Anda di halaman 1dari 37

11 Kesalahan

Memulai Usaha
(untuk pemula)

Bag Kinantan
Manajemenusaha.com

11 KESALAHAN
Memulai USAHA
(untuk pemula)

BAG KINANTAN

11 KESALAHAN MANAJEMEN USAHA PEMULA

Sebuah pengantar
Selamat datang di Ebook tidak penting kedua dari saya. Bagi yang belum membaca
ebook saya yang pertama bisa kirim email bagkinantan@gmail.com . ebook pertama
gak ada hubungan dengan bisnis, Cuma tips agar bisa turunkan berat badan secara
enak dan tidak menyiksa diri.
Sebelumnya perkenalkan nama saya Bag Kinantan, entah mengapa teman teman saya
memanggil dengan sebutan Becky. Kita juga boleh panggil saya dengan sebutan itu.
Seperti kebanyakan orang saya bersekolah di sekolah formal, hingga selesai jenjang S-1
dan saat ini saya sedang menempuh program magister (S-2) di Universitas Sumatera
Utara.
Aktivitas sehari hari saya adalah sebagai wirausaha (belum pantas disebut pebisnis
kayaknya). Selain itu saya juga mengajar di salah satu universitas swasta di Medan.
Sama seperti kita juga, saya sampai hari ini masih terus belajar banyak hal, namun
dalam beberapa bulan belakangan ini saya sedang mempelajari hal hal khusus terkait
bisnis, marketing, online marketing dan beberapa hal terkait kesehatan. Beberapa
tulisan saya tentang manajemen usaha dapat kawan kawan lihat di

http://www.manajemenusaha.com/ sedangkan untuk tulisan ringan, bisa


dibaca di http://boemikoo.blogspot.com/

Aktivitas wirausaha telah saya geluti sejak tahun 2009, tidak lama setelah saya tamat
kuliah dan pulang kampung mengabdi kepada negeri asal. Halah... Menjadi seorang
wirausahawan memang jadi salah satu cita cita saya, namun yang paling kuat saya
ingin jadi dosen. Sayangnya jalan ke sana (dulu) agak sulit, jadi harus cari alternatif lain.
Saya udah coba beberapa jenis usaha, dari pertanian, ternak, budidaya, produksi dll.
Untung pernah, rugi besar juga pernah. Saat ini, saya sedang fokus mengembangkan
sebuah metode bisnis, bukan metode baru, Cuma sayanya aja yang telat
mengaplikasikannya. Metode ini sudah teruji ke banyak orang, tapi belum sepenuhnya
berhasil di usaha saya. Jadi saya belum bisa menceritakan metode itu kepada kawan
kawan.
Sehari hari saya berbisnis MADU, pertama MADU HITAM PAHIT (berwarna Hitam dan
memiliki rasa khas yaitu PAHIT, bagus buat yang diabetes, kolesterol, maag dll), lalu
MADU HUTAN RIAU (kalo yang ini mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita semua). Info
detail dapat ditemukan di www.Refillmadu.com,
Selain itu, saya juga berbisnis KONVEKSI SERAGAM, mengerjakan mulai dari kaos
olahraga, seragam sekolah, jaket, rompi dan lain lain. AGEN saya tersebar dari ACEH
hingga ke Makasar, berminat menjadi AGEN kami, silahkan hubungi 0823-6638-0788
atau email ke bagkinantan@gmail.com

Bersama kawan kawan saya juga ikut mengembangkan bisnis dibidang peternakan,
percetakan dan Lembaga Pengembangan Diri berbasis NLP dan Hypnosis.

Berhubung saya sudah sering sekali mengalami kegagalan demi kegagalan dalam
berusaha, saya bagikan kesalahan-kesalahan yang saya buat itu, agar kawan kawan
tidak mengulangi apa yang sudah saya buat.
Kesalahan kesalahan itu saya rangkum dalam 11 poin, ada banyak lagi sih, tapi biar gak
terlalu panjang dan lebar. Jujur ini pengalaman pribadi, boleh percaya boleh tidak.
Tapi, kalo saya coba banding bandingkan dengan beberapa literatur, sepertinya
kesalahan yang saya buat ini sudah pernah dibuat orang juga. Lagi lagi karena
kebodohan saya yang tidak membaca pengalaman orang lain.
Buku elektronik gak penting ini saya persembahkan untuk teman teman yang ingin
memulai usaha atau yang sudah punya usaha tapi belum maju maju juga, mungkin
masalah kita sama. Tapi buat pada senior buku ini (kayaknya) gak ada gunanya. saya
malah berharap para senior di bisnis membagi tips suksesnya, bukan cerita gagalnya.
Hehe
Moga aja, buku ini bisa ada manfaatnya. Kalo memang merasa ada manfaatnya mohon
di share pengalamannya ke bagkinantan@gmail.com.
Ohya, dalam ebook ini tidak ada urutan baku. Nomor nomor yang saya berikan di sini
bukanlah acuan bahwa nomor 1 adalah pertama dan seterusnya. Kita boleh baca dari
bagian mana saja yang mungkin paling sesuai dengan yang kita rasakan saat ini.
Satu lagi, dalam buku ini mungkin kita akan menemukan sebagian kata kata atau
idenya mirip dengan buku buku bisnis yang pernah kita baca, mungkin itu memang dari
buku itu, tapi saya ini pelupa, untuk menuliskan sumbernya. Mohon maaf.

