3 bagian bawah vagina; semua kasus dengan
hidronefrosis dan gangguan fungsi ginjal, kecuali diketahui karena
penyebab lain.
Stadium IIIa Tidak ada perluasan ke dinding pelvis, tapi keterlibatan 1/3
bagian
bawah vagina.
Stadium IIIb Perluasan ke dinding pelvis atau hidronefrosis atau gangguan
fungsi
ginjal.
Stadium IV Karsinoma telah meluas melewati pelvis atau secara klinis telah
melibatkan mukosa kandung kemih atau rektum.
Stadium IVa Metastase dan pertumbuhan pada organ-organ terdekat..
Stadium IVb Metastase jauh.
Stadium Kanker Serviks Uteri Menurut FIGO 2000 29
Stadium 0 Karsinoma in situ, karsinoma intraepitelial
Stadium I Karsinoma masih terbatas di serviks (penyebaran ke korpus uteri
diabaikan)
Stadium Ia Invasi kanker ke stroma hanya dapat dikenali secara mikroskopik,
lesi
yang dapat dilihat secara langsung walau dengan invasi yang sangat
superfisial dikelompokkan sebagai stadium Ib. Kedalaman invasi stroma
tidak lebih dari 5 mm dan lebarnya tidak lebih dari 7 mm.
Stadium Ia1 Invasi ke stroma dengan kedalaman tidak lebih dari 3 mm dan
lebar tidak
lebih dari 7 mm.
Stadium Ia2 Invasi ke stroma dengan kedalaman lebih dari 3 mm tapi kurang
dari 5
mm dan lebar tidak lebih dari 7 mm
Stadium Ib Lesi terbatas di serviks atau secara mikroskopis lebih dari Ia
Stadium Ib1 Besar lesi secara klinis tidak lebih dari 4 cm
Stadium Ib2 Besar lesi secara klinis lebih dari 4 cm
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
Stadium II Telah melibatkan vagina, tetapi belum melibatkan parametrium.
Stadium IIb Infiltrasi ke parametrium, tetapi belum mencapai dinding
panggul.
Stadium III Telah melilbatkan 1/3 bawah vagina atau adanya perluasan sampai
dinding panggul. Kasus dengan hidronefrosis atau gangguan fungsi
ginjal dimasukkan dalam stadium ini, kecuali kelainan ginjal dapat
dibuktikan oleh sebab lain.
Stadium IIIa Keterlibatan 1/3 bawah vagina dan infiltrasi parametrium belum
mencapai dinding panggul.
Stadium IIIb Perluasan sampai dinding panggul atau adanya hidronefrosis
atau
gangguan fungsi ginjal.
Stadium IV Perluasan ke luar organ reproduksi
Stadium IVa Keterlibatan mukosa kandung kemih atau mukosa rektum
Stadium IVb Metastase jauh atau telah keluar dari rongga panggul.
6. Diagnosis
Diagnosis kanker serviks uteri diperoleh melalui pemeriksaan histopatologi

jaringan biopsi. Pada dasarnya bila dijumpai lesi seperti kanker secara
kasat
mata harus dilakukan biopsi walaupun hasil pemeriksaan pap smear masih
dalam batas normal. Sementara itu, biopsi lesi yang tidak kasat mata
dilakukan
dengan bantuan kolposkopi. Kecurigaan adanya lesi yang tidak kasat mata
didasarkan dari hasil pemeriksaan sitologi serviks (pap smear). Diagnosis
kanker
serviks hanya berdasarkan pada hasil pemeriksaan histopatologi jaringan
biopsi.
Hasil pemeriksaan sitologi tidak boleh digunakan sebagai dasar penetapan
diagnosis. Biopsi dapat dilakukan secara langsung tanpa bantuan anestesi
dan
dapat dilakukan secara rawat jalan. Perdarahan yang terjadi dapat diatasi
dengan penekanan atau meninggalkan tampon vagina. Lokasi biopsi sebaiknya
dapat diambil dari jaringan yang masih sehat dan hindari biopsi jaringan
nekrosis
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
pada lesi yang besar. Bila hasil biopsi dicurigai adanya mikroinvasi,
dilanjutkan
dengan konisasi. Konisasi dapat dilakukan dengan pisau (cold knife) atau
dengan elektrokauter.29
7. Pengobatan
Pengobatan kanker serviks uteri bervariasi tergantung pada stadium
penyakit.
Untuk kanker serviks uteri invasif dini, pembedahan merupakan pengobatan
pilihan. Pada kasus-kasus dengan stadium yang lebih lanjut, radiasi
dikombinasikan dengan kemoterapi merupakan pengobatan standar. Pasien
dengan penyakit yang menyebar, kemoterapi atau radiasi merupakan terapi
paliatif.30
Stadium 0 : Pilihan pengobatan untuk kanker stadium 0 termasuk prosedur
Loop Electrosurgical Excision Procedure (LEEP), terapi laser, konisasi, dan
krioterapi.30
Stadium Ia : Pilihan terapi untuk stadium Ia adalah, radikal
histerektomi, dan
konisasi. Radiasi intrakaviter merupakan pilihan untuk pasien-pasien yang
terpilih.30
Stadium Ib atau IIa
Untuk pasien-pasien dengan stadium Ib atau IIa, pilihan pengobatan adalah
kombinasi radiasi eksternal dengan brakiterapi atau histerektomi radikal
dengan limfadenektomi pelvis bilateral. Sebuah penelitian baru-baru ini
menunjukkan bahwa pasien dengan keterlibatan parametrium, kelenjar
limfe yang positif, atau batas sayatan yang positif lebih baik diobati
dengan
kombinasi cisplatin paska operatif dan radiasi pelvis.30
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
Stadium IIb IVa
Untuk kanker serviks uteri bersifat lokal dan lanjut (Stadium IIb, III, dan
IVa),
radiasi merupakan pilihan pengobatan selama bertahun-tahun.
Bagaimanapun juga, hasil-hasil dari uji klinis acak yang luas menunjukkan
perbaikan yang dramatis pada ketahanan hidup pasien dengan kombinasi
penggunaan kemoterapi dan radiasi. Terapi radiasi dimulai dengan
pengobatan radiasi sinar eksternal untuk mengurangi massa tumor agar
dapat dilakukan aplikasi intrakaviter selanjutnya. Brakiterapi menggunakan
aplikator afterloading yang ditempatkan pada kavum uteri dan vagina.

Kemoterapi berbasiskan cisplatin dikombinasikan dengan radiasi pada


pasien-pasien dengan kanker serviks uteri stadium lanjut merupakan
pengobatan standar.30
Stadium IVb dan kanker yang rekurens
Selama bertahun-tahun pasien diberikan dengan kemoterapi. Agen tunggal
cisplatin merupakan pengobatan standar. Baru-baru ini, kombinasi
penggunaan cisplatin dan topocetan menunjukkan perbaikan ketahanan
hidup secara signifikan dibandingkan agen tunggal cisplatin. Radiasi
paliatif
sering digunakan secara individual untuk mengontrol perdarahan, nyeri
pelvis, atau obstruksi urin atau obstruksi usus.30
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. RANCANGAN PENELITAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan disain
potong
lintang.
B. TEMPAT PENELITIAN
Penelitian dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan dan RSU Dr. Pirngadi
Medan.
C. WAKTU PENELITIAN
Bulan November 2007 sampai seluruh sampel terpenuhi.
D. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
1. Populasi Penelitian
Semua Pasien yang didiagnosis dengan Kanker Serviks Uteri secara
histopatologis serta semua stadium yang dikelola oleh RSUP H. Adam
Malik Medan dan RSU Dr. Pirngadi Medan.
2. Sampel Penelitian
Sebagian pasien yang didiagnosis dengan Kanker Serviks Uteri secara
histopatologis serta semua stadium yang dikelola oleh RSUP H. Adam
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
Malik Medan dan RSU Dr. Pirngadi Medan, dengan besar sampel tunggal
untuk estimasi proporsi suatu populasi menggunakan ketepatan absolut,
dengan mempertimbangkan : 34
- Proporsi penyakit atau keadaan yang akan dicari, P (dari pustaka)
- Tingkat ketepatan absolut yang dihendaki, d (ditetapkan oleh peneliti)
- Tingkat kemaknaan, (ditetapkan oleh peneliti)
Z2PQ
n
d2
Z = Nilai batas bawah dari tabel Z yang besarnya tergantung pada nilai
yang ditentukan ; untuk nilai = 0,05 Z = 1,96
P = Proporsi depresi pada penderita Kanker Serviks Uteri, 26,5%
q = 1-p : 1-0,265 = 0,735
d = ketepatan penelitian (tingkat ketepatan absolut yang dihendaki) = 0,1
(1,96)2 x (0,265) x (0,735)
n

(0,1)2
n 74,82

n = 75

Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri


Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
3. Kriteria penerimaan
Semua pasien yang menderita kanker serviks uteri yang bersedia
mengikuti penelitian.
E. ETIKA PENELITIAN
Setiap responden diperlakukan sesuai dengan prinsip etika sebagai berikut :
1. Sebelum penelitian dimulai, dijelaskan terlebih dahulu tentang tujuan
penelitian yang akan diikuti responden.
2. Responden berhak atas jaminan kerahasiaan setiap jawaban yang
diberikan.
3. Peneliti, pengelola data atau siapapun yang terlibat dalam penelitian
ini
wajib merahasiakan setiap jawaban yang diberikan responden.
4. Setiap responden tidak dikenakan biaya.
F. BATASAN OPERASIONAL
a. Umur : lamanya hidup sejak lahir yang dinyatakan dalam satuan tahun.
Dikelompokkan dalam 3 kategori, yaitu :
Umur < 30 tahun
Umur 30-40 tahun
Umur > 40 tahun
b. Pendidikan : jenjang pengajaran yang telah diikuti atau sedang dijalani
responden melalui pendidikan formal.
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
Pendidikan dibagi atas :
Tidak sekolah
SD (Sekolah Dasar)
SMP (Sekolah Menengah Pertama)
SMA (Sekolah Menengah Atas)
Sarjana atau yang lebih tinggi
c. Status perkawinan : ditentukan apakah subjek masih dalam ikatan
perkawinan (menikah), atau tidak dalam ikatan perkawinan : janda, cerai dan
tidak kawin).
d. Suku : suku pada pasien diambil dari garis suku ayah (patrilineal),
Aceh,
Batak, Jawa, Karo, Mandailing, Melayu, Minangkabau, dll.
e. Pendapatan per bulan : ditentukan berdasarkan, pendapatan kurang dari
Rp.
500 ribu, pendapatan antara Rp. 500 ribu sampai dengan Rp. 1 juta, dan
lebih dari Rp. 1 juta.
f. Stadium : Tingkat keganasan kanker serviks uteri berdasarkan FIGO 2000,
dengan pemeriksaan dalam (Vaginal Toucher) yang telah dikonfirmasi
berdasarkan pemeriksaan histopatologi untuk memastikan suatu proses
keganasan atau tidak. Untuk kanker serviks uteri yang tidak dapat
ditegakkan

Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri


Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
stadiumnya karena telah dilakukan operasi histerektomi, digolongkan stadium
yang tidak terklasifikasikan.
g. Terapi : sampel dikelompokkan dari yang belum diterapi atau sudah
diterapi :
konisasi, radikal histerektomi, kemoterapi, radiasi, radikal histerektomi
dengan kemoterapi, radikal histerektomi dengan radiasi, kemoterapi dengan
radiasi, radikal histerektomi, kemoterapi dan radiasi, dan paliatif.
h. Lamanya waktu sejak diagnosis ditegakkan, didefinisikan sebagai waktu
dari
sejak dilakukan penentuan stadium oleh supervisor sub departemen
onkologi-ginekologi, dibagi atas :
< 1 tahun
1-2 tahun
3-5 tahun
> 5 tahun
i. Dukungan untuk berobat, merupakan bentuk dukungan baik moral maupun
material yang berasal dari suami, anak, dan anggota keluarga yang lain.
G. INSTRUMEN PENELITIAN
Data untuk penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner Beck
Depression Inventory II (BDI-II) terhadap seluruh pasien yang menderita
kanker serviks uteri baik di RSUP H. Adam Malik dan RSUD Dr. Pirngadi,
Medan. Total Skor dihitung dan pasien-pasien dikelompokkan dalam depresi
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
minimal, ringan, sedang, dan berat. Bentuk pernyataan adalah multiple
choice.

0-9 (depresi minimal)


10-16 (depresi ringan)
17-29 (depresi sedang)
30-63 (depresi berat)

H. PENGOLAHAN DATA
1.
Pemeriksaan Data
Seluruh data yang masuk akan diperiksa kelengkapannya, baik
kelengkapan data sosiodemografi responden maupun kelengkapan data
lainnya. Untuk penelitian ini tingkat depresi dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu:
Depresi Minimal atau Ringan digabung menjadi Depresi Ringan (0-16)
Depresi Sedang (17-29)
Depresi Berat (30-63)
2. Pemberian Kode
Semua jawaban akan dikonversi kedalam angka-angka sehingga dapat
diolah. Untuk skor 1 a atau b, diberi nilai 1, untuk skor 2a atau b, diberi
nilai 2, dan untuk skor 3a atau b, diberi nilai 3.
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
3. Teknik Analisis Data

Analisis dilakukan dengan menggunakan uji statistik 2, dengan


kemaknaan 5%, dan dengan memakai alat bantu SPSS (Statistical
Package for the Social Sciences) ver.15.

Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri


Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Responden berjumlah 75 orang pasien kanker serviks uteri yang dirawat baik
di
unit rawat inap maupun rawat jalan di RSUP H. Adam Malik Medan dan RSU Dr.
Pirngadi Medan. Penelitian berlangsung dari bulan November 2007 sampai
dengan bulan Februari 2008. Penyajian hasil-hasil penelitian dalam bentuk
tabeltabel distribusi frekuensi.
1. Karakteristik Sampel Penelitian

Tabel 1. Karakteristik Umur, Pendidikan, Status Perkawinan, Suku,


Pendapatan Per Bulan, Stadium, Terapi, Lamanya Diagnosis
Ditegakkan, dan Dukungan Untuk Berobat
Karakteristik Responden Jumlah %
Umur < 30 tahun 1 1,3
Umur 30-40 tahun 15 20,0
Umur
Umur > 40 tahun 59 78,7
Tidak sekolah 3 4,0
SD 37 49,3
SMP 11 14,7
SMA 22 29,3
Pendidikan
Sarjana atau lebih tinggi 2 2,7
Kawin 62 82,7
Janda 9 12,0
Status
Perkawinan
Cerai 4 5,3
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
Tidak Kawin 0 0
Aceh 3 4,0
Batak 27 36,0
Jawa 20 26,7
Karo 11 14,7
Mandailing 8 10,7
Melayu 1
1,3
Minangkabau 2 2,7
Suku
Dll. 3 4,0
< Rp. 500 ribu 17 22,7
Rp.500 ribu s/d Rp.1 juta 52 69,3
Pendapatan Per
Bulan
>Rp. 1 juta 6 8,0
0 1 1,3
Ia1 0 0
Ia2 0 0
Ib1 4 5,3
Ib2 13 17,3
IIa 2 2,7
IIb 16 21,3
IIIa 0 0
IIIb 32 42,7
IVa 1 1,3
IVb 2 2,7
Stadium
Yang tidak terklasifikasikan 4 5,3
Belum Diterapi 41 54,7
Konisasi 1 1,3
RHT 4 5,3
Terapi
Kemo 16 21,3
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
Rad 0 0
RHT + Kemo 5 6,7

RHT + Rad 0 0
Kemo + Rad 3 4,0
RHT + Kemo + Rad 0 0
Paliatif 5 6,7
< 1 tahun 72 96,0
1 -2 tahun 2 2,7
3 -5 tahun 0 0
Lamanya Diagnosis
Ditegakkan
> 5 tahun 1 1,3
Tidak 0 0
Anak 17 22,7
Suami 8 10,7
Orangtua 1 1,3
Keluarga 1 1,3
Anak + Suami 46 61,3
Anak + Orang tua 0 0
Anak + Keluarga 1 1,3
Suami+Orang tua 0 0
Suami+Keluarga 0 0
Orang tua+Keluarga 0 0
Anak+Suami+Orang tua 1 1,3
Anak+Suami+Keluarga 0 0
Dukungan
Untuk
Berobat
Ya
Anak+Suami+Orang tua +Keluarga 0 0
RHT = Radikal Histerektomi, Kemo = Kemoterapi, Rad = Radiasi

Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri


Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
2. TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN-PASIEN KANKER SERVIKS UTERI
Tabel 2. Tingkat Depresi pada Pasien-Pasien Kanker

Serviks Uteri

Tingkat Depresi Jumlah %


Ringan 21 28,0
Sedang 28 37,3
Berat 26 34,7
Total 75 100,0
Dari Tabel 2, diperoleh sebaran tingkat depresi sebagai berikut, depresi
ringan
yaitu 21 pasien (28,0%), depresi sedang yaitu 28 pasien (37,3%), diikuti
dengan
depresi berat yaitu 26 pasien (34,7%). Tingkat depresi yang terbanyak
adalah
depresi sedang yaitu 28 pasien (37,3%).
Mystakidou K., dkk (2006), mendapatkan pada 50 pasien wanita dengan
kanker stadium lanjut, dijumpai 76% dengan depresi ringan, 30% dengan
depresi
sedang, dan 16% dengan depresi berat.
Hasil yang berbeda diperoleh oleh Setiono J.J., (Manado, 2007), beliau
mendapatkan pada 15 orang pasien kanker serviks uteri yang di rawat baik
pada
unit rawat inap maupun rawat jalan di RSU Prof. Dr. R.D. Kandou, Manado,

diperoleh pasien dengan depresi ringan sebanyak 20,01%, pasien dengan


depresi sedang sebanyak 26,66%, dan pasien dengan depresi berat sebanyak
53,33%.18,26
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
3. SEBARAN UMUR DENGAN TINGKAT DEPRESI
Tabel 3. Sebaran Umur Pasien dengan Tingkat Depresi
Tingkat Depresi p
Ringan Sedang Berat
Umur
n % N % n %
< 30 th 0 0 0 0 1 3,8
30 40 th 3 14,3 7 25,0 5 19,2
> 40 th 18 85,7 21 75,0 20 76,9
Total 21 100,0 28 100,0 26 100,0

0,596*
*Pearson 2
Berdasarkan karakteristik sebaran umur (Tabel 3), Pasien-pasien dibagi
menjadi
3 kelompok umur, yaitu <30 tahun, umur 30-40 tahun, dan umur >40 tahun.
Dari
Tabel 3, diketahui sebaran umur pasien yang paling banyak adalah umur >40
tahun yaitu 59 pasien (78,7%). Depresi ringan paling banyak dijumpai pada
kelompok umur >40 tahun yaitu 18 pasien (85,7%), yang paling sedikit
dijumpai
pada kelompok umur 30-40 tahun yaitu 3 pasien (14,3%). Depresi sedang
paling
banyak dijumpai pada kelompok umur >40 tahun yaitu 21 pasien (75,0%), yang
paling sedikit dijumpai pada kelompok umur 30-40 tahun yaitu 7 pasien
( 25,0%).
Depresi berat paling banyak dijumpai pada kelompok umur >40 tahun yaitu 20
pasien (76,9%), yang paling sedikit dijumpai pada kelompok umur <30 tahun
yaitu 1 pasien (3,8%). Dengan memakai uji Pearson 2, tabel sebaran umur
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
dibandingkan dengan tingkat depresi ini, tidak bermakna secara statistik (p
=
0,596).
Sementara itu Mystakidou K., dkk (2006), meneliti pada dua kelompok wanita
dengan kanker stadium lanjut, yaitu kelompok usia 60 tahun dan > 60
tahun
(50 pasien) , pasien-pasien dengan pada kelompok usia 60 tahun
mempunyai
skor BDI yang lebih tinggi dibandingkan dengan usia yang lebih tua, 71 %
pasien-pasien dalam kelompok 60 tahun mengalami depresi ringan, dan
10,4%
mengalami depresi berat, 67% pasien-pasien dalam kelompok > 60 tahun
mengalami depresi ringan , dan 8,8 % mengalami depresi berat (p = 0,063).26
Sedangkan Hengrasmee, dkk., (2004, Thailand), meneliti prevalensi depresi
pada 149 wanita yang menderita kanker ginekologi dengan menggunakan
Health-Related Self-Report (HRSR) questionaire untuk menentukan prevalensi

depresi, mendapatkan pada rata-rata usia pasien yang menderita depresi


adalah
50,4 9,6 tahun, sedangkan rata-rata usia yang tidak dijumpai gejalagejala
depresi adalah 46 11,7 tahun (p = 0,108).13
Sebaran umur dibandingkan dengan tingkat depresi pada penelitian ini, tidak
mencapai kemaknaan statistik, hal ini mungkin disebabkan oleh adanya bias,
misalnya, skor yang lebih tinggi diperoleh pada wanita, usia lanjut, dan
tingkat
pendidikan yang rendah seperti yang dilaporkan oleh Beck, A.T, dkk
(2000).24

Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri


Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
4. SEBARAN TINGKAT PENDIDIKAN PASIEN DENGAN TINGKAT DEPRESI
Tabel 4. Tingkat Pendidikan Pasien dengan Depresi
Tingkat Depresi p
Ringan Sedang Berat
Tingkat
Pendidikan n % n % n %
Tidak Sekolah 0 0 1 3,6 2 7,7
SD 9 42,9 13 46,4 15 57,7
SMP 3 14,3 4 14,3 4 15,4
SMA 7 33,3 10 35,7 5 19,2
Sarjana 2 9,5 0 0 0 0
Total 21 100,0 28 100,0 26 100,0

0,351*
*Pearson 2
Berdasarkan tingkat pendidikan dibagi atas 5 kelompok sebagai berikut,
kelompok tidak sekolah yaitu 3 pasien (4,0%), kelompok tingkat pendidikan
SD
yaitu 37 pasien (49,3%), kelompok tingkat pendidikan SMP yaitu 11 pasien
(14,7%), kelompok tingkat pendidikan SMA yaitu 22 pasien (29,3%, serta
kelompok tingkat pendidikan sarjana atau tingkat pendidikan yang lebih
tinggi
yaitu 2 pasien (2,7%). Kelompok yang terbanyak adalah kelompok tingkat
pendidikan SD yaitu 37 pasien (49,3%). Depresi ringan paling banyak
dijumpai
pada kelompok tingkat pendidikan SD yaitu 9 pasien (42,9%), yang paling
sedikit
dijumpai pada kelompok tingkat pendidikan sarjana yaitu 2 pasien (9,5%).
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
Depresi sedang paling banyak dijumpai pada kelompok tingkat pendidikan SD
yaitu 13 pasien (46,4%), yang paling sedikit dijumpai pada kelompok tidak

sekolah yaitu 1 orang ( 3,6%). Depresi berat paling banyak dijumpai pada
kelompok tingkat pendidikan SD yaitu 15 pasien (57,7%), yang paling sedikit
dijumpai pada kelompok tidak sekolah yaitu 2 pasien (2,7%) (p = 0,351).
Sementara itu Hengrasmee, dkk., (2004, Thailand), pada penelitian 149
wanita
yang menderita kanker ginekologi dengan menggunakan Health-Related SelfReport (HRSR) questionaire untuk menentukan prevalensi depresi, mendapatkan
pada tingkat pendidikan sekolah dasar atau yang lebih rendah, dijumpai
gejalagejala depresi pada 14 pasien (18,9%), dan yang tidak dengan gejala-gejala
depresi pada 60 pasien (81,1%). Sedangkan pada tingkat pendidikan sekolah
tinggi, didapat gejala-gejala depresi pada 2 pasien (7,4%) dan yang tidak
dengan
gejala-gejala depresi pada 25 pasien (92,6%). Pada tingkat sarjana atau
yang
lebih tinggi, didapatkan gejala-gejala depresi pada 4 pasien (8,3%) dan
yang
tidak dengan gejala-gejala depresi pada 44 pasien (91,7%) (p = 0,147).13
Sebaran tingkat pendidikan dibandingkan dengan tingkat depresi pada
penelitian
ini, tidak mencapai kemaknaan statistik, hal ini mungkin disebabkan oleh
adanya
bias, misalnya, skor yang lebih tinggi diperoleh pada wanita, usia lanjut,
dan
tingkat pendidikan yang rendah seperti yang dilaporkan oleh Beck, A.T., dkk
(2000).24

Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri


Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
5. SEBARAN STATUS PERKAWINAN DENGAN TINGKAT DEPRESI
Tabel 5. Sebaran Status Perkawinan Pasien dengan Depresi
Tingkat Depresi p
Ringan Sedang Berat
Status
Perkawinan n % n % n %
Kawin 19 90,5 22 78,6 21 80,8
Janda 2 9,5 4 14,3 3 11,5
Cerai 0 0 2 7,1 2 7,7
Tidak Kawin 0 0 0 0 0 0
Total 21 100,0 28 100,0 26 100,0

0,732*
*Pearson 2
Berdasarkan status perkawinan, pasien-pasien dibagi atas empat kelompok,
yaitu kelompok tidak kawin, kelompok kawin, kelompok janda dan kelompok
cerai. Semua pasien mempunyai status kawin atau sudah pernah kawin,
sehingga tidak ada pasien yang tergolong dalam kelompok tidak kawin. Untuk
kelompok kawin yaitu 62 pasien (82,7%), kelompok janda yaitu 9 pasien
(12,0%),
dan kelompok cerai yaitu 4 pasien (5,3%). Kelompok yang terbanyak adalah

kelompok kawin yaitu 62 pasien (82,7%). Depresi ringan paling banyak


dijumpai
pada kelompok kawin yaitu 19 pasien (90,5%), yang paling sedikit adalah
kelompok janda yaitu 2 pasien (9,5%). Depresi sedang paling banyak dijumpai
pada kelompok kawin yaitu 22 pasien (78,6%), yang paling sedikit pada
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
kelompok cerai yaitu 2 pasien (7,1%). Depresi berat paling banyak dijumpai
pada
kelompok kawin yaitu 21 pasien (80,8%), yang paling sedikit pada kelompok
cerai yaitu 2 pasien (7,7%) (p = 0.732).
Sementara itu Hengrasmee, dkk., (2004, Thailand), pada penelitian 149
wanita
yang menderita kanker ginekologi dengan menggunakan Health-Related SelfReport (HRSR) questionaire untuk menentukan prevalensi depresi, mendapatkan
pada kelompok pasien yang tidak kawin dengan gejala-gejala depresi sebanyak
4 pasien (9,8%), dan yang tidak disertai gejala-gejala depresi sebanyak 37
pasien (90,2%). Sedangkan pada kelompok pasien yang kawin dengan gejalagejala depresi sebanyak 9 pasien (10,8%), dan yang tidak disertai gejalagejala
depresi sebanyak 74 pasien (89,2%). Dan pada kelompok yang terpisah dengan
suaminya, cerai, atau janda, dengan gejala-gejala depresi sebanyak 7 pasien
(28,0%), dan yang tidak disertai gejala-gejala depresi sebanyak 18 pasien
(72,0%).13
Sedangkan Mystakidou K., dkk (2006), meneliti pada gejala-gejala depresi
pada 50 wanita dengan kanker stadium lanjut dengan menggunakan BDI ,
didapatkan pada wanita yang dengan status kawin dijumpai rata-rata BDI
yaitu
15,04 9,74 dibandingkan dengan wanita yang tidak kawin dijumpai ratarata
BDI yaitu 20,65 10,41 (p = 0,009).26
Sebaran status perkawinan dibandingkan dengan tingkat depresi pada
penelitian
ini, tidak mencapai kemaknaan statistik, hal ini mungkin disebabkan oleh
adanya
bias, misalnya, skor yang lebih tinggi diperoleh pada wanita, usia lanjut,
dan
tingkat pendidikan yang rendah seperti yang dilaporkan oleh Beck, A.T., dkk
(2000).24
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
6. SEBARAN SUKU DENGAN TINGKAT DEPRESI
Tabel 6. Sebaran Suku Pasien dengan Depresi
Tingkat Depresi p
Ringan Sedang Berat
Suku
n % n % n %
Aceh 1 4,8 2 7,1 0 0
Batak 8 38,1 9 32,1 10 38,5
Jawa 7 33,3 5 17,9 8 30,8
Karo 2 9,5 3 10,7 6 23,1
Mandailing 0 0 6 21,4 2 7,7
Melayu 1 4,8 0 0 0 0
Minangkabau 1 4,8 1 3,6 0 0
Dll. 1 4,8 2 7,1 0 0
Total 21 100,0 28 100,0 26 100,0

