Disusun oleh :
1. Raden Yunadie Adlie
2. Rizkian Magistasari
3. Andriansyah
H251140471
H251140431
H251140361
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara teoritis, pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun
modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun oleh perusahaan swasta.
Instrumen-instrumen keuangan yang diperjualbelikan dipasar modal antara lain saham,
obligasi, warrant, dan berbagai produk turunan (derivatif) seperti opsi dan kontrak
berjangka.
Dalam suatu negara pasar modal memiliki peran yang besar karena memberikan dua
fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Dikatakan memiliki fungsi
ekonomi karena menyediakan fasilitas untuk mempertemukan dua kepentingan yaitu
pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak yang memerlukan dana. Dan dikatakan
memiliki fungsi keuangan karena memberikan kemungkinan dan kesempatan
memperoleh keuntungan (reutrn) bagi pemilik dana sesuai dengan karakteristik investasi
yang dipilih.
Opsi dalam dunia pasar modal, adalah suatu hak yang didasarkan pada suatu
perjanjian untuk membeli atau menjual suatu komoditi, surat berharga keuangan, atau
suatu mata uang asing pada suatu tingkat harga yang telah disetujui (ditetapkan di muka)
pada setiap waktu dalam masa kontrak. Opsi dapat digunakan untuk meminimalisasi
risiko dan sekaligus memaksimalkan keuntungan dengan daya ungkit (leverage) yang
lebih besar (Zaenal, 2005).
Opsi (option) adalah sekuritas yang memberikan hak bukan kewajiban kepada
pembelinya untuk membeli atau menjual suatu komoditas (sekuritas atau asset riil)
dengan harga tertentu pada saat atau sebelum tanggal jatuh tempo opsi. Selain itu, opsi
merupakan suatu jenis kontrak antara 2 pihak dimana satu pihak memberi hak kepada
pihak lain untuk membeli aset tertentu pada harga dan periode tertentu. Di sisi lain
kontrak juga mengizinkan pihak untuk menjual aset pada harga dan periode tertentu.
Pihak yang membayar dan menerima hak disebut pembeli option sedangkan pihak yang
menjual disebut penjual option. Option tidak akan bernilai jika pada tanggal jatuh
temponya kontrak tersebut tidak dilaksanakan. Jenis-jenis instrumen investasi yang
tersedia di pasar modal Indonesia saat ini adalah saham, obligasi, warran, bukti rights,
future, maupun reksa dana sehingga pengembangan produk-produk pasar modal adalah
suatu kebutuhan yang penting. Dengan lebih bervariasinya produk-produk pasar modal
akan menyediakan pilihan atau alternatif investasi sehingga menjadi daya tarik bagi para
pemodal.
B. JENIS OPSI
Menurut Copeland et. al (1995), terdapat dua jenis opsi yang paling mendasar yaitu
opsi beli (call option) dan opsi jual (put option). Call option ialah memberikan hak
(bukan kewajiban) kepada pembeli untuk membeli suatu asset tertentu dengan jumlah
tertentu pada harga yang telah ditentukan selama periode tertentu pula, serta
memasukkan tanggal tertentu. Investor yang membeli call option berharap harga saham
naik dan meraih keuntungan dari kenaikan harga saham tersebut. Dengan membeli opsi,
investor dapat melakukan spekulasi terhadap kenaikan harga saham tanpa harus
mempunyai saham tersebut di masa datang. Artinya, jika tiba waktu jatuh tempo dan
harga saham di pasar naik di atas harga yang disepakati dalam kontrak opsi, maka
investor yang telah memiliki call option, bisa membeli saham tersebut dengan harga
yang lebih murah dibandingkan harga pasar (sebesar yang disepakati dalam kontrak
opsi).
Put option ialah memberikan hak kepada pembeli untuk menjual sejumlah tertentu
dari underlying asset tertentu kepada penjual pada harga tertentu setiap saat atau pada
waktu yang telah ditentukan. Jika kontrak put option dilaksanakan, maka pemegang opsi
mempunyai hak untuk menjual saham yang telah ditentukan kepada penjual opsi, pada
waktu, jumlah dan harga yang telah ditentukan pula. Oleh karena itu investor yang
membeli put option mempunyai harapan yang berkebalikkan dengan pemilik call option.
