Aryochepridho
14 / 365092 / PN / 13668
Manajemen Sumberdaya Perikanan
Intisari
Produktivitas primer adalah jumlah bahan organik yang dihasilkan oleh organisme autotrof,
yaitu organisme yang mampu menghasilkan bahan organik dari bahan anorganik dengan
bantuan energi matahari. Praktikum kali ini mengenai produktivitas primer perairan. Metode
yang digunakan adalah metode botol terang botol gelap yang ditanam pada kedalaman 30
dan 50 cm dari permukaan air. Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari cara pengukuran
produktivitas primer perairan dengan menggunakan metode botol terang botol gelap;
mengetahui produktivitas primer suatu perairan; dan mengetahui kepadatan plankton yang
diduga berpengaruh terhadap produktivitas primer suatu perairan. Praktikum dilaksanakan
pada hari Sabtu, 3 Oktober 2015 di kolam perikanan UGM dan danau lembah UGM pada
pukul 06.00 hingga 18.00 WIB. Produktivitas primer kolam pada pukul Hasil pengamatan
yang didapatkan bahwa produktivitas primer danau lembah lebih baik daripada kolam.
Semakin tinggi densitas plankton maka semakin tinggi nilai produktivitas primer di perairan
tersebut karena peran dari fitoplankton berhubungan dengan fotosintesis.
Kata kunci: energi, fitoplankton, fotosintesis, metode, primer, produktivitas
PENDAHULUAN
Adanya kehidupan di bumi berpangkal pada kemampuan tumbuhan hijau dalam
menggunakan energi cahaya matahari untuk mensintesis molekul-molekul organik yang kaya
energi dari senyawa-senyawa anorganik. Produktivitas primer adalah jumlah bahan organik
yang dihasilkan oleh organisme autotrof, yaitu organisme yang mampu menghasilkan bahan
organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi matahari, yang terutama dilakukan oleh
fitoplankton melalui proses fotosintesis (Wetzel, 1983; Yuliana, 2006). Pengukuran
produktivitas primer fitoplankton merupakan satu syarat dasar untuk mempelajari struktur
dan fungsi ekosistem perairan (Alianto, et al., 2008).
Fotosintesis adalah proses pada tumbuhan hijau dala menggunakan energi cahaya
matahari dengan mensintesis molekul organic dari senyawa anorganik bagi kebutuhan
hidupnya (Aslan et al., 2014).
Saat ini kita menggunakan kira-kira 40% produktivitas primer bumi dengan cara
menyantap makanan, beternak hewan, dan menebang pohon, yang berarti kini hanya ada sisa
60% untuk spesies-spesies liar yang juga menggunakannya untuk bertahan hidup (Burnie,
2005).
Praktikum produktivitas primer perairan bertujuan mempelajari cara pengukuran
produktivitas primer perairan dengan menggunakan metode botol terang botol gelap;
mengetahui produktivitas primer suatu perairan; dan mengetahui kepadatan plankton yang
diduga berpengaruh terhadap produktivitas primer suatu perairan.
METODOLOGI
Praktikum produktivitas primer perairan dilaksanakan pada hari Sabtu, 3 Oktober
2015 di kolam perikanan UGM dan danau lembah UGM pada pukul 06.00 hingga 18.00
WIB.
Alat-alat yang digunakan adalah botol terang dan botol gelap, plastik hitam, plastik
bening, tali rafia, ember, penggaris, botol air mineral, alumunium foil, gunting, senter besar
dan terang, pasak, botol cuka, plankton net, Sedgwick Rafter, mikroskop, pipet ukur, pipet
pump, gelas ukur, erlenmeyer, pipet tetes, kertas label, dan spidol.
Bahan-bahan yang digunakan adalah larutan 4% formalin, larutan MnSO4, larutan
reagen oksigen, larutan H2SO4 pekat, larutan 1/80 N Na2S2O3, larutan indikator amilum, dan
akuades.
