Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoretis
1. Sumber Daya Perusahaan
a. Pengertian Sumber Daya Perusahaan
Sumber daya perusahaan merupakan alat yang digunakan
perusahaan dalam mencapai tujuannya (Amirullah, 2005 : 6). Sumber daya
yang kompetitif bagi sebuah bisnis terdiri dari beberapa elemen utama,
meliputi:
1) Sumber daya modal atau uang berhubungan dengan sejumlah uang
yang harus disediakan untuk memperoleh faktor-faktor produksi
seperti membeli bahan baku dan alat-alat yang dibutuhkan, serta
membiayai gaji tenaga kerja.
2) Sumber daya manusia berkerja sama melakukan proses kerja untuk
mencapai tujuan perusahaan.
3) Sumber daya material merupakan faktor produksi yang diperlukan
dalam

melaksanakan

aktivitas

bisnis

untuk

diolah

dan

menghasilkan produk untuk dijual, terdiri dari bahan mentah,


setengah jadi (raw material) dan bahan jadi.
4) Metode atau manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian untuk mencapai tujuan perusahaan.

5) Sumber daya mesin merupakan satu elemen tambahan yang


biasanya dihubungkan dengan penggunaan teknologi dalam
menciptakan efisiensi kerja.
Aset terkait dengan sumber daya modal yang dikendalikan oleh
perusahaan. Sumber daya ini merupakan investasi yang diharapkan untuk
menghasilkan

laba

di

masa

depan

melalui

aktivitas

operasi

(Subramanyam, 2010 : 23). Sistem akuntansi membagi aset ke dalam


kelompok dalam rangka penyajian di neraca. Dua dari kelompok tersebut
adalah (1) aset lancar dan (2) aset tidak lancar (Stice et al., 2005 : 138).
Aset lancar merupakan kas dan aset lainnya yang diharapkan
akan dikonversi menjadi kas atau dijual atau dipakai habis dalam satu
tahun atau kurang, dalam operasi bisnis yang normal. Selain kas, aktiva
lancar yang biasanya dimiliki oleh perusahaan adalah surat berharga,
piutang, wesel tagih, persediaan, perlengkapan dan beban di bayar di muka
lainnya.
Aktiva tidak lancar disajikan dalam kelompok yaitu investasi
untuk tujuan jangka panjang, properti, pabrik dan peralatan (aktiva tetap),
aktiva tidak berwujud, dan aktiva tidak lancar lain (Stice et al., 2005 :
141).

b. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Perusahaan


Efisiensi dalam perusahaan meliputi evaluasi atas pemanfaatan
sumber daya yang dioperasikan menghasilkan keluaran atau output yang

melebihi masukan atau input. Efisiensi dalam ilmu ekonomi digunakan


untuk merujuk pada sejumlah konsep yang terkait pada pemaksimalan
kegunaan dan pemanfaatan seluruh sumber daya dalam proses produksi
barang dan jasa.
Efisiensi penggunaan sumber daya perusahaan dapat dievaluasi
melalui rasio-rasio efisiensi. Rasio-rasio efisiensi yang umum digunakan
adalah perputaran persediaan, perputaran piutang dan perputaran aktiva
tetap (Stice et al, 2005 : 782). Perputaran persediaan untuk mengevaluasi
posisi persediaan dan kesesuaian jumlahnya terhadap volume penjualan,
perputaran piutang digunakan untuk mengevaluasi kesesuaian tingkat
piutang yang menunjukkan hubungannya dengan volume penjualan kredit,
perputaran aktiva tetap digunakan untuk mengetahui seberapa efisien
penggunaan aktiva tetap untuk memperoleh penjualan dan perputaran kas
digunakan untuk mengetahui kecepatan arus kas kembali dari kas yang
telah diinvestasikan pada aktiva.

2. Persediaan
a. Pengertian Persediaan
Persediaan barang secara umum digunakan untuk menunjukkan
barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual kembali atau
untuk memproduksi barang yang akan dijual (Baridwan, 2000 : 149).
Persediaan sendiri dapat dibedakan menjadi persediaan perusahaan dagang
dan perusahaan manufaktur. Persediaan barang dagang adalah persediaan

yang dibeli dengan tujuan akan dijual kembali. Sedangkan pada


perusahaan manufaktur, persediaan terdiri dari persediaan bahan baku dan
bahan penolong, supplies pabrik, barang dalam proses, dan produk jadi.
Persediaan merupakan bagian utama dari modal kerja yang merupakan
aktiva yang pada setiap saat mengalami perubahan (Gitosudarmo, 2002 :
93). Besar kecilnya persediaan yang terdapat dalam perusahaan akan
mempunyai efek langsung terhadap laba perusahaan.

b. Biaya yang Terkait dengan Persediaan


Investasi pada persediaan yang terlalu besar dibanding dengan
kebutuhan akan memperbesar beberapa biaya atas persediaan (Warren et
al., 2005 : 453). Biaya-biaya yang terkait dengan persediaan, antara lain:
1) biaya penyimpanan persediaan
2) biaya perawatan gedung
3) risiko kerugian karena kerusakan, keusangan, turunnya kualitas
4) risiko kehilangan
Semua biaya tersebut akan memperkecil laba yang akan
diperoleh perusahaan. Demikian juga sebaliknya, apabila jumlah
persediaan terlalu sedikit dibandingkan dengan kebutuhan akan dapat
menekan laba juga, karena kekurangan persediaan perusahaan tidak dapat
bekerja dengan kapasitas penuh (full capacity). Tidak tercapainya full
capacity berarti sumber daya lain yang digunakan dalam proses produksi
tidak didayagunakan secara optimal sehingga akan mempertinggi biaya

rata-rata yang pada akhirnya akan menekan laba yang akan diperoleh
perusahaan.

c. Tingkat Perputaran Persediaan


Perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan
diganti atau dijual dalam waktu satu tahun (periode akuntansi). Tingkat
perputaran persediaan yang tinggi mengindikasikan bahwa tingkat
penjualan yang tinggi pada perusahaan, berarti biaya dan risiko kerugian
terhadap persediaan dapat diminimalkan. Perputaran persediaan adalah
rasio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata
persediaan yang dimiliki oleh perusahaan (Stice et al., 2005 : 782), satuan
perputaran persediaan adalah kali per tahun (periode akuntansi), sehingga
dapat dirumuskan sebagai berikut:

Hari rata-rata barang disimpan di gudang dapat diketahui dengan


membagai hari dalam satu tahun dengan tingkat perputaran persediaan.
Hari rata-rata barang disimpan di gudang akan bermanfaat untuk menilai
efisiensi dari persediaan, dengan cara membandingkan standar lama
penyimpanan persediaan yang digunakan atau dengan perusahaan lain
yang sejenis. Rumusnya adalah sebagai berikut:

3. Piutang
a. Pengertian Piutang
Piutang merupakan elemen modal kerja yang juga selalu dalam
keadaan berputar secara terus menerus dalam rantai perputaran modal
kerja. Piutang adalah aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul
sebagai

akibat

dari

dilaksanakannya

praktik

penjualan

kredit

(Gitosudarmo, 2002 : 81). Penjualan kredit dilakukan oleh perusahaan


dalam rangka meningkatkan minat para pelanggan, sehingga perusahaan
dapat memperkuat pasar dan memperbesar hasil penjualan.

b. Biaya yang Terkait dengan Piutang


Pada penjualan yang umumnya dilakukan secara kredit, piutang
mempunyai tingkat likuiditas yang lebih tinggi dari pada persediaan,
karena perputaran piutang ke kas membutuhkan satu langkah saja yaitu
penagihan. Penentuan besar kecilnya jumlah piutang serta kebijakan
penjualan secara kredit merupakan hal yang sangat penting dalam
merencanakan dan mengendalikan jumlah piutang.
Besar kecilnya piutang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
(Gitosudarmo, 2002 : 82):
1) Volume penjualan
2) Syarat pembayaran bagi penjualan kredit
3) Ketentuan mengenai batas volume penjualan secara kredit

4) Kebiasaan membayar para pelanggan kredit


5) Kegiatan penagihan piutang dari pihak perusahaan
6) Rata-rata periode antara penjualan dan penagihan, yang
bergantung pada:
a) Kondisi ekonomi.
b) Variabel kebijakan kredit.
Penjualan secara kredit menimbulkan terjadinya piutang, maka
perusahaan sebenarnya menanggung risiko akibat piutang tersebut. Resiko
akibat piutang adalah berupa biaya-biaya yang akan mengurangi besarnya
laba

yang

diperoleh

perusahaan.