0,304*
*Pearson 2
Berdasarkan suku, pasien-pasien dikelompokkan atas 8 kelompok, yaitu
kelompok suku Aceh yaitu 3 pasien (4,0%), kelompok suku Batak yaitu 27
pasien
(36,0%), kelompok suku Jawa yaitu 20 pasien (26,7%), kelompok suku Karo
yaitu 11 pasien (14,7%), kelompok suku Mandailing sebanyak 8 pasien (10,7%)
,
kelompok suku Melayu yaitu 1 pasien (1,3%), kelompok suku Minangkabau yaitu
2 pasien (2,7%), dan kelompok suku Dan lain-lain (Sasak dan Sunda) yaitu 3
pasien (4,0%). Kelompok yang terbanyak adalah suku Batak yaitu 27 pasien
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
(36,0%). Depresi ringan, sedang dan berat paling banyak dijumpai pada
kelompok suku batak yaitu 8 pasien (38,1%), 9 pasien (32,1%), dan 10 pasien
(38,5%). Depresi ringan paling sedikit dijumpai pada kelompok suku Aceh
yaitu 1
pasien (4,8%), kelompok suku Melayu yaitu 1 pasien (4,8%), kelompok suku
Minangkabau yaitu 1 pasien (4,8%), dan kelompok suku Dan lain-lain yaitu 1
pasien suku Sasak (4,8%). Depresi sedang paling sedikit dijumpai pada
kelompok suku Minangkabau yaitu 1 pasien (3,6%). Depresi berat paling
sedikit
dijumpai pada kelompok suku Mandailing yaitu 2 pasien (7,7%) (p = 0,304).
Huang, Frederick Y., dkk (2006), meneliti tingkat keparahan depresi pada
tiga
kelompok ras dan etnik yang berbeda dengan menggunakan Patient Health
Questionaire-9 (PHQ-9), tiga kelompok tersebut adalah 62% ras kulit putih
non
Hispanik, 14,8% ras negro Amerika, dan 23,1% ras Latin, hasilnya adalah
ratarata skor PHQ-9 tidak berbeda secara signifikan di antara tiga kelompok ras
atau
etnik tersebut.36
Sebaran suku dibandingkan dengan tingkat depresi pada penelitian ini, tidak
mencapai kemaknaan statistik, hal ini mungkin disebabkan oleh adanya bias,
misalnya, skor yang lebih tinggi diperoleh pada wanita, usia lanjut, dan
tingkat
pendidikan yang rendah seperti yang dilaporkan oleh Beck, A.T., dkk
(2000).24

Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri


Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
7. SEBARAN PENDAPATAN PER BULAN DENGAN TINGKAT DEPRESI
Tabel

7.

Pendapatan Per Bulan Pasien dengan Depresi

Tingkat Depresi p
Ringan Sedang Berat
Pendapatan
Per
Bulan
n % n % n %
< Rp. 500 ribu 3 14,3 6 21,4 8 30,8
Rp. 500 ribu
- Rp. 1 juta
16 76,2 19 67,9 17 65,4
> Rp.1 juta 2 9,5 3 10,7 1 3,8
Total 21 100,0 28 100,0 26 100,0

0,642*
*Pearson 2
Berdasarkan pendapatan per bulan, pasien-pasien dikelompokkan atas 3
kelompok, yaitu kelompok dengan pendapatan per bulan <500 ribu yaitu 17
pasien (22,7%), kelompok dengan pendapatan per bulan 500 ribu 1 juta
yaitu
52 pasien (69,3%), dan kelompok dengan pendapatan per bulan >1 juta yaitu 6
pasien (8,0%). Kelompok yang terbanyak adalah kelompok dengan pendapatan
per bulan 500 ribu 1 juta yaitu 52 pasien (69,3%). Depresi ringan
paling banyak
dijumpai pada kelompok dengan pendapatan per bulan 500 ribu 1 juta
yaitu 16
pasien (76,2%), dan yang paling sedikit dijumpai pada kelompok dengan
pendapatan per bulan >1 juta yaitu 2 pasien (9,5%). Depresi sedang paling
banyak dijumpai pada kelompok dengan pendapatan per bulan 500 ribu 1
juta
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
yaitu 19 pasien (67,9%), dan yang paling sedikit dijumpai pada kelompok
dengan
pendapatan per bulan >1 juta yaitu 3 pasien (10,7%). Depresi berat paling
banyak dijumpai pada kelompok dengan pendapatan per bulan 500 ribu 1
juta
yaitu 17 pasien (65,4%) , dan yang paling sedikit dijumpai pada kelompok
dengan pendapatan per bulan > 1 juta yaitu 1 pasien (3,8%) (p = 0,642).
Hengrasmee, dkk., (2004, Thailand), pada penelitian 149 wanita yang
menderita kanker ginekologi dengan menggunakan Health-Related Self-Report
(HRSR) questionaire untuk menentukan prevalensi depresi, mendapatkan pada
kelompok dengan tingkat penghasilan <5000 baht, dijumpai gejala-gejala
depresi
pada 15 pasien (23,8%), dan tidak dijumpai gejala-gejala depresi pada 48
pasien
(76,2%). Pada kelompok dengan tingkat penghasilan antara 5000 10.000
baht,
dijumpai gejala-gejala depresi pada 2 pasien (6,7%), dan tidak dijumpai
gejalagejala depresi pada 28 pasien (93,3%). Sedangkan pada kelompok dengan
tingkat penghasilan >10.000 baht, dijumpai gejala-gejala depresi pada 3
pasien
(5,4%), dan tidak dijumpai gejala-gejala depresi pada 53 pasien (94,6%)
(p=0,006).13
Sebaran pendapatan per bulan dibandingkan dengan tingkat depresi pada

penelitian ini, tidak mencapai kemaknaan statistik, hal ini mungkin


disebabkan
oleh adanya bias, misalnya, skor yang lebih tinggi diperoleh pada wanita,
usia
lanjut, dan tingkat pendidikan yang rendah seperti yang dilaporkan oleh
Beck,
A.T., dkk (2000).24

Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri


Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
8. SEBARAN STADIUM DENGAN TINGKAT DEPRESI
Tabel 8. Sebaran Stadium dengan Tingkat Depresi
Tingkat Depresi p
Ringan Sedang Berat
Stadium
n % n % n %
0 0 0 0 0 1 3,8
Ia1 0 0 0 0 0 0
Ia2 0 0 0 0 0 0
Ib1 1 4,8 2 7,1 1 3,8
Ib2 5 23,8 7 25,0 1 3,8
IIa 1 4,8 0 0 1 3,8
IIb 7 33,3 5 17,9 4 15,4
IIIa 0 0 0 0 0 0
IIIb 5 23,8 11 39,3 16 61,5
IVa 0 0 1 3,6 0 0
IVb 0 0 0 0 2 7,7
Yang tidak
terklasifikasikan
2 9,5 2 7,1 0 0
Total 21 100,0 28 100,0 26 100,0

0,168*
*Pearson 2
Berdasarkan stadium, pasien-pasien dikelompokkan atas 12 kelompok, yaitu
kelompok stadium 0 sebanyak 1 pasien (1,3%), kelompok stadium Ia1, dan
kelompok stadium Ia2, tidak ada pasien, kelompok stadium Ib1 sebanyak 4
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
pasien (5,3%), kelompok stadium Ib2 sebanyak 13 pasien (17,3%), kelompok
stadium IIa sebanyak 2 pasien (2,7%), kelompok stadium IIb sebanyak 16
pasien
(21,3%) , kelompok stadium IIIa tidak ada pasien, kelompok stadium IIIb
sebanyak 32 pasien (42,7%), kelompok stadium IVa sebanyak 1 pasien (1,3%),
kelompok stadium IVb sebanyak 2 pasien (2,7%), dan kelompok stadium yang

tidak terklasifikasikan sebanyak 4 pasien (5,3%). Pada kelompok stadium


yang
tidak terklasifikasikan, pasien-pasien dimasukkan ke dalam kelompok ini
yaitu,
Pasien I, yang sebelumnya dilakukan histerektomi subtotal dengan hasil
histopatologi jaringannya adalah suatu kanker serviks uteri. Pasien II,
yang
sebelumnya didiagnosis sebagai suatu prolapsus uteri, kemudian dilakukan
histerektomi transvaginal, kemudian hasil histopatologi jaringannya adalah
suatu
kanker serviks uteri. Pasien III, sebelumnya telah dilakukan radikal
histerektomi,
kemudian telah dilakukan radiasi eksternal sebanyak 25 kali, dan telah pula
dilakukan brakiterapi sebanyak 3 kali, namun pada saat follow up, pada
hasil
paps smear ditemukan suatu karsinoma (Pap 5). Pasien IV, sebelumnya telah
dilakukan histerektomi total, pasien ini juga dijumpai fistula
vesikovaginal,
kemudian hasil histopatologi jaringannya adalah suatu kanker serviks uteri
Kelompok yang terbanyak adalah kelompok stadium IIIb yaitu 32 pasien
(42,7%).
Depresi ringan paling banyak dijumpai pada kelompok stadium IIb yaitu 7
pasien
(33,3%), dan yang paling sedikit dijumpai pada kelompok stadium Ib1 yaitu 1
pasien (4,8%), serta stadium IIa yaitu 1 pasien (4,8%). Depresi sedang
paling
banyak dijumpai pada kelompok stadium IIIb yaitu 11 pasien (39,3%), dan
yang
paling sedikit dijumpai pada kelompok stadium IVa yaitu 1 pasien (3,6%).
Depresi berat paling banyak dijumpai pada kelompok stadium IIIb yaitu 16
pasien
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
(61,5%), dan yang paling sedikit dijumpai pada kelompok stadium 0 yaitu 1
pasien (3,8%), kelompok stadium Ib1 yaitu 1 pasien (3,8%), kelompok stadium
Ib2 yaitu 1 pasien (3,8%), serta kelompok stadium IIa yaitu 1 pasien (3,8%)
(p=0,168).
Hengrasmee, dkk., (2004, Thailand), pada penelitian 149 wanita yang
menderita kanker ginekologi dengan menggunakan Health-Related Self-Report
(HRSR) questionaire untuk menentukan prevalensi depresi, mendapatkan pada
kelompok pasien dengan stadium dini (stadium I), dijumpai gejala-gejala
depresi
pada 4 pasien (8,0%), dan tidak dijumpai gejala-gejala depresi pada 46
pasien
(92,0%). Pada kelompok pasien dengan stadium lanjut, dijumpai gejala-gejala
depresi pada 9 pasien (12,9%), dan tidak dijumpai gejala-gejala depresi
pada 61
pasien (87,1%). Sedangkan pada kelompok dengan stadium penyakit yang
rekurens, dijumpai gejala-gejala depresi pada 7 pasien (24,1%), dan tidak
dijumpai gejala-gejala depresi pada 22 pasien (75,9%) (p=0,126).13
Setiono J.J., (Manado, 2007), meneliti prevalensi depresi pada 15 orang
pasien
kanker serviks uteri yang di rawat baik pada unit rawat inap maupun rawat
jalan
di RSU Prof. Dr. R.D. Kandou Manado, mendapatkan tingkat depresi yang
bervariasi pada stadium IIa, IIb, IIIa, dan IIIb. Pada stadium IIa
didapatkan
gejala-gejala depresi pada 4 pasien (26,66%), pada stadium IIb didapatkan
gejala-gejala depresi pada 7 pasien (46,6%), pada stadium IIIa didapatkan

gejala-gejala depresi pada 2 pasien (20,00%), dan pada stadium IIIb


didapatkan
gejala-gejala depresi pada 2 pasien (13,33%) (p=0,896).18
Sebaran stadium dibandingkan dengan tingkat depresi pada penelitian ini,
tidak
mencapai kemaknaan statistik, walaupun dibandingkan dengan tabel-tabel yang
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
lain, sebaran stadium ini yang mendekati kemaknaan statistik, hal ini
mungkin
disebabkan oleh adanya bias, misalnya, skor yang lebih tinggi diperoleh
pada
wanita, usia lanjut, dan tingkat pendidikan yang rendah seperti yang
dilaporkan
oleh Beck, A.T., dkk (2000).24
9.

