Epidemiologi
Epidemiologi
Studi dari 8 pusat akademis medik dari 1342 episode sepsis selama 16 bulan
berurutan menunjukkan 2 kasus emergency dan 33% di non-ICU. Data-data
terakhir menunjukkan bahwa insiden setiap tahun sepsis kira-kira 50-95 kasus
per 100.000. Kira-kira 50% pasien sepsis berkembang menjadi syok septik, yang
mana angka mortalitasnya sekitar 45%. Bagian tubuh yang terkena infeksi
adalah paruparu, abdomen dan traktus urinarius.
Diagnosis
Syok septik merupakan diagnosis klinis. Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik
merupakan hal yang penting untuk diagnosis. Secara umum, sepsis diperkirakan
terjadi pada pasien dengan hipotensi, perfusi berkurang dan sumber infeksinya
jelas. Temuan klinis seperti tekanan nadi yang lebar, kulit kemerahan, dan
hiperventilasi dapat terjadi. Tes laboratorium termasuk CBC, DIC, elektrolit, tes
fungsi hati, tes fungsi ginjal, kultur darah dan kultur urin. Kultur cairan
serebrospinal dan sputum harus didapat jika gejala nyata. Marker laboratorium
yang berguna untuk mebedakan syok septik dan syok-non septik adalah
procalsitonin. Diagnosis banding syok septik termasuk syok hipovolemia, syok
kardiogenik dan syok anafilaksis.