Pemegang call option berharap agar harga pasar saham pada saat jatuh tempo berada di
bawah harga yang disepakati dalam kontrak, berarti pemilik call option bisa menjual
saham tersebut kepada penjual call option dengan harga yang lebih tinggi dari harga
pasar saham bersangkutan. Ciri utama dalam put option ini hampir sama dengan yang
call option.
Istilah-istilah penting yang terkait dengan sekuritas opsi, antara lain:
1. Exercise (strike) price, yaitu harga per lembar saham yang dijadikan patokan pada
saat jatuh tempo. Untuk call option, exercise price berarti harga yang harus dibayar
(dibeli) pemilik opsi beli pada saat jatuh tempo. Sedangkan bagi pemegang put
option, exercise price berarti harga yang akan diterima oleh pemilik put option dari
penjual put option.
2. Expiration date, yaitu batas waktu opsi tersebut dapat dilaksanakan, Ada dua model
expiration date yang bisa diterapkan, yaitu model Amerika dan model Eropa. Opsi
dengan gaya Amerika dapat dilaksankan kapan saja sampai batas waktu yang telah
ditentukan (expiration date), sedangkan opsi gaya Eropa dilaksanakan hanya pada
saat expiration date.
3. Premi opsi, adalah harga yang dibayarkan oleh pembeli opsi kepada penjual opsi.
Pada dasarnya jenis opsi terdiri sebagai berikut :
Opsi yang diperdagangkan di bursa atau biasa juga disebut listed options adalah
merupakan suatu bentuk perdagangan derivatif. Opsi yang diperdagangkan di bursa
ini memiliki suatu kontrak yang baku dan penyelesaiannya adalah melalui lembaga
kliring dimana kepatuhan pelaksanaan kontrak dijamin oleh bursa. Oleh karena
kontrak yang digunakan adalah baku maka harga yang akurat dari suatu opsi
seringkali dapat diketahui. Opsi yang diperdagangkan di bursa ini meliputi: Opsi
saham, Opsi komoditi, Opsi obligasi dan opsi suku bunga lainnya, Opsi indeks
saham, Opsi kontrak berjangka,
Over-the-counter, atau opsi OTC adalah opsi yang diperdagangkan antara dua pihak
yanpa didaftarkan di bursa. Opsi OTC ini tidak terlarang dan bentuknya disesuaikan
dengan kebutuhan bisnis antara dua pihak yang terlibat tersebut. Pada umumnya,
terdapat sekurangnya satu pihak yang merupakan pemodal yang kuat. Opsi yang
seringkali diperdagangkan pada perdagangan diluar bursa (OTC) ini adalah:Opsi
suku bunga, Opsi valuta asing, Opsi swap atau biasa disebut swaptions
Opsi saham karyawan (Employee stock options) yang diterbitkan oleh perusahaan
kepada karyawannya sebagai suatu kompensasi atau bonus.
C. KARAKTERISTIK KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN OPSI
Sekuritas opsi juga bisa memberikan keuntungan ataupun kerugian yang harus
diperhatikan investor dalam pengambilan keputusan investasinya. Pemahaman
karakteristik ini akan menjadi lebih mudah jika mengamati nilai opsi pada saat opsi
dilakukan. Ilustrasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan karakteristik risikodan
return opsi, maka digunakan contoh empat posisi dasar, yaitu pembeli call option,
penjual call option, pembeli put option dan penjual put option.
Opsi Beli
(call
option)
Penjual
Kewajiban
Menjual aktiva
Pembeli
Hak
Kewajiban
Hak
Membeli aktiva
yang mendasari
yang medasari
kepada pembeli
dari penjualpada
(berdasarkan
harga
pilihan pembeli)
pada harga
Menerima harga
Membayar
pelaksanaan
opsi
harga opsi
kapan saja
pelaksanaan,
sebelum tanggal
pada atau
kadaluarsa
sebelum tanggal
Opsi Jual
(put
option)
kadaluarsa
Membeli aktiva
Menjualaktiva
yang mendasari
yang mendasari
dari pembeli
kepada penjual
pada harga
Menerima harga
Membayar
pada harga
pelaksanaan
opsi
harga opsi
pelaksanaan
sebelum atau
kapan saja
pada tanggal
sebelum tanggal
kadaluarsa
kadaluarsa
3. Volatility
Volatility atas underlying asset adalah sebagai ukuran tingkat ketidakpastian
mengenai pergerakan underlying tersebut dimasa datang. Jika volatility semakin
meningkat maka akan semakin meningkat pula peluang underlying asset mengalami
peningkatan atau malah mengalami penurunan. Pemilik dari suatu call option
memperoleh manfaat dari kenaikan harga tetapi dibatasi oleh resiko penurunan
harga. Begitu pula bagi pemegang put option yang memperoleh manfaat dari
penurunan harga tetapi dibatasi oleh resiko kenaikan harga.