SEBARAN TERAPI

Tabel 9.1.

DENGAN TINGKAT DEPRESI

Sebaran Terapi dengan Tingkat Depresi

Tingkat Depresi p
Ringan Sedang Berat
Terapi
n % n % n %
Belum diterapi 11 52,4 16 57,1 14 53,8
Konisasi 0 0 0 0 1 3,8
RHT 1 4,8 3 10,7 0 0
Kemo 5 23,8 7 25,0 4 15,4
Rad 0 0 0 0 0 0
RHT + Kemo 2 9,5 0 0 3 11,5
RHT + Rad 0 0 0 0 0 0
Kemo + Rad 2 9,5 1 3,6 0 0
RHT + Kemo +
Rad
0 0 0 0 0 0
Paliatif 0 0 1 3,6 4 15,4
Total 21 100,0 28 100,0 26 100,0

0,191*
*Pearson 2
RHT = Radikal Histerektomi, Kemo = Kemoterapi, Rad = Radiasi
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
Berdasarkan jenis terapi, pasien-pasien dibagi atas 10 kelompok, yaitu
kelompok
yang belum diterapi yaitu 41 pasien (54,7%), kelompok konisasi yaitu 1
pasien
(1,3%), kelompok radikal histerektomi yaitu 4 pasien (5,3%), kelompok
kemoterapi yaitu 16 pasien (21,3%), kelompok radiasi tidak ada pasien,
kelompok radikal histerektomi dan kemoterapi yaitu 5 pasien (6,7%),
kelompok

radikal histerektomi dan radiasi tidak ada pasien, kelompok kemoterapi dan
radiasi yaitu 3 pasien (4,0%), kelompok radikal histerektomi, kemoterapi
dan
radiasi tidak ada pasien, dan kelompok paliatif yaitu 5 pasien (6,7%).
Kelompok
yang terbanyak adalah kelompok yang belum diterapi yaitu 41 pasien (54,7%).
Depresi ringan paling banyak dijumpai pada kelompok yang belum diterapi
yaitu
11 pasien (52,4%), dan yang paling sedikit dijumpai pada kelompok radikal
histerektomi yaitu 1 pasien (4,8%). Depresi sedang paling banyak dijumpai
pada
kelompok yang belum diterapi yaitu 16 pasien (57,1%), dan yang paling
sedikit
dijumpai pada kelompok kemoterapi dan radiasi yaitu 1 pasien (3,6%) serta
kelompok paliatif yaitu 1 pasien (3,6%). Depresi berat paling banyak
dijumpai
pada kelompok yang belum diterapi yaitu 14 pasien (53,8%), dan yang paling
sedikit dijumpai pada kelompok konisasi yaitu 1 pasien (3,8%) (p = 0,191).
Hengrasmee, dkk., (2004, Thailand), pada penelitian 149 wanita yang
menderita kanker ginekologi dengan menggunakan Health-Related Self-Report
(HRSR) questionaire untuk menentukan prevalensi depresi, mendapatkan pada
kelompok kemoterapi dijumpai gejala-gejala depresi pada 2 pasien (6,1%),
dan
tidak dijumpai gejala-gejala depresi pada 31 pasien (93,9%). Pada kelompok
radiasi dijumpai gejala-gejala depresi pada 5 pasien (41,7%), dan tidak
dijumpai
gejala-gejala depresi pada 7 pasien (58,3%). Pada kelompok pembedahan
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
dijumpai gejala-gejala depresi pada 1 pasien (11,1%), dan tidak dijumpai
gejalagejala depresi pada 8 pasien (88,9%). Sedangkan pada terapi kombinasi
dijumpai gejala-gejala depresi pada 12 pasien (12,6%), dan tidak dijumpai
gejala-gejala depresi pada 83 pasien (87,4%) (p = 0,02).13
Mystakidou K., dkk (2006), meneliti pada gejala-gejala depresi pada 50
wanita
dengan kanker stadium lanjut dengan menggunakan BDI, didapatkan pada
kelompok pasien yang mendapat kemoterapi, mempunyai skor BDI 17,07
dibandingkan dengan kelompok pasien yang tidak mendapat kemoterapi yang
mempunyai skor BDI 16,56 (NS). Sedangkan pada kelompok pasien yang
mendapat radioterapi, mepunyai skor BDI 16,78 yang hampir sama dengan yang
tidak mendapat kemoterapi, yaitu 16,73 (NS).26
Sebaran terapi dibandingkan dengan tingkat depresi pada penelitian ini,
tidak
mencapai kemaknaan statistik, hal ini mungkin disebabkan oleh adanya bias,
misalnya, skor yang lebih tinggi diperoleh pada wanita, usia lanjut, dan
tingkat
pendidikan yang rendah seperti yang dilaporkan oleh Beck, A.T., dkk
(2000).24
Tabel 9.2. Sebaran Belum Diterapi dan Sudah Diterapi dengan Tingkat
Depresi
Tingkat Depresi p
Ringan Sedang Berat
Terapi
n % n % n %
Belum Diterapi 11 52,4 16 57,1 14 53,8
Sudah Diterapi 10 47,6 12 42,9 12 46,2

Total 21 100,0 28 100,0 26 100,0

0,941*
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
*Pearson 2
Berdasarkan belum diterapi dan sudah diterapi, pasien yang belum diterapi
sebanyak 41 pasien (54,7%), sedangkan pasien yang sudah diterapi sebanyak
34% (45,3%). Depresi ringan, sedang, dan berat paling banyak dijumpai pada
kelompok Belum Diterapi yaitu 11 pasien (52,4%), 16 pasien (57,1%), dan 14
pasien (53,8%), dengan demikian depresi ringan, sedang, dan berat paling
sedikit dijumpai pada kelompok yang sudah diterapi, yaitu 10 pasien
(47,6%), 12
pasien (42,9%), dan 12 pasien (46,2%). Dari Tabel 9.2 ini dapat dilihat
adanya
penurunan Skor BDI-II dari kelompok Belum Diterapi dibandingkan dengan
kelompok Sudah Diterapi, walaupun hal ini tidak bermakna secara statistik
(p =
0,941).
Miranda C.R.R., dkk., (2002, Brazil), meneliti gejala-gejala depresi
sebelum dan
sesudah kemoterapi neoadjuvant pada 22 pasien kanker serviks uteri dan 20
pasien kanker payudara dengan menggunakan BDI, didapatkan penurunan skor
BDI sebelum kemoterapi yaitu 13 menjadi 9, setelah kemoterapi, tetapi tidak
bermakna secara statistik.14
Sebaran Belum Diterapi dan Sudah Diterapi bila dibandingkan dengan tingkat
depresi pada penelitian ini, tidak mencapai kemaknaan statistik, hal ini
mungkin
disebabkan oleh adanya bias, misalnya, skor yang lebih tinggi diperoleh
pada
wanita, usia lanjut, dan tingkat pendidikan yang rendah seperti yang
dilaporkan
oleh Beck, A.T., dkk (2000).24

Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri


Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
10.
SEBARAN LAMANYA WAKTU DIAGNOSIS DITEGAKKAN DENGAN
TINGKAT DEPRESI
Tabel 10.

Lamanya Diagnosis Ditegakkan dengan Tingkat Depresi

Tingkat Depresi p
Ringan Sedang Berat
Lamanya
Diagnosis
Ditegakkan
n % n % n %
< 1 tahun 20 95,2 27 96,4 25 96,2
1 -2 tahun 0 0 1 3,6 1 3,8
3 -5 tahun 0 0 0 0 0 0
> 5 tahun 1 4,8 0 0 0 0
Total 21 100,0 28 100,0 26 100,0