Pada tiap inlet dan outlet danau maupun kolam pada tiap pukul 12.00 dan 18.00 WIB
dilakukan pengukuran parameter biologi dan kimia. Parameter kimia yang dicari yaitu
kandungan oksigen terlarut (DO) pada botol gelap dan botol terang kemudian dihitung
produktivitas primernya. Pengukuran DO dilakukan dengan metode Winkler dengan rumus =
1000
50
x Y x 0,1 mg/l dengan Y adalah banyak larutan 1/80 N Na 2S2O3 yang digunakan
untuk titrasi dari awal hingga akhir. Rumus produktivitas primer adalah proper =
kandungan oksigen terlarut akhir dalam botol terang; DB adalah kandungan oksigen terlarut
akhir dalam botol gelap; Pq adalah hasil bagi fotosintesis sebesar 1,2 ; t adalah waktu
inkubasi; dan 0,375 adalah faktor konversi dari berat molekul 12 atom O terhadap 6 atom C
pada persamaan fotosintesis.
Parameter biologi yang dicari yaitu densitas atau kepadatan plankton. Indeks densitas
plankton dengan menggunakan rumus densitas atau kepadatan plankton dengan rumus N = n
x
Vr
Vo
1
Vs
dengan N adalah jumlah per liter; n adalah jumlah sel yang diamati; Vr
adalah volume air tersaring (ml); Vo adalah volume air yang diamati (ml). Vs adalah volume
air yang disaring (l).
18:00
Outlet
Inlet
Outlet
30 cm
50 cm
30 cm
50 cm
30 cm
50 cm
30 cm
50 cm
306.25
350
5.2
265.6
-169.3
7.81
24297
30020
1506
Outlet
50 cm
0
18:00
18.75
30 cm
Inlet
50 cm
0
30 cm
0
Outlet
50 cm
0
30 cm
0
50 cm
0
1807
6827
1807
B. Pembahasan
Pada praktikum limnologi acara ketiga membahas mengenai produktivitas primer
pada kolam jurusanperikanan UGM dan danau lembah UGM. Produktivitas primer
merupakan jumlah bahan organik yang diolah dari proses sintesis oleh organisme autotrof
(Alianto, 2008). Produktivitas primer suatu perairan ditentukan oleh beberapa faktor yaitu
caha dan suhu yang merupakan faktor utama yang mempengaruhi DO, di mana DO
merupakan pperhitungan jumlah oksigen terlarut dalam air.Kandungan DO dalam perairan
dapat mengestimasikan kandungan karbon (C) organik yang dihasilkan dari proses
fotosintesis.
Berdasarkan tabel produktivitas primer, kondisi perairan danau lembah lebih baik
dibandingkan kolam, terbukti dari nilai proper pada danau lembah lebih besar daripada
kolam. Hal ini juga berbanding lurus dengan densitas plankton di kedua perairan tersebut.
inlet
outlet
waktu
peningkatan ini juga bisa disebabkan laju respirasi plankton pada pukul 12.00 WIB yang
tinggi. Sedangkan produktivitas primer pada daerah outlet danau kedalaman 30 cm
mengalami penurunan dari pukul 12.00 WIB hingga 18.00 WIB. Kondisi sekitar outlet danau
lembah UGM lebih terbuka dibanding pos inlet karena jumlah vegetasi yang lebih sedikit.
Sehingga perbedaan intensitas cahaya yang diterima di pos outlet pada pukul 12.00 dan pukul
18.00 WIB lebih jelas. Hal ini menyebabkan aktivitas fotosintesis fitoplankton pada pukul
12.00 WIB lebih tinggi dibanding pada pukul 18.00 WIB karena pada pukul 12.00 WIB pos
outlet tersebut mendapatkan cahaya matahari yang lebih banyak dibanding pada saat pukul
18.00 WIB. Meningkatnya laju fotosintesis mengakibatkan meningkatnya produktivitas
primer pada perairan outlet danau lembah. Intensitas cahaya pada pukul 12.00 WIB belum
mengalami asimptot sehingga proses fotosintesis juga meningkat.
400
300
200
100
0
inlet
outlet
waktu
laju respirasi plankton terus berlangsung. Aktivitas fotosintesis yang menurun ini
menyebabkan produktivitas primer juga menurun.
Produktivitas primer di pos inlet lebih kecil dibandingkan daerah outlet sebab
densitas dan diversitas plankton di pos inlet lebih sedikit daripada pos outlet serta vegetasi
sekitar pos inlet lebih rimbun sehingga sinar matahari terhalang untuk memasuki perairan.
Densitas plankton yang sedikit pada pos inlet disebabkan air yang terdapat pada pos tersebut
masih baru dan belum terjadi akumulasi plankton yang maksimal.
