Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

GANGGUAN MOOD DAN PERILAKU BUNUH DIRI

disusun untuk memenuhi salah satu tugas akhir Keperawatan Jiwa


oleh :
KILA ADELIA (1111015)

PROGRAN PROFESI NERS KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG
2016

LEMBAR PENGESAHAN

Menyetujui,

Clinical Instructure Ruangan

Clinical Instructure Institusi

(Dadang Hermawan. S.Kep., Ners)

(Istianah. S.Kep., Ners., M.Kep)

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


GANGGUAN MOOD DAN PERILAKU BUNUH DIRI
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan perkembangan masyarakat saat ini, yang banyak mengalami
perubahan dalam segala aspek kehidupan sehari-hari, sebagai manusia tentu saja
tidak terlepas dari masalah. Setiap individu memilki cara tersendiri untuk mengatasi
masalah tersebut.

Besar kecilnya suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari

memang harus dihadapi, tetapi tidak sedikit pula individu yang tidak mampu
menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Hal inilah yang dapat mempengaruhi
seseorang mengalami masalah psikologi atau gangguan kesehatan jiwa.
Salah satu gangguan jiwa yang dimaksud adalah skizofrenia. Skizofrenia
merupakan masalah kesehatan umum di seluruh dunia. Prevalensi skizofrenia di
Indonesia sendiri adalah tiga sampai lima perseribu penduduk. Bila diperkirakan
jumlah penduduk sebanyak 220 juta orang akan terdapat gangguan jiwa dengan
skizofrenia kurang lebih 660 ribu sampai satu juta orang. Hal ini merupakan angka
yang cukup besar serta perlu penanganan yang serius (Sulistyowati dkk 2006).
Perilaku individu yang mengekspresikan adanya halusinasi adalah tidak
akuratnya interpretasi stimulus lingkungan atau perubahan negatif dalam jumlah
atau pola stimulus yang datang, disorientasi waktu dan tempat, disorientasi
mengenai orang, perubahan kemampuan memecahkan masalah, perubahan perilaku
atau pola komunikasi, kegelisahan, ketakutan, ansietas/cemas dan peka rangsang
(Carpenito 2001,p. 371). Menurut Stuart dan Sundeen (1998,p. 328) kklien dengan
halusinasi mengalami kecemasan dari kecemasan sedang sampai panik tergantung
dari tahap halusinasi yang dialaminya.
Penanganan skizofrenia di rumah sakit memerlukan kerja sama yang baik dari
perawat, dokter dan psikiater. Salah satu intervensi keperawatan yang ada adalah
terpai aktivitas kelompok. Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi
modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai
masalah keperawatan yang sama.

B. PENGERTIAN
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien mengalami
perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan, atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya
tidak ada. Pada proses pengkajian data penting yang perlu didapatkan adalah sebagai
berikut :
1. Jenis halusinasi
Jenis halusinasi
Halusinasi dengar / suara

Data objektif
Bicara atau tertawa sendiri
Marah-marah tanpa sebab
Menyendengkan
telinga

Data subjektif
Mendengar
kearah

tertentu
Menutup telingan

suara-suara

kegaduhan
Mendengara suara yang bercakap-

cakap
Mendengar

suara

melakukan
Halusinasi penglihatan

Menunjuk kearah tertentu


Ketakutan pada sesuatu yang tidak

Halusinasi pengecapan
Halusinasi perabaan

sesuatu

menyuruh
yang

berbahaya
Melihat bayangan, sinar, bentuk
geometris,

jelas
Halusinasi penghidu

atau

bentuk

kartoon,

melihatn hantu atau monster.


Membaui bau-bauan seperti bau

Menghidu seperti membaui bau-bauan

tertentu.
Menutup hidung

Sering meludah
muntah

bau tersebut menyenangkan.


merasakan rasa seperti darah, urin

menggaruk-garuk permukaan kulit

atau feses
Mengatakan

dipermukaan kulit
Merasa seperti tersengat listrik

darah, urin, feses, kadang-kadang

ada

2. Waktu, frekuensi, dan situasi yang menyebabkan munculnya halusinasi


Tiga hal tersebut dapat menentukan intervensi apa yang tepat untuk
menangani seseorang yang sedang kambuh atau menderita halusinasi.
C. METODE TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
Metode yang akan kami gunakan dalam terapi aktivitas kelompok ini adalah :

serangga

a. Metode Psikodrama
b. Metode Diskusi
D. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Adapun tujuan dari TAK stimulasi persepsi selama 30 menit adalah pasien
mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh
paparan stimulus kepadanya.( Dapat merngontrol dengaa menghardik)
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah dilakukan TAK stimulasi persepsi selama 30 menit, di harapkan klien :
a. klien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya dengan
tepat
b. klien dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang dialami
E. KRITERIA KLIEN
a. Klien dengan waham kebesaran yang sudah sampai pada tahap mampu
berinteraksi dalam kelompok kecil
b. Klien yang sehat secara fisik
F. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Hari, tanggal