0,500*
*Pearson 2
Berdasarkan lamanya waktu diagnosis ditegakkan, pasien-pasien dibagi atas 4
kelompok, yaitu kelompok lama waktu diagnosis ditegakkan sejak <1 tahun
yaitu
72 pasien (96,0%), kelompok lama waktu diagnosis ditegakkan sejak 1-2 tahun
yaitu 2 pasien (2,7%), kelompok lama waktu diagnosis ditegakkan sejak 3-5
tahun, pada kelompok ini tidak ada pasien, kelompok lama waktu diagnosis
ditegakkan sejak >5 tahun yaitu 1 pasien (4,8%). Kelompok yang terbanyak
adalah kelompok lama diagnosis ditegakkan sejak <1 tahun yaitu 72 pasien
(96,0%). Depresi ringan paling banyak dijumpai pada kelompok lama waktu
diagnosis ditegakkan sejak <1 tahun yaitu 20 pasien (95,2%), dan yang
paling
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
sedikit adalah pada kelompok lama waktu diagnosis ditegakkan sejak >5 tahun
yaitu 1 pasien (4,8%). Depresi sedang paling banyak dijumpai pada kelompok
lama waktu diagnosis ditegakkan sejak <1 tahun yaitu 27 pasien (96,4%), dan
yang paling sedikit adalah pada kelompok lama waktu diagnosis ditegakkan
sejak 1-2 tahun yaitu 1 pasien (3,6%). Depresi berat paling banyak dijumpai
pada kelompok lama waktu diagnosis ditegakkan sejak <1 tahun yaitu 25
pasien
(96,2%), dan yang paling sedikit adalah pada kelompok lama waktu diagnosis
ditegakkan sejak 1-2 tahun yaitu 1 pasien (3,8%) (p = 0,500).
Hengrasmee, dkk., (2004, Thailand), pada penelitian 149 wanita yang
menderita kanker ginekologi dengan menggunakan Health-Related Self-Report
(HRSR) questionaire untuk menentukan prevalensi depresi dengan
menggunakan rentang waktu yang berbeda, mendapatkan pada kelompok waktu
sejak didiagnosis <3 bulan dijumpai gejala-gejala depresi pada 6 pasien
(14,6%),
dan tidak dijumpai gejala-gejala depresi pada 35 pasien (85,4%). Pada
kelompok
waktu sejak didiagnosis 3-6 bulan dijumpai gejala-gejala depresi pada 31
pasien
(13,0%), dan tidak dijumpai gejala-gejala depresi pada 20 pasien (87,0%).
Pada
kelompok waktu sejak didiagnosis 6-12 bulan dijumpai gejala-gejala depresi
pada 2 pasien (13,3%), dan tidak dijumpai gejala-gejala depresi pada 13
pasien
(86,7%). Sedangkan pada kelompok waktu sejak didiagnosis >12 bulan dijumpai
gejala-gejala depresi pada 9 pasien (12,9%), dan tidak dijumpai gejalagejala
depresi pada 61 pasien (87,1%) (p = 0,99).13
Sebaran lamanya waktu diagnosis ditegakkan dibandingkan dengan tingkat
depresi pada penelitian ini, tidak mencapai kemaknaan statistik, hal ini
mungkin
disebabkan oleh adanya bias, misalnya, skor yang lebih tinggi diperoleh
pada
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
wanita, usia lanjut, dan tingkat pendidikan yang rendah seperti yang
dilaporkan
oleh Beck, A.T., dkk (2000).24
11.

SEBARAN DUKUNGAN UNTUK BEROBAT DENGAN TINGKAT DEPRESI

Tabel 11. Dukungan untuk berobat dengan Tingkat Depresi


Tingkat Depresi p
Ringan Sedang Berat
Dukungan untuk
berobat n % n % n %
Tidak 0 0 0 0 0 0
Anak 1 4,8 9 32,1 7 26,9
Suami 1 4,8 5 17,9 2 7,7
Orangtua 0 0 1 3,6 0 0
Keluarga 0 0 0 0 1 3,8
Anak + Suami 18 85,7 12 42,9 16 61,5
Anak + Orang tua 0 0 0 0 0 0
Anak + Keluarga 0 0 1 3,6 0 0
Suami+Orang tua 0 0 0 0 0 0
Suami+Keluarga 0 0 0 0 0 0
Orang
tua+Keluarga
0 0 0 0 0 0
Anak+Suami+
Orang tua
1 4,8 0 0 0 0
Anak+Suami+
Keluarga
0 0 0 0 0 0
Ya
Anak+Suami+Ora
ng tua +Keluarga
0 0 0 0 0 0
Total 21 100,0 28 100,0 26 100,0

0,117*
*Pearson 2
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
Berdasarkan adanya dukungan untuk berobat, pasien dikelompokkan atas 2
kelompok yaitu, kelompok tidak ada dukungan untuk berobat (tidak), dan
kelompok ada dukungan untuk berobat (ya). Pada penelitian ini, semua pasien
didukung untuk berobat, Pada kelompok ada dukungan untuk berobat (ya),
dibagi lagi atas 13 sub kelompok, yaitu kelompok dukungan oleh anak yaitu
17
pasien (22,7%), dukungan oleh suami yaitu 8 pasien (10,7%), dukungan oleh
orang tua yaitu 1 pasien (1,3%), dukungan oleh keluarga yaitu 1 pasien
(1,3%),
dukungan oleh anak dan suami yaitu 46 pasien (61,3%), dukungan oleh anak
dan orang tua tidak ada pasien, dukungan oleh anak dan keluarga yaitu 1
pasien
(1,3%), dukungan oleh suami dan orang tua tidak ada pasien, dukungan oleh
suami dan keluarga tidak ada pasien, dukungan oleh orang tua dan keluarga
tidak ada pasien, dukungan oleh anak, suami dan orang tua yaitu 1 pasien
(1,3%), serta dukungan oleh anak, suami, orang tua dan keluarga tidak ada

pasien. Kelompok yang terbanyak adalah kelompok dukungan berobat oleh anak
dan suami yaitu 46 pasien (61,3%). Depresi ringan paling banyak dijumpai
pada
kelompok dukungan oleh anak dan suami yaitu 18 pasien (85,7%), dan yang
paling sedikit dijumpai pada kelompok dukungan oleh anak yaitu 1 pasien
(4,8%), kelompok dukungan oleh suami yaitu 1 pasien (4,8%), serta kelompok
dukungan oleh anak, suami, dan orang tua yaitu 1 pasien (4,8%). Depresi
sedang paling banyak dijumpai pada kelompok dukungan oleh anak dan suami
yaitu 12 pasien (42,9%), dan yang paling sedikit dijumpai pada kelompok
dukungan oleh orang tua yaitu 1 pasien (3,6%), serta kelompok dukungan oleh
anak dan keluarga yaitu 1 pasien (3,6%). Depresi berat paling banyak
dijumpai
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
pada kelompok dukungan oleh anak dan suami yaitu 16 pasien (61,5%), dan
yang paling sedikit pada kelompok dukungan oleh keluarga yaitu 1 pasien
(1,3%)
(p = 0,117).
Olanrewaju, Afolabi Muhammed, dkk., (2005, Nigeria), meneliti pola depresi
dan dukungan keluarga pada 250 pasien, dengan menggunakan Zungs
Depression Scale dan Perceived Social Support Family Scale, menemukan
bahwa subjek dengan dukungan keluarga yang jelek mempunyai kemungkinan
dua kali lipat terjadinya gejala-gejala depresi dibandingkan dengan subjek
yang
dukungan keluarganya baik {( p = 0,018, OR =1,87 (95% CI = 1,07-2,37)}.37
Sebaran dukungan untuk berobat dibandingkan dengan tingkat depresi pada
penelitian ini, tidak mencapai kemaknaan statistik, hal ini mungkin
disebabkan
oleh adanya bias, misalnya, skor yang lebih tinggi diperoleh pada wanita,
usia
lanjut, dan tingkat pendidikan yang rendah seperti yang dilaporkan oleh
Beck,
A.T., dkk (2000).24

Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri


Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian Tingkat Depresi


Pada
Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri di RSUPHAM dan RSUPM dengan
Menggunakan Skala Beck Depression Inventory-II, dapat disimpulkan bahwa :

1. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan tingkat


depresi, tingkat pendidikan dengan tingkat depresi, status perkawinan
dengan tingkat depresi, suku dengan tingkat depresi, pendapatan per bulan
dengan tingkat depresi, stadium kanker serviks uteri dengan tingkat
depresi,
jenis terapi dengan tingkat depresi, lamanya waktu diagnosis ditegakkan
dengan tingkat depresi, dan dukungan untuk berobat dengan tingkat depresi.
2. Berdasarkan tingkat depresi yang terbanyak yaitu depresi sedang dijumpai
pada 28 pasien (37,3%), sedangkan tingkat depresi berat dijumpai pada 25
pasien (34,7%). Karakteristik pasien serta depresi sedang dan berat yang
terbanyak pada kelompok: usia > 40 tahun, pendidikan SD, kawin, suku
Batak, pendapapatan perbulan Rp. 500 ribu 1 juta, stadium IIIb, belum
diterapi, lamanya waktu diagnosis ditegakkan sejak <1 tahun, serta
dukungan untuk berobat oleh anak dan suami (p >0,05).
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
B. SARAN

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Departemen /


SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPHAM dan RSUPM untuk peningkatan
kualitas hidup pasien-pasien kanker ginekologi, terutama masalah kejiwaan
pasien yang sering kurang mendapat perhatian dan dianggap merupakan
reaksi emosional yang biasa timbul pada pasien-pasien dengan penyakit
kronis.
2. Perlunya peranan dokter-dokter baik di bangsal maupun poliklinik untuk
lebih
menanggapi adanya gejala-gejala depresi pada pasien-pasien kanker
ginekologi. Dan apabila memang diperlukan, untuk peningkatan kualitas
pasien-pasien tersebut, perlu dilakukan kerjasama dengan Departemen
Psikiatri, terutama untuk menangani pasien-pasien dengan gejala-gejala
depresi berat.
3. Perlunya diperhatikan bahwa tingkat stress emosional pasien-pasien
kanker
ginekologi, berbeda baik sebelum terapi, selama terapi, atau sesudah
terapi.
Tingkat stress emosional yang nyata akan timbul pada waktu awal diagnosis,
rejimen terapi yang menimbulkan depresi, dan apabila kanker tersebut
rekurens. Untuk itu, selain dari dukungan paramedis, diperlukan dukungan
baik moral dan materil dari pihak suami, anak, orang tua, keluarga pasien,
dan orang-orang yang terdekat pada pasien, agar pasien merasa tidak sendiri
dalam menghadapi fase-fase tersebut.
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
DAFTAR PUSTAKA

1. Alliance for Cervical Cancer Prevention (ACCP), Cervical Cancer


Prevention Issues in Depth #2, available at www.path.org, August 2004 :
1-21
2. The FUTURE II Study Group, Quadrivalent Vaccine Against Human