100
inlet
outlet
kedalaman
Jika dilihat perbedaan nilai produktivitas pada kedua kedalaman tersebut tidak
berbeda secara signifikan. Hal ini terjadi karena intensitas cahaya matahari yang dapat masuk
ke dalam kedua kedalaman perairan tersebut tidak jauh berbeda. Sedangkan pada pos outlet
produktivitas primer pada kedalaman 30 cm lebih rendah dibanding produktivitas primer
pada kedalaman 50 cm. Padahal seharusnya kedalaman 30 cm memiliki nilai produktivitas
primer yang lebih tinggi karena mendapatkan jumlah sinar matahari yang lebih banyak,
namun hal ini bisa terjadi karena di kedalaman 30 cm aktivtas respirasi plankton yang besar
sehingga dapat mengurangi nilai produktivitas primer. Jika pos inlet dan pos outlet
dibandingkan, maka dapat dilihat melalui data yang ada bahwa produktivitas primer pada pos
inlet jauh lebih sedikit dibandingkan pos outlet. Hal tersebut terjadi karena densitas plankton
pada pos inlet lebih sedikit dibanding pos outlet. Densitas plankton yang sedikit tersebut
diakibatkan jumlah nutrien yang sedikit pada pos inlet. Sedikitnya densitas plankton tersebut
mengakibatkan nilai produktivitas primer kecil karena organisme yang melakukan
fotosintesis juga sedikit.
100
inlet
outlet
0
-100
-200
kedalaman
15
Produktivitas Primer
10
(mgC/m3/jam)
outlet
0
12,00
18,00
waktu
Produktivitas Primer
(mgC/m3/jam)
60
inlet
40
outlet
20
0
12,00
18,00
waktu
outlet
5
0
30 cm
50 cm
kedalaman
50 cm
Kedalaman
inlet
outlet
Pada grafik diperoleh bahwa produktivitas primer pada kedua tempat sampel yakni
inlet dan outlet bernilai 0. Hal ini terjadi sudah tidak ada lagi proses fotosintesis sehingga
fitoplankton tidak lagi menyuplai oksigen.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan pada inlet dan outlet danau lembah dan
kolam perikanan dapat disimpulkan bahwa perairan yang paling baik adalah perairan danau
lembah karena nilai produktivitas primernya secara keseluruhan lebih tinggi dibandingkan
dengan produktivitas primer kolam perikanan.
Produktivitas primer bagi program studi manajemen sumberdaya perikanan
merupakan suatu hal yang sangat penting terkait dengan penentuan kualitas dan tingkat
kesuburan suatu perairan. Dengan mengetahui hal tersebut kita dapat lebih menjaga dan
melestarikan suatu lingkungan perairan.
KESIMPULAN
Pengukuran produktivitas primer menggunakan metode botol gelap dan terang yang
ditanam pada pukul 06.00 WIB, serta digantungkan pada kedalam 30 dan 50 cm dari
permukaan air.
Perairan yang paling baik adalah perairan danau lembah karena nilai produktivitas
primernya secara keseluruhan lebih tinggi dibandingkan dengan produktivitas primer kolam
perikanan.
Kepadatan atau densitas plankton berpengaruh terhadap produktivitas primer yang
apabila densitas plankton tinggi maka produktikvitas primernya juga tinggi, begitu juga
sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA
Alianto., E. M. Adiwilaga., dan A. Damar. 2008. Produktivitas Primer Fitoplankton dan
Katerkaitannya dengan Unsur Hara dan Cahaya di Perairan Teluk Banten. Jurnal Ilmuilmu Perairan dan Perikanan Indonesia I (15): 21-26.
Burnie, David. 2005. Bengkel Ilmu Ekologi. Erlangga. Jakarta.
Gocke, K., dan J. Lenz. 2004. A new turbulence incubator for measuring primary
production in nonstatified waters. J. Plankton Res., 26(3): 357-369.
Parsons, T. R., M. Takashi, dan B. Hargrave. 1684. Biological Oceanographic Processes,
Offord-New York-Toronto-Sydney-Paris-Frankfurt. 330 p.
Wetzel. R. G., 1983. Limnology. W. B. Sounders Company. Phyladelphia. 743 p.
Yuliana. 2006. Produktivitas primer fitoplankton pada berbagai periode cahaya di perairan
Teluk Kao, Kabupaten Halmahera Utara. Jurnal Perikanan VIII (2): 215-222.