4. Risk free interest rate
Risk free interest rate mempengaruhi harga suatu option.Jika tingkat suku bunga
dalam perekonomian mengalami kenaikan akan mempengaruhi harapan kenaikan
harga atas underlying asset (dalam hal ini saham). Dengan mengasumsikan bahwa
semua variable tetap, maka harga put option akan menurun jika risk free interest rate
mengalami peningkatan. Begitu pula sebaliknya, harga call option akan selalu
meningkat seiring dengan peningkatan risk free interest rate. Sebagai gambaran
berikut ilustrasi hubungan antara harga option dengan risk free interest rate.
5. Deviden
Deviden yang diharapkan selama option masih berlaku akan mempunyai
pengaruh terhadap pengurangan harga underlying asset (dalam hal, stock option)
pada tanggal pembagian deviden. Tanggal pembagian deviden dapat memberikan
sentimen negative bagi nilai call option, tetapi bagus buat meningkatkan nilai put
option.
Gambar 6. Straddle
Strangles adalah strategi membeli put dan call yang waktu jatuh temponya sama
namun exercise price-nya berbeda dimana exercise price untuk call option lebih tinggi
dari pada exercise price untuk put option. Payoff strategi ini juga mirip dengan payoff
strategi straddle namun payoff minimumnya terjadi tidak pada satu titik tetapi dalam
garis anatara exercise price call dan exercise price put.
Strategi Strip dilakukan dengan mengkombinasikan membeli satu call optiondan dua
put optionyang memiliki exercise price dan waktu jatuh tempo yang sama. Payoff
investor pada strategi ini mirip dengan strategi straddle namun payoff ketika harga saham
turun lebih tinggi dibandingkan dengan ketika harga saham naik. Strategi ini cocok
ketika harga saham berfluktuasi tinggi dan belum pasti benar arahnya namun investor
cenderung memprediksi harga saham lebih banyak turun. Jika investor memprediksi
yang sebaliknya, harga saham lebih banyak naik. Dengan demikian, investor dapat
memilih strategi strap yaitu dengan membeli dua call option dan satu put option yang
memiliki exercise price dan waktu jatuh tempo yang sama.
F. EKUITAS SEBAGAI OPSI MEMBELI
Dalam upaya membahas sesederhana mungkin, kita misalkan perusahaan hanya
memiliki dua sumber modal, yaitu modal sendiri dan hutang yang mengandung risiko.
Hutang dapat digambarkan oleh obligasi dengan diskonto murni (pure discount bond)
yang tidak membayarkan bunga. Dalam kasus ini obligasi ini dijamin oleh harta
perusahaan tetapi para pemegang surat obligasi tidak bisa memaksa perusahaan untuk
jatuh bangkrut sampai pada tanggal jatuh tempo obligasi tersebut.
Modal sendiri atau ekuitas dalam suatu perusahaan yang menggunakan hutang
benar-benar merupakan suatu call option (opsi membeli) terhadap nilai perusahaan.
Apabila pada tanggal jatuh tempo, nilai perusahaan lebih besar daripada nilai nominal
seluruh obligasi, maka para pemegang saham akan melakukan opsi membeli mereka
dengan cara membayar harga obligasi dan menahan sisanya. Sebaliknya, jika nilai
perusahaan lebih kecil daripada nilai nominal obligasi, pemegang saham akan gagal
melaksanakan opsi mereka. Dalam persamaan,
V=(BP)+S
Keterangan : V = nilai perusahaan
B = hutang bebas risiko
P = nilai put option eropa
S = ekuitas/modal sendiri
Menunjukkan bahwa nilai suatu harta yang mengandung risiko yaitu perusahaan
dengan levered, terdiri dari dua bagian. Modal sendiri adalah opsi membeli, dan hutang
yang mengandung risiko adalah sama dengan nilai sekarang (present value) hutang bebas
risiko dikurangi dengan nilai put option eropa.
