Anda di halaman 1dari 2

Arsitektur Minimalis Di Indonesia

inimalis dalam dunia arsitektur merupakan sebuah istilah yang


digunakan untuk menggambarkan tren dalam desain arsitektur yang
mengusung konsep kesederhanaan. Pada dasarnya, arsitektur
minimalis merupakan pengembangan dari aliran arsitektur bergaya
modern. Dua tokoh arsitek yang berperan penting dalam perkembangan
arsitektur modern adalah Ludwig Mies van der Rohe dan Le Corbusier yang
mengedepankan konsep less is more (read: sederhana itu kaya) yang berarti
penggunaan dekorasi, termasuk ornamen/ukiran dan warna, diminimalisir untuk
menghasilkan desain yang lebih bernilai.
Arsitektur minimalis mulai berkembang di negara-negara lain seperti Amerika,
Inggris, dan Jepang pada akhir tahun 1980-an. Barulah pada tahun 1990 konsep
minimalis mulai popular dan berkembang pesat hingga tahun 2000-an. Kini, di
Indonesia sendiri konsep arsitektur minimalis telah menjadi sebuah tren desain
yang banyak dipilih oleh masyarakat. Konsep minimalis banyak dipilih karena
dianggap dapat menghasilkan bentukan bangunan yang sederhana namun tetap
memiliki nilai keindahan dan
kondisi ruangan yang lebih besar
dan lapang. Selain itu, arsitektur
minimalis
cenderung
mengutamakan
penggunaan
material-material yang praktis
dan tahan lama seperti beton
dan aluminium.
Di sisi lain, tren minimalis yang
diterapkan di Indonesia banyak
dipengaruhi oleh gaya arsitektur
minimalis yang diterapkan di Eropa, Amerika, dan Jepang. Padahal, arsitektur
yang diterapkan di negera empat musim pada umumnya memiliki perlakuan yang
berbeda dengan arsitektur di negara tropis seperti Indonesia. Sebagai contoh,
desain bangunan arsitektur minimalis yang dibangun di negara-negara tersebut
cenderung menggunakan dak beton atau beratap datar. Padahal pengguanaan
dak beton atau atap datar kurang sesuai dengan kondisi iklim di Indonesia yang
memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan kemarau. Di samping dapat
menyalurkan panas ke ruangan di bawahnya karena radiasi sinar matahari, dak
beton pun cenderung mudah retak. Sehingga pada musim penghujan, retakan
tersebut dapat menyebabkan kebocoran yang seringkali menjadi masalah ketika
musim penghujan datang.
MINIMALIS Gaya arsitektur yang berasal dari
negara empat musim, beratap datar, dan tanpa
teritisan.

Contoh lain yang tak kalah penting pada desain minimalis dari negara lain yang
sering diterapkan di Indonesia adalah tidak adanya perpanjangan atap yang
melindungi jendela dari sinar matahari dan air hujan, atau yang sering disebut
dengan teritisan/kanopi. Untuk mendapatkan sinar matahari yang maksimal,
bangunan-bangunan minimalis di negara empat musim cenderung mengurangi
ukuran atau bahkan menghilangkan teritisan yang memang tidak diperlukan.
Apabila hal tersebut diterapkan pada desain arsitektur minimalis di Indonesia,
maka akan berdampak pada pengeluaran biaya tak terduga, seperti biaya
perawatan yang meningkat akibat perabot yang ada di dalam bangunan menjadi
cepat rusak dan lebih cepat pudar karena paparan sinar matahari. Selain itu,
panas matahari berlebih yang masuk ke dalam bangunan dapat menyebabkan
tambahan beban pendingin buatan seperti kipas angin maupun AC (Air
Conditioner). Hal tersebut tentunya menyebabkan beban biaya listrik menjadi
lebih bertambah.
Dari paparan diatas maka
dapat disimpulkan bahwa
sebenarnya
mengadaptasi
tren
desain
arsitektur
minimalis pada bangunan
seperti
rumah
tinggal
ataupun bangunan komersial
lainnya di Indonesia tidak
TROPIS MINIMALIS Salah satu contoh rumah
sepenuhnya
salah
atau
dengan konsep minimalis yang telah disesuaikan
dilarang. Tetapi masyarakat
dengan karakteristik bangunan tropis.
Indonesia sebaiknya lebih jeli
dalam mengadopsi desain arsitektur yang berasal dari negara dengan iklim yang
berbeda. Menyesuaikan desain arsitektur minimalis dengan karakteristik
bangunan tropis/tradisional merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan
untuk mengasilkan bangunan minimalis yang sesuai dengan iklim di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai