Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

TEKNIK PELAKSANAAN & ALAT BERAT

Disusun Oleh :
1. Aditya Leo Dharmawan
2. Muhamad Luthfi Aprizal
3. Arifan Muslim

(135060100111009)
(135060107111047)

(135060107111035)
4. Randy Christoper G
(135060107111051)
5. Mala

Jurusan Sipil, Fakultas Teknik


Universitas Brawijaya
Malang
2016

(135060101111067)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Bangunan adalah struktur buatan manusia yang terdiri atas dinding dan atap yang
didirikan secara permanen di suatu tempat. Bangunan juga biasa disebut dengan rumah
dangedung, yaitu segala sarana, prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan atau
kehidupan manusia dalam membangun peradabannya.
Pengembangan sumber daya air didefinisikan sebagai aplikasi cara struktural dan
non-struktural untuk mengendalikan, mengolah sumber daya air agar memberikan
manfaat bagi mahluk hidup dan manfaat untuk tujuan-tujuan lingkungan. Cara
nonstuktural adalah program-program pengendalian dan pengolahan sumber daya air
yang tidak membutuhkan fasilitas-fasilitas yang harus dibangun, sedangkan cara
struktural adalah program-program pengendalian dan pengolahan sumber daya air dengan
membangun fasilitas yang dibutuhkan.
Negara kita dianugerahi Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah dalam hal ini
adalah sumber daya air, dengan ditunjang dengan kondisi topografi yang relatif signifikan
perbedaannya antara daerah hulu dan hilir mengandung potensi kekuatan untuk dapat
diolah dan dimanfaatkan menjadi energi lain demi kemasyahalatan manusia,

1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka timbul permasalahan sebagai
kajian, berapa bangunan yang kedap terhadap air yang dapat mrndukung pengembangan
sumber daya air yaitu adalah cofferdam.

2.1.

BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Bangunan Air
Bangunan air adalah bangunan yang digunakan untuk memanfaatkan dan
mengendalikan air di sungai maupun danau. Bentuk dan ukuran bangunan tergantung
kebutuhan, kapasitas maksimum sungai, dana pembangunan dan sifat hidrolik sungai.

Kebanyakan konstruksi bangunan air bersifat lebih masif dan tidak memerlukan segi
keindahan dibanding dengan bangunan-bangunan gedung atau jembatan, dan
perencanaan bangunannya secara detail tidak terlalu halus. Permukaan bangunan air atau
bagian depannya sebaiknya berbentuk lengkung untuk menghindari kontraksi sehingga
mempunyai efisiensi yang tinggi dan mengurangi gerusan lokal (local scoure) di
sekililing bangunan atau di hilir bangunan.
2.2.

Pengertian Cofferdam
Cofferdam adalah jenis konstruksi kedap air yang dirancang untuk memfasilitasi
proyek konstruksi di daerah yang biasanya terendam, seperti jembatan dan dermaga.
cofferdam adalah dipasang di area kerja dan air dipompa keluar untuk mengekspose
tempat tidur tubuh air sehingga para pekerja dapat membangun mendukung struktur,
membuat perbaikan, atau melakukan jenis lain bekerja di lingkungan kering. Di beberapa
daerah di dunia, cofferdam adalah lebih dikenal sebagai sebuah caisson. Bekerja di dalam
cofferdam bisa menjadi berbahaya jika terpasang benar atau tidak aman bertekanan,
namun kemajuan dalam rekayasa telah menyebabkan peningkatan keselamatan bagi
pekerja menggunakan lingkungan kerja yang unik.
Berbagai bahan dapat digunakan untuk membangun cofferdam, yang benar-benar
suatu prestasi teknik. Meskipun cofferdam adalah struktur sementara, itu andal harus
menahan air kembali dari area kerja dan juga menahan tekanan yang sangat tinggi agar
aman, dan pembangunan cofferdams sering digunakan sebagai proyek untuk insinyur
belajar kerajinan mereka. Jenis yang paling dasar dari cofferdam menggunakan lembaran
logam, yang ditumbuk ke dalam tempat tidur tubuh air untuk membuat dinding kedap air.
Selanjutnya, pompa digunakan untuk menarik air keluar dari kandang sehingga akan
kering. Beberapa cofferdams dibangun dari kayu atau beton, sementara yang lain
menggunakan mekanisme berdinding ganda, dengan filler terbuat dari bahan agregat di
antara dua dinding.
Dinding cofferdam

bisa

memperpanjang

sampai

ke

permukaan

air,

meninggalkannya terbuka pada bagian atas, atau dapat dibangun sebagai suatu struktur
tertutup. Dalam air sangat dalam, cofferdams tertutup dan tekanan digunakan untuk
keselamatan pekerja, sedangkan di badan air dangkal, sebuah cofferdam terbuka dapat
digunakan. Pekerja mengakses cofferdam tertutup melalui menetas dan tabung, dan

perawatan diambil untuk memastikan bahwa pasokan udara konsisten dan tekanan
dipertahankan pada tingkat normal.
2.3.