Papillomavirus to Prevent High-Grade Cervical Lesions, N Engl J Med,


Vol. 356, No. 19, Massachussets Medical Society, available at
www.nejm.org, May 10, 2007 : 1916
3. Berek, Jonathan S., et al, Psychological Issues, Practical Gynecologic
Oncology, Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia, 2005 : 863-80
4. Cervical Cancer, American Cancer Society, Inc., available at
www.cancer.org, 2007
5. Dalton, Susanne Oksjberg, et al., Depression and Cancer Risk : A
Registered-based Study of Patients Hospitalized with Affective Disorders,
Denmark, 1969-1993, American Journal of Epidemiology, Vol. 155, No.
12, available at axe.oxfordjournals.org, 2002 : 1088
6. Frumovitz, Michael, et al., Quality of Life and Sexual Functioning in
Cervical Cancer Survivors, J Clin Oncol, Vol. 23, No. 30, available at
jco.ascopubs.org, 2005 : 7428-36
7. Krebs, M.O., et al., Management of Concomitant Depression and Physical
Illness, WPA Bulletin on Depression, Depression in General Practice,
2003 : 24-6
8. Speziale, Hillarie, Cervical Cancer, ICU/ Critical Care, available at
en.allexperts.com, 2007 : 1-6
9. Spiegel, David, et al., Pain and Depression in Patients with Cancer,
Cancer, Vol. 74, No. 9, available at www3.interscience.wiley.com, 1994 :
2570-8
10. Strouse, Thomas, Identifying and Treating Depression in Women with
Cancer : A Primary Care Approach, Medscape Today, available at
www.medscape.com, 1997 : 1-2
11. Martire, Lynn M., et al., Involving Family in Psychosocial
Interventions for
Chronic Illness, Current Directions in Psychological Science, FamilyOriented Interventions, Vol. 16, No.2, available at www.ucsur.pitt.edu,
2007 : 90-4
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
12. Maguire, P., Depression and Physical Illness, Perspectives in
Psychiatry,
Vol. 6, John Wiley & Sons, Chichester, 1997 : 429-39
13. Hegrasmee, Pattaya, et al., Depression among Gynecologic Cancer
Patients at Siriraj Hospital : Prevalence and Associated Factors, J Med
Assoc Thai, Vol. 87, Suppl. 3, available at www.medassocthai.org, 2004 :
575-9
14. Miranda, C.R.R., et al., Depression Before and After Uterine Cervix and
Breast Cancer Neoadjuvant Chemotherapy, Correspondence and Brief
Reports, Int J Gynecol, Vol. 12, Blackwell Publishing Ltd, available at
www.blackwell-synergy.com, 2002, 773-6
15. Muckaden, Mary Ann, et al., Psychosocial Issues Faced by Women with
Incurable Cervical Cancer in India-How Can We Help?, Indian J Palliative

Care, available at www.jpalliativecare.com, 2005 : 94-7


16. Overview of Cancer Pain, Memorial Sloan-Kettering Cancer Center,
available at www.mskcc.org, New York, 2008 : 1-2
17. Mao, Jun J., et al., Symptom Burden among Cancer Survivors : Impact of
Age and Comorbodity, J Am Board Fam Med, Vol. 20, No. 5, available at
www.jabfm.org, 2007 : 434-43
18. Setiono, Jeanny Jennifer., Depresi pada Penderita Kanker Leher Rahim di
RSU Prof. Dr. Kandou, Periode Februari-April 2007, Bagian/SMF Obstetri
dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, RSU
Prof. Dr. Kandou, Manado, 2007 : 1-12
19. American Psychiatric Association, Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders Text Revision, DSM-IV-TR, 4th ed, American Psychiatric
Association, Arlington, VA, 2000 : 345-6
20. Bhalla, Ravinder N., Depression, eMedicine, available at
www.emedicine.com, October 30, 2006 : 1-18
21. Mayo Clinic Staff, Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs),
Tricyclic Antidepressants (TCAs), Monoamine Oxidase Inhibitors (MAOIs),
Depression, MayoClinic.com, Tools for Healthier Lives, available at
www.mayoclinic.com, Dec 8, 2006
22. Psychotherapy for Depression, The Cleveland Clinic Foundation,
Cleveland Clinic Health System, available at www.cchs.net, 2004
23. Walter, Gary et al., Practitioner Review : Electroconvulsive Therapy in
Adolescents, J Child Psychol Psychiat, Vol. 40, No. 3, Blackwell
Publishing Ltd, available at www.blackwell-synergy.com, 1999, 325-34
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
24. Beck, A.T., et al., Beck Depression Inventory (BDI), Handbook of
Psychiatric Measures, American Psychiatric Association, 1st ed, 2000,
Washington DC, 519-22
25. Hopko, D.R., et al., Behavior Therapy for Depressed Cancer Patients in
Primary Care, Psychotherapy ; Theory, Research, Practice, Training, The
Educational Publishing Foundation, Vol. 42, No. 2, available at
web.utk.edu, 2005, 236-43
26. Mystakidou K., et al., Beck Depression Inventory : Exploring Its
Psychometric Properties in A Palliative Care Population of Advanced
Cancer Patients, Original Article, European Journal of Cancer Care,
Blackwell Publishing Ltd, available at www.blackwell-synergy.com, 2006,
244-50
27. BDI-II, Beck Depression Inventory, Wikipedia, the free encyclopedia,
available at www.en.wikipedia.org, last modified 12 July 2007
28. Benedet, JL., Staging Classifications and Clinical Practice Guidelines
for
Gynecological Cancers, FIGO Committee on Gynecologic Oncology,
International Journal of Gynecology and Obstetrics, Elsevier, available at
www.elsevier.com, September 2000, 37-57

29. Edianto, Deri, Kanker Servik, Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Edisi Pertama, Cetakan
Pertama, Jakarta, 2006 : 442-54
30. Garcia, Agustin A., et al., Cervical Cancer, eMedicine, available at
www.emedicine.com, last updated July 6, 2006 : 1-17
31. Berek, Jonathan S., et al, Cervical Cancer, Practical Gynecologic
Oncology, Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia, 2005 : 337-86
32. Tjong
Infection
Tract: A
available

M.Y., et al., Epidemiologic and Mucosal and Imunologic Aspects of


and HPV-related Cervical Neoplasia in the Lower Female Genital
Review, Int J Gynecol Cancer, Vol. 11, Blackwell Publishing Ltd,
at www.blackwell-synergy.com, 2001, 9-17

33. NIH Consensus Statement, Cervical Cancer, Vol. 14, No. 1, National
Institutes of Health, available at odp.od.nih.gov, April 1-3, 1996 : 12
34. Sastroasmoro S., dkk., Perkiraan Besar Sampel, Dasar-Dasar Metodologi
Penelitian Klinis, Edisi ke-2, CV Sagung Seto, Jakarta, 2002, 270
35. Appendix 14/ Beck Depression Inventory (BDI), BDI-II, available at
www.ibogaine.desk, 1996
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
36. Huang, Frederick Y., et al., Racial and Ethnic Differences in the
Relationship Between Depression Severity and Functional Status,
Psychiatric Services, Vol. 57, No. 4, available at
psychservices.psychiatryonline.org, 2006 : 498-503
37. Olanrewaju, Afolabi Muhammed, et al., Pattern of Depression And Family
Support in A Nigerian Family Practice Population, The Internet Journal of
Family Practice, Vol. 5, No. 2, available at www.ispub.com, 2007 : 1-9

Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri


Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
Lampiran I
LEMBARAN INFORMASI PASIEN
JUDUL PENELITIAN
Tingkat Depresi pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri di RSUPHAM
dan RSUPM dengan Menggunakan Skala Beck Depression Inventory-II
Assalamualaikum Wr. Wb. dan Salam Sejahtera bagi Kita Semua.
Terima kasih atas kesediaan pasien untuk berpartisipasi dalam penelitian
saya yang berjudul Tingkat Depresi pada Pasien-Pasien Kanker Serviks
Uteri di
RSUPHAM dan RSUPM dengan Menggunakan Skala Beck Depression
Inventory-II.
Nama saya Dr. Dudy Aldiansyah, saat ini saya sedang menempuh
pendidikan spesialisasi di Bidang Kebidanan dan Penyakit Kandungan di
Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat depresi pada pasienpasien kanker serviks uteri di RSUP H. Adam Malik Medan dan RSU Dr.
Pirngadi
Medan, baik pasien rawat inap maupun rawat jalan.
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, penelitian ini akan dilaksanakan di
dua rumah sakit rujukan di Medan yaitu di RSUP Haji Adam Malik Medan dan di
RSU Dr. Pirngadi Medan sejak bulan November 2007 sampai dengan Februari
2008 atau sampai jumlah sampel terpenuhi dibawah bimbingan langsung dua
orang supervisor penelitian saya yaitu Dr. Nazaruddin Jaffar, Sp.OG (K) dan
Prof. Dr. Syamsir BS, Sp.KJ (K).
Penelitian ini akan dimulai dengan menerangkan tujuan penelitian terlebih
dahulu terhadap pasien dan menanyakan kesediaan pasien untuk mengikuti
penelitian ini. Apabila pasien setuju dan memenuhi kriteria penerimaan,
kemudian ditanyakan mengenai biodata pasien. Selanjutnya pasien mengisi
kuisioner dengan melingkari salah satu dari empat item pernyataan, jumlah
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
pernyataan sebanyak 21 item, atau kuisioner ini dapat ditanyakan langsung
pada
pasien.
Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan didapatkan data mengenai
tingkat depresi pada pasien-pasien kanker serviks uteri yang dirawat di
RSUP H.
Adam Malik Medan dan RSU Dr. Pirngadi Medan serta bermanfaat untuk
peningkatan kualitas hidup pasien-pasien kanker serviks uteri dalam
mengatasi
gejala-gejala depresi. Kemudian perlunya penanganan psikiatri pada pasienpasien dengan gejala depresi berat.
Penelitian ini tidak menimbulkan resiko dan bahaya apapun pada pasien,
karena tidak memakai obat-obatan atau zat-zat tertentu serta tidak ada
dilakukan
intervensi atau tindakan yang invasif tertentu pada pasien.

