BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Ekskursi praktikum sedimentologi ini merupakan rangkaian acara
praktikum yang wajib di tempuh oleh praktikan. Objek pengamatan pada ekskursi
ini yaitu singkapan batuan sedimen karbonat yang berada didaerah Panggang,
Wonosari Yogyakarta.
Sedimentologi adalah ilmu yang mempelajari sedimen atau endapan (Wadell,
1932). Sedangkan sedimen atau endapan pada umumnya diartikan sebagai hasil
dari proses pelapukan terhadap suatu tubuh batuan, yang kemudian mengalami
erosi, tertansportasi oleh air, angin, dll, dan pada akhirnya terendapkan atau
tersedimentasikan.
Batuan karbonat didefinisikan sebagai batuan dengan kandungan material
karbonat lebih dari 50 % yang tersusun atas partikel karbonat klastik yang
tersemenkan atau karbonat kristalin hasil presipitasi langsung (Reijers & 1986).
Bates & Jackson (1987) mendefinisikan batuan karbonat sebagai batuan yang
komponen utamanya adalah mineral karbonat dengan berat keseluruhan lebih dari
50 %. Sedangkan batugamping, menurut definisi Reijers & Hsu (1986) adalah
batuan yang mengandung kalsium karbonat hingga 95 %. Sehingga tidak semua
batuan karbonat merupakan batugamping.
I.2
Nama
Nim
Plug
Page 1
Laboratorium Sedimentologi
I.3
DASAR TEORI
1. Pengertian
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pemadatan
endapan yang berupa bahan lepas. Hutton (1875; dalam Sanders, 1981). Batuan
sedimen adalah batuan yang terbentuk oleh konsolidasi sedimen, sebagai material
lepas, yang terangkut ke lokasi pengendapan oleh air, angin, es dan longsoran
gravitasi, gerakan tanah atau tanah longsor. Batuan sedimen juga dapat terbentuk
oleh penguapan larutan kalsium karbonat, silika, garam dan material lain. Menurut
Tucker (1991), 70 % batuan di permukaan bumi berupa batuan sedimen. Tetapi
batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan sedimen
tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif tipis. Batuan
karbonat merupakan salah satu jenis batuan sedimen non silisiklastik. Pada batuan
ini terkandung fraksi karbonat yang lebih besar jumlahnya daripada fraksi non
karbonat, jumlah fraksi karbonatnya lebih dari 50%. Selama pembentukannya,
batuan karbonat melalui serangkaian proses-proses yang disebut diagenesa.
Dengan kata lain diagenesa adalah perubahan yang terjadi pada sedimen secara
alami, sejak proses pengendapan awal hingga batas (onset) dimana metamorfisme
akan terbentuk. Setelah proses pengendapan berakhir, sedimen karbonat
mengalami proses diagenesa yang dapat menyebabkan perubahan kimiawi dan
mineralogi untuk selanjutnya mengeras menjadi batuan karbonat.
2. Klasifikasi Umum
Pettijohn (1975), ODunn & Sill (1986) membagi batuan sedimen berdasar
teksturnya menjadi dua kelompok besar, yaitu batuan sedimen klastika dan batuan
sedimen non-klastika.
Batuan sedimen klastika (detritus, mekanik, eksogenik) adalah batuan sedimen
yang terbentuk sebagai hasil pengerjaan kembali (reworking) terhadap batuan
yang sudah ada. Proses pengerjaan kembali itu meliputi pelapukan, erosi,
transportasi dan kemudian redeposisi (pengendapan kembali). Sebagai media
proses tersebut adalah air, angin, es atau efek gravitasi (beratnya sendiri). Media
Nama
Nim
Plug
Page 2
Laboratorium Sedimentologi
yang terakhir itu sebagai akibat longsoran batuan yang telah ada. Kelompok
batuan ini bersifat fragmental, atau terdiri dari butiran/pecahan batuan (klastika)
sehingga bertekstur klastika.
Batuan sedimen non-klastika adalah batuan sedimen yang terbentuk
sebagai hasil penguapan suatu larutan, atau pengendapan material di tempat itu
juga (insitu). Proses pembentukan batuan sedimen kelompok ini dapat secara
kimiawi, biologi /organik, dan kombinasi di antara keduanya (biokimia). Secara
kimia, endapan terbentuk sebagai hasil reaksi kimia, misalnya CaO +
CO2 CaCO3. Secara organik adalah pembentukan sedimen oleh aktivitas
binatang atau tumbuh-tumbuhan, sebagai contoh pembentukan rumah binatang
laut (karang), terkumpulnya cangkang binatang (fosil), atau terkuburnya kayukayuan sebagai akibat penurunan daratan menjadi laut.