Suatu perusahaan dikatakan berhasil melakukan kegiatannya ketika nilai
perusahaannya lebih besar dari nilai nominal seluruh obligasinya, hal tersebut
menunjukkan bahwa para pemegang saham akan menerima sebesar nilai nominal dari
obligasi bebas risiko dari opsi menjual yang tidak bernilai. Apabila perusahaan bangkrut,
mereka masih tetap menerima sebesar nilai nominal, tetapi opsi menjual telah
dilaksanakan karena mereka mengalami kerugian sebesar selisih antara nilai nominal
hutang bebas risiko dengan nilai pasar perusahaan.
Begitu kita dapat memahami bahwa nilai pasar perusahaan dengan leverage terdiri
dari bagian ekuitas atau modal sendiri dan bagia hutang, maka kita dapat memanfaatkan
pemahaman atas OPM (Option Pricing Method) untuk menganalisis permasalahan
keuangan perusahaan. Masalah keuangan perusahaan yang bisa dianalisis dengan alat ini
adalah masalah investasi yang mengandung risiko, kebijakan dividen, pemecahan
perusahaan (snipnoffs), pembelian kembali saham, hutang sekunder dan penggabungan
usaha.
Convertible Bonds
Exchangeable Bonds
Callable Bonds
Putable Bonds
temponya, serta menilai terlalu tinggi hak opsi yang in-the-money. Hasil yang serupa
ditemukan olehMacbeth dan Merville (1979) dan Rubenstein (1981), akan tetapi
merekamengatakan bahwa bias atas kejadian in-the-money dan out-of-the-money
berbalik dengan sendirinya pada tahun 1977.
Selain itu Whaley (1982) dan Sterk (1982) juga menjabarkan bias yang berkaitan
dengan waktu jatuh tempo dan harga nominal menggunakan model Roll (1977),
kemudian Geske (1979) menyesuaikan dengan adanya dividen. Sementara itu Geske dan
Roll (1984) menggunakan faktor peramal varian yang sangat cermat (Stein shinker).
J. KONTRAK OPSI SAHAM
KOS (Kontrak Opsi Saham) adalah efek yang memuat hak beli (call option) atau
hak jual (put option) atas Underlying Stock (saham perusahaan tercatat, yang menjadi
dasar perdagangan seri KOS) dalam jumlah dan Strike Price (harga yang ditetapkan oleh
Bursa untuk setiap seri KOS sebagai acuan dalam Exercise) tertentu, serta berlaku dalam
periode tertentu.
Opsi tipe Amerika memberikan kesempatan kepada pemegang opsi (taker) untuk
meng-exercise haknya setiap saat hingga waktu jatuh tempo.Sedangkan Opsi Eropa
hanya memberikan kesempatan kepada taker untuk meng-exercise haknya pada saat
waktu jatuh tempo.
Adapun karakteristik opsi saham yang diperdagangkan di BEI adalah sebagai berikut :
Tipe KOS
Satuan Perdagangan
Masa Berlaku
Pelaksanaan Hak
(exercise)
Penyelesaian
Pelaksanaan Hak
Margin Awal
WMA (weighted
moving average)
Strike Price
ditetapkan 7 seri untuk call option dan 7 seri untuk put option
berdasarkan closing price saham acuan opsi saham
diberlakukan apabila:
Automatic exercise
Jam Perdagangan
KOS
Jam Pelaksanaan
Hak
Premium
Senin Kamis
Berfungsi sebagai sarana lindung nilai (hedging) investasi terhadap pada saham acuan
(underlying stock).
b.
Bagi investor yang telah memiliki saham acuan (underlying stock option) dapat
menerima tambahan income selain dari dividen, yaitu dengan menerbitkan call
option (call option writer/seller) atas saham mereka, untuk itu investor memperoleh
pasif income berupa call premium yang dibayarkan oleh taker call.
