Early childhood caries (EEC) atau karies dini adalah penyakit rampan gigi yang banyak
menyerang anak-anak. MenurutAmerican Dental Association (ADA), EEC ditandai dengan satu atau
lebih kerusakan gigi, baik lesi dengan kavitas atau tanpa kavitas, kehilangan gigi akibat karies, atau
penambalan permukaan gigi sulung pada usia prasekolah antara usia lahir hingga 71 bulan. 1,3
Definisi ECC masih bermacam-macam dan selama ini beberapa definisi sudah dikeluarkan dan
diterapkan. Hal ini menyebabkan susahnya membandingkan data epidemiologi dari penelitian yang
berbeda. Ada yang mendefinisikan ECC sebagai karies pada gigi desidui. Tahun 1999, National Institude
of Dental and Craniofasial Research (NIDCR) mengeluarkan definisi ECC yaitu adanya satu atau lebih
karies pada permukaan gigi desidui.3 ECC juga didefinisikan sebagai bentuk karies yang destruktif pada
anak. National Institutes of Health mendefinisikan ECC adalah adanya satu atau lebih kavitas, gigi hilang
(karena karies) atau adanya permukaan gigi desidui yang ditambal pada anak di bawah 71 bulan. 3 Ada
pula yang mendefinisikan ECC adalah adanya minimal satu gigi insisivus desidui maksila yang terkena
karies, hilang, atau ditambal karena karies. Definisi ECC yang dikeluarkan oleh AAP adalah satu atau
lebih karies (tanpa kavitas atau lesi), adanya gigi yang hilang karena karies atau gigi yang ditambal pada
gigi desidui anak usia 0-71 bulan.1,2,3
Masalah utama ECC bukan pada definisinya saja, tapi mengenai penyebaran dan
epidemiologinya pada anak dengan orang tua berpendapatan rendah. Penelitian yang menunjukkan
adanya hubungan yang signifikan antara pendapatan orang tua dengan risiko karies pada anak.
Prevalensi EEC mencapai tingkat yang tinggi pada negara-negara berkembang, keparahannya
meningkat seiring pertambahan usia.4 Gigi sulung dalam kondisi yang baik sangat penting untuk
perkembangan sistem stomatogenetik anak yang baik dan adekuat. Gigi-geligi sulung yang sehat penting
untuk kemampuan bicara, pencegahan kebiasaan oral yang buruk dan berperan sebagai penuntun erupsi
gigi permanen.5 Selain itu pada masa kanak-kanak, estetika dari gigi anterior mendorong perkembangan
kepribadian yang normal sehingga kepercayaan diri akan meningkat secara positif, dapat mempengaruhi
kualitas hidup anak pada masa depannya.2
Anak yang menderita karies dini memerlukan penanganan secepatnya sehingga mencegah kondisi
yang lebih parah. Perawatan yang dilakukan akan meredakan keluhan atau rasa nyeri, serta menjaga
mental dan tumbuh kembang stomatognatiknya. Untuk itu pada makalah laporan tinjauan pustaka ini
akan diuraikan mengenai Early Childhood Caries atau karies dini pada anak agar dapat bermanfaat bagi
calon dokter gigi dalam menghadapi pasien ECC.6
Dalam tulisan ini penulis mencoba menjelaskan mengenai etiologi yang menyebabkan karies dini
pada anak. Selain itu penulis akan membahas secara sederhana tentang perawatan dan pencegahan karies
dini pada anak.
Menurut literatur gambaran klinis ECC terdiri dari empat tahap yaitu:
1. Tahap inisial
Tahap ini dikarakteristikkan dengan terlihatnya permukaan seperti kapur, lesi demineralisasi berwarna
opak pada permukaan halus gigi desidui insisivus maksila. Hal ini terjadi saat anak berusia 10-20 bulan
atau lebih muda. Suatu garis putih yang khas terlihat pada daerah servikal dari permukaan vestibular dan
palatal gigi-gigi insisivus maksila. Pada tahap ini, lesi reversibel tapi orang tua dan dokter yang pertama
memeriksa mulut anak sering mengabaikan lesi tersebut. Lebih lanjut, lesi ini dapat didiagnosa hanya
setelah seluruh gigi dikeringkan.3,6
2. Tahap kedua
Tahap ini terjadi saat usia anak sudah mencapai 16-24 bulan. Dentin dipengaruhi saat lesi putih pada
insisivus berkembang pesat menyebabkan enamel rusak. Dentin terpapar dan terlihat lunak serta berwarna
kuning. Molar desidui maksila terkena lesi inisial pada permukaan servikal, proksimal dan oklusal.
Pada tahap ini, anak mulai mengeluh kalau giginya sensitif saat tersentuh makanan atau minuman yang
dingin. Orang tua kadang-kadang memperhatikan perubahan warna pada gigi anak mereka dan mulai
cemas.3,6
3. Tahap ketiga
Tahap ini terjadi saat usia anak 20-36 bulan. Lesi sudah luas pada salah satu insisivus maksila dan pulpa
sudah teriritasi. Anak akan mengeluh sakit saat mengunyah dan menyikat gigi. Pada malam hari anak
akan merasa kesakitan spontan. Pada tahap ini, molar desidui maksila pada tahap kedua sedangkan gigi
molar desidui mandibula dan kaninus desidui maksila pada tahap inisial. 3,6
4.