Pembangunan Cofferdam
Dewatering (pekerjaan pengeringan) adalah pekerjaan sipil yang bertujuan untuk
dapat mengendalikan air (air tanah/permukaan) agar tidak mengganggu/menghambat
proses pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi, terutama untuk pelaksanaan bagian
struktur yang berada dalam tanah dan di bawah muka air tanah.
Pengaruh air tanah yang tidak dipertimbangkan pada proyek konstruksi dapat
mengakibatkan suatu problem yang besar. Kondisi air tanah yang semula kurang
diketahui atau tidak diperhitungkan, dapat mengubah proses pelaksanaan dan bahkan
dapat mengubah desain struktur, dan terakhir akan mempengaruhi biaya keseluruhan
bangunan. Sering dijumpai, bahwa problem air tanah yang tidak diharapkan dapat
menyebabkan terlambatnya penyelesaian proyek konstruksi, dan bahkan dapat
mengakibatkan perubahandesain konstruksi secara drastis.
Agar dapat menghindari masalah-masalah di atas, kita harus dapat memahami dan
mengerti hal-hal tentang air tanah. Pada dasarnya ada 2 hal yang perlu diketahui tentang
air tanah, ditinjau dari pengaruhnya terhadap proses pelaksanaan bangunan, yaitu:
1. Bagaimana air tersebut bergerak di dalam tanah sekitarnya?
2. Bagaimana pengaruh air tersebut terhadap tanah sekitarnya?
Dengan mempelajari kedua faktor pokok tersebut, kita dapat melakukan berbagai
usaha untuk mencegah hal-hal yang tidak kita inginkan. Jadi maksud dan tujuan
Dewatering/pekerjaan pengeringan adalah untuk dapat mengendalikan air tanah, supaya
tidak mengganggu /menghambat proses pelaksanaan suatupekerjaan konstruksi bangunan
sipil. Metode yang dapat dipakai untuk pekerjaan Dewatering antara lain:
1. Open Pumping
2. Predrainage
3. Cut Off
4. Compressed Air
Yang dimaksud dengan dewatering pada bangunan penutup sungai ini misalnya
pada bangunan/ pekerjaan bendungan. Dalam melaksanakan pekerjaan bendungan
biasanya membutuhkan waktu pengerjaan yang cukup panjang (lama), terkadang bisa
melalui beberapa musim.
Pekerjaan dewatering pada dasarnya, dilakukan pada musim kemarau, yaitu pada
saat debit sungai terkecil, sehingga aka memperingan proses pekerjaan dewatering
(pengeringan). Tetapi karena tuntutan pekerjaan dan schedule pelaksanaan, sering

pekerjaan dewateringmasih perlu dilakukan pada musim hujan, ketika debit sungai sudah
mulai membesar. Dalam hal ini cofferdam dibuat dalam dua tahap yang cukup untuk
menanggulangi musim kemarau dengan debit kecil pada tahap awal, dan pada tahap
berikutnya dibuat cofferdam yang lebih tinggi.
Bila selama tahap pertama pekerjaan dapat diselesaikan di atas muka air, maka
cofferdam tahap kedua tidak perlu dibuat.
Cofferdam tahap I dipersiapkan pada debit sungai terkecil :

Cofferdam tahap II dipersiapkan sebelum debit sungai membesar :

Dalam proyek bendungan, cofferdam dibuat pada dua tempat, yaitu pada bagian/
sisi hulu (upstream) dan pada bagian hilir (down stream). Daerah di antara keduanya
itulah yang akan dilakukan pekerjaan dewatering untuk pelaksanaan badan bendungan.
Ini berarti bahwa sungai ditutup sepenuhnya selama proses pelaksanaan

proyek

bendungan.
Oleh karena itu sebelum cofferdam-cofferdam ini dibangun, harus dipersiapkan
terlebih dahulu pengalihan sungai atau river diversion.

River

diversion

dapat

berbentuk

dua

janis,

tergantung

hal-hal

yang

mempengaruhinya, yaitu terutama kondisi lapangan yang ada. Jenis-jenis tersebut


adalah :
1. Diversion Channel, berbentuk saluran terbuka (saluran pengelak).
2. Diversion tunnel, berbentuk saluran tertutup (terowongan pengelak).
Kedua jenis river diversion itu harus direncanakan dapat menampung debit sungai
selama pelaksanaan pekerjaan dewatering.
Tunnel diversion banyak digunakan pada pekerjaan dewatering untuk bendungan,
karena kondisi kanan kiri bendungan berbentuk bukit, sehingga untuk membuat saluran
pengelak harus menggunakan terowongan yang menembus bukit.
Terowongan pengelak sering juga dimanfaatkan sebagai saluran pelimpah (spill
way tunnel) pada akhir pekerjaan bendung. Pada awalnya terowongan difungsikan
sebagai saluran pengelak saat pelaksanaan pembuatan badan bendungan, dan di akhir
pekerjaan difungsikan sebagai bangunan pelimpah (tunnel spill way)
Bila difungsikan sebagai spillway, maka kemampuan debit terowongan harus
disesuaikan dengan debit spillway yang diperlukan.
2.4.

Jenis-Jenis Cofferdam
Cofferdam bertindak sebagai dinding penahan sama ada dalam bentuk sementara
'Temporary'. Cofferdam seringkali direka untuk menahan:
1. Tanah (Bertindak untuk menahan air memasuki kawasan pembinaan)
2. Air
Supaya ruang kerja pembinaan berada dalam keadaan kering.
Cofferdam adalah sejenis pembinaan kedap air yang direka untuk memudahkan
projek pembinaan di kawasan-kawasan yang biasanya ditenggelami air, seperti jambatan
dan jeti. Ianya dipasang di kawasan kerja dan air dipam keluar untuk memberi ruang
yang kering supaya pekerja boleh membina sokongan struktur, membuat kerja baik pulih,
atau melaksanakan lain-lain jenis kerja dalam persekitaran yang kering. Di beberapa
kawasan di dunia, pembinaan ini adalah lebih dikenali sebagai caisson. Bekerja di dalam
cofferdam boleh menjadi berbahaya jika ia dipasang secara tidak wajar atau tidak
selamat, akan tetapi kemajuan dalam bidang kejuruteraan telah meningkatkan tahap
keselamatan untuk pekerja yang menggunakan persekitaran kerja yang unik ini.
Berbagai bahan boleh digunakan untuk membina cofferdam. Walaupun ianya
bertindak sebagai satu struktur sementara, ianya mestilah bertindak sebagai dinding
penahan air dan juga menahan tekanan yang sangat tinggi untuk menjadikan ianya

selamat dan pembinaan ini sering digunakan sebagai projek bagi jurutera untuk
meningkatkan tahap kemahiran mereka. Jenis yang paling asas menggunakan sheet pile.
Seterusnya, pam digunakan untuk menarik air keluar daripada dinding penahan supaya
ianya sentiasa kering. Ada yang dibina dari kayu atau konkrit, sementara yang lain
menggunakan mekanisme yang diperbuat daripada bahan-bahan agregat di antara keduadua dinding.

Terdapat beberapa jenis cofferdam yang dibina yaitu:


1. Sheet Pile
Pembinaan Cofferdam menggunakan Sheet Pile amat popular di buat masa
kini terutama di Malaysia.

2. Konvensional Tanah
Cara yang paling lama digunakan. Menggunakan tanah yang bertindak
sebagai dinding penahan.

3. Besi
Biasanya digunakan untuk membina struktur yang kecil kerana
memerlukan kos yang mahal selain peralatan mengangkut yang lebih

besar untuk mengangkat. Akan tetapi ianya sangat berkesan untuk


pembinaan yang memerlukan masa yang singkat. Biasanya berbentuk
seperti Formwork (Besi).

4. Kayu
Tidak sesuai digunakan ditempat yang bertekanan tinggi. Akan tetapi, kos
pembinaan tidak terlalu mahal. Ianya juga antara cara yang terawal
digunakan selepas cara konvensional menggunakan tanah.

BAB III
PENUTUP
3.1.

Kesimpulan
Cofferdam adalah jenis konstruksi kedap air yang dirancang untuk memfasilitasi
proyek konstruksi di daerah yang biasanya terendam, seperti jembatan dan dermaga.
cofferdam adalah dipasang di area kerja dan air dipompa keluar untuk mengekspose
tempat tidur tubuh air sehingga para pekerja dapat membangun mendukung struktur,
membuat perbaikan, atau melakukan jenis lain bekerja di lingkungan kering
Saran
Dalam perencanaan suatu bangunan air seperti bendung, perlu memperhatikan

3.2.

pemilihan lokasi yang tepat berdasarkan faktor-faktor, seperti keadaan topografi, keadaan
hidrologi, kondisi topografi, kondisi hidraulik dan morfologi, kondisi tanah serta biaya
perencanaan. Selain itu, pemilihan tipe bendung yang tepat dan perlu memperhatikan
stabilitas bendung tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
https://dpurss.wordpress.com/2011/06/15/cofferdam/
http://malaysiaconstructionindustry.blogspot.co.id/2014/06/cofferdam.html

Anda mungkin juga menyukai