Penaman batuan sedimen secara deskriptif, tergantung pada data pemerian
(data deskriptif) yang meliputi warna, tekstur, struktur dan komposisi. Pembagian
batuan sedimen silisiklastika umumnya berdasar ukuran butir, ditambah dengan
bentuk butir, struktur dan komposisi yaitu :
1. Rudit (f > 2 mm), termasuk breksi (fragmen meruncing), konglomerat (fragmen
membulat). Apabila komposisi fragmen batuan secara megaskopik dapat diamati,
maka penamaaan tambahan dapat diberikan berdasarkan komposisi utama
fragmen batuan tersebut. Misalnya breksi andesit, breksi batuapung, konglomerat
kuarsa.
2. Arenit, adalah batuan sedimen berbutir pasir (batupasir). Penamaan batupasir
ini dapat ditambahkan berdasar kenampakan struktur sedimen (contoh batupasir
berlapis, batupasir silangsiur), atau komposisi penyusun utamanya, misal
batupasir kuarsa.
3. Lutit, terdiri dari batulempung, batulanau, dan serpih. Batulempung berbutir
lempung, batulanau tersusun oleh mineral/fragmen batuan berbutir lanau. Serpih
adalah batulempung atau batulanau berstruktur laminasi.
Nama
Nim
Plug
Page 3
Laboratorium Sedimentologi
Klasifikasi batuan karbonat menurut Embry dan klovan ini merupakan modifikasi
dari klasifikasi yang diusulkan oleh Dunham (1962).
Gambar I.3 Klasifikasi Batuan Karbonat Menurut Embry & Klovan (1971)
Nama
Nim
Plug
Page 4
Laboratorium Sedimentologi
3. Proses Diagenesa
Proses diagnesa sangat berperan dalam menentukan bentuk dan karakter
akhir batuan sedimen yang dihasilkannya. Proses diagenesa akan menyebabkan
perubahan material sedimen. Perubahan yang terjadi adalah perubahan fisik,
mineralogi dan kimia. Pada batuan karbonat, diagenesa merupakan proses
transformasi menuju batugamping atau dolomit yang lebih stabil.
Faktor
2.
3.
karbonat dengan komposisi utama kalsit akan mengalami proses diagenesa yang
berbeda dibandingkan dengan batuan karbonat yang berkomposisi dominan
aragonit maupun juga dolomit. Lingkungan pelarutan dan lithifikasi yang berbeda,
misal di lingkungan air laut dan air tawar akan menghasilkan batuan yang
berbeda. Demikian juga halnya dengan tekstur semen dan butiran batuan, juga
akan
bervariasi
bergantung
pada
tekanan
dan
temperatur
lingkungan
diagenesanya.
Lingkungan diagenesa yang berbeda akan memiliki proses kimia dan
fisika yang relatif berbeda pula, sehingga produk diagenesanya pun akan berbeda.
