deflection ).
4. Mengetahui tentang sifat dinamik galvanometer.
5. Mengetahui tentang mekanisme redaman.
6. Mengetahui tentang gerak d Arsonval ( d Arsonval movement )
7. Mengetahui tentang sensitivitas galvanometer.
1.4 Metode Penulisan.
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, penulis menggunakan metode
kepustakaan, yaitu pada metode ini, penulis membaca buku-buku dan literatur serta mencari
informasi di internet yang berhubungan dengan penulisan makalah ini yaitu Galvanometer.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Galvanometer Balistik.
Untuk mengukur fluksi maknit digunakan galvanometer balistik, dimana galvanometer ini
bekerja menggunakan prinsip d Arsonval dan dirancang khusus untuk pemakaian selama
20 30 sekon dengan kepekaan tinggi.
Pada pengukuran balistik ini, kumparan menerima suatu impuls arus sesaat,
mengakibatkan kumparan berayun ke satu sisi dan kemudian kembali berhenti dalam
gerakan berosilasi.
Jika impuls arus berlangsung singkat, maka defleksi mula-mula dari posisi berhenti
berbanding lurus dengan kuantitas pengosongan muatan listrik melalui kumparan. Nilai
relatif impuls arus yang diukur dalam defleksi sudut mula-mula dari kumparan adalah :
Q=K
Dimana:
Q = muatan listrik ( coulomb )
K = kepekaan galvanometer ( coulomb / radian defleksi )
= defleksi sudut kumparan ( radian )
1. metoda kapasitor.
2. metoda solenoida.
3. metoda induktansi bersama.
Pada Metoda induktansi bersama, sumber arus di rangkaian primer dikopel melalui ke
galvanometer, melalui pengujian induktansi bersama ( M ). Rangkaian yang digunakan
dalam metoda ini, ditunjukkan pada gambar 1.
Q=
Dimana:
M = induktansi bersama (Henry atau H)
R = tahanan total rangkaian (ohm atau )
Pengukuran fluksi menggunakan galvanometer balistik yang sudah dikalibrasi,
ditunjukkan pada gambar 2.
ditentukan fluksinya. Tahanan variabel diatur untuk menghasilkan redaman kritis bagi
galvanometer.
Adapun prinsip pengukuran galvanometer balistik, antara lain:
Jika maknit permanen dilepas dengan cepat dari kumparan, maka akan dihasilkan
suatu impuls arus yang menyebabkan galvanometer menyimpang.
a. Kuantitas muatan melalui galvanometer balistik berbanding lurus dengan fluksi total (
) maknit permanen dan jumlah lilitan kumparan ( N ) dan berbanding terbalik dengan
tahanan total rangkaian ( R ), dan secara matematis :
b. Subtitusikan persamaan di atas sehingga diperoleh defleksi galvanometer ( ):
c. Dari persamaan di atas untuk suatu harga Q , dapat diperoleh harga yang besarnya :
Catatan:
Faktor kepekaan K harus dievaluasi terhadap tahanan rangkaian yang digunakan pada setiap
pengukuran.
Dimana:
T = torsi dalam Newton-meter (N-m)
B = kerapatan fluksi didalam celah udara (Wb/m2)
A = luas efektif kumparan (m2)
I = arus dalam kumparan putar (Ampere, A)
N = jumlah lilitan kumparan
Karena kerapatan fluksi dan luas kumparan merupakan parameter-parameter
konstan untuk sebuah instrumen, maka persamaan diatas torsi berbanding lurus
dengan arus I (T~I). Torsi menyebabkan defleksi jarum ke keadaan mantap, dimana
torsi diimbangi oleh torsi pegas pengontrol.
Perencana hanya dapat mengubah nilai torsi pengatur dan jumlah lilitan
kumparan untuk mengukur arus skala penuh. Umumnya luas kumparan praktis 0,5
2,5 cm, kerapatan fluksi untuk instrumen modern 1500 5000 gauss ( 0,15 0,5
Wb/m2).
2.4 Sifat Dinamik Galvanometer.
Jika arus bolak balik dialirkan ke sebuah galvanometer pencatat, maka pencatatan
yang dihasilkan oleh gerakan kumparan putar meliputi karakteristik respons dari
elemen yang berputar itu sendiri, dengan demikian adalah penting untuk
mempertimbangkan sifat dinamiknya.
Sifat dinamik galvanometer adalah : kecepatan respons, redaman dan over-shoot.
Sifat dinamik galvanometer dapat diamati dengan memutuskan arus input secara tiba-tiba,
sehingga kumparan berayun kembali dari posisi defleksi menuju posisi nol. Sebagai akibat
dari kelembaman ( inersia ) dari sistem yang berputar, jarum berayun melewati titik nol
dalam arah berlawanan dan berosilasi kekiri dan kekanan, dan secara perlahan-lahan osilasi
ini akan mengecil sebagai akibat dari redaman elemen berputar dan akhirnya jarum berhenti
pada posisi nol.