Tak usah berpanjang kalam, selamat menikmati.

Bag Kinantan
Manajemenusaha.com

1
Sibuk merancang Produk,
Lupa MENCIPTAKAN Aliran Kas

Mungkin dikarenakan latarbelakang pendidikan saya yang berhubungan dengan


produksi, jadi dalam pikiran saya saat memulai usaha maka produk yang akan kita
pasarkan harus kita produksi sendiri. padahal, biaya untuk investasi awal (baca :
modal) menjadi besar.

Saya lupa bahwa, proses produksi adalah sesuatu yang njlimet dan repot. Ada
banyak hal yang harus kita pikirkan guna menjaga roda produksi tetap berjalan.
Mulai dari modal untuk produksi, tenaga kerja, tempat, gudang, sumber bahan
baku, pemasaran, pengiriman dan lain lain.

Memastikan bahwa barang yang kita produksi tetap laku (marketing) saja sudah
memakan banyak energi dan perhatian, ditambah lagi dengan kita harus
mengendalikan proses produksinya.

Belum lagi jika hasil produksi ternyata tidak sesuai dengan standar yang kita
inginkan atau katakanlah gagal saat produksi. Ini menambah masalah baru, saat
modal, waktu dan tenaga sudah terserap, justru tidak menghasilkan uang untuk
diputar kembali menjadi modal. Kita tidak usah bicara keuntungan.

Seharusnya, diawal menjalankan usaha, pikiran kita sebagai wirausahawan harus


diarahkan 1) bagaimana menghasilkan UANG CASH (baca : JUALAN). 2)
Bagaimana UANG berputar lebih cepat, hasilkan penjualan dan modal berputar.
Masalah keuntungan itu bisa dipikirkan sambil jalan, kita cukup pastikan bahwa
produk yang kita jual memberikan keuntungan.

Aliran kas yang positif adalah darah bagi usaha kita. Saat aliran kas macet, saat
itulah usaha kita akan terkena stroke. Dan mati pelan pelan, tergantung sekuat
apa modal keuangan yang kita punya. Bahkan ada yang langsung mati.

Ini yang saya catat kemarin bahwa, di awal usaha, kita harus memastikan bahwa
aliran kas kita positif. Produksi boleh saja, jika memang dapat menghasilkan arus
kas positif alias pasarnya sudah terlihat jelas. Tapi saya gak begitu yakin jika kita
memulai dari produksi akan menghasilkan kas yang positif di awal. Karena
produksi itu menyedot uang kas yang sangat tinggi, kalau marketing kita tidak
kuat, yang terjadi justru defisit.

BAGI KITA YANG BELUM PUNYA PENGALAMAN BISNIS, ada baiknya kita memulai
dari produk yang memberikan aliran kas yang cepat. Barang barang fast moving,
banyak dibutuhkan. Untuk barang yang akan kita jual atau usahakan, kita dapat
bekerjasama dengan produsen yang sudah terpercaya atau pemasok yang bisa
dipercaya. Mulailah dari sana. Harusnya itu yang saya kerjakan 5 tahun yang lalu,
tapi sayangnya saya belum dapatkan ilmunya saat itu. Baru saya dapat beberapa
bulan ini.

Fokus ke aliran kas (JUALAN), bukan ke produksi, cari pemasok atau produsen
yang dapat dipercaya, mulailah berbisnis dari sana.

2
Buka Usaha Karena Ingin Bermalas Malasan

Nah, bagian ini favorit kebanyakan orang yang buka usaha sendiri. Pengen
bermalas malasan. Kalo buka usaha sendiri, tidak ada yang bakal mengatur, tidak
ada yang akan marah, tidak perlu bangun cepat, tidak perlu berangkat pagi pagi.
Semua bebas, tergantung kita sendiri.

Hati hati dengan pemahaman seperti ini. Hal ini akan menjebak kita dan akhirnya
malah menenggelamkan kita sendiri. Pemikiran ini seharusnya kita balik, saya
buka usaha agar saya lebih rajin, karena saya menentukan sendiri nasib saya, mau
berhasil atau tidak itu tergantung dari sejauh mana usaha saya. Saya membuka
usaha bukan karena saya ingin bermalas malasan, tapi agar dapat memberi
manfaat lebih kepada orang lain dengan hadirnya usaha saya. Dengan saya
membuka usaha paling tidak usaha ini bisa menyerap tenaga kerja, usaha usaha
pemasok bahan baku bisa terbantu dan lain lain.

Untuk awal usaha, kita harus bekerja ekstra, kita harus berikan 24 jam kali 7 hari
untuk memastikan usaha kita hidup dan menghasilkan. Jika di awal kita sudah
bermalas-malasan, saya gak yakin usaha kita akan tumbuh dan membesar.

Memang beberapa pelatih bisnis mengatakan bahwa bisnis itu harus malas,
karena jika kita terlalu rajin, semua kita kerjakan sendiri, kita gak bakalan merekrut
karyawan. Sehingga usaha kita kurang memberi manfaat pada orang lain.