PENELITIAN TERDAHULU
Jurnal I
Judul
Penulis
Sampling
: Purposive sampling
Instrumenpenelitian
: Data sekunder
Alat analisis
Independent variable
: Return saham
Dependen variable
Latar belakang
Sejak tahun 2000 program ESOP (Employee Stock Option Plan) mulai berkembang di
Indonesia. Secara umum pelaksanaan ESOP diharapkan akan meningkatkan kinerja
perusahaan, sehingga program ini memberikan pengaruh positif pada investor yang
ditunjukkan melalui peningkatan harga pasar saham.Astika (2007) menemukan bahwa, para
eksekutif berperilaku oportunistik dalam pelaksanaan program opsi saham karena mereka
menikmati kesejahteraan melalui perilaku manajemen laba dalam bentuk return saham yang
tidak dinikmati oleh para pemegang saham sebelumnya. Selanjutnya Astika (2010) dalam
penelitiannya menguji tentang return saham ekspektasian melalui manajemen laba pada saat
peristiwa pengumuman program opsi saham karyawan. Hasil yang dicapai menunjukkan
bahwa meningkatnya manajemen laba yang dilaksanakan dengan pola menurunkan laba
perusahaan sebelum pengumuman ESOP, semakin meningkatkan pula manajemen laba yang
dilaksanakan dengan pola meningkatkan laba yang dilakukan para eksekutif perusahaan
setelah pengumuman ESOP. Harga eksekusi yang diputuskan dalam pengumuman ESOP
secara umum ditentukan berdasarkan harga pasar saham perusahaan menjelang pengumuman.
Di Indonesia, studi yang dilakukan Asyik (2005) dan Astika (2007) menggambarkan bahwa
harga eksekusi yang terbentuk tersebut merupakan produk manajemen laba yang bersifat
income decreasing. Artinya harga tersebut cenderung rendah dengan tujuan agar karyawan
nantinya membeli saham perusahaan pada saat opsi jatuh tempo dengan harga yang relatif
rendah. Bagi pasar yang cerdas, harga yang menurun memberi peluang yang besar untuk
Penulis
Populasi dan Sampel
: Anak Agung ayu Indah Kartikasari dan Ida Bagus Putra Astika
: Populasi penelitian yaitu perusahaan pengadospian ESOP
yang terdaftar di BEI pada periode 2000-2012
Sampling
: Purposive Sampling
Instrumen penelitian
: Data sekunder
Alat Analisis
Independent variable
Dependent variable
: Kinerja Perusahaan
Latar Belakang
Hubungan keagenan muncul dari perikatan antara dua orang atau lebih. Pihak ditunjuk
disebut sebagai agen. Agen bertugas mengambil keputusan dan mewakili kepentingan pihak
yang menunjuk yang di sebut prinsipal dengan pihak lain yang secara umum berhubungan
dengan memecahkan suatu masalah. Dalam perjalanan hubungan kontraktual seringkali
adanya konflik ketidakseimbangan infromasi yang diketahui diantara pemilik dengan para
karyawan perusahaan. Ketidakseimbangan informasi yang diketahui antara pemilik dengan
para karyawan perusahaan. Ketidakseimbangan informasi ini disebut dengan asimetri
informasi. Rogram Employee Stock Option Plan (ESOP) memberikan kesempatan para
karyawan untuk dapat memiliki saham perusahaan dengan cara membeli saham perusahaan
pada harga pembeli yang telah ditetapkan yang dikenal dengan istilah harga eksekusi pada
saat pengumuman opsi saham (Astika, 2012). Hubungan ESOP dengan kinerja perusahaan
dijelaskan dengan teori keagenan, menyebutkan bahwa agency cost merupakan cost yang
muncul karena pemegang saham mempercayakan perusahaan kepada manajer perusahaan
untuk mengatur perusahaan agar dapat memaksimumkan pengembaliian (Pugh et al, 2000).
Kepercayaan ini menimmbulkan konflik pada saat tujuan manajer dan pemegang saham
saling bertentangan. Oleh karena itu program ESOP dapat di harapkan salah satu cara untuk
menekankan konflik, sehingga berdampak meningkatkan kinerja dan profitabilitas
perusahaan.
Hipotesis
H1 : Harga eksekusi berpengaruh positif pada kinerja perusahaan.
