Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penguat operasional (operational amplifier) atau yang biasa disebut op-amp
merupakan suatu jenis penguat elektronika dengan hambatan (coupling) arus
searah yang memiliki bati (faktor penguatan) sangat besar dengan dua masukan
dan satu keluaran. Op-amp IC merupakan kemasan solid-state yang mampu
mengindera dan memperkuat sinyal masukan baik DC maupun AC. Op-amp IC
yang khas terdiri atas tiga rangkaian dasar, yaitu penguat differensial impedansi
masukan tinggi, penguat tegangan penguatan tinggi dan penguat keluaran
impedansi rendah. Penguat diferensial merupakan suatu penguat yang bekerja
dengan memperkuat sinyal yang merupakan selisih dari kedua masukannya.
Contoh penggunaan penguat operasional adalah untuk operasi matematika
sederhana seperti penjumlahan dan pengurangan terhadap tegangan listrik hingga
dikembangkan kepada penggunaan aplikatif seperti komparator dan osilator
dengan distorsi rendah serta pengembangan alat komunikasi. Selain itu, aplikasi
pemakaian op-amp juga meliputi bidang elektronika audio, pengatur tegangan
DC, tapis aktif, penyearah presisi, pengubah analog digital dan pengubah digital
ke analog, pengolah isyarat seperti cuplik tahan, penguat pengunci, kendali
otomatik, computer analog, elektronika nuklir, dan lain-lain.
Untuk mengetahu bagaimana karakteristik op-amp secara langsung, maka
dalam praktikum kali ini dipelajari op-amp impedansi keluaran.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan pelaksanaan praktikum kali ini adalah:
1. Mengetahui karakteristik masukan op-amp.
2. Mengetahui karakteristik keluaran op-amp.
3. Menunjukkan cara mengkoreksi kesalahan tegangan offset.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Op-Amp (Operational Amplifier)
Operational amplifier atau di singkat Op-Amp merupakan salah satu
komponen analog yang popular digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian
elektronika. Aplikasi op-amp popular yang paling sering dibuat antara lain adalah
rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator.
Penguat operasional atau dalam bahasa Inggris disebut operational
amplifier yang dikenal sebagai Op-Amp merupakan suatu jenis penguat
elektronika dengan sambatan (coupling) arus searah yang memiliki faktor penguat
sangar besar dengan dua masukan dan satu keluaran. Penguat operasional pada
umumnya tersedia dalam bentuk sirkuit terpadu dan yang paling banyak
digunakan adalah seri 741. Penguat operasional adalah perangkat yang sangat
efisien dan serba guna. Contoh penggunaan penguat operasional adalah untuk
operasi matematika sederhana seperti penjumlahan dan pengurangan terhadap
tegangan listrik hingga dikembangkan kepada penggunaan aplikatif seperti
komparator dan osilator dengan distorsi rendah. (Wikipedia, 2012)
Op-Amp (Operational Amplifier) merupakan sejenis IC (Integrated
Circuit). Di dalamnya terdapat suatu rangkaian elektronik yang terdiri atas
beberapa transistor, resistor dan atau dioda. Jika pada IC (Integrated Circuit) jenis
ini ditambahkan suatu jenis rangkaian, masukan dan suatu jenis rangkaian umpan
balik, maka IC (Integrated Circuit) ini dapat dipakai untuk mengerjakan berbagai
operasi matematika, seperti menjumlah, mengurangi, membagi, mengali,
mengintegrasi, dan sebagainya. Oleh karena itu IC (Integrated Circuit) jenis ini
dinamakan penguat operasi atau operastional amplifier, disingkat Op-Amp
(Operasional Amplifiers). Namun demikian Op-Amp dapat pula dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan, misalnya sebagai amplifiers, penguat radio, pengatur