Semua data yang pasien berikan pada kuisioner akan saya jamin
kerahasiaannya. Biaya penelitian tidak dibebankan kepada pasien dan pasien
dapat mengundurkan diri kapan saja.
Demikianlah penjelasan saya mengenai penelitian ini, sekali lagi saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk kesediaan pasien
untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Bila pasien mempunyai sesuatu
yang
ingin ditanyakan, pasien dapat menghubungi saya Dr. Dudy Aldiansyah kapan
saja pada alamat atau nomor telepon yang tertera di bawah ini.
Hormat saya,
Dr. Dudy Aldiansyah
Catatan :
Dr. Dudy Aldiansyah, Kompleks Taman Setia Budi Indah Blok RR, No. 59,
Kecamatan Medan Sunggal, Medan, Telp : 061 77562374/ HP 061 77154428
RSUP H. Adam Malik Medan dan RSU Dr. Pirngadi Medan
Departemen Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
Lampiran II
LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN
SETELAH PENJELASAN SECARA LISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :
No. Telp/HP :
Setelah mendapat keterangan secara terperinci mengenai penelitian
TINGKAT
DEPRESI PADA PASIEN-PASIEN KANKER SERVIKS UTERI DI RSUPHAM
DAN RSUPM DENGAN MENGGUNAKAN SKALA BECK DEPRESSION
INVENTORY-II dan saya telah mendapat kesempatan untuk bertanya jawab
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tersebut, maka
dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyataan kesediaan saya
untuk diikutkan dalam penelitian tersebut. Biaya penelitian tidak
dibebankan
kepada saya dan saya dapat mengundurkan diri kapan saja.

Medan, ....................200...
Yang menyatakan,

(................................................)
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008

USU e-Repository
Lampiran III
Beck Depression Inventory-II35
Hari ...., Tanggal ...200
No. Rekam Medik : .(diisi oleh peneliti)
Rawat Inap
/
Rawat Jalan

Data Responden
Nama
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Status Perkawinan
Suku
Pendapatan per bulan
Stadium
Terapi
Lamanya waktu dari diagnosa ditegakkan
Hasil PA Jaringan
(diisi oleh peneliti)

(diisi oleh peneliti)


(diisi oleh peneliti)
(diisi oleh peneliti)
Dukungan untuk berobat
Alamat
No. Telp/HP

Instruksi : Kuisioner ini terdiri dari 21 kelompok pernyataan. Silakan


membaca
masing-masing kelompok pernyataan dengan seksama, dan pilih satu
pernyataan yang terbaik pada masing-masing kelompok yang menggambarkan
dengan baik bagaimana perasaan anda selama dua minggu terakhir, termasuk
hari ini. Lingkari nomor pernyataan yang telah anda pilih. Jika beberapa
pernyataan dalam beberapa kelompok sama bobotnya, lingkari nomor yang
paling tinggi untuk kelompok itu. Yakinkan bahwa anda tidak memilih lebih
dari
satu pernyataan untuk satu kelompok, termasuk item 16 (Perubahan Pola
tidur)
atau item 18 (Perubahan Selera Makan).
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
1. Kesedihan
0 Saya tidak merasa sedih.
1 Saya sering merasa sedih.
2 Saya sedih sepanjang waktu.
3 Saya merasa sangat sedih atau tidak gembira, sampai saya tidak dapat
menahannya.
2. Pesimistik
0 Saya yakin dengan masa depan saya.
1 Saya merasa takut dengan masa depan saya daripada biasanya.
2 Saya tidak berharap segalanya menjadi lebih baik untuk saya.
3 Saya merasa putus asa dengan masa depan saya dan keadaan hanya
menjadi semakin buruk.

3. Kegagalan Masa Lalu


0 Saya tidak merasakan saya gagal.
1 Saya telah gagal lebih dari yang seharusnya.
2 Saat saya menoleh ke belakang, saya melihat banyak kegagalan.
3 Saya merasa orang yang sepenuhnya dengan kegagalan.
4. Kehilangan Kesenangan
0 Saya memperoleh kesenangan dari semua hal yang saya nikmati
1 Saya kurang menikmati sesuatu daripada seperti biasanya.
2 Saya mendapat sedikit kesenangan dari hal-hal yang biasanya saya
nikmati.
3 Saya tidak mendapat kesenangan apapun dari semua yang biasa saya
nikmati.
5. Perasaan Bersalah
0 Saya sama sekali tidak merasa bersalah.
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
1 Saya merasa bersalah pada kebanyakan hal yang saya lakukan atau
seharusnya yang saya lakukan.
2 Saya merasa bersalah pada kebanyakan waktu.
3 Saya merasa bersalah setiap waktu.
6. Perasaan Merasa Dihukum
0 Saya tidak merasakan saya sedang dihukum.
1 Saya merasa saya mungkin dihukum.
2 Saya mengharapkan untuk dihukum.
3 Saya merasa saya sedang dihukum.
7. Benci diri sendiri
0 Saya merasa sama dengan diri saya selama ini.
1 Saya kehilangan kepercayan terhadap diri saya.
2 Saya kecewa dengan diri saya.
3 Saya tidak menyukai diri saya.
8. Pengkritikan terhadap diri sendiri
0 Saya tidak mengkritik atau menyalahkan diri saya lebih dari seperti
biasanya.
1 Saya lebih kritis terhadap diri saya lebih dari seperti biasanya.
2 Saya mengkritik diri saya untuk semua kesalahan saya.
3 Saya menyalahkan diri saya untuk semua kejadian buruk yang terjadi.
9. Pikiran atau keinginan untuk bunuh diri
0 Saya tidak mempunyai pikiran apapun untuk membunuh diri saya sendiri.
1 Saya mempunyai pikiran untuk membunuh diri saya sendiri, tapi saya
takut.
2 Saya merasa ingin bunuh diri.
3 Saya ingin bunuh diri, bila ada kesempatan.

Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri


Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
10. Menangis
0 Saya tidak menangis lagi seperti biasanya.
1 Saya menangis lebih dari biasanya.
2 Saya menangis pada masalah-masalah yang kecil.
3 Saya sudah tidak sanggup lagi untuk menangis.

11. Tidak bisa beristirahat


0 Saya bisa beristirahat seperti biasanya.
1 Saya merasa kurang bisa beristirahat seperti biasanya.
2 Saya tidak bisa beristirahat atau sangat sulit untuk diam.
3 Saya sangat tidak bisa beristirahat atau saya harus tetap bergerak atau
melakukan sesuatu.
12. Kehilangan minat
0 Saya tidak kehilangan minat terhadap
1 Saya sedikit berminat terhadap orang
keadaan sebelumnya.
2 Saya kehilangan hampir seluruh minat
3 Sangat sulit untuk berminat terhadap

orang lain atau aktivitas tertentu.


lain atau sesuatu hal daripada
terhadap orang atau hal lain.
apapun.

13. Keragu-raguan
0 Saya membuat keputusan sebaik keadaan sebelumnya.
1 Saya sedikit kesulitan untuk membuat keputusan daripada seperti
biasanya.
2 Saya lebih sulit dalam membuat keputusan daripada seperti biasanya.
3 Saya kesulitan membuat keputusan apapun.
14. Ketidakberartian
0 Saya menganggap diri saya berarti.
1 Saya tidak menganggap diri saya berarti dan berguna seperti biasanya.
2 Saya merasa sangat tidak berarti dibandingkan dengan orang lain.
3 Saya merasa diri saya sama sekali tidak berarti.
Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri
Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
15. Kehilangan energi
0 Saya mempunyai banyak energi seperti biasanya.
1 Saya kekurangan energi dibandingkan keadaan biasanya.
2 Saya tidak mempunyai energi yang cukup untuk melakukan banyak hal.
3 Saya tidak mempunyai cukup energi untuk melakukan apapun.
16. Perubahan dalam pola tidur
0 Saya tidak mengalami perubahan dalam pola tidur.
1a Saya kadang-kadang tidur lebih dari biasanya.
1b Saya kadang-kadang kurang tidur dari biasanya.
2a Saya tidur lebih sering dari biasanya.
2b Saya tidur lebih kurang dari biasanya.
3a Saya tidur hampir sepanjang hari.
3b Saya terbangun 1-2 jam lebih awal dan tidak dapat tidur lagi.
17. Mudah tersinggung
0 Saya tidak mudah tersinggung seperti sebelumnya.
1 Saya lebih mudah tersinggung daripada sebelumnya.
2 Saya lebih sering tersinggung daripada sebelumnya.
3 Saya tersinggung setiap waktu.
18. Perubahan dalam selera makan
0 Saya tidak mengalami perubahan selera makan.
1a Selera makan saya kadang-kadang kurang daripada yang biasanya.
1b Selera makan saya kadang-kadang bertambah daripada yang biasanya.
2a Selera makan saya kurang daripada yang biasanya.
2b Selera makan saya lebih daripada yang biasanya.
3a Saya tidak selera makan sama sekali.
3b Saya gila makan setiap saat.

Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri


Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository
19. Kesulitan Berkonsentrasi
0 Saya dapat berkonsentrasi baik seperti biasanya.
1 Saya tidak berkonsentrasi sebaik sebelumnya.
2 Sangat sulit untuk berkonsentrasi untuk jangka lama.
3 Saya tidak dapat berkonsentrasi pada apapun.
20. Capek atau Lelah
0 Saya tidak merasa capek atau lelah dibandingkan keadaan sebelumnya.
1 Saya mudah capek atau lelah daripada yang biasanya.
2 Saya merasa sangat lelah atau capek untuk melakukan apapun daripada
yang biasanya.
3 Saya terlalu capek atau lelah untuk melakukan hampir semua aktivitas
daripada yang biasanya.
21. Kehilangan Minat Seks
0 Saya tidak mempunyai perubahan dalam minat seks.
1 Saya sedikit kurang tertarik terhadap seks dibandingkan yang biasanya.
2 Saya kurang tertarik dengan seks sekarang.
3 Saya kehilangan minat seks sepenuhnya.

TOTAL SKOR

Dudy Aldiansyah : Tingkat Depresi Pada Pasien-Pasien Kanker Serviks Uteri


Di RSUPHAM Dan RSUPM Dengan, 2008
USU e-Repository

Anda mungkin juga menyukai