H2 : Jumlah opsi saham karyawan (ESOP) berpengaruh positif pada kinerja perusahaan.
Hasil
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa yang menjadi perhatian
karyawan adalah harga eksekusi yang ditetapkan oleh perusahaan. Karyawan akan lebih
termotivasi meningkatkan kinerjanya apabila harga eksekusi yang ditetapkan oleh perusahaan
memberikan keuntungan maksimal bagi mereka. Semakin rendah harga yang ditentukan pada
saat hibah opsi saham, maka akan semakin tinggi minat karyawan untuk mengikuti program
ESOP. Tinggi atau rendahnya harga eksekusi akan direspon oleh karyawannya. Harga
eksekusi yang rendah akan membuat karyawan semakin tertarik untuk mengikuti program
ESOP, sebaliknya jika harga eksekusi yang ditetapkan perusahaan tergolong tinggi, maka
minat karyawan untuk mengikuti program ESOP akan semakin berkurang.
Selain itu, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa besar atau kecilnya jumlah opsi
saham yang diberikan oleh perusahaan, nyatanya belum mampu memotivasi karyawan untuk
berkinerja lebih baik. Karyawan belum tertarik mengikuti program ESOP apabila perusahaan
hanya mengedepankan sisi jumlah opsi saham yang diberikan. Penelitian ini memperkuat
dugaan bahwa karyawan yang menjadi bagian dari kepemilikan saham akan bekerja lebih
produktif dan bersedia untuk berkontribusi lebih pada kemajuan perusahaan. Semakin
besarnya jumlah opsi saham, maka persentase kepemilikan karyawan atas saham perusahaan
semakin besar. Adanya peluang karyawan bisa memiliki saham dengan persentase yang tinggi
di perusahaan, meningkatkan minat karyawan untuk mengikuti program ESOP. Tingginya
partisipasi karyawan mengikuti program ESOP meningidikasikan bahwa sistem kompensasi
yang digunakan terbilang tepat.dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa jumlah opsi
saham berpengaruh positif pada kinerja perusahaan.
Jurnal III
Judul
Penulis
Sampling
: Purposive sampling
Instrumen penelitian
: Data sekunder
Alat analisis
Independent variable
: Return saham
Dependen variable
Latar Belakang
Perusahaan yang kurang menaruh perhatian terhadap sumber daya manusianya akan
dihadapkan pada beberapa permasalahan seperti penurunan prestasi kerja karyawan,
pelaksanaan kerja yang kurang efektif, sampai pada permasalahan pemberian kompensasi
yang tidak sesuai dengan harapan karyawan (Tanoko, 2010). Pada suatu perusahaan,
perbedaan kepentingan antara karyawan dengan pemilik perusahaan seringkali memicu
konflik yang berujung pada penurunan kinerja karyawan. Salah satu bentuk kompensasi yang
mulai digunakan perusahaan adalah Employee Stock Option Plan (ESOP). ESOP dianggap
salah satu cara untuk menekan konflik tersebut, khususnya konflik antara karyawan dan
pemilik karena dengan ESOP, karena karyawan diberi kesempatan berupa hak/opsi untuk
dapat ikut serta menjadi pemilik perusahaan tersebut (Brenner et al., 2000). Program ESOP
memberikan hak/opsi pada karyawan untuk dapat membeli/memperoleh saham perusahaan
pada saat yang ditentukan, dalam jumlah tertentu dan dengan harga tertentu (selanjutnya
disebut harga eksekusi), yang telah ditentukan pada awal pengadopsian program tersebut
(Putro, 2009). Pada saat diberikan kepada karyawan, opsi memiliki nilai yaitu strike price
atau yang lazim dikenal dengan harga eksekusi (harga pelaksanaan). Harga eksekusi adalah
harga pelaksanaan opsi saham pada tahap eksekusi. Harga eksekusi umumnya tidak jauh
berbeda dengan harga saham perusahaan pada saat pengumuman opsi saham (Astika, 2012).