: Selasa, 23 April 2013

Pukul

: 14.00 s.d selesai

Tempat Pelaksanaan

: di ruang kelas

G. NAMA PESERTA DAN RUANGAN


Perawat :
a. Siti Fatimah
b. Nuke Nurazizah
c. Asri Prima O
d. Nenden Lisnawati
e. Maryam Ainun N
f. Sari Rosniawati
g. Sinta J Hasanah
h. Eishca Fanani G
i. Nina Juwita
j. Anura Intan W.P
Pasien
:
a. Nn. P Y
b. Nn. F A

c. Tn I M
d. Nn. A W L
e. Tn. Y M
f. Nn. V J
g. Nn. R M
H. MEDIA DAN ALAT
1. Power Point
2. Laptop
3. Infokus
4. Speaker + handphone
5. Dompet (untuk operan)
I. SUSUNAN PELAKSANA
1. LEADER
Siti Fatimah
CO LEADER
Nuke Nurazizah
2. FASILITATOR
a. Pasien A : Eishca Fanani G
b. Pasien B : Nenden Lisnawati
c. Pasien C : Maryam Ainun N
d. Pasien D : Sari Rosniawati
e. Pasien E : Sinta J Hasanah
f. Pasien F : Anura Intan W.P
g. Pasien G : Nina Juwita
3. OBSERVER
Asri Prima O
J. URAIAN TUGAS PELAKSANA
1. LEADER
Memimpin dan membuka kegiatan.
2. CO LEADER
Membantu memimpin dan membuka kegiatan serta membacakan tata tertib
kegiatan.
3. FASILITATOR
Memimpin acara kegiatan.
4. OBSERVER
Menilai karakter klien.
K. MEKANISME KEGIATAN
A. Sesi pertama: Mengenal Halusinasi
Tujuan:
1. Pasien dapat mengenal halusinasi.
2. Pasien mengenal waktu terjadinya halusinasi.

3. Pasien mengenal situasi terjadinya halusinasi.


4. Pasien mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi.
Langkah kegiatan
1) Persiapan
a) Memilih pasien sesuai dengan indikasi yaitu pasien dengan perubahan
sensori persepsi: halusinasi.
b) Membuat kontrak dengan pasien
c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
a) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada pasien.
Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama).
Menanyakan nama dan panggilan semua pasien (beri papan
nama).
b) Evaluasi/ validasi
Menanyakan perasaan pasien saat ini.
c) Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
mengenal suara-suara yang didengar.
2. Terapis menjelaskan aturan main berikut: (strategi)

Jika ada pasien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta


izin kepada terapis.

Lama kegiatan 30 menit

Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.


3. Tahap kerja
Leader menjelaskan mengenai halusinasi

Terapis meminta pasien menceritakan isi halusinasi, kapan terjadinya,


situasi yang membuat terjadi, dan perasaan pasien saat terjadi halusinasi.
Mulai dari pasien yang sebelah kanan , secara berurutan sampai semua
pasien mendapat giliran.

Beri pujian pada pasien yang melakukan dengan baik.

Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan pasien dari
suara yang biasa didengar.

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi

Terapis menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK.

Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

b. Tindak lanjut
Terapis meminta pasien untuk melaporkan isi, waktu, situasi, dan perasaanya
jika terjadi halusinasi.
c. Kontrak yang akan datang

Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol halusinasi

Menyepakati waktu dan tempat.

II. POSISIS
s

= Leader

= Fasilitator

s = Co-leader

= Observer

= Klien
a. Waktu Pertemuan
Hari / Tanggal

: Selasa , 23 April 2013

Jam

: 10.00 WIB

Waktu

: 30 menit

b. Jumlah anggota
Banyaknya klien 7 orang, perawat 7 orang

c. Media
d. Metode
Metode yang digunakan dalam Terapi Aktivitas Kelompok ini adalah:

Metoda Inspirasi Represif


Leader memotivasi klien untuk mengungkapkan perasaannya.

Sosial Terapeutik
Klien menceritakan pikiran, perasaan, pengalaman dan persepsinya

B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

TATA TERTIB DAN PROGRAM ANTISIPASI


Semua peserta diskusi mengikuti berjalannnya diskusi dengan tertib dan tenang
Tidak makan dan minum selama acara berlangsung
Klien harus menggunakan tanda pengenal yang sudah diberikan
Setiap klien wajib menjawab pertanyaan yang diberikan oleh fasilitator
Klien yang menjawab pertanyaan dengan tepat diberikan reward
Klien yang tidak dapat menjawab pertanyaan diberikan tugas sesuai dengan

ketentuan yang sudah ditentukan fasilitator


7. Apabila klien mengamuk, membuat kegaduhan, dan tidak dapat mengikuti
jalannya diskusi klien diberikan sanksi
C.
1.
2.
3.
4.
5.

EVALUASI YANG DIHARAPKAN


Diskusi dapat berjalan dengan lancar
Diskusi selesai tepat waktu
Baik fasilitator maupun klien dapat mengikuti diskusi dengan tertib
Klien dapat memberikan pendapat terhadap apa yang kita sajikan.
Klien dapat menjawab pertanyaan yang diberikan fasilitator

DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Ari. 2008Asuhan Keparwatan pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Persyarafan.Jakarta : Salemba Medika
Http//www.scribd.com
Http//www.respiratory.usu.ac.id

Anda mungkin juga menyukai