Hal inilah yang dapat dijadikan indikator untuk mengetahui lingkungan diagenesa
yang bersangkutan. Ada beberapa lingkungan diagenesa beserta produknya, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
Page 5
Laboratorium Sedimentologi
Sumber: http://www.geol.umd.edu/~hcui/Teaching/DiagenesisHuanCui.pdf
Proses-proses diagenesa batuan karbonat meliputi:
Pelarutan (Dissolution)
Merupakan proses melarutnya komponen karbonat yang terjadi saat fluida pori
tidak jenuh (undersaturated) oleh mineral-mineral karbonat. Pelarutan akan
terbantu oleh adanya mineral yang bisa larut (mineral karbonat yang tidak stabil
seperti aragonit dan Mg-calcite), serta nilai pH yang rendah (lingkungan menjadi
asam). Fluida air pori yang ada dalam ruang antar butiran pada batuan karbonat
biasanya akan sangat agresif melarutkan karbonat jika terkandung konsentrasi
gas CO2 yang disumbangkan oleh lingkungan sekitar (misalnya karbon dan
oksigen yang dilepaskan oleh jasad oganik). Pelarutan karbonat kurang banyak
terjadi di lingkungan laut. Tapi justru banyak terjadi pada lingkungan darat atau
manapun yang ada perkolasi (rembesan) dari air meteorik (air hujan maupun air
tawar). Bentang alam karst merupakan hasil dari proses pelarutan batuan
karbonat. Pembentukkannya dipengaruhi oleh proses pelarutan yang sangat tinggi
di bandingkan dengan batuan di tempat lainnya dimanapun. Proses pelarutan
tersebut umumnya dibarengi dengan proses-proses lainnya seperti runtuhan,
transport dalam bentuk larutan melalui saluran bawah tanah, juga longsoran dan
amblesan dipermukaan. Pelarutan yang terjadi secara terus menerus, pada
akhirnya menciptakan bentukan alam yang sangat beragam. Proses pelarutan
tersebut dapat digambarkan dalam reaksi kimia yaitu :
Nama
Nim
Plug
Page 6
Laboratorium Sedimentologi
CaCO3
(batu gamping)
Merupakan proses presipitasi yang terjadi pada saat lubang antar pori batuan
karbonat terisi oleh fluida jenuh karbonat. Dalam proses ini butiran-butiran
sedimen direkat oleh material lain yang terbentuk kemudian, dapat berasal dari air
tanah atau pelarutan mineral-mineral dalam sedimen itu sendiri. Proses ini
merupakan proses diagenetik yang penting untuk semua jenis batuan sedimen,
termasuk didalamnya batuan karbonat. Di lantai laut, sementasi terjadi di air
hangat dalam pori dari butiran ruangan antar butiran karbonat. Di meteoric realm
(lingkungan meteorik dimana pengaruh air yang hadir hanya dari hujan saja)
sementasi juga hadir disini, semennya dominan kalsit. Meskipun kondisi yang
mengontrol sementasi pada kedalaman kurang dipahami pasti, tapi beberapa
faktor dapat diketahui mengontrol hal ini. Air pori, peningkatan temperatur, dan
penurunan tekanan parsial dari karbondioksida merupakan faktor-faktor yang
diperlukan untuk presipitasi semen kalsit ini. Pada proses sementasi ini diperlukan
suplai kalsium karbonat secara mutlak. Sifat sementasi ini berlawanan dengan
pelarutan, dimana sementasi membuat mineral semen (karbonat) terpresipitasi,
sementara pelarutan akan merusak struktur mineral yang telah terbentuk.
Nama
Nim
Plug
Dolomitisasi (Dolomitization)
Page 7
Laboratorium Sedimentologi
Nama
Nim
Plug
Page 8
Laboratorium Sedimentologi
Mechanical Compaction
Merupakan proses diagenesa yang terjadi akibat adanya peningkatan
Nama
Nim
Plug
Page 9
Laboratorium Sedimentologi
Chemical Compaction
Nama
Nim
Plug
Page 10
Laboratorium Sedimentologi
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
II.1
dari batu gamping, yang diketahui bahwa termasuk pada formasi wonosari.
Dijelaskan bahwa stopsite ini merupakan suatu lingkungan pengendapan marine
yang batuannya terdiri dari biota-biota laut, untuk membuktikannya maka kita
melakukan pendeskripsian setiap batuan yang mempunyai struktur yang berbeda.
Page 11
Laboratorium Sedimentologi
Kontitusi Utama
: Klastik
Jenis Kerangka/Butir
: Alga, Coral
Kontitusi Detritus
Masa Dasar
: Mikrite
: Mengambang
Besar Butir
:-
Pemilahan
: Buruk
Keadaan Butir
Susunan Butir
:-
: Moldic
: Energi I
Nama Batuan
Dunham (1962)
: Mudstone
Keterangan
Nama
Nim
Plug
Page 12
Laboratorium Sedimentologi
Kontitusi Utama
: Klastik
Jenis Kerangka/Butir
Kontitusi Detritus
Foram 25%
Masa Dasar
: Sparite
Besar Butir
: Lutit-Rudit
Pemilahan
: Buruk
Keadaan Butir
Susunan Butir
:-
: Moldic
: Energi 1
Nama
Nim
Plug
Page 13
Laboratorium Sedimentologi
Nama Batuan
Dunham (1962)
: Packstone
Keterangan
Nama
Nim
Plug
Page 14
Laboratorium Sedimentologi
Kontitusi Utama
: Klastik
Jenis Kerangka/Butir
Kontitusi Detritus
Masa Dasar
: Sparit
Besar Butir
: Lutit-Rudit
Pemilahan
: Buruk
Keadaan Butir
: Baik
Susunan Butir
:-
: energi I
Nama
Nim
Plug
Page 15
Laboratorium Sedimentologi
Nama Batuan
Dunham (1962)
: Wackestone
Keterangan
Nama
Nim
Plug
Page 16
Laboratorium Sedimentologi
Kontitusi Utama
: Kerangka
Jenis Kerangka/Butir
Kontitusi Detritus
Masa Dasar
: Sparite
: Mengambang
Besar Butir
: Lutit-Rudit
Pemilahan
: Buruk
Keadaan Butir
: Baik
Susunan Butir
:-
: Moldic, Vuggy
: Energi 1
Nama Batuan
Dunham (1962)
: Boundstone
: Bafflestone
Keterangan
Nama
Nim
Plug
Page 17
Laboratorium Sedimentologi
PROFIL
Nama
Nim
Plug
Page 18
Laboratorium Sedimentologi
Nama
Nim
Plug
Page 19
Laboratorium Sedimentologi
II.2.
Nama
Nim
Plug
Page 20
Laboratorium Sedimentologi
Jenis Kerangka/Butir
: Alga, Coral
Kontitusi Detritus
Masa Dasar
: Sparite
: Mengambang
Besar Butir
:-
Pemilahan
: Buruk
Keadaan Butir
Susunan Butir
:-
: Moldic
: Energi I
Nama Batuan
Nama
Nim
Plug
Page 21
Laboratorium Sedimentologi
Dunham (1962)
: Mudstone
Keterangan
Kontitusi Utama
: Klastik
Jenis Kerangka/Butir
Kontitusi Detritus
Mud 20%
Masa Dasar
: Sparit
Besar Butir
: Lutit-Rudit
Pemilahan
: Buruk
Keadaan Butir
: Baik
Nama
Nim
Plug
Page 22
Laboratorium Sedimentologi
Susunan Butir
:-
: energy I
Nama Batuan
Dunham (1962)
: Wackestone
Keterangan
Kontitusi Utama
: Klastik
Jenis Kerangka/Butir
Nama
Nim
Plug
Page 23
Laboratorium Sedimentologi
Kontitusi Detritus
Masa Dasar
: Sparite
Besar Butir
: Lutit-Rudit
Pemilahan
: Buruk
Keadaan Butir
Susunan Butir
:-
: Moldic
: Energi 1
Nama Batuan
Dunham (1962)
: Packstone
Keterangan
Nama
Nim
Plug
Page 24
Laboratorium Sedimentologi
Jenis Kerangka/Butir
: Alga, Coral
Kontitusi Detritus
Masa Dasar
: Sparite
: Mengambang
Besar Butir
Pemilahan
: Buruk
Keadaan Butir
Susunan Butir
:-
: Moldic
: Energi I
Nama Batuan
Dunham (1962)
: Mudstone
Keterangan
Nama
Nim
Plug
Page 25
Laboratorium Sedimentologi
PROFIL
Nama
Nim
Plug
Page 26
Laboratorium Sedimentologi
Nama
Nim
Plug
Page 27
Laboratorium Sedimentologi
II.3.
Nama
Nim
Plug
Page 28
Laboratorium Sedimentologi
Pada stopsite tiga ini singkapan yang teliti berada di sepanjang jalan raya
masih berada didaerah panggang, singkapan yang kami teliti dari kejauhan
membentuk susunan batu gamping berlapis pada bagian bawah dan masif pada
bagian atas, hal ini juga menunjukkan kontak formasi antara formasi oyo dan
wonosari.
Kontitusi Utama
: Klastik
Jenis Kerangka/Butir
: Foram, Coral
Kontitusi Detritus
20%
Masa Dasar
: Sparite
: Mengambang
Besar Butir
: Arenit
Pemilahan
: Terpilah Buruk
Keadaan Butir
Susunan Butir
:-
Nama
Nim
Plug
Page 29
Laboratorium Sedimentologi
: Vuggy
: Indeks Energi IV
Nama Batuan
Embry & Clovan (1971)
: Floatstone
Keterangan
: Batuan ini terbentuk pada keadaan
bergelombang sedang karena diketahui butirannya banyak yang pecah-pecah.