Penelitian ini akan mengkaji lebih dalam, pengaruh jumlah opsi saham dan harga eksekusi
pada kinerja perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Disamping itu, penulis juga ingin
lebih mendalami mana sebenarnya dari 2 variabel tersebut yang dominan mempengaruhi
kinerja karyawan yang berdampak pada kinerja perusahaan. Penelitian ini akan dilakukan
pada tahun hibah opsi saham dilakukan dan pada 1 tahun mendatang. Tujuannya yaitu untuk
mendapatkan bukti empiris mengenai konsistensi pengaruh jumlah opsi saham yang
dihibahkan dan harga eksekusi pada kinerja perusahaan.
Hipotesis
H1 : Jumlah opsi saham yang dihibahkan berpengaruh pada kinerja perusahaan di tahun
hibah.
H2 : Jumlah opsi saham yang dihibahkan berpengaruh pada kinerja perusahaan pada 1 tahun
mendatang.
H3 : Harga eksekusi berpengaruh pada kinerja perusahaan di tahun hibah.
H4 : Harga eksekusi berpengaruh pada kinerja perusahaan pada 1 tahun mendatang.
Hasil dan Pembahasan
Pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa proporsi opsi saham memiliki
koefisien regresi 0,158 dan t 0,492 dengan taraf signifikansi 0,625. Taraf signifikansi tersebut
lebih besar dari taraf siginifikansi 0,05. Hal itu membuktikan bahwa Hipotesis 1 yang
menyatakan jumlah opsi saham yang dihibahkan berpengaruh pada kinerja perusahaan di
tahun hibah, ditolak. Bukti empiris menunjukkan bahwa besarnya jumlah opsi saham yang
dihibahkan tidak berpengaruh pada kinerja perusahaan di tahun hibah.
Pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa proporsi opsi saham memiliki koefisien
regresi 0,180 dan t 0,377 dengan taraf signifikansi 0,708. Taraf signifikansi tersebut lebih
besar dari taraf siginifikansi 0,05. Hal itu membuktikan bahwa Hipotesis 2 yang menyatakan
jumlah opsi saham yang dihibahkan berpengaruh pada kinerja perusahaan pada 1 tahun
mendatang, ditolak. Buktiempiris menunjukkan bahwa besarnya jumlah opsi saham yang
dihibahkan tidak berpengaruh pada kinerja perusahaan pada 1 tahun mendatang.
Pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa ln_harga eksekusi memiliki koefisien
regresi 0,019 dan t 3,396 dengan taraf signifikansi 0,001. Taraf signifikansi tersebut lebih
kecil dari taraf siginifikansi 0,05. Hal itu membuktikan bahwa Hipotesis 3 yang menyatakan
harga eksekusi berpengaruh pada kinerja perusahaan di tahun hibah, diterima. Bukti empiris
menunjukkan bahwa besarnya harga eksekusi berpengaruh pada kinerja perusahaan di tahun
hibah.
Pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwa ln_harga eksekusi memiliki koefisien
regresi 0,023 dan t 2,676 dengan taraf signifikansi 0,010. Taraf signifikansi tersebut lebih
kecil dari taraf siginifikansi 0,05. Hal itu membuktikan bahwa Hipotesis 4 yang menyatakan
harga eksekusi berpengaruh pada kinerja perusahaan pada 1 tahun mendatang, diterima.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut bisa dilihat bahwa yang menjadi perhatian utama
karyawan adalah harga eksekusi yang ditetapkan oleh perusahaan. Penelitian ini memberikan
bukti empiris bahwa karyawan lebih termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya apabila
harga eksekusi yang ditetapkan oleh perusahaan memberikan potensi keuntungan maksimal
bagi mereka (Asyik, 2005).Karyawan belum tertarik mengikuti program ESOP apabila
perusahaan hanya mengedepankan sisi jumlah hibah opsi saham yang diberikan,
dibandingkan harga eksekusi yang ditetapkan. Hal tersebut disebabkan oleh anggapan bahwa
ESOP merupakan fenomena yang relatif baru dan memiliki risiko serta belum ada kepastian
keuntungan yang akan diperoleh (Herdinata, 2012).
AGENDA PENELITIAN
1. Ketertarikan investor dalam memanfaatkan opsi (hedging) sebagai strategi investasi.
2. Pengaruh penerapan ESOP terhadap biaya keagenan pada sektor perbankan di Bursa efek
Indonesia.
3. Pengaruh Employee Stock Option Program (ESOP) pada Manajemen Laba Perusahaan
Yang terdaftar dalam indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA