Anda di halaman 1dari 14

MOTOR BAKAR

1. Motor Bensin.
Motor bensin termasuk ke dalam jenis motor bakar torak. Proses
pembakaran bahan bakar dan udara di dalam silinder (internal combustion
engine). Motor bakar bensin dilengkapi dengan busi dan karburator yang
membedakannya dengan motor diesel .
Busi berfungsi untuk membakar campuran udara-bensin yang telah
dimampatkan dengan jalan memberi loncatan api listrik diantara kedua
elektrodanya. Karena itu motor bensin dinamai dengan spark ignitions.
Sedangkan karburator adalah tempat bercampurnya udara dan bensin. Campuran
tersebut kemudian masuk ke dalam silinder yang dinyalakan oleh loncatan bunga
api listrik dari busi menjelang akhir langkah kompresi.
Motor diesel tipe penyalaannya yaitu dengan kompresi, dimana pada
langkah hisap hanya udara yang dimasukkan kedalam ruang bakar dan pada sesaat
menjelang langkah kompresi berakhir bahan bakar disemprotkan dan dengan
tekanan dan temperatur yang tinggi terjadilah pembakaran. Dalam
perkembangannya kedua motor bakar ini sangat banyak digunakan baikitu
dikendaraan maupun di aparatus yang lain.
Siklus Otto(ideal) pembakaran tersebut dimisalkan dengan pemasukan
panas pada volume konstan.
P
T
3
4
4
2
2
3
0

0
V

Keterangan grafik
0 1 Proses pengisapan udara dan pemasukan bahan bakar dari luar.
1 2 Kompresi (Proses Isentropik)
2 3 Pemasukan Kalor (Terjadi Pada Tekanan Konstan)
3 4 Kerja (Diangap proses Isentropik)
4 1 Pengeluaran Kalor pada Volume Konstan).

Daya Poros
Daya poros didefinisikan sebagai momen putar dikalikan dengan kecepatan putar
poros engkol.
Daya poros diketahui dari pengukuran, dinamometer-brake digunakan untuk
mengukur momen putar dan tachometer untuk mengukur putaran poros engkol.
Tekanan Efektif Rata rata
Tekanan efektif rata rata didefinisikan sebagai tekanan efektif dari fluida kerja
terhadap torak sepanjang langkahnya untuk menghasilkan kerja persiklus.
Efisiensi Termal
Efisiensi termal menyatakan perbandingan antara daya yang dihasilkan terhadap
jumlah bahan bakar yang diperlukan untuk jangka waktu tertentu.
Efisiensi volumetrik
Efisiensi volumetrik didefinisikan sebagai perbandingan antara laju aliran udara
sebenarnya terhadap laju aliran ideal.
Pemakaian bahan bakar dinyatakan dalam kg/jam, misalkan pemakaian 50cc
bahan bakar setiap detik maka jumlah bahan bakar yang dipakai dalam kg/jam
adalah :

50
mf =
. Spgr bahan bakar .
t

3600
1000

kg/jam

Pemakaian bahan bakar spesifik


Pemakaian bahan bakar spesifik didefinisikan sebagai banyaknya bahan bakar
yang terpakai perjam untuk menghasilkan setiap kW daya motor.
Perbandingan Bahan Bakar-Udara
Untuk menentukan perbandingan perbandingan bahan bakar-udara digunakan
persamaan :
F mf

A ma

Laju Air Pendingin


Alat ukur ini digunakan untuk mengukur volume aliran air yang masuk radiator,
maka debit aliran air dapat ditentukan :
2

Qa =

Va
t

Maka laju massa aliran air :


ma = a . Q a

kg/s

dimana :
ma = laju massa air pendingin
a
= massa jenis air, kg/m3
Qa = debit aliran air, m3/s
Prinsip keseimbangan energi digunakan untuk mengetahui energi dalam
bentuk panas yang digunakan secara efektif pada suatu sistem. Skema
keseimbangan energi seperti gambar dibawah ini :
Q loss

Hf
Hu

HNe
Hsp
Hgb

2. Motor Bakar Diesel


Motor bakar diesel yang berbeda dengan motor bakar bensin proses
penyalaannya bukan dengan loncatan bunga api listrik. Pada langkah isap
hanyalah udara segar yang masuk kedalam silinder. Pada waktu torak hampir
mencapai TMA bahan bakar disemprotkan kedalam silinder.
Terjadilah penyalaanan untuk pembakaran, pada saat udara masuk kedalam
silinder sudah bertemperatur tinggi.
sistim bahan bakar
ada tiga sistem yang banyak dipakai dalam penyaluran bahan bakar dari tangki
bahan bakar sampai masuk kedalam silinder pada motor diesel
1. sistem pompa pribadi
2. sistem distribusi dan
3. sistem akumulator
Prinsip Dasar Motor Diesel Empat Langkah
Mesin empat langkah adalah mesin yang melengkapi satu siklusnya yang terdiri
dari proses kompresi, ekspansi, buang dan hisap selama dua putaran poros engkol.
Prinsip kerja motor diesel empat langkah di gambarkan pada gambar 2.1 dibawah
ini.
3

Gambar 2.1 Prinsip Kerja Motor Diesel Empat Langkah


Tinjauan Energi Motor Diesel
Motor diesel dapat dipandang sebagai sistem yang menerima energi, mengubah
sebagian energi menjadi kerja dan membuang sebagian energi lain. Aliran energi
masuk berasal dari udara dan bahan bakar. Energi yang hilang berupa energi
thermal yang terbawa oleh gas buang, energi hilang dari radiator dan rugi
gesekan, sehingga volume atur dapat digambarkan seperti gambar 2.4.
Qcv
Udara
Po , To
Siklus Dari Mesin

Po , To
Permukaan
Kontrol

Bahan Bakar

Po , To

Gas
Buang

cv
Gambar 2.4. Volume Atur Untuk Menganalisa
Kerja Maksimum

Parameter-parameter mesin
Parameter-parameter mesin yang diukur untuk menentukan karakteristik
pengoperasian pada motor bakar diesel

Vc
TDC

Vd

s
BDC
r

Gambar 2.1. Sistem Motor Bakar


Untuk sebuah mesin dengan diameter silinder B , crank offset a , panjang langkah
S dan perputar dengan kecepatan N seperti pada gambar 2.1 maka kecepatan ratarata piston adalah ;
U p = 2SN
dimana N biasanya diberi satuan RPM (revolution per minute), U p dalam
m/detik (ft/sec), dan B,a dan S dalam m atau cm (ft atau in).
Jarak s antara crank axis dan wrist pin axis diberikan oleh persamaan
s = a cos + r 2 a 2 sin 2
dimana :
a = crankshaft
r = connecting rod length
= crank shaft offset

Metoda Perhitungan
Daya poros efektif, Ne
Daya poros diperoleh dari pengukuran, dihitung dalam watt (Nm/s) atau dalam
kW dan didefinisikan sebagai momen torsi dikalikan dengan kecepatan putar
poros engkol.
5

T=m.g.l

(N.m)

dimana :
T = Momen torsi, Nm
M = Gaya berat, kgf
G = gaya gravitasi bumi, m/s2
L = panjang lengan momnen torsi, m
maka :
Ne =

2 . n . T
60

(kW)

Ne = Daya poros efektif, kW


N = putaran poros engkol, rpm
Tekanan efektif rata rata, Pe
Tekanan efektif rata rata didefinisikan sebagai tekanan efektif dari fluida kerja
terhadap torak sepanjang langkahnya untuk menghasilkan kerja persiklus.
Pe =

Ne
x 60 x 10 6
VL x z x n x a

(kPa)

dimana:
Pe = tekanan efektif rata rata, kPa
Z = Jumlah silinder
a = Jumlah siklus per putaran
= 1 untuk motor 2-langkah
= 2 untuk motor 4-langkah
Pemakaian bahan bakar, mf
Pemkaian bahan bakar dinyatakan dalam kg/h, maka jumlah bahan bakar yang
terpakai sebanyak 10cc dalam detik adalah :
mf =

10
3600
x bb x
t
1000

(kg/h)

dimana :
t = waktu pemakaian bahan bakar sebanyak 10 cm3
bb = massa jenis bahan bakar
= 0,7329 gram/cm3 untuk bensin
Pemakaian bahan-bakar spesifik, Be
Pemakaian bahan bakar spesifik merupakan parameter penting untuk sebuah
motor yang berhubungan erat dengan efisiensi termal motor. Pemakaian bahan
6

bakar spesifik didefinisikan sebagai banyaknya bahan bakar yang terpakai per jam
untuk menghasilkan
Setiap kW daya motor.
Be =

mf
Ne

(kg/kWh)

Laju aliran massa udara, ma


Daya yang dapat dihasilkan motor dibatasi opleh jumlah udara yang diisap ke
dalam silinder. Pemakaian udara diukur dengan manometer tabung-U, dimana
yang diukur adalah beda tekanan pada tabung pitot. Laju aliran udara karena
pengaruh perbedaan tekanan pada tabung pitot.
Kecepatan aliran udara melewati pitot :
vu = C 2g.h
(m/s)
Laju aliran udara volumetrik yang melewati orifis :
mv =

d 2
v a 10 -6
4

(m3/s)

maka laju aliran udara adalah:


ma = u m v 3600 (kg/h)
Perbandingan bahan bakar-udara, F/A
Perbandingan bahan bakar-udara yang masuk ke karburator dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut :
F/A =

mf
ma

Laju air pendingin


Maka laju massa aliran air :
m a = a . Q a

(kg/s)

dimana :
ma = laju massa air
a = massa jenis air, kg/m3
Qa = debit aliran air, m3/s
Efisiensi volumetrik, v
Efisiensi volumetrik didefinisikan sebagai perbandingan antara laju aliran udara
sebenarnya terhadap laju aliran aliran udara ideal diperoleh dari persamaan :
Persamaan laju aliran udara ideal :
7

mia = VL

zn

-6
a u 60 10 kg/h

Efisiensi volumetrik adalah:


v

ma
m ia

Efisiensi termal, t
Efisiensi termal menyatakan perbandingan antara daya yang dihasilkan terhadap
jumlah energi bahan bakar yang diperlukan untuk jangka waktu tertentu.
Ne
T
m f LHV
Neraca kalor
Panas yang dihasilkan dapat digunakan secara efektif. Sebagian panas yang hilang
dapat dinyatakan dengan prinsip balance energi sebagai berikut :
a). Energi Masuk
Energi bahan bakar masuk (Hf)
Hf = mf . LHV
(kW)
Energi udara masuk (Hu)
Hu = mu . cpu . T1
(kW)
b). Energi Keluar
Energi gas buang (Hgb)
Hgb = (mu + mf) . cpgb . Tgb
(kW)
asumsi : cpgb = 950 + (0.25Tgb)
(J/kg. K )
Energi poros efektif dalam bentuk panas
HNe = Ne
(kW)
Energi keluar air pendingin (Hap)
Hap = map . cpap . (Tk Tm) (kW)
c). Energi Yang Hilang (Qloss)
Qloss = (Hu + Hf) (HNe + Hap + Hgb) (kW)
Persentase keseimbangan energi menjadi :
H

ap
gb
Ne
loss
1 = H H H H H H H H
u
f
u
f
u
f
u
f

3. Siklus Kompresor
Kompresi adalah tekanan didalam sebuah tabung kompresor, kompresi itu
bisa terjadi bila tabung kompresor berisi tekanan udara, atau gas tertentu. Hasil
dari kompresi tersebut akan menjadi udara instrument. Proses kompresi gas pada
kompressor dapat dilakukan menurut 3 cara yaitu dengan cara:
1. Kompresi Isotermal.
Bila suatu gas dikompresikan maka ini berati ada energi mekanik yang
diberikan dari luar kepada gas. Energi ini diubah menjadi energi panas sehingga
temperatur akan naik jika tekanan semakin tinggi. Namun, jika proses ini
dikerjakan dengan pendingin untuk mengeluarkan panas yang terjadi, sehingga
temperatur dapat dijaga tetap dan kompresi ini disebut dengan kompresi
isotermal (temperatur tetap). Proses isotermal mengikuti hukum boyle, maka
persamaan isotermal dari suatu gas sempurna adalah :
Pv = tetap
(1)
Atau
P1 V1 = P2 V2 = tetap

(2)

Dimana :
P : tekanan absolut (kg /cm2)
V : volume spesifik (m3)
Proses kompresi ini sangat berguna dalam analisis teoritis, namun untuk
perhitungan kompresor tidak banyak kengunaannya. Pada kompresor yang
sesungguhnya, meskipun silinder didinginkan sepenuhnya adalah tidak mungkin
untuk menjaga temperatur yang tetap dalam silinder.hal ini disebabkan oleh
cepatnya proses kompresi (beberapa ratus sampai seribu kali permenit) di dalam
silinder.
2. Kompresi Adiabatik
Jika silinder diisolasi secara sempurna terhadap panas, maka kompresi
akan berlangsung tampa ada panas yang keluar dari gas atau masuk kedalam gas,
Proses semacam ini disebut adiabatik. Dalam praktiknya proses ini tidak pernah
terjadi sempurna karena, isolasi terhadap silinder tidak pernah dapat sempurna
pula. Namun proses adiabatik sering dipakai dalam pengkajian teoritis proses
kompresi. Hubungan antara tekanan dan volume dalam proses adiabatik dapat
dinyatakan dalam persamaan:
P . VK = Tetap
(3)
9

Atau
P1 . VK1 = P2 . V2K = Tetap

(4)

K = Cp/Cv

(5)

Dimana :
K : rasio panas jenis
Cp: panas jenis pada tekanan tetap
Cv: panas jenis pada volume tetap
Jika persamaan (2) dibandingkan dengan persamaan (4) kompresi
isotermal dapat dilihat bahwa untuk pengecilan volume yang sama,kompresi
adiabatik akan menghasilkan tekanan yang lebih tinggi dari pada proses isotermal.
Karena tekanan yang dihasilkan oleh kompresi adiabatik lebih tinggi dari pada
kompresi isotermal untuk pengecilan volume yang sama, maka kerja yang
diperlukan pada kompresi adiabatik juga lebih besar.
3. Kompresi politropik
Kompresi pada kompresor yang sesungguhnya bukan merupakan proses
isotermal, karena adanya kenaikan temperatur,namun juga bukan proses adiabatik
karena ada panas yang dipancarkan keluar. Jadi proses kompresi yang
sesungguhnya ada diantara keduanya dan disebut proses politropik. Hubungan
antyara P dan V padaproses politopik dapat dinyatakan dengan persamaan :
P . Vn = tetap

(6)

P1 . Vn1 = P2 . Vn2 = tetap

(7)

Atau
Dimana :
n = indeks politropik = 1,25
Pada kondisi dimana tidak dilakukan pendinginan pada bagian kompresi
(kompresor sentrifugal pada umumnya), maka harga n k. Bila pada pendinginan
pada ruang kompresi (pada kompresor torak), maka harga n terletak antara 1 n
k. Perhitungan dapat dilakukan baik dengan pendekatan kondisi adiabatik
maupun kondisi politropik.
Siklus Kompresi Uap
Siklus kompresi uap merupakan salah satu siklus yang digunakan dalam
proses pendinginan, siklus kompresi uap memerlukan beberapa komponen utama
10

agar siklus ini dapat bekerja dengan baik seperti kompresor, kondensor, katup
ekspansi, dan evaporator. Untuk memahami proses proses yang terjadi pada
kompresi uap, diperlukan pembahasan siklus termodika yang di gunakan.
Pembahasan diawali dengan daur carnot yang merupakan daur ideal dan daur
kompresi uap nyata.
1. Daur carnot
Daur carnot adalah daur reversible yang didefenisikan oleh dua proses
isotermal dan dua proses isentropik. Karena proses reversible dan adiabatik, maka
perpindahan hanya terjadi selama proses isotermal. Dari kajian termodinamika,
daur carnot dikenal sebagai mesin kalor carnot yang menerima enegi kalor pada
suhu tinggi. Sebagian di ubah menjadi kerja dan sisanya dikeluarkan sebagai kalor
pada suhu rendah
Apabila daur mesin kalor carnor dibalik, yaitu proses pengambilan panas
dari daerah yang bersuhu rendah ke daerah yang bersuhu tinggi. Skematis
peralatan dan diagram T S daur Refrigerasi Carnot, ditunjukkan pada Gambar 1

.
(a)Daur Refrigrasi Carnot
Refrigerasi Carnot

(b) Diagram T-S

Gambar 1. Daur Refrigrasi Carnot Dan Diagram T S Daur Refrigrasi Carnot


Keterangan proses :
1 2 : kompresi adiabatic
2 3 : pelepasan panas isothermal
3 4 : ekspansi adiabatic
4 - 1 : pemasukan panas isothermal
11

2. Daur Kompresi Uap Ideal


Daur kompresi uap ideal ditunjukkan pada Gambar 2 Apabila daur carnot
diterapakan pada kompresi uap, maka seluruh proses akan terjadi dalam fasa
campuran. Untuk itu fluida kerja yang masuk kompresor diusahakan tidak berupa
campuran, yang tujuannya mencegah kerusakan. Pada daur carnot ekspansi
isentropic terjadi pada turbin, daya yang dihasilkan digunakan untuk mengerakkan
kompresor. Dalam hal ini mengalami suatu kesulitan teknis, maka untuk
memperbaikinya digunakan katup ekspansi atau pipa kapiler dengan demikian
proses berlangsung pada entalpi konstan.

Gambar 2 Daur Kompresi Uap Ideal.


Berdasarkan Gambar 2.2 dapat dijelaskan:
1 2 : kompresi adiabatik dan reversible, dari uap jenuh menuju tekana
konstan
2 - 3 : pelepasan kalor reverseibel pada tekanan konstan, menyebabkan
penurunan panas lanjut dan pengembunan refrigerant.
3 4 : ekspansi irreversible pada entalpi konstan,dari cairan jenuh menuju
tekanan evaporator.
4 1 : penambahan kelor reverdibel pada tekanan tetap yang
menyebabkan penguapan menuju uap jenuh.

3. Daur Kompresi Uap Nyata


Daur kompresi uap nyata mengalami pengurangan efisiensi dibandingkan
dengan daur uap standard. Pada daur kompresi uap nyata proses kompresi
12

berlangsung tidak isentropic, selam fluida berkerja melewati evaporator dan


kondensor akan mengalami penurunan tekanan. Fluida kerja mendinginkan
kondensor dalam keadaan sub dingin dan meninggalkan evaporator dalam
keadaan panas lanjut. Penyimpangan daur kompresi uap nyata dari daur uap ideal
dapat diperhatikan pada Gambar 3

Gambar 3 Perbandingan Antara Siklus Kompresi Uap Standart Dan Nyata.


Pada daur kompresi uap nyata preses kompresi berlangsung tidak
isentropic, hal ini disebabakan adanya kerugian mekanis dan pengaruh suhu
lingkungan selama prose kompresi. Gesekan dan belokan pipa menyebebkan
penurunan tekanan di dalam alat penukar panas sebagai akibatnya kompresi pada
titik 1 menuju titik 2 memerlukan lebih banyak kerja dibandingkan dengan daur
ideal (standard). Untuk menjamin seluruh refrigerant dalam keadaan cair dalam
sewaktu memasuki alat ekspansi diusahakan refrigerant meniggalkan kondensor
dalam keadaan sub dingin. Kondisi panas lanjut yang meninggalkan evaporator
disarankan untuk mencegah kerusakan kompresor akibat terisap cairan.

13

Keuntungan Refrigrasi Kompresi Uap


Siklus refrigerasi kompresi uap memiliki dua keuntungan yaitu:
1. Sejumlah besar energi panas diperlukan untuk merubah cairan menjadi
uap, dan oleh karena itu banyak panas yang dapat dibuang dari ruang yang
disejukkan.
2. Sifat-sifat isothermal penguapan membolehkan pengambilan panas tanpa
menaikan suhu fluida kerja ke suhu berapapun didinginkan. Hal ini berarti
bahwa laju perpindahan panas menjadi tinggi, sebab semakin dekat suhu
fluida kerja mendekati suhu sekitarnya akan semakin rendah laju
perpindahan panasnya.

14

Anda mungkin juga menyukai