nada, osilator atau pembangkit gelombang, sensor circuit, dan lain-lain. Op-Amp
banyak disukai karena faktor penguatannya mencapai (99.999 kali). (Anwar,
2011)
Inverting
Non-Inverting
Integrator
Differensiator
: Masukan non-pembalik
: Masukan pembalik
: Keluaran
: Catu daya positif
: Catu daya negatif
Catu daya pada notasi penguat operasional seringkali tidak dicantumkan untuk
memudahkan penggambaran rangkaian. (Wikipedia, 2012)
Ada dua aturan penting dalam melakukan analisa rangkaian Op-Amp
berdasarkan karakteristik Op-Amp ideal. Aturan ini dalam beberapa literatur
dinamakan golden rule, yaitu :
1. Aturan 1 : Perbedaan tegangan antara input V + dan V- adalah nol [(V+) - (V-) =
0 atau (V+) = (V-)]
2. Aturan 2 : Arus pada input Op-Amp adalah nol (i+ = i- = 0)
Inilah dua aturan penting op-amp ideal yang digunakan untuk menganalisa
rangkaian Op-Amp. (edutelekomunikasi.wordpress.com)
Fungsi dari Op-Amp adalah sebagai pengindra dan penguat sinyal
masukan baik DC maupun AC juga sebagai penguat diferensiasi impedansi
masukan tinggi, penguat tegangan penguatan tinggi dan penguat keluaran
impedansi rendah. Op-Amp banyak dimanfaatkan dalam peralatan-peralatan
elektronik sebagai penguat, sensor dan masih banyak lagi.
2.2 Karakteristik Op-Amp (Operational Amplifier)
Sebagai penguat operasional ideal, operasional amplifier (Op-Amp)
memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
operasional
dalam
bentuk
rangkaian
terpadu
memiliki
kerja
sebuah
operasional
amplifier
(Op-Amp)
adalah
khusus
yang
memang
difungsikan
semata-mata
untuk
penggunaan ini dan agak berbeda dari penguat operasional lainnya dan umum
disebut juga dengan komparator .
Gambar 9. Komparator
Komparator membandingkan dua tegangan listrik dan mengubah keluarannya
untuk menunjukkan tegangan mana yang lebih tinggi. Dimana Vs adalah
tegangan catu daya dan penguat operasional beroperasi di antara + Vs dan
Vs.
2. Penguat Pembalik (inverting amplifier)
Sebuah penguat pembalik menggunakan umpan balik negatif untuk membalik
dan menguatkan sebuah tegangan. Resistor Rf melewatkan sebagian sinyal
keluaran kembali ke masukan, karena keluaran takse fase sebesar 180, maka
nilai keluaran tersebut secara efektif mengurangi besar masukan. Ini
mengurangi bati keseluruhan dari penguat dan disebut dengan umpan balik
negatif, karena adalah virtual ground. Sebuah resistor dengan nilai,
ditempatkan di antara masukan non-pembalik dan bumi. Walaupun tidak
dibutuhkan, hal ini mengurangi galat karena arus bias masukan. Penguatan
dari penguat ditentukan dari rasio antara Rf dan Rin, yaitu: tanda negatif
menunjukkan bahwa keluaran adalah pembalikan dari masukan. Contohnya
jika Rf adalah 10.000 dan Rin adalah 1.000 , maka nilai bati adalah
-10.000 / 1.000, yaitu -10.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Operasional Amplifier (Op-Amp). Sumber: http://elektronika-dasar.com
/teori-elektronika/operasional-amplifier-op-amp/ (Diakses pada Selasa, 25
November 2014 pukul 22.07 WIB).
Anonim. 2012. Penguat Operasional Lanjutan Episode 3(End). Sumber: http://
edutelekomunikasi.wordpress.com/tag/pengertian-op-amp/ (Diakses pada
Selasa, 25 November 2014 pukul 22.12 WIB).
Anwar. 2011. Definisi Op-Amp (Operational Amplifier). Sumber: http://anwar151
.blogdetik.com/2011/01/21/definisi-op-amp-operasional-amplifiers/
(Diakses Selasa, 25 November 2014 pukul 22.37 WIB).
Elektronika. 2008. Op-Amp (Operational Amplifier). Sumber: http://elektrokita.
blogspot.com/2008/10/op-amp-operational-amplifier.html (Diakses pada
Selasa, Selasa, 25 November 2014 pukul 22.05 WIB).
Novitarini, Resty. 2012. Tugas Op-Amp. Sumber: http://blog.ub.ac.id/restyanovita
rini/2012/09/22/tugas-op-amp/ (Diakses pada Selasa, Selasa, 25 November
2014 pukul 22.36 WIB).
Sanpradipto. 2010. Dasar dan Karakteristik Op-Amp. Sumber: http://jaluntoro22.
wordpress.com/2010/05/16/dasar-dan-karakteristik-op-amp/ (Diakses pada
Selasa, 25 November 2014 pukul 22.01 WIB).
Wikipedia. 2012. Penguat Operasional. Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Pen
guat_operasional (Diakses pada Selasa, 25 November 2014 pukul 22.04
WIB).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah,
1. Signal generator
2. Osiloskop
3. Power supply
4. Multimeter
3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam paraktikum kali ini adalah,
1. IC 741
2. Resistor
3. Tegangan offset keluaran : Rin = 10 k, Rf = 100 k, Potensio Wire
Wound Rp = 50 k, saklar SPDT (S1)
3.2 Prosedur Praktikum
1. Menyiapkan catu daya simetris + 15 V dan 15 V.
2. Merakit rangkai seperti gambar 5 pada modul, jangan dihubungkan
3.
4.
5.
6.
terlebih dahulu ke catu daya dan saklar masih dalam keadaan terbuka.
Memasang multimeter DC pada kisaran rendah.
Menyalakan catu daya.
Mencatat nilai tegangan yang dihasilkan.
Menutup saklar S1 dan mengatur Rp sampai Vout minimum. ( Ini
merupakan cara penyelesaian offset nol dengan menggunakan hubungan
internal op-amp)
7. Mematikan catu daya.
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Data Hasil Percobaan Shift 4
f (Hz)
100
1k
100k
Vin (V)
0.11
0.13
0.14
Rp = Zin (k)
1.36
1.36
1.36
4.2 Pembahasan
Pada praktikum elektronika industri kali ini adalah mengenai OP-AMP pada
impedansi masukan. Penguat operasional atau yang biasa disebut op-amp,
merupakan salah satu komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai
aplikasi rangkaian elektronika. Fungsi OP-AMP adalah sebagai pengindera dan
penguat sinyal masukan baik DC maupun AC juga sebagai penguat diferensiasi
impedansi masukan tinggi, penguat keluaran impedansi rendah.
Salah satu dari tiga rangkaian dasar OP AMP yaitu penguat diferensial
impedansi masukan tinggi dan salah satu karakteristik ideal dari OP AMP ini
adalah impedansi masukan amat tinggi, sehingga arus masukan praktis diabaikan
(Ri = 0). Semakin besar impedansi masukan semakin baik OP AMP.
Jika dilihat dari hasil praktikum, baik pada frekuensi 100 Hz, 1 kHz dan 100
kHz, nilai tegangan output maksimum dan tegangan inputnya bernilai sangat
berdekatan yaitu 0.11 V, 0.13 V dan 0.14 V. Begitu pula untuk nilai tegangan
output maksimum 002 V, 0.04 V, 0.05 V. Jika dilihat berdasarkan nilai impedansi
masukannya, pada setiap frekuensi juga kita dapat melihat bahwa nilai impedansi
masukannya adalah 1.36 k pada setiap frekuensi.
Menurut literatur, hubungan antara frekuensi dan impedansi adalah bahwa
frekuensi berbanding lurus dengan impedansi, semakin besar frekuensi maka
impedansi yang dihasilkan juga semakin besar.
Semakin besar impedansi keluaran maka menandakan op-amp itu kurang
bekerja dengan baik entah karena memang begitu atau karena op-amp yang
dipakai sudah lama. Namun kita dapat menggunakan op-amp lain yang memiliki
impedansi keluaran yang lebih kecil. Dalam kondisi praktis harga impedansi
keluaran Op Amp adalah antara beberapa ohm hingga ratusan ohm pada kondisi
tanpa umpan balik. Dengan diterapkannya umpan balik, maka harga hambatan
keluaran akan menurun hingga mendekati kondisi ideal. Karena pada media
penghantar, meskipun hanya udara pasti mempunyai hambatan. Hal itu membuat
nilai impedansi tidak mungkin nol.