Kadang, malasnya itu kelewatan, yang saya maksud kita harus rajin dan kerja keras
di awal awal adalah kita harus maksimalkan semua proses kreatif kita 7 kali 24
jam, bagaimana bisnis ini mampu terus tumbuh dan berkembang. Bukan bermalas
malasan dengan bangun siang, banyak main game dan buang buang waktu
lainnya.

Kita adalah sosok yang paling bertanggung jawab dengan tumbuh atau tidaknya
usaha yang kita dirikan. Di awal usaha saya lebih sepakat bahwa kita harus
memberikan 24 jam kali 7 hari waktu kita untuk bagaimana bisa membesarkan
bisnis yang kita bangun. Saat penjualan sudah stabil dan cenderung meningkat,
lalu keuangan stabil, rantai distribusi sudah terbentuk dan stabil, mulai bisa kita
buat beberapa SOP dan akhirnya sistematisasi bisnis kita, dan mulai rekrut
beberapa orang untuk menjalankannya. Namun tetap peran kita sebagai supervisi
harus tetap dijalankan. Jangan langsung tinggalkan usaha ini. Jika memungkinkan

mulai berpikir buka cabang dan pengembangan pengembangan lain yang dirasa
perlu.

Saya membaca buku onward yang ditulis oleh pemilik starbuck, bagaimana
beliau membangun starbuck. Butuh waktu lebih dari 20 tahun untuk beliau
melepaskan jabatan sebagai CEO (direktur) di starbuck dan akhirnya menyerahkan
kepada orang yang tepat. Dan banyak bisnis lain yang pemiliknya butuh waktu
yang tidak sedikit untuk mulai melepaskannya dan menyerahkan pengembangan
bisnis kepada orang lain. Dan menyerahkan kepada orang yang benar benar
memahami filosofi perusahaan (bisnis yang kita bangun) itu gak gampang. Butuh
seleksi ketat, dan waktulah yang paling mampu menyeleksi siapa yang benar
benar tepat menggantikan posisi kita.

Tapi, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengakali keterbatasan
sumber daya yang kita punya. Misalnya untuk pemasaran, coba libatkan kawankawan, bayar mereka berdasarkan kinerja, bekerja sama dengan jasa kurir untuk
pengiriman barang dan lain lain.

Intinya sih kita mesti kreatif memikirkan bagaimana bisnis ini bisa terus tumbuh
dan bukan malah bermalas-malasan.

3
Buka Usaha Dengan Modal Hutang

Hutang dalam bisnis adalah hal yang biasa. Namun, yang jadi masalah, saat kita
tidak mampu mengendalikan hutang itu agar dapat terbayar pada waktu yang
sudah disepakati.

Hutang itu ibarat rantai yang membelenggu leher kita, suatu saat ia bisa mencekik
dan membunuh kita saat ia tidak lagi mampu kita kendalikan.

Dalam prakteknya, hutang itu terbagi menjadi dua, pertama disebut sebagai
hutang yang baik (good debt) dan kedua disebut hutang yang buruk (bad debt).

Hutang yang baik adalah hutang yang dapat melunasi dirinya sendiri. Lo? Sedang
kan hutang yang buruk adalah hutang yang justru jadi beban bagi kita.

Bagaimana cara si hutang bisa melunasi dirinya sendiri?

Begini ceritanya, hutang yang baik itu adalah saat kita berhutang, kita gak perlu
repot repot lagi untuk mencari cara melunasinya. Si hutang akan mencari uang
sendiri untuk melunasi dirinya sendiri. Contoh yang sederhana adalah saat kita
mengambil hutang, hutang ini akan dialokasikan menjadi modal usaha, lalu
keuntungan usaha itu dapat melunasi si hutang. Namun sekali lagi, kita harus
cerdas mengendalikan hutang, karena jika tidak hutang yang awalnya baik akan
berbalik arah menjadi hutang yang buruk.

Jika sudah terjebak bagaimana? Pertama coba dicatat, hutang kita kemana saja
dan berapa besarnya. Urutkan dari yang terbesar hingga yang terkecil. Mulai
lunasi yang kecil kecil, dan coba untuk negosiasi ulang untuk hutang hutang yang
besar. Apakah pembayarannya diubah, diperpanjang masa cicilannya atau apapun
sesuai dengan kemampuan keuangan kita saat ini. Yang terpenting adalah jangan
lari dari hutang, berusaha bangun komunikasi dengan pemberi hutang, yakinkan
bahwa kita pasti bayar hutang kita kepada mereka, namun tidak sekaligus, cicil
lagi.

Punya hutang itu gak enak, karena kesalahan kesalahan manajemen yang saya
lakukan, saya pernah terjerat hutang yang tidak sedikit. Dari sana saya belajar
bahwa mengeluarkan uang itu harus hati hati. Meminjam uang itu harus
perhitungan sekali, jangan over confident, akibatnya kita malah sibuk mencari

untuk melunasi, sementara penghasilan kita belum tentu bertambah, beban


semakin besar.

Agaknya pesan paman istri saya benar, untuk awal saat memulai usaha,
sebaiknya jangan gunakan uang dari hasil hutangan. Karena kita belum tau
bagaimana perkembangan usaha kita. Jangan sampai, usahanya belum jalan,
belum menghasilkan si pemilik uang sudah meminta uangnya kembali. Walau ada
kesepakatan, namun, kadang ada kebutuhan mendesak yang akhirnya memaksa
pemilik uang meminta uangnya kembali. Yap benar, saya sudah merasakannya.
Punya hutang itu gak enak. Kalo bisa hindari sekuat tenaga.

Lalu bagaimana menyiasati modal yang dibutuhkan saat akan memulai usaha?

Mungkin akan saya jelaskan dalam ebook gak penting selanjutnya, mau?

4
Tanpa Melakukan Survey Pasar

Sebagus apapun produk kita, pasarlah yang akan mengujinya. Diterima atau tidak.

Melalui survey pasarlah kita akan menemukan sebuah produk itu layak
diluncurkan atau tidak. Sebuah produk akan diterima pasar atau tidak. Sebuah
produk dibutuhkan pasar atau tidak.

Kita gak perlu pikirkan survey yang njlimet dan rumit. Kita bisa lakukan survey
sederhana. Pertama yang harus kita lakukan adalah menyelami produk yang akan
kita jual terlebih dahulu. Lalu jawab pertanyaan ini, produk ini buat siapa? Siapa
yang akan menggunakannya? jawaban pertanyaan ini berkenaan dengan
demografi. Jenis kelamin, usia, pekerjaan, suku bangsa, dll.

Jika sudah kita definisikan pasar yang akan menggunakan produk atau jasa kita,
akan lebih mudah menjawab pertanyaan berikutnya, dimana mereka biasa
berkumpul?

Dan banyak lagi pertanyaan yang bisa kita gali untuk mengenali pasar yang paling
tepat bagi produk kita. Sehingga tidak ada lagi pertanyaan, bang, kok susah sekali
menjual produk aku ini? Padahal produknya berkualitas, gak rugi kalo pake.
Memang sih agak mahal.

Nah, gak mungkin kan kita menjual produk mahal ke orang orang yang memiliki
penghasilan kecil? Atau jual makanan sehat, di lingkungan dengan ekonomi
menengah ke bawah, masuk akal gak? Atau sebaliknya menawarkan produk
murah, ke orang orang kaya. Yang lebih mementingkan prestise sebagai dasar
pemilihan produk. Harga bukan masalah bagi mereka. Dan banyak lagi, kendala
kendala di lapangan yang diakibatkan salah membidik pasar.

Itulah fungsi survey pasar yang kita lakukan, mengatasi hambatan hambatan di
atas.

Menjual produk itu ibarat berperang. Kita bakal bertempur dengan produk lain
yang sudah masuk ke pasar dan menghadapi produk yang akan masuk juga ke
pasar. Mereka mereka yang mengenal medan pertempuranlah yang akan
memenangkan pertempuran itu. Ini merupakan strategi perang paling dasar,
bahwa kita harus mengenali medan pertempurannya dulu sebelum bertempur.

Lakukanlah survey pasar walau sederhana, pelajari pasar yang akan kita bidik.
Lihat pesaing, sejauh mana persaingan yang ada. Apakah pasar sudah berdarah

darah? Bagaimana mengetahui pasar yang sudah berdarah darah? Pertama lihat
seberapa banyak pemain di pasar tadi, apakah sudah ada perang harga di sana?
Artinya para pemain sudah mulai banting bantingan harga untuk menarik
pelanggan.

Jika ya, tinggalkan pasar tadi. Boleh kita bertarung di sana, tapi pastikan produk
kita memiliki perbedaan yang signifikan dibandingkan produk lain. Perbedaan itu
bisa dari model pemasarannya, konten produknya, dan lain lain.

Seperti bisnis MADU, betapa banyak pemain di pasar madu? Banyaknya pemain
juga salah satu indikator bahwa pasar luas, lalu yang perlu kita lakukan adalah
membuat diferensiasi (pembeda kita dengan produk lain).

Sekali lagi, lewat survey pasar kita akan mengetahui apa yang dibutuhkan pasar
sebenarnya. Dari sana akan lebih mudah menyusun program pemasarannya.

5
Tidak Mampu Kelola Keuangan

Kelemahan usaha yang baru dibangun adalah masalah manajemen keuangan


usaha. Prinsip yang harus kita pegang terus dalam membangun usaha adalah uang
cash adalah darah dalam usaha. Dia tidak bisa kurang, harus selalu tersedia dalam
jumlah yang kita tentukan (posisi aman). Seperti cadangan devisa yang harus
selalu ada, yang digunakan untuk keadaan darurat. Seperti gagal bayar, hutang
macet dll.

Untuk itu pertama sekali coba kita buat catatan berapa uang cash yang saat ini
sedang kita pegang? Berapa yang ada di dalam rekening bank?

Lalu, hitung berapa besar piutang kita?

Berapa banyak persediaan barang yang dapat dijual segera?

Selanjutnya, buat catatan tentang hutang hutang usaha kita, karena ini harus
segera di bayar, jangan sampai lupa kapan jatuh temponya. Walau si pemberi
hutang tidak masalah, ini terkait masalah kepercayaan.

Dalam manajemen keuangan ada 3 hal yang harus kita pahami. Pertama proyeksi
laba rugi, lalu Laporan Arus Kas, dan Perubahan Neraca. Ketiga laporan dasar
keuangan ini mudah kok dipahami, agar kita tahu seberapa sehat keuangan usaha
kita, seberapa besar pertumbuhan usaha kita. Bagaimanapun, pertumbuhan usaha
itu dilihat seberapa besar pertumbuhan uang yang mereka miliki.

Secara sederhana melihatnya, selama usaha ini berjalan, berapa banyak asset dan
nilai ekuitas (modal) usaha itu tumbuh. Semakin banyak atau besar, maka semakin
baiklah usaha tersebut. Dibandingkan dengan apa? Dengan hutang usaha.

Untuk awal, minimal kita mencatat semua pendapatan dan pengeluaran usaha
kita. Sedetailnya. Dalam bentuk catatan sederhana, terdiri dari

| Tanggal | Keterangan | Debet | Kredit | Saldo |

Selanjutnya, dalam manajemen keuangan usaha ini, bedakan uang pribadi dan
uang usaha. Buat beberapa rekening, tandai bahwa rekening ini untuk uang
uang usaha. Dan rekening yang lain untuk keperluan pribadi.

Walau usaha itu punya kita, seluruh uang cash yang ada di rekening usaha adalah
milik kita, tapi belajarlah untuk menggaji diri kita sendiri. Yang nominalnya
disesuaikan dengan perkembangan usaha. Jangan mematok gaji terlalu tinggi,
nanti dapat mengganggu keseimbangan uang usaha itu sendiri. Ambil sewajarnya,
jika terus tumbuh kita bisa menambah gaji kita atau menambah bonus untuk diri
kita sendiri.

Tapi ingat, PISAHKAN uang PRIBADI dan uang USAHA.

Kecerdasan finansial adalah kunci untuk kaya. Saya menyesal tidak mempelajari
hal ini sejak dulu, baru beberapa waktu belakangan ini saya memahaminya.
Padahal di perkuliahan S1 saya dulu, prinsip prinsip keuangan ini semua
dipelajari. Saran saya kita jangan mengikuti kesalahan saya dulu. Kita harus melek
finansial, minimal kita mengerti cash flow (arus kas) usaha kita, kendalikan agar
tetap sehat. Saat itu berhasil kita lakukan, insyaAllah usaha kita akan tumbuh
terus, walau tidak langsung besar, usaha ini punya ketahanan yang lebih
dibandingkan usaha lain.

Ohya, saya sedang menulis ebook terkait manajemen keuangan usaha, jika
berminat boleh kirim pesan ke 0823-6638-0788 atau ke FB saya juragan
bagkinantan

6
Enggan Membangun Jaringan

Kualitas rejeki kita itu ditentukan juga dengan seberapa berkualitasnya jaringan yang
kita punyai. Seperti yang digambarkan Rasulullah, bahwa saat kita lebih sering bergaul
dengan tukang besi, kita bakal terkena panas dan baunya. Sedangkan saat kita lebih
sering bergaul dengan penjual minyak wangi, kita akan kebagian wanginya.
Untuk meningkatkan kualitas hidup kita, kita harus mulai memilah siapa teman kita.
Memang kita boleh bergaul dengan siapa saja, tapi untuk maju dan berkembang kita
harus memberikan porsi lebih kepada mereka yang dapat memberikan kebaikan
kebaikan dalam hidup kita. Terutama untuk kemajuan bisnis kita.
Kesalahan yang dulu saya kerjakan adalah saya salah memilih teman. Terlalu banyak
waktu terbuang percuma untuk pembicaraan yang tidak dapat memberikan nilai
tambah. Baik untuk pengetahuan bisnis apa lagi pengetahuan dan pengamalan agama.

Saran saya mulailah perhatikan siapa yang berada dalam lingkaran terdekat kita saat
ini. Sudahkah ia mampu memberikan nilai tambah pada kehidupan kita baik bisnis atau
agama? Mulailah untuk memilah siapa yang berada di lingkaran pertama, kedua dan
seterusnya. Lalu prioritaskan waktu kita dalam membangun hubungan yang produktif
dengan mereka mereka di lingkaran pertama dan seterusnya.
Selanjutnya, carilah mentor yang akan membimbing kita. Mentor akan dapat
memberikan masukan masukan yang membangun untuk kemajuan bisnis dan
kehidupan beragama kita. Mengapa kehidupan beragama menjadi sesuatu yang
penting juga, pada bagian terakhir akan saya singgung sedikit.
Carilah mentor, karena dengan pengalamannya beliau akan dapat memberikan arahan
yang tepat. Bagaimanapun pengalaman adalah sosok guru yang paling baik. Banyak hal
yang dapat diungkapkan oleh pengalaman pengalaman.

Setelah kita perbaiki lingkaran pergaulan kita, selanjutnya carilah mentor yang akan
membimbing kita ke arah yang lebih baik.

7
Salah Memilih Partner
Partner menjadi bagian penting dalam pengembangan bisnis. Saya melihat
beberapa bisnis yang tumbuh pesat hari ini biasanya dibangun oleh dua orang
atau 3 orang. Google dibangun oleh 2 orang, facebook juga dibangun oleh 3 orang,
lalu di indonesia ada kaskus yang besar setelah Ken bergabung dengan Andrew
Darwis. Dan beberapa perusahaan lainnya, biasanya, dibangun oleh 2-3 orang.
Yang dibangun sendiri juga ada kok yang besar. Tapi biasanya akan lebih kuat daya
ungkitnya saat dibangun oleh lebih dari 1 orang. Ada beberapa bagian kerja yang
bisa jadi partner kita lebih menguasai atau ahli di bidang tersebut.

Saya mencatat sebaiknya ada dua orang ahli saat startup bisnis, mereka yang kuat
dalam mengembangkan ide tentang produknya dan mereka yang mampu
memasarkannya. Seperti saya singgung di awal bahwa produksi adalah sesuatu
yang njilmet dan repot untuk dipikirkan berbarengan dengan proses marketing
atau penjualan. Dengan adanya partner, dua proses kunci ini bisa berjalan
beriringan.

Tapi hati hati, perjelas semuanya di awal. Perpecahan usaha biasa terjadi karena si
bos pecah kongsi. Kalo bisa buat perjanjian hitam di atas putih. Hehe

Saya punya teman, dua orang. Bisnisnya tidak terlalu istimewa, mereka menjual
beras, ditambah dengan telur dan minyak goreng. Keuntungan yang mereka
dapatkan juga tidak terlalu banyak, hanya sekitar 100-200 rupiah per kilogram
beras yang terjual. Begitu juga dengan telur dan minyak goreng. Setelah dua bulan
berjalan mereka sudah berani ambil cicilan pick up untuk membantu operasional
usaha. Saat saya tanya perputaran beras per bulan, sekitar 20 ton, dan hasil itu
sudah cukup untuk membayar cicilan mobil. Mereka berdua membagi peran, satu
sebagai bagian keuangan, satu lagi bagian marketing. Saya banyak belajar dari
mereka. mungkin kita bisa juga belajar dari cerita mereka, berpartner dan
produktif.

Terkait juga dengan membangun jaringan, partner itu juga bagian dari jaringan
kita, salah memilih partner juga bisa menyebabkan sesuatu yang bahaya...hehe
Ohya satu lagi, seorang teman saya pernah di tanya, seperti apa partner yang baik
itu? Partner yang baik itu seperti ISTRI/ suami kita. Bagaimana istri/ suami kita
memperlakukan kita seperti itulah kriteria partner yang baik. Kalo belum punya
istri/ suami? Selamat mencari partner.

8
Gunakan Dana Investor, Namun
Tidak Jelas Pembagian Wewenang Dan Batas Waktu

Terlalu semangat!! Saat mengetahui bahwa ternyata bisnis itu gak mesti punya
modal sendiri. Kita bisa gunakan uang orang lain sebagai modal usaha. Tawarkan
kerjasama dan bagi hasil untuk para calon investor tersebut.

Namun, sayangnya semangat tidak cukup jika tidak dibarengi dengan ilmu.
Akhirnya malah kita kerepotan sendiri. Karena apa? Karena ternyata si investor
mengambil bagian/ peran dalam bisnis terlalu dalam. Harusnya beberapa
keputusan penting kita sebagai pengelola yang mengambil keputusannya, lagi lagi
karena kurang ilmu, saat investor ambil peran lebih kita diam.

Dalam usaha yang menggunakan uang orang lain dalam bentuk investasi, pertama
kita harus sangat detail menyusun rencana A, B, C dll. Jika strategi ini gagal maka
gunakan strategi ini dan seterusnya. Begitu juga dengan rencana keuangannya.

Jadi saat kita buat proposal investasi, dana yang kita minta dari investor harus
mampu mengcover beberapa rencana kita dalam menjalankan usaha ini. Karena
jika tidak, alamat kita akan bingung saat rencana A gagal dan rencana
pendukungnya tidak ada. Fatalnya saat punya rencana cadangan, hanya saja
uangnya tidak cukup.

Kedua, rencana rencana itu terkait rencana investasi ke aset seperti alat dan
mesin atau yang lain dalam bentuk barang dagangan kah? Saran saya di awal
jangan membeli fixed asset terlalu berlebihan, karena itu akan menjadi beban dan
menjadi nilai mati karena ia tidak bisa di uangkan dalam waktu cepat dan nilainya
terus turun karena depresiasi.

Ketiga, kumpulkan uang minimal 2 kali lipat dari total rencana anggaran yang
kita susun. Misalnya dalam rencana kita, kita butuh 20 juta. Susun dalam proposal
menjadi 40 juta. 20 juta ini adalah dana cadangan untuk menjalankan rencana
cadangan jika rencana utama gagal total.

Keempat, buat garis yang jelas antara investor dan kita sebagai pengelola. Apa
yang bisa dilakukan investor dalam bisnis ini dan apa yang tidak boleh.
Bagaimanapun bisnis ini ide kita, kita paling tau tentang ide tersebut. Posisikan
investor sebagai pemberi masukan saja. Bukan ikut campur dalam manajemen.
Segala keputusan strategis dalam usaha adalah hak kita sepenuhnya. Jangan

biarkan investor mencampuri terlalu dalam. Dan ingat buat garis itu dalam bentuk
kontrak kerjasamanya.

Kelima, buat batas waktu kerjasama. Untuk apa? Agar kita fokus untuk
mengembangkan usaha dan memacu kita agar berhasil lebih cepat. Karena apa di
akhir kerja sama uang investor akan dikembalikan beserta bagi hasil usaha. Selain
itu, agar investor tidak terlalu lama menunggu uang mereka untuk dicairkan. Dan
kita bisa terus mengembangkan ide ide baru, tak terikat dengan kerjasama yang
pertama tadi.