Biaya-biaya

tersebut

adalah

(Gitosudarmo, 2002 : 82):


1) Biaya penghapusan piutang.
2) Biaya pengumpulan piutang.
3) Biaya administrasi.
4) Biaya sumber dana.

c. Tingkat Perputaran Piutang


Piutang merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam
keadaan berputar. Periode perputaran piutang dipengaruhi oleh syarat
pembayarannya. Semakin lunak syarat pembayarannya maka makin lama
modal tersebut terikat dalam piutang yang berarti tingkat perputarannya
semakin rendah. Tingkat perputaran piutang yang tinggi menunjukkan
cepatnya piutang dilunasi oleh debitur. Selain itu cepatnya piutang dilunasi
menjadi kas berarti kas akan dapat digunakan kembali serta risiko
kerugian piutang dapat diminimalkan. Tingkat perputaran piutang dapat
dihitung dengan rumus (Stice et al., 2005 : 782):

Satuan perputaran piutang adalah kali per tahun (periode


akuntansi). Waktu rata-rata pengumpulan piutang tersebut dapat dihitung
dengan membagi jumlah hari dalam satu tahun dengan tingkat perputaran
piutang tersebut atau rasio antara piutang rata-rata kali jumlah hari dalam
setahun dengan total penjualan, hasilnya akan menunjukkan berapa hari
piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih atau days of receiveable yang
umumnya antara 1 sampai 2 bulan. Hari rata-rata pengembalian piutang
dapat digunakan untuk menilai efisiensi pengumpulan piutang, dikatakan
belum efisien apabila hari rata-rata pengembalian piutang lebih besar dari
pada syarat pembayarannya. Rumusnya adalah sebagai berikut:

4. Aktiva Tetap
a. Pengertian Aktiva Tetap
Aktiva tetap terkait dengan faktor produksi yang digunakan
perusahaan untuk menjalankan kegiatan produksi dan operasional
perusahaan. Perusahaan melakukan investasi dalam aktiva tetap dengan
harapan perusahaan dapat memperoleh kembali dana yang ditanamkan
dalam aktiva tetap tersebut. Pengertian aktiva tetap antara lain:

1) Aktiva tetap ialah properti yang berwujud dan bersifat relatif permanen
yang digunakan dalam operasi bisnis (Stice et al., 2005 : 141).
2) Aset tetap adalah asset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam
produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada
pihak lain, atau untuk tujuan administrative dan diharapkan untuk
digunakan selama lebih dari satu periode (IAI, 2009 : 16.2).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan aktiva tetap
merupakan investasi yang dilakukan perusahaan dalam jangka panjang
(lebih dari satu tahun), tidak untuk dijual kembali tetapi digunakan untuk
menjalankan kegiatan operasional perusahaan.

b. Biaya yang Terkait dengan Aktiva Tetap


Aktiva tetap dapat dibagi atas beberapa kategori, seperti yang
dikemukakan (Stice et al., 2005 : 6).
1) Tanah (land) adalah harta yang digunakan untuk tujuan
usaha.
2) Perbaikan tanah adalah unsur-unsur seperti pemetaan tanah,
pengaspalan, dan pemagaran yang meningkatkan kegunaan
bagi aktiva.
3) Gedung adalah bangunan yang digunakan untuk
menempatkan operasi perusahaan.
4) Peralatan adalah aktiva yang digunakan dalam proses
produksi atau penyediaan jasa.
Manfaat ekonomi dalam pos aktiva tetap dikonsumsi hanya
sepanjang masa manfaat aktiva tersebut, jumlah aktiva yang tercatat secara
kumulatif akan terus berkurang hingga habis masa manfaat aktiva tersebut,
disebut sebagai penyusutan. Seluruh jenis aktiva tetap kecuali tanah akan

mengalami penyusutan. Biaya lain menyangkut aktiva tetap adalah biaya


pemeliharaan atau penggantian komponen dalam aktiva tetap tersebut.
c. Perputaran Aktiva Tetap
Rasio

perputaran

aktiva

tetap

dapat

digunakan

dalam

menentukan apakah tingkat aktiva tetap yang dimiliki sudah sesuai dalam
usaha menciptakan penjualan. Perputaran aktiva tetap dapat dihitung
dengan membagi penjualan dengan rata-rata aktiva tetap, dan diartikan
sebagai jumlah uang dalam penjualan yang dihasilkan dari setiap satuan
mata uang yang diinvestasikan dalam aktiva tetap (Stice et al., 2005 : 785).
Satuan perputaran aktiva tetap adalah kali per tahun (periode akuntansi).

5. Kas
a. Pengertian Kas
Kas adalah uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai
operasi perusahaan. Termasuk dalam pengertian kas adalah check yang
diterima dari para langganan dan simpanan perusahaan di bank dalam
bentuk giro atau permintaan deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat
diambil kembali setiap saat oleh perusahaan. Kas merupakan nilai uang
kontan yang ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam jangka
waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan
finansial, yang mempunyai sifat paling tinggi tingkat likuiditasnya

(Gitosudarmo, 2002 : 61). Perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas


yang tinggi karena adanya kas yang berlebihan, berarti tingkat perputaran
kas tersebut rendah dan mencerminkan kelebihan investasi dalam kas.
Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan antara lain:
1. Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang
berwujud maupun yang tidak berwujud, atau adanya penurunan aktiva
tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.
2. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan
modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.
3. Pengeluaran surat tanda bukti hutang baik jangka pendek (wesel)
maupun hutang jangka panjang (hutang obligasi, hutang hipotik atau
hutang jangka yang lain) serta bertambahnya hutang yang diimbangi
dengan penerimaan kas.
4. Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang
diimbangi dengan adanya penerimaan kas, misalnya adanya penurunan
piutang karena adanya penerimaan pembayaran, berkurangnya
persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai.
5. Adanya panerimaan kas karena sewa, bunga atau deviden dari
investasinya, sumbangan atau hadiah maupun adanya pengembalian
kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya.
Sedangkan penggunaan atau pengeluaran kas dapat disebabkan
adanya transaksi-transaksi sebagai berikut :

1. Pemberian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek


maupun jangka panjang serta adanya pembelian aktiva lainnya.
2. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengambilan
kas perusahaan oleh pemilik perusahaan.
3. Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang jangka pendek maupun
hutang jangka panjang.
4. Pembelian barang dagangan secara tunai, adanya pembayaran biaya
operasi yang meliputi upah dan gaji pembelian supplies kantor,
pembayaran sewa, bunga, premi asuransi, advertensi dan adanya
persekot-persekot biaya maupun persekot pembelian. Pengeluaran kas
untuk pembayaran deviden (bentuk pembagian laba lain secara tunai,
pembayaran pajak, denda-denda, dan lain sebagainya).

b. Perputaran Kas
Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan
kas yang dilakukan oleh perusahaan, karena tingkat perputaran kas
menggambarkan menunjukkan kecepatan arus kas kembali dari kas yang
telah diinvestasikan pada aktiva. Kas diperlukan perusahaan baik untuk
membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan
investasi baru dalam aktiva tetap. Semakin tinggi tingkat perputaran kas
berarti makin cepat kembalinya kas masuk pada perusahaan. Dengan
demikian kas akan dapat dipergunakan kembali untuk membiayai kegiatan
operasional sehingga tidak mengganggu kondisi keuangan perusahaan.

Rumus berikut ini untuk menghitung tingkat perputaran kas menggunakan,


satuan perputaran kas adalah kali per tahun (periode akuntansi).

6. Profitabilitas
Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara
laba dengan aktiva atau modal yang digunakan untuk menghasilkan laba
tersebut (Riyanto, 2001 : 35). Pada umumnya dapat dirumuskan sebagai
berikut:

Bagi perusahaan pada umumnya masalah profitabilitas lebih penting


dari pada masalah laba, karena laba yang besar saja belum merupakan ukuran
bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja dengan efisien. Efisien baru dapat
diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh itu dengan kekayan
atau modal yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut, atau dengan
kata lain ialah menghitung profitabilitasnya.
Perusahaan tidak hanya berusaha untuk memperbesar laba, tetapi
yang lebih penting ialah usaha untuk mempertinggi profitabilitasnya.
Perusahaan pada umumnya lebih mengarahkan usahanya untuk mendapatkan
titik profitabilitas maksimal daripada laba maksimal. Menilai profitabilitas

suatu perusahaan bermacam-macam dan tergantung laba dan aktiva atau


modal mana yang akan diperbandingkan satu dengan yang lainnya. Apabila
yang akan diperbandingkan itu laba yang berasal dari operasi atau usaha, atau
laba neto sesudah pajak diperbandingkan dengan keseluruhan aktiva, ataukah
yang akan diperbandingkan itu laba neto sesudah pajak dengan jumlah modal
sendiri. Pengukuran profitabilitas yang akan digunakan dalam penelitian ini
menggunakan Return On Asset (ROA). Return On Assets mengukur tingkat
pengembalian total aktiva setelah beban bunga dan pajak, (Brigham dan
Houston, 2001 : 109). Return On Assets dihitung dengan cara:

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu


Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan perputaran persediaan,
perputaran piutang dan perputaran aktiva tetap terhadap profitabilitas dapat dilihat
pada Tabel 2.1. Sipangkar (2009), judul penelitian Pengaruh Perputaran
Persediaan terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan pada Perusahaan Otomotif
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen adalah perputaran
persediaan, variabel dependen adalah Return on Assets (ROA). Penelitian ini
menggunakan metode analisis regresi linier sederhana dan diuji dengan uji-t. Data
yang digunakan adalah data laporan keungan perusahaan otomotif tahun 20052007 yang diterbitkan setiap tahun oleh Indonesian Capital Market Directory
(ICMD) dengan 54 sampel laporan keuangan. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa tingkat perputaran persediaan memiliki pengaruh yang tidak signifikan


terhadap profitabilitas.

Tabel 2.1
Penelitian terdahulu
No
Nama peneliti, tahun, dan
Variabel penelitian
judul penelitian
1
Sipangkar
(2009), Variabel independen
Pengaruh
Perputaran adalah
perputaran
Persediaan terhadap Tingkat persediaan, variabel
Profitabilitas
Perusahaan dependen
adalah
pada Perusahaan Otomotif Return on Assets
yang terdaftar di Bursa Efek (ROA).
Indonesia.
2
Sitanggang
(2008) Variabel independen
Pengaruh
Tingkat adalah
perputaran
Perputaran Piutang terhadap piutang,
variabel
Profitabilitas
pada
PT. dependen
adalah
Gresik Cipta Sejahtera Return on Assets
Cabang Medan.
(ROA).
3
Gunarto (2007) Analisis Variabel independen
Efektifitas
Pengaruh adalah
perputaran
Tingkat Perputaran Piutang piutang
dan
dan Perputaran Persediaan perputaran
terhadap
Rentabilitas persediaan, variabel
Ekonomi pada KPRI cabang dependen
adalah
Semarang.
rentabilitas
ekonomi.
4
Sinurat (2007) Tingkat Variabel independen
Efisiensi
Pengelolaan adalah
perputaran
Aktiva
Tetap
serta aktiva tetap, variabel
Pengaruhnya
terhadap dependen
adalah
Profitabilitas
pada
PT profitabilitas.
Perusahaan Gas Negara
(Persero
Tbk)
SBU
Distribusi
Wilayah
III
Sumbagut Distrik Medan.
Sumber: diolah penulis, 2011

Hasil penelitian
Tingkat perputaran
persediaan tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
ROA.

Tingkat perputaran
piutang
tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
ROA.
Tingkat perputaran
piutang
dan
perputaran
persediaan
berpengaruh
signifikan terhadap
rentabilitas
ekonomi.
Tingkat perputaran
aktiva
tetap
berpengaruh
signifikan terhadap
profitabilitas.

Sitanggang (2008), judul penelitian Pengaruh Tingkat Perputaran Piutang


terhadap Profitabilitas pada PT. Gresik Cipta Sejahtera Cabang Medan. Variabel

independen adalah perputaran piutang, variabel dependen adalah Return on Assets


(ROA). Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier sederhana dan
diuji dengan uji-t. Data yang digunakan adalah data laporan laba rugi dan neraca
tahun 2005-2007 dengan 36 sampel laporan keuangan bulanan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tingkat perputaran piutang memiliki pengaruh yang tidak
signifikan terhadap profitabilitas.
Gunarto (2007), judul penelitian Analisis Efektifitas Pengaruh Tingkat
Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Rentabilitas Ekonomi
pada KPRI cabang Semarang. Variabel independen adalah perputaran piutang
dan perputaran persediaan, variabel dependen adalah rentabilitas ekonomi.
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dan diuji dengan uji-t dan
uji-F. data yang digunakan adalah data laporan laba rugi dan neraca tahun 20042005 milik KPRI Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat
perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap
rentabilitas ekonomi.
Sinurat (2007), judul penelitian Tingkat Efisiensi Pengelolaan Aktiva
Tetap serta Pengaruhnya terhadap Profitabilitas pada PT Perusahaan Gas Negara
(Persero Tbk) SBU Distribusi Wilayah III Sumbagut Distrik Medan. Variabel
independen

adalah

perputaran

aktiva

tetap,

variabel

dependen

adalah

profitabilitas. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier sederhana


dan diuji dengan uji-t. Data yang digunakan adalah daftar aktiva tetap perusahaan,
laporan laba rugi dan neraca periode triwulan I tahun 2005 sampai dengan

triwulan I tahun 2006. Hasil penelitian menunjukkan tingkat perputaran aktiva


tetap berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

C. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari kejadian
teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan
tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis dan
merupakan tempat penulis memberikan penjelasan tentang hal-hal yang
berhubungan dengan variabel ataupun masalah yang ada dalam penelitian.
Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dilihat
kerangka konseptual pada gambar 2.1.

