Hal yang terjadi pada pembuatan kue tersebut dapat juga terjadi pada suatu
penelitian, sehingga dikenal beberapa jenis penelitian, misalkan penelitian
penggalian (exploratory), penjelasan (explanatory), pemaparan (descriptive),
penerapan (applied), atau pun penelitian dasar atau murni (basic). Penelitian
exploratory, explanatory, dan descriptive adalah jenis-jenis penelitian yang
dibedakan berdasarkan tujuannya (Neuman, 2000: 21). Sedangkan penelitian
terapan dan dasar atau murni adalah jenis-jenis penelitian yang dibedakan
berdasarkan kegunaannya (Sekaran, 2003: 7). Selanjutnya akan dibahas mengenai
jenis-jenis penelitian tersebut.
1.1.Penelitian Exploratory
kesamaan diantara data yang diperoleh dan mungkin menjadi dasar untuk kegiatan
penambahan data. Dimensionalisasi adalah kegiatan mengidentifikasi tanda-tanda
yang dimiliki beberapa kategori dan konstrak yang telah diperoleh. Integrasi adalah
menggabungkan konstrak yang terkonseptual melalui suatu paradigma, teori, atau
cara pandang tertentu. Iterasi adalah kegiatan analisis berulang-ulang terhadap
langkah-langkah yang telah dilakukan maupun yang akan dilakukan oleh peneliti
(berupa penelaahan ulang terhadap langkah-langkah yang telah dan akan
dilakukan). Refutasi adalah kegiatan menguji secara sengaja apa yang diperoleh
dalam proses kategorisasi, konstruksi, proposisi, atau kerangka konseptual kedalam
kondisi empirik. Contoh penelitian eksploratif penulis kemukakan dibawah ini.
Seorang walikota menelaah lapran-laporan (observasi) mengenai kondisi kotanya,
lalu dia menemukan bahwa sebagian besar kejahatan di mal-mal dalam kota
dilakukan oleh anak-anak (remaja) berusia 15 sampai 25 tahun. Seorang peneliti
diberi tugas oleh Walikota itu utuk menelaah faktor-faktor yang patut diduga
melatarbelakangi munculnya kenakalan remaja. Peneliti tersebut selanjutnya
mendatangi tempat yang diasumsikan sebagai terkumpulnya anak-anak nakal,
yaitu penjara khusus anak-anak nakal. Misalkan di Tangerang. Langkah kedua
peneliti tersebut adalah mengumpulkan sejumlah anak-anak nakal di penjara
khusus tersebut, misalkan sebanyak 100 orang secara acak.
10Langkah ketiga peneliti tersebut adalah mengumpulkan data melalui wawancara
terhadap keseratus anak-anak nakal tersebut dan mencatatnya. Misalkan hasil
wawancara tersebut menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
- 20 orang anak mempunyai adik lebih dari 3, 10 orang mempunyai kakak lebih dari
2, 70 orang anak tidak mempunyai adik maupun kakak (anak tunggal);
- 5 orang Ibu maupun Bapaknya tidak bekerja, 80 orang kedua orangtuanya bekerja,
dan 15 orang hanya Bapaknya yang bekerja;
- 75 orang masih duduk dikelas 2 SMP, 10 orang kelas 3 SMP, 5 orang kelas 1 SMA,
dan 10 orang kelas 3 SMA; dan
- rata-rata usia keseratus anak tersebut adalah 19 tahun.
- 20 orang anak pegawai negeri (pemda), 25 orang anak pengusaha, 10 orang anak
dokter, 20 orang anak petani, dan 25 orang anak pengacara.
Langkah keempat peneliti adalah mengklasifikasi data-data tersebut di atas. Data di
atas menunjukkan suatu klasifikasi bahwa faktor-faktor penyebab kenakalan remaja
adalah: anak tunggal, kedua orang tua pekerja, dan pendidikan rendah. Ketiga
faktor tersebut adalah jumlah terbesar dari masing-masing klasifikasi yang
ditanyakan. Misalkan sebesar 70 orang (70%) adalah anak tunggal, sehingga
peneliti tersebut dapat disimpulkan bahwa anak tunggal adalah salah satu
penyebab kenakalan remaja. Selanjutnya peneliti itu pun akan menyimpulkan
bahwa faktor kedua yang patut diduga sebagai penyebab kenakalan remaja adalah
kedua orang tua pekerja, karena dari seratus orang anak, sebanyak 80 anak (80%),
kedua orang tuanya bekerja.