9
Terlalu Cepat Puas: Ingin Segera Buka Cabang, Tambah Karyawan,
Tambah Kapasitas Produksi
Penyakit ni. Sebulan dah mulai naik penjualan langsung susun rencana ekspansi
bisnis, buat cabang dan lain lain. Lupa mungkin bahwa kenaikan itu gak bersifat
linier dan naik terus, ada kalanya ia akan turun. Perlu beberapa pertimbangan
untuk kita mengambil keputusan dalam ekspansi bisnis.

Jangan terlalu cepat puas deh, palajari dulu seluk beluk pasarnya. Temukan
saluran distribusi yang kuat dan stabil, temukan polanya lalu ujikan pola itu. Jika
berhasil, sepertinya usaha kita dah bisa di ekspansi nih.

Intinya jangan terburu buru, sabar, bisnis ini lari marathon bukan sprint 100
meter. Hehe.

10
Malas Beribadah
Sering kan kita mendengar bahwa, kalo mau banyak rejeki kita harus dekat dengan
yang ngasih rejeki? Siapa yang punya kendali penuh dalam membagikan rejeki?
Yap benar, Dialah Tuhan. Dan di jelaskan dalam Al quran bahwa, tujuan
diciptakannya jin dan manusia adalah untuk beribadah kepada Nya.

Namun, ibadah saja tidak cukup, harus di barengi dengan usaha yang maksimal.
Duduk di masjid seharian tidak menjadikan Allah menurunkan rejekinya kepada
kita. Rejeki itu harus diusahakan, tanpa usaha, sama saja dengan menghina Allah.
Salah satu bentuk kesyukuran kita atas karunianya adalah selain rajin beribadah,
kita harus membarenginya dengan usaha/ kerja yang maksimal.

Saya menemukan bahwa, banyak pengusaha sukses hari ini adalah mereka mereka
yang dekat dengan Tuhannya. Mereka adalah orang orang yang religius, tapi tidak
kenal lelah berusaha menjemput rejeki dari Tuhan. Ia rayu Tuhan dengan berbagai
cara, salah satunya dengan memperbanyak ibadah.

Ibadah sendiri memiliki banyak cabang, ada yang wajib dan ada yang sunnah.
Idealnya Wajib dan sunnah dikerjakan semuanya, namun yang paling pokok di
awal adalah mengerjakan yang wajib, sambil belajar meningkatkan ibadah sunnah.
Ibadah sunnah itu ibarat pagar bagi rumah. Ia melindungi bangunan utama
(ibadah wajib). Semakin kita membarengi ibadah wajib dengan sunnah, insyaAllah
kualitas kedekatan dengan Allah semakin baik. Saat kita dekat denganNya, akan
lebih mudah kita meminta kepadaNya.

Saya tidak akan menceritakan ibadah apa saja yang harus kita kerjakan, kita bisa
mempelajarinya sendiri.

Saat kita merasa bahwa usaha kita semakin sulit, ada baiknya kita lihat kembali ke
belakang, sedekat apa kita dengan Tuhan. Adakah perintahnya kita kerjakan atau
larangannya yang kita langgar? Sering saya merasakan kondisi ini saat saya mulai
jauh dariNya, mulai bergelimang maksiat. Jika kawan kawan merasakan yang
sama, ada baiknya kita sama sama bertaubat, mohon ampun dan mulai kembali
bangun komunikasi dengannya lewat ibadah yang sudah diajarkan Nabi
Muhammad Shalallahu Alaihi wa Salam.

11
Berseteru Dengan Orang Tua
Dalam buku 7 keajaiban rejeki yang di tulis Ippho santosa, kita akan menemukan
bahwa, untuk meningkatkan rejeki kita, hal pertama yang harus kita dapatkan
adalah restu sepasang bidadari. Siapa saja bidadari itu? Dialah Ibu dan Istri.

Dalam agama kita diajarkan bahwa restu Allah itu bersesuaian dengan restu orang
tua. Saat orang tua ridho dengan kita maka secara tidak langsung Allahpun ridho
dengan apa yang kita kerjakan selama itu bukan bermaksiat kepada Allah.

Sering kali, karena merasa lebih tinggi sekolahnya dairi orang tua, kita menjadi
pongah dan mulai meremehkan nasihat nasihat mereka. Tidak ada orang tua yang
ingin anaknya susah. Mereka ingin semua anaknya bahagia, cukup mereka yang
menanggung kesulitan dalam hidup tapi jangan anak anaknya.

Tetap hargai pendapat mereka, komunikasikan keinginan keinginan kita. Mereka


hanya belum mengerti saja, jika komunikasi terus kita lakukan, pelan pelan
mereka akan mengerti dengan apa yang kita lakukan.

Sering kali pengusaha pemula berseteru dengan orang tuanya di sebabkan karena
perbedaan keinginan. Orang tua ingin anaknya tidak usah sulit dalam mencari
nafkah. Cukup jadi pegawai, baik baik bekerja ada gaji dan ada pensiun, masa
depan terjamin. Namun, si anak berkeras bahwa mereka yakin bisa berhasil
dengan berusaha sendiri, sudah banyak contoh di luar yang berhasil. Itu tkita
bahwa merekapun bisa mendapatkan yang seperti itu (sukses dalam bisnis).