Kontitusi Utama
: Klastik
Jenis Kerangka/Butir
: Foram, Alga
Kontitusi Detritus
20%
Masa Dasar
: Sparite
Besar Butir
: Arenit
Nama
Nim
Plug
Page 30
Laboratorium Sedimentologi
Pemilahan
: Tepilah Buruk
Keadaan Butir
Susunan Butir
: Tidak Beraturan
: Vuggy
: Indeks Energi IV
Nama Batuan
Embry & Clovan (1971)
: Rudstone
Keterangan
: Batuan ini terbentuk pada keadaan
bergelombang sedang karena diketahui butirannya banyak yang pecah-pecah.
Kontitusi Utama
: Klastik
Jenis Kerangka/Butir
: Alga, Foram
Nama
Nim
Plug
Page 31
Laboratorium Sedimentologi
Kontitusi Detritus
20%
Masa Dasar
: Sparite
: Mengambang
Besar Butir
: Arenit
Pemilahan
: Terpilah Buruk
Keadaan Butir
Susunan Butir
: Tidak Beraturan
: Vuggy
: Indeks Energi IV
Nama Batuan
Embry & Clovan (1971)
: Rudstone
Keterangan
: Batuan ini terbentuk pada keadaan
bergelombang sedang karena diketahui butirannya banyak yang pecah-pecah.
Page 32
Laboratorium Sedimentologi
Kontitusi Utama
: Klastik
Jenis Kerangka/Butir
: Alga, Coral
Kontitusi Detritus
Masa Dasar
: Sparite
: Mengambang
Besar Butir
:-
Pemilahan
: Buruk
Keadaan Butir
Susunan Butir
:Tidak Beraturan
: Moldic
: Energi I
Nama Batuan
Dunham (1962)
: Mudstone
PROFIL
Nama
Nim
Plug
Page 33
Laboratorium Sedimentologi
Nama
Nim
Plug
Page 34
Laboratorium Sedimentologi
II.4.
Nama
Nim
Plug
STOPSITE 4
: Dewi Fitri Anggraini
: 111130126
:5
Page 35
Laboratorium Sedimentologi
Nama
Nim
Plug
Page 36
Laboratorium Sedimentologi
Nama
Nim
Plug
Page 37
Laboratorium Sedimentologi
II.5.
mineral karbonat lebih dari 50%. Sedangkan mineral karbonat adalah mineral
mengandung CO3 dan satu atau lebih kation Ca, Mg, Fe, dan Mn. Pembagian dan
penentuan lingkungan pengendapan batuan karbonat sangat tergantung pada
lokasi dan aspek-aspeknya, yang antara lain aspek-aspek tersebut meliputi tingkat
pertumbuhan dari organisme penyusunnya, ukuran dan kondisi dari lingkungan
tempat batuan karbonat tersebut diendapkan.
Endapan-endapan karbonat laut dangkal (shallow marine) dapat terbentuk
pada tiga macam lokasi pengendepan (fasies), yaitu pada Platform, Shelves dan
Ramps. Fasies karbonat Ramp merupakan suatu tubuh karbonat yang sangat besar
yang dibangun disepanjang daerah yang positive hingga daerah paleoslope. Fasies
karbonat Platform merupakan suatu tubuh karbonat yang sangat besar dan bagian
top yang horizontal dan berbatasan langsung dengan self margin. Karbonat shelf
merupakan suatu daerah yang hampir datar (semiflat) pada bagian top dari
karbonat ramp atau bottom dari karbonat platform.
Nama
Nim
Plug
Page 38
Laboratorium Sedimentologi
Berdasarkan batuan batuan karbonat yang telah kami deskripsi pada acara
praktikum Karbonat di daerah Panggang dan sekitarnya termasuk dalam
lingkungan pengendapan karbonat daerah Shelves (M.E. Tucker, 1985). Shelf
adalah lokasi pengendapan karbonat yang relative sempit. Endapan karbonat pada
daerah ini dicirikan oleh adanya break slope pada daerah tepi paparan, terdapatnya
terumbu dan sand body karbonat.
Page 39
Laboratorium Sedimentologi
BAB III
KESIMPULAN
III.1. Kesimpulan
Nama
Nim
Plug
Page 40
Laboratorium Sedimentologi
III.2. Saran
Pembagian waktu setiap stopsite harus ditambahin lagi serta para asisten
lebih membimbing praktikannya lagi karena dilapangan masih bingung
melakukan deskripsi.
Nama
Nim
Plug
Page 41