Gerakan sebuah kumparan didalam medan maknet, diketahui dari tiga kuantitas,
yaitu :
1. Momen inersia kumparan putar terhadap sumbunya ( J ).
2. Torsi lawan yang dihasilkan oleh gantungan kumparan ( S ).
3. Konstanta redaman ( D ).
Penyelesaian persamaan diferensial yang menghubungkan ketiga faktor diatas,
menghasilkan tiga kemungkinan yang masing-masing menjelaskan sifat dinamik kumparan
dan sudut defleksinya ( ).
Ketiga jenis sifat-sifat tersebut ditunjukkan pada gambar 5.
Kuva III : Keadaan redaman kritis, dimana jarum kembali dengan cepat ke keadaan mantap
tanpa osilasi.
Idealnya, respons galvanometer adalah sedemikian rupa, sehingga jarum jam
bergerak ke posisi akhir tanpa lonjakan, berarti gerakan tersebut harus pada keadaan
redaman kritis, akan tetapi dalam praktek, pada umumnya galvano- meter sedikit kurang
teredam, sehingga jarum sedikit melonjak sebelum berhenti, dan lebih lambat dari redaman
kritis.
2.5 Mekanisme Redaman.
Redaman galvanometer terjadi dalam dua mekanisme, yaitu :
1. Redaman mekanis, disebabkan :
a. perputaran kumparan di udara sekelilingnya dan tidak bergantung pada arus
listrik di kumparan.
b. gesekan di bantalan-bantalannya karena gerakan.
c. pembengkokan pegas-pegas gantungan.
2. Redaman elektromaknetik, disebabkan : efek induksi di dalam kumparan, yang
berputar di dalam medan maknet.
Cara-cara peredaman antara lain:
a. Alat-alat ukur PMMC dibuat agar menghasilkan redaman viskos yang minimum dan
derejat redaman diperbesar.
b. Beberapa instrumen menggunakan prinsip elektromaknetik ( hukum Lenz ), dimana
kumparan digulung pada sebuah rangka aluminium ringan, perputaran kumparan
dalam medan maknet menghasilkan arus sirkulasi pada logam peng-hantar, sehingga
torsi penahan dibangkitkan untuk melawan gerakan kumparan.
c. Sebuah galvanometer dapat juga diredam dengan sebuah tahanan dihubungkan ke
kumparan, jika kumparan berputar dalam medan maknet tegangan dibangkit-kan di
kumparan yang akan mensirkulasi arus melalui kumparan dan tahanan luar, sehingga
dihasilkan torsi yang meredam gerakan kumparan.
2.6 Gerak d Arsonval ( d Arsonval movement )
Gerakan dasar kumparan putaran maknet permanen yang ditunjukan pada gambar
4, sering disebut dengan gerak dArsonval. Konstruksi ini memungkinkan maknet
besar di dalam suatu ruangan tertentu dan digunakan bila diinginkan fluksi terbesar
di celah udara. Dia adalah instrumen dengan kebutuhan daya sangat rendah dan
arus kecil untuk defleksi skala penuh. Gambar 6, menunjukkan sebuah pandangan
maya dari gerakan dArsonval.
Dimana:
d = defleksi galvanometer dalam bagian skala atau mm.
I = arus galvanometer dalam mikroamper ( A )
2. Sensitivitas Tegangan, didefinisikan sebagai : Perbandingan defleksi galvanometer
terhadap tegangan yang menghasilkan-nya, jadi :
Dimana:
d = defleksi galvanometer dalam bagian skala atau mm.
V = tegangan yang diberikan ke galvanometer dalam milivolt ( mV ).
Adalah lazim untuk memandang galvanometer bersama-sama dengan tahanan redaman
kritis ( CDRX ) dan kebanyakan pabrik menyatakan sensitivitas tegangan dalam mm /
mV.
3. Sensitivitas Mega-ohm, didefinisikan sebagai :
Tahanan ( dalam mega-ohm ) yang dihubungkan seri dengan galvanometer , agar
menghasilkan defleksi sebesar satu bagian skala bilamana tegangan sebesar 1 V
diberikan ke rangkaian tersebut.
Karena tahanan ekivalen dari galvanometer yang diparalelkan diabaikan terhadap
tahanan ( dalam mega-ohm ) yang seri dengannya, maka arus masuk praktis sama
dengan 1 / R ( A ) dan menghasilkan defleksi satu bagian. Secara numerik, sensitivitas
mega-ohm sama dengan sensitivitas arus ;
Dimana:
d = defleksi galvanometer dalam bagian skala atau mm
Dimana:
d = defleksi maksimal galvanometer dalam bagian skala atau mm.
m
1 komentar:
noe cus 26 Juni 2011 00.07
Om gambarnya ko gak nampak?? ada softcopy plus gambarnya gak?? minta dung..
terimakasih..
Balas
Beranda