Pengusaha pemula memang sangat idealis, mereka belum bertemu dengan


kesulitan kesulitan dalam menjalankan bisnis. Sering kali mereka berseteru dengan
orang tua hingga berkata kasar dan melukai hati orang tuanya. Astagfirullah...

Jika hari ini kita masih berseteru dengan orang tua kita terkait pilihan pilihan hidup
kita, ada baiknya segera berdamai. Temui, cium tangannya bersimpuhlah,
sampaikan maaf kepadanya, sampaikan keinginan keinginan kita, komunikasikan.

Banyak masalah yang selesai dengan komunikasi. Benturan antara kita denga
orang tua itu hanya karena ada gap informasi antara kita dan orang tua.
Kebanyakan orang tua belum memahami bahwa jalan hidup pengusaha
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pegawai. Bahkan bisa lebih baik dari

pegawai. Masalah gaji dan pensiun itu sesuatu yang bisa kita siapkan melalui
keuntungan usaha kita,jadi katakan pada orang tua jangan terlalu khawatir. Toh,
menjadi pegawai juga tidak menjadi jaminan bahwa hidup kita akan berkualitas
dan bahagia.

Orang tua berpendapat karena selama ini mereka menjalani hidup sebagai
pegawai (misalnya), mereka tidak pernah menjalani hidup sebagai pengusaha.
Yang mereka tahu hanya mendengar dari orang orang tentang hidup sebagai
pengusaha. Dan harus juga di akui bahwa hidup sebagai pegawai sebenarnya tidak
mulus mulus aja, tetap ada banyak masalah yang kurang lebih sama bila
dibandingkan dengan pengusaha.

Jadi, jangan mengambil jarak dengan orang tua, bangun komunikasi terus, karena
ketidak setujuan orang tua hanya karena mereka tidak tahu. Sampaikan agar
mereka tau. insyaAllah seiring berjalan waktu, orang tua kan memahami dan
akhirnya mengizinkan apa yang kita kerjakan. Kita hanya perlu membuktikan
bahwa kita bertanggung jawab dengan pilihan dan maksimal dalam berusaha.
Seperti yang saya lakukan, saya butuh waktu 3 tahun untuk benar benar
meyakinkan ibu saya bahwa saya akan baik baik saja dengan pilihan sebagai
pengusaha. Saya Cuma minta izin dan restu ibu saja. Selebihnya biar saya yang
bekerja.

PENUTUP

Inilah 11 poin yang saya catat selama ini. Saya belum berhasil, masih sering juga
melakukan kesalahan kesalahan yang saya catat di atas. Tapi saya berusaha untuk
terus belajar dan mengamalkan apa yang sudah saya pelajari.

Bisnis yang saya geluti juga belum ada yang besar, masih jatuh bangun juga, Cuma
dengan apa yang sudah saya catat di atas, saya mulai menemukan jalan yang
harus saya tempuh, minimal petanya sudah mulai bisa saya baca. Saya berdoa
sumbangsih kecil ini bisa juga menjadi bantuan buat kawan kawan pemula yang
ingin mulai usaha atau sudah jalan usahanya dan ingin di besarkan. Saya doakan
usaha kawan kawan bisa tumbuh lebih cepat.

Saya belajar bahwa kita harus fokus, kerahkan segala sumberdaya yang kita punya
untuk membesarkan bisnis yang kita yakin memiliki passion di dalamnya. Saya
sudah mencoba berbagai macam bisnis, dan hari ini saya mencoba untuk
memfokuskan energi saya ke bisnis MADU, web usaha ini sedang dalam masa
konstruksi yaitu refillmadu.com.

Di dalam situs ini nanti anda akan menemukan PELUANG KERJASAMA usaha,
terutama bagi anda yang ingin berusaha namun kesulitan modal, kami ada
program kerjasama tanpa modal, dengan memanfaatkan aktivitas kita di dunia
maya. Selain itu, bagi setiap rekan yang bergabung akan diberikan bimbingan
bagaimana menjalankan bisnis secara benar.

Ada, satu lagi bisnis yang saya geluti sejak 6 tahun yang lalu, bisnis konveksi
seragam (kaos, kemeja, jaket, rompi, sweater, blazer dan lain lain). Di sini kami
mengerjakan berbagai pesanan seragam, mulai dari anak anak hingga dewasa.
Selama ini pasar kami terbentang dari aceh hingga lampung dan mulai masuk ke
jawa dan sulawesi.

Saya menyadari bahwa jaringan itu penting, untuk itu saya mengajak kawan
kawan untuk bersama sama saling terkoneksi dan saling memberikan masukan
untuk perbaikan dan pengembangan bisnis.

Sehari hari saya biasa aktif di Facebook : Juragan BagKinantan, di twitter :


@bagkinantan, BBM : 545545B5 dan WA : 0823-6638-0788, email saya
bagkinantan@gmail.com saya mengundang kawan kawan untuk membangun
koneksi baik dunia nyata atau maya. Di dunia nyata saya tinggal di jalan Karya Gg
Perdamaian No 7 Medan , rumah kami terbuka untuk kawan kawan yang ingin
bersilaturrahim.

Akhir kalam, semoga kebaikan selalu melingkupi kita Aamiin

Temanmu
Bag Kinantan
Manajemenusaha.com

Anda mungkin juga menyukai