Keuntungan dari penggunaan Op Amp adalah karena komponen ini memiliki
penguatan (A) yang sangat besar, Impedansi input yang besar, (Zin) dan
Impedansi Output yang kecil (Zout). Selain dari itu, kemampuan interval
frekuensi dari komponen ini sangat lebar. Penggunaan dari Op-amp meliputi:
amplifier atau penguat biasa (non-Inverting Amplifier), Inverting Amplifier,
komputer analog (operasi jumlah, kurang, integrasi, dan diferensiasi), dll.
Dalam percobaan ini juga memanfaatkan fungsi dari potensiometer, yakni
apabila potensiometer hanya dua terminal yang digunakan (salah satu terminal
tetap dan terminal geser), potensiometer berperan sebagai resistor variabel atau
Rheostat. Fungsi potensiometer sebagai resistor variabel dalam rangkaian ini
adalah untuk mengatur tegangan keluaran yang diingikan.
Impedansi masukan (input resistance) RI dari opamp adalah besar hambatan
diantara kedua masukan op-amp. Secara ideal hambatan masukan op-amp adalah
tak berhingga.
Impedansi keluaran (output resistance) RO dari op-amp adalah besarnya
hambatan dalam yang timbul pada saat op-amp bekerja sebagai pembangkit
sinyal. Secara ideal harga hambatan keluaran RO op-amp adalah =0. Apabila hal
ini tercapai, maka seluruh tegangan keluaran op-amp akan timbul pada beban
keluaran (RL), sehingga dalam suatu penguat, hambatan keluaran yang kecil
sangat diharapkan.
Output offset-voltage ( tegangan offset keluaran) adalah harga tegangan
keluaran dari op-amp terhadap tanah (ground) pada kondisi tegangan masukan
Vid=0. secara ideal, harga VOO = 0Volt. Op-amp yang dapat memenuhi harga tsb
disebut sebagai opamp dengan CMR (common mode Rejection) ideal. Umpan
balik Seperti misalnya op-amp LM741 yang sering digunakan oleh banyak
praktisi elektronika, memiliki karakteristik tipikal open loop gain sebesar 104 ~
105. Penguatan yang sebesar ini membuat op-amp menjadi tidak stabil, dan
penguatannya menjadi tidak terukur. Disinilah peran rangkaian negative
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah,
1. Catu daya adalah suatu sistem filter penyearah (rectifier-filter) yang mengubah
tegangan AC menjadi tegangan DC murni.
2. Dalam praktisnya sangat sulit untuk mendapatkan suatu op-amp yang ideal.
3. IC 714 termasuk jenis op-amp yang sering digunakan dan banyak dijumpai
dipasaran.
4. Aplikasi op-amp popular yang paling sering dibuat antara lain adalah
rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator.
5. Op-amp ideal memiliki open loop gain (penguatan loop terbuka) yang tak
terhingga besarnya.
6. Besarnya impedansi masukkan tidak dipengaruhi oleh frekuensi.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk praktikum ini yaitu,
1. Sebaiknya modul dibagikan sehari sebelum pelaksanaan praktikum agar materi
yang akan dilakukan praktikkan dapat memahami sebelumnya.
2. Sebaiknya penggunaan osiloskop lebih diperhatikan lagi, dikarenakan alat yang
terbatas.
3. Sebelum melaksanakan praktikum, praktikkan diharapkan sudah mahir untuk
menentukan bentuk rangkaian yang dibutuhkan.
4. Pastikan setiap komponen termasuk jumper masuk kedalam prototype board,
sehingga tegangan dan arus dapat masuk dengan baik.
LAMPIRAN
Gambar 1. IC 714
Gambar 4. Multimeter
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014)