Tahap keempat
Tahap ini terjadi ketika anak sudah berusia 30-48 bulan. Mahkota gigi anterior maksila fraktur sebagai
akibat dari rusaknya enamel dan dentin. Pada tahap ini insisivus desidui maksila biasanya sudah nekrosis
dan molar desidui maksila berada pada tahap tiga. Molar kedua desidui dan kaninus desidui maksila serta
molar pertama desidui mandibula pada tahap kedua. Anak sangat menderita, susah mengekspresikan rasa
sakitnya, susah tidur, dan tidak mau makan.3,6
Semakin sering mengkonsumsi sukrosa maka akan mempertinggi pertumbuhan S. mutans. Oleh karena
itu, jangan berikan kepada anak minuman di dalam botol dengan komposisi utamanya adalah gula, jangan
biarkan anak tidur dengan botol yang mengandung larutan selain air, dan batasi konsumsi minuman manis
pada anak jangan lebih dari enam kali per hari.3
b.
S. mutans seperti yang sudah disebutkan di atas dapat ditularkan dari ibu ke anak. Oleh karena itu hindari
memakai sendok yang sama dengan anak. Ibu dinasihatkan agar tidak memasukkan makanan ke dalam
mulutnya sebelum memberikan makanan tersebut kepada anak. 3
c.
Orang tua seharusnya mulai membersihkan gigi anak segera setelah gigi erupsi. Sehabis makan
seharusnya gigi dan gusi anak dibersihkan agar tidak terjadi penumpukan plak. Orang tua juga harus
mengajari anak untuk menyikat gigi. Selain itu dapat juga menggunakan dental floss. Metode lain untuk
membersihkan plak dengan menggunakan obat kumur.2,3,4
d.
Fluoridasi
Pemberian fluor yang teratur baik secara sistemik maupun lokal merupakan hal yang penting diperhatikan
dalam mengurangi terjadinya karies.Ini terjadi karena fluor dapat meningkatkan remineralisasi. 3,4
e.
Antimikrobial terapi pada anak dapat mengurangi risiko terkena ECC. Dengan mengaplikasi 10%
povidone-iodine setiap dua bulan sekali dapat mengurangi risiko terkena ECC. Tapi pemberian
antimikrobial langsung pada anak bukan hanya satu- satunya solusi. Sebuah penelitian menunjukkan saat
kandungan ibu berusia 7 bulan dan rutin berkumur dengan sodiumfluoride dan klorheksidin, kolonisasi
bakteri pada anak mereka terhambat sampai usia 4 bulan. 3
f.
Melakukan imunisasi
Perkembangan ilmu pengetahuan membawa kita pada pencegahan inovatif untuk mencegah karies gigi
yaitu imunisasi karies, penggunaan sinar laser (laser CO 2 dengan panjang gelombang 9,3 m) dan metode
prob molekuler. Penggunaan metode ini masih memerlukan perhatian khusus. Sampai sekarang metode
ini masih dikembangkan untuk dapat digunakan secara klinis. 3
g. Kontrol berkala
Orang tua seharusnya sudah membawa anaknya melakukan kunjungan ke dokter gigi secara berkala sejak
anak berumur 12-15 bulan.3
PEMBAHASAN
Early Childhood Caries (ECC) atau karies dini merupakan karies rampan pada gigi sulung
dengan suatu pola lesi karies yang unik terjadi pada bayi, balita dan anak yang disebabkan oleh
penggunaan susu botol atau cara lainnya termasuk karbohidrat dalam jangka waktu yang panjang sejak
lahir.
Karies ini merupakan penyakit multifaktorial karena terdapat banyak faktor yang berperan dalam
terjadinya penyakit ini yaitu gigi, mikroorganisme, diet dan waktu. Faktor risiko seperti sosiokonomi,
tingkat pendidikan orang tua, kebiasaan memberi makan, frekuensi menyikat gigi, kunjungan ke dokter
gigi, penggunaan flour dan kebersihan rongga mulut juga dapat menyebabkan karies.
Adanya hubungan sebab akibat terjadinya karies sering diidentifikasikan sebagai faktor risiko
karies. Adapun faktor risiko ECC adalah pola makan, pengalaman karies, penggunaan fluor, oral higiene,
jumlah bakteri, transmisi bakteri dari rongga mulut ibu, saliva, umur, jenis kelamin, jumlah anak dalam
keluarga, latar belakang sosial ekonomi keluarga, populasi minoritas, kurangnya pendidikan dan
pengetahuan tentang kesehatan gigi, serta akses ke pelayanan kesehatan gigi, pencegahan, dan
penyuluhan yang masih kurang. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang tua dan pengurus anak
memiliki peranan yang amat besar pada kesuksesan pencegahan dan pengobatan ECC.
KESIMPULAN
Early Childhood Caries (ECC) adalah istilah yang menggantikan istilah karies botol atau nursing
caries yang digunakan sebelumnya untuk menjelaskan suatu bentuk karies rampan pada gigi sulung yang
disebabkan oleh penggunaan susu botol atau cairan lainnya termasuk karbohidrat dalam jangka waktu
yang panjang. Mendefinisikan penyakit ini bila dijumpai satu atau lebih gigi yang rusak dapat berupa lesi
kavitas atau non kavitas, gigi yang dicabut karena karies, permukaan gigi sulung yang ditambal pada usia
pra-sekolah yaitu sejak lahir sampai 71 bulan.
Karies ini mempunyai 4 tahap gambaran klinis dan merupakan penyakit multifaktorial karena
terdapat banyak faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit ini yaitu gigi, mikroorganisme, diet dan
waktu. Faktor risiko seperti sosiokonomi, tingkat pendidikan orang tua, kebiasaan memberi makan,
frekuensi menyikat gigi, kunjungan ke dokter gigi, penggunaan fluor dan kebersihan rongga mulut juga
dapat menyebabkan karies.