11
1.2. Penelitian Explanatory
Penelitian explanatory adalah penelitian yang bertujuan menelaah kausalitas antar
variabel yang menjelaskan suatu fenomena tertentu. Misalkan penelitian mengenai
hubungan antara uang dengan motivasi, hubungan antara jumlah wanita karir
dengan kenakalan remaja, hubungan antara gaji dengan bellboy turnover seperti
contoh di atas, atau hubungan antara gaji dengan kinerja. Perbedaan antara
penelitian explanatory dengan exploratory adalah: pada penelitian exploratory
peneliti tidak berusaha membuktikan atau menjelaskan hubungan atau pengaruh
antar variabel, sedangkan dalam penelitian explanatory peneliti berusaha untuk
menjelaskan atau membuktikan hubungan atau pengaruh antar variabel.
Seperti dikemukakan dibagian awal Bab ini, penelitian adalah cara untuk
mendapatkan suatu ilmu pengetahuan, sehingga penelitian ilmiah dapat dikatakan
sebagai cara-cara mendapatkan suatu ilmu pengetahuan dengan cara yang ilmiah
atau sistematik. Pada hakekatnya cara mendapatkan ilmu pengetahuan dapat
dibedakan menjadi dua cara, yaitu cara mendapatkan ilmu pengetahuan yang
ilmiah (sistematik), sehingga ilmu pengetahuan yang diperoleh dapat
dipertanggung jawabkan, dan cara
15
mendapatkan ilmu pengetahuan yang tidak ilmiah (tidak sistematik), yang ilmu
pengetahuannya tidak dapat dipertanggung jawabkan.
Kerlinger dan Lee (2000) mengungkapkan bahwa penelitian ilmiah tidak dilakukan
berdasarkan dugaan, pengalaman, atau intuisi semata, tetapi juga melalui suatu
langkah terarah dan tegas atau teliti (rigorous), yang tidak dipengaruhi oleh
kepentingan atau pemikiran seseorang. Kerlinger dan Lee (2000) lebih jauh
mengungkapkan empat cara memperoleh ilmu pengetahuan, yaitu berdasarkan
keyakinan (tenacity), berdasarkan wewenang (authority), berdasarkan a priori , dan
berdasarkan langkah-langkah metode ilmu pengetahuan (method of science).
Mendapatkan pengetahuan atau menarik kesimpulan berdasarkan keyakinan adalah
ketika seseorang menarik kesimpulan berdasarkan apa yang dia pegang sebagai
yang paling benar. Misalkan, seorang manajer yang yakin, tanpa alasan apapun
juga bahwa meningkatkan gaji akan meningkatkan motivasi. Kesimpulan atau
pengambilan pengetahuan meningkatkan gaji tersebut tanpa didasari apapun juga,
baik berdasarkan teori atau hasil penelitian.
Mendapatkan pengetahuan berdasarkan wewenang, adalah ketika seseorang
mengambil pengetahuan atau menarik kesimpulan melalui wewenang orang lain
atau pihak yang berwenang. Misalkan seorang konsumen yang akan meminum
minuman dalam kemasan. Ketika konsumen tersebut meminum minuman dalam
kemasan, dia merasa yakin bahwa minuman yang diminum adalah minuman yang
menyehatkan. Kesimpulan bahwa minuman yang diminum adalah minuman yang
menyehatkan, bukan berdasarkan penelitian konsumen yang bersangkutan, tetapi
berdasarkan label atau catatan yang tertera dikemasan minuman tersebut yang
menunjukkan bahwa minuman yang diminum sudah terdapaftar di Departemen
Kesehatan. Karena minuman kemasan tersebut sudah terdaftar di Departemen
Kesehatan, maka konsumen yang membeli minuman kemasan akan menyimpulkan
bahwa minuman
16
kemasan yang diminum adalah sehat. Pengambilan kesimpulan atau pengetahuan
berdasarkan wewenang tertentu, misalkan contoh di atas adalah pengambilan