Perputaran Persediaan
(X1)

Perputaran Piutang
(X2)

Ha

Perputaran Aktiva Tetap


(X3)

Perputaran Kas
(X4)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

Profitabilitas: Return
On Assets (Y)

Efisiensi

penggunaan

sumber

daya

perusahaan

dapat

dievaluasi

menggunakan rasio perputaran persediaan, perputaran piutang dan perputaran


aktiva tetap. Semakin efisien suatu perusahaan dalam menggunakan sumber
dayanya maka akan semakin tinggi tingkat profitabilitasnya.
Perputaran persediaan merupakan rasio antara jumlah harga pokok barang
yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan.
Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan maka semakin cepat kembalinya
dana yang tertanam pada persediaan, serta risiko dan biaya persediaan dapat
diminimalkan. Pada tingkat perputaran persediaan yang tinggi berarti terjadi
tingkat penjualan barang yang tinggi pula. Volume penjualan yang tinggi akan
meningkatkan laba yang diterima. Peningkatan laba yang diterima akan
menaikkan tingkat profitabililtas. Dengan demikian tingkat perputaran persediaan
akan mempengaruhi tingkat profitabilitas.
Perputaran piutang yaitu peredaran dana yang menunjukkan berapa kali
tiap tahunnya dana yang tertanam dalam piutang berputar dari bentuk piutang ke
bentuk uang tunai, kemudian kembali ke bentuk piutang lagi. Tingkat perputaran
piutang yang tinggi berarti pengembalian dana yang tertanam dalam piutang
berlangsung secara cepat sehingga risiko kerugian piutang dapat diminimalkan.
Kas yang kembali tersebut dapat digunakan kembali untuk penjualan kredit atau
pemberian pinjaman kembali sehingga kredit yang diberikan menjadi tinggi. Kas
yang kembali tersebut dapat meliputi unsur pokok pinjaman atau harga pokok
penjualan, laba penjualan dan jasa pinjaman (bunga). Pada tingkat perputaran

piutang yang tinggi maka dapat meminimalkan biaya yang dikeluarkan, sehingga
laba bersih yang diterima akan tinggi jumlahnya. Tingginya laba akan
mempertinggi pula tingkat profitabilitas. Dengan demikian tingkat perputaran
piutang yang tinggi akan mempengaruhi tingkat profitabilitas.
Perputaran aktiva tetap merupakan jumlah rupiah penjualan yang
dihasilkan dari setiap rupiah aktiva tetap dalam satu tahun. Semakin tinggi
perputaran aktiva tetap suatu perusahaan maka semakin efisien perusahaan
tersebut dalam menggunakan aktiva tetapnya untuk menghasilkan penjualan.
Efisiensi dalam menggunakan aktiva tetap akan mengurangi biaya operasi dan
akan mempertinggi jumlah laba yang akan diperoleh, yang pada akhirnya akan
mempertinggi tingkat profitabilitas. Maka, tingkat perputaran aktiva tetap akan
mempengaruhi tingkat profitabilitas.
Tingkat perputaran kas menunjukkan kecepatan arus kas kembali dari kas
yang telah diinvestasikan pada aktiva. Kas yang cepat kembali berarti kas akan
segera digunakan kembali dan akan menghindarkan kesulitan keuangan, yaitu
meminimalkan biaya atau risiko tidak kembalinya kas yang telah diinvestasikan
pada aktiva. Kemampuan untuk meminimalkan biaya atau risiko tersebut pada
akhirnya akan meningkatkan laba. Sedangkan jumlah kas yang terlalu besar
berarti makin besarnya uang yang menganggur dalam perusahaan sehingga
tingkat profitabilitas perusahaan akan turun Dengan demikian tingkat perputaran
kas mempengaruhi tingkat profitabilitas.

D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian (Sugiyono, 2005 : 51). Dari kerangka konseptual dan uraian teoretis
tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah perputaran persediaan,
perputaran piutang, perputaran aktiva tetap dan perputaran kas berpengaruh
terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai