Anda di halaman 1dari 95

1

Planning
Organizing
Actuating
Controling

Contoh:
Visi Rumah Sakit Pondok Indah :
Menjadi rumah sakit pilihan dengan menyediakan
layanan perawatan kesehatan terbaik, aman,
bermutu tinggi dan inovatif.

Misi Rumah Sakit Pondok Indah


Menyediakan pelayanan secara utuh, konsisten dan
terpadu berfokus pada pasien melalui praktek
berbasis bukti yang sesuai dan pelayanan prima
dengan komitmen kerjasama tim, keterlibatan dari
pihak terkait dan peningkatan kompetensi individu
yang berkesinambugan.
4

Motto Rumah Sakit Pondok Indah


Kesehatan anda prioritas kami

Nilai-nilai Rumah Sakit Pondok Indah :


1. Integritas
2. Berorientasi pada kualitas
3. Kerjasama tim
4. Etika
5. Semangat dan keteguhan
6. Inovasi
7. Pengembangan individu
8. Pembelajaran berkesinambungan

Memberikan pelayanan keperawatan secara


utuh, aman, bermutu tinggi dan inovatif
yang berfokus pada pasien melalui praktik
berbasis bukti yang sesuai, dengan
komitmen peningkatan kompetensi individu
secara berkesinambungan serta
menjunjung kerjasama tim.

Untuk mencapai pelayanan keperawatan secara utuh,


aman, bermutu tinggi dan inovatif, kami bertujuan :
Memberikan asuhan keperawatan secara professional,
berfokus pada keselamatan pasien.
Memenuhi setiap kebutuhan pasien.
Menjalankan nilainilai yang dianut Pondok Indah
Health Care Group : integritas, kualitas dan kerjasama
tim baik didalam maupun diluar unit keperawatan.
Menjalankan efisiensi biaya dalam pengelolaan
operasional.
Mengadakan pelatihan dan pendidikan yang
berkesinambungan baik di dalam maupun di luar RSPI
(terbuka untuk belajar berubah dan berinovasi).

Falsafah keperawatan : kami meyakini bahwa yankep secara utuh,


aman, bermutu tinggi dan inovatif adalah :
Pemenuhan kebutuhan pasien dilakukan secara professional dg
menggunakan metode proses keperawatan.
Perawatan bukan hanya merawat fisik pasien saja namun juga
merawat dan memperhatikan pasien dari segi psikis, psikososial dan
spiritualnya (sesuai tingkat kebutuhan pasien).
Tujuan askep dapat dicapai melalui usaha bersama dari semua
anggota tim kes untuk merawat pasien secara paripurna.
Setiap pasien adalah individu yang harus diperlakukan sama tanpa
membedakan kepercayaan,warna kulit, suku dan agama.
Setiap ps hrs diperlakukan dg hormat dan memperhatikan harga
dirinya.
Berusaha dengan segala kemampuan untuk merawat, memelihara
dan menjaga kesehatan pasien dengan penuh tanggung jawab.
Dalam meningkatkan mutu kinerja perawat maka perlu di lakukan
evaluasi kinerja secara terus menerus dan mengadakan program
pelatihan serta pendidikan berkesinambungan sesuai dengan
perkembangan ilmu pegetahuan dan teknologi.
Perlu memperbaiki mutu secara terus menerus dengan senantiasa
memonitor dan mengevaluasi setiap praktek pelayanan keperawatan.
8

Pengorganisasian adl pengelompokan


orang, alat, tugas, kewenangan, tanggung
jawab dan aktivitas-aktivitas dalam
organisasi dalam suatu koordinasi sehingga
dapat digerakkan untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.

10

1.
2.
3.
4.

Mengidentifikasi aktivitas
Mengelompokkan aktivitas organisasi
Mengklasifikasi berdasarkan kewenangan
Mengkoordinasi antara tugas dan
kewajiban

11

Organisasi formal
Organisasi informal

12

Rantai komando organisasi dibuat dg


hub. hirarkis dlm alur autoritas dari atas ke
bawah.
Kesatuan komando seorang pekerja mpy
satu penyelia dan satu pemimpin dan satu
rencana utk kelompok aktivitas dg objektif
yg sama.
Rentang kontrol individu harus menjadi
penyelia suatu kelompok

13

Jumlah tugas yg dibebankan seseorang terbatas


dan sesuai dg kemampuannya
Tiap bangsal / bagian memiliki perincian aktivitas
yg jelas dan tertulis
Tiap staf memiliki perincian tugas yang jelas
Variasi tugas bagi seseorang diusahakan sejenis
atau erat hubungannya
Mencegah terjadinya pengkotakan antar staf/
kegiatan
Penggolongan tugas berdasarkan kepentingan
mendesak, kesulitan dan waktu
14

Setiap staf mengetahui kepada siapa dia


harus melapor, minta bantuan atau
bertanya, dan siapa atasan langsung serta
dari siapa dia menerima tugas

15

Struktur organisasi ruang rawat tidak termasuk


dalam struktur organisasi RS bila dilihat dari SK
Menkes no. 134 dan 135 tahun 1978.
Direktur RS perlu menerbitkan SK yg mengatur
struktur organisasi ruang rawat.
Struktur organisasi bangsal utk menggambarkan:
- Pola hubungan antar bagian / staf atasan baik
vertikal / horizontal
- Posisi tiap bagian, wewenang dan tg-jwb serta
tanggung gugat.
- Pengelompokkan kegiatan / sistem penugasan yg
digunakan.

16

Karu bertanggung jawab mengorganisir Nakep yg


ada dan kegiatan yankep yg akan dilakukan sesuai
dg kebutuhan klien
Menurut Kron (1987) kategori klien didasarkan
atas :
1. Tingkat yankep yg dibutuhkan klien kep. mandiri,
minimal, sebagian, total atau intensif.
2. Usia anak, dewasa, usia lanjut.
3. Dx/masalah kes yg dialami klien pwtn bedah,
kulit.
4. Terapi yg dilakukan rehabilitas, kemoterapi.
Karu bertanggung jawab menetapkan metode
penyusunan kep apa yg tepat digunakan di unit
kerjanya untuk mencapai tujuan sesuai dg jumlah
katagori tenaga yg ada di ruangan serta jumlah
klien yg menjadi tanggung jawabnya.

17

18

Jabatan: Kepala Unit Perawatan (KUP)


Departemen : Keperawatan
Bertanggung jawab kepada: Manager
Keperawatan

19

Lulusan D III Kep/Kebidanan /S1 Kep


Memiliki pengetahuan ttg manajemen
Mpy pengalaman kerja min. 8 tahun di bidang
yankep dg pengalaman yg cukup luas dalam
bidang manajemen
Menunjukkan kemampuan dapat :
1. Bekerja secara efektif
2. Memecahkan masalah
3. Mengajar
4. Memimpin
Memiliki kemampuan untuk beradaptasi dg
perubahan dan senantiasa bersikap luwes dan
membuka diri untuk belajar

20

Kepala Unit Perawatan adalah perawat


ahli/terlatih baik pria maupum wanita yang
memiliki kualifikasi pendidikan D III atau S1
serta dapat mengelola unit keperawatan
Kepala Unit Perawatan bertanggung jawab
kepada Manager Keperawatan untuk
terciptanya mutu pelayanan perawatan
secara cost efektif.

21

Adalah menyangkut pengelolaan pasien,


keuangan, logistik dan sumber daya
manusia (SDM) yang berada di unitnya
Selain itu Kepala Unit Perawatan juga
membantu menciptakan proses perubahan
dalam unitnya kearah Visi Rumah Sakit

22

1.Pelayanan perawatan pasien


2.Manajemen SDM
3.Budget
4.Pendidikan
5.Komunikasi
6.Manajemen
7.Pengembangan mutu pribadi

23

Jabatan : Primary Nurse (PN)


Departemen : Keperawatan
Laporan Ke
: Kepala Unit Perawatan
Bertanggung jawab kepada
:
Manager Keperawatan

24

Lulusan D III Kep/Kebidanan atau S1 Kep. atau


perawat yg ditunjuk dg pengalaman kerja
sebagai perawat pelaksana minimal 5 tahun dg
minimal tingkat kompeten.
Mempunyai kemampuan dalam mengatasi stres
dan menetapkan prioritas.
Mempunyai kemampuan melakukan tugas-tugas
khusus yg bervariasi dg pengawasan yg minimal
Menampilkan kemampuannya sesuai dengan
jenjang pendidikannya
Mempunyai kemampuan memimpin dalam kep.
25

Manajemen askep dg menggunakan


proskep
Manajemen Sumber Daya Manusia
Komunikasi efektif
Pendidikan / edukasi
Mutu pelayanan keperawatan
Pengembangan diri

26

Jabatan : Nurse Associate


Departemen : Keperawatan
Laporan Ke
: Kepala Unit Perawatan
Bertanggung jawab kepada
:
Manager Keperawatan

27

Lulusan S1/D III Kep./Kebidanan atau SPK


Mempunyai kemampuan melakukan tugastugas khusus yang bervariasi dengan
pengawasan yang minimal
Menampilkan kemampuannya sesuai
dengan jenjang pendidikannya

28

Ringkasan Jabatan:
Nurse Associate adalah seorang perawat
Ruang Lingkup Pekerjaan :
1. Askep dg menggunakan proskep
2. Komunikasi efektif
3. Pendidikan / edukasi
4. Mutu pelayanan keperawatan
5. Pengembangan diri

29

30

ORGANISASI MERUPAKAN KUMPULAN


SEKELOMPOK ORANG-ORANG UNTUK
MEWUJUDKAN TUJUAN
STAFF MERUPAKAN FUNGSI MANAJEMEN YANG
SANGAT PENTING
STAFF MERUPAKAN FUNGSI YANG SANGAT
KOMPLEKS

31

ANGGOTA ORGANISASI/BADAN USAHA YANG


MEMPEROLEH IMBALAN
PENERIMA KERJA
BERADA DALAM SISTEM KERJA
KEDUDUKAN SEBAGAI PEGAWAI DIPEROLEH
MELALUI PROSES
SUATU SAAT AKAN MENGHADAPI PEMUTUSAN
HUBUNGAN KERJA

32

Perencanaan Tenaga:

Metode Penugasan
Beban Kerja
Produktivitas
Penghitungan tenaga kerja

Proses seleksi dan penerimaan


Orientasi staf baru
Pendayagunaan staf kep. secara efektif dan
efisien

33

Manusia mrp unsur penting dlm setiap organisasi


Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan
dan sasarannya serta kemampuan menghadapi
tantangan internal maupun eksternal sangat
ditentukan oleh kemampuan mengelola SDM
setepat-tepatnya.
TUJUAN MANAJEMEN KETENAGAAN DI RUANG
RAWAT:
Mendayagunakan tenaga keperawatan yang efektif dan
produktif yang dapat memberikan pelayanan bermutu
sehingga dapat memenuhi kepuasan pengguna jasa
34

I.

FUNGSI MANAJERIAL

1.

PERENCANAAN
Penetapan tujuan, standar, penetapan aturan, prosedur,
penyusunan rencana, perkiraan prediksi dan proyeksi di masa
datang untuk meningkatkan yankep

2.

PENGORGANISASIAN
Menyusun pengorganisasian, merancang pelaksanaan tugas,
pendelegasian wewenang, pengkoordinasian pekerjaan

3.

PENGARAHAN
Menggerakkan tenaga untuk menyelesaikan tugas, memotivasi
bawahan, membina moral

4.

PENGAWASAN
Menyusun standar, pemeriksaan untuk mengkaji prestasi kerja
dibandingkan dengan standar
35

1.

PENGADAAN TENAGA
Usaha untuk mendapatkan jumlah dan jenis tenaga yang diperlukan yang
meliputi kegiatan:
Perencanaan kebutuhan tenaga
Rekruitmen dan seleksi
Penempatan karyawan
Orientasi karyawan

Lingkup ruang rawat:


Perencanaan kebutuhan tenaga yang berupa usulan sesuai
kebutuhan serta orientasi tenaga baru
2.

PENGEMBANGAN TENAGA
Kegiatan peningkatan pengetahuan, ketrampilan melalui program training,
penilaian prestasi kerja, program kompensasi

III.

FUNGSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA


Mengembalikan tenaga pada masyarakat melalui pensiun, pemecatan

36

1.

MERUPAKAN PROSES DARI MEMPERKIRAKAN SECARA


KUANTITATIF & KUALITATIF TENAGA YANG DIPERLUKAN
SIAGIAN, 1983
PERENCANAAN HARUS MEMENUHI SYARAT:
MENGETAHUI SIFAT-SIFAT/CIRI
a. Disusun untuk mempermudah tercapainya tujuan
b. Disusun oleh orang yang memahami tujuan organisasi
c. Disusun oleh orang yang memahami teknik
perencanaan
d. Disertai dengan perincian yang teliti
e. Bersifat sederhana, sistematis, jelas prioritasnya
f. Bersifat luwes, praktis
g. Mudah dimodifikasi
h. Merupakan prediksi atas kejadian

37

2.

MEMANDANG PROSES PERENCANAAN UNTUK


MENJAWAB 5 W + 1 H:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

What : Kegiatan apa yang harus dijalankan


Where: Di mana kegiatan akan dilaksanakan
Who: Siapa yang melaksanakan
When: Kapan kegiatan tersebut dilaksanakan
Why: Mengapa kegiatan perlu dilaksanakan
How: Bagaimana cara melaksanakan kegiatan

38

3.

MEMANDANG PROSES PERENCANAAN TENAGA


SEBAGAI PROSES ILMIAH
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Mengetahui sifat hakiki masalah


Mengumpulkan data yang akurat
Menganalisa & menginterpretasikan data
Menetapkan alternatif penyelesaian masalah
Memilih cara penyelesaian masalah
Melaksanakan rencana yang telah disusun
Menilai hasil yang dicapai

39

1.

TEKNIK DELPHI
Dilakukan survei kebutuhan tenaga, hasilnya dilaporkan &
dianalisa oleh ahli untuk dilakukan survei kembali, apakah
peningkatan beban kerja perlu tambahan tenaga kerja

2.

ANALISA KECENDERUNGAN (EKSTRAPOLASI & INDEKSASI)


Ekstrapolasi: memperhitungkan perubahan masa lalu
untuk membuat proyeksi di masa datang
Indeksasi: Metode estimasi kebutuhan tenaga di waktu
akan datang dengan menandai tingkat perkembangan
karyawan

3.

ANALISA BEBAN KERJA


Dengan memperhitungkan & menganalisa beban kerja: job
deskripsi, job spesifikasi, job distribusi
40

1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.

Mengidentifikasi bentuk dan beban kerja pelayanan kep


Menentukan kategori perawat yang akan ditugaskan
Menentukan jumlah masing-masing kategori perawat
Menerima dan menyaring perawat
Melakukan seleksi terhadap calon yang ada
Menentukan tenaga perawat sesuai dengan unit atau
shift
Memberikan tg-jwb untuk melaksanakan tugas yankep

41

Penerimaan/ recruitment adalah tahap pertama proses untuk


mendapatkan staf baru dengan melihat staf baru dan
mendorong mereka untuk mengajukan lamaran kerja dalam
mengisi kekosongan tenaga (Gillies, 1989)
Seleksi kerja adalah proses pemilihan calon tenaga atau staf
baru yang tepat sesuai dengan posisi yang kosong
(Burgess, L.,1988)

Tidak dilakukan di ruang rawat

Ruangan dapat merencanakan usulan penambahan tenaga

42

Memperhatikan kategori klien yang dirawat, ratio perawat


dan klien, metode penugasan

KATEGORI KEPERAWATAN KLIEN


Keperawatan mandiri self care
Klien memerlukan bantuan minimal dalam melakukan
tindakan keperawatan dan pengobatan. Aktifitas
perawatan diri dapat dilakukan mandiri oleh klien.

Keperawatan sebagian partial care


Klien memerlukan bantuan sebagian dalam tindakan
keperawatan dan pengobatan tertentu: pemberian obat
intravena

43

Keperawatan total adalah klien memerlukan bantuan


secara penuh dalam perawatan diri dan memerlukan
observasi ketat
Keperawatan intensif adalah klien memerlukan observasi
dan tindakan yang terus-menerus

METODE PENUGASAN
Adalah cara untuk membagi pekerjaan yang ada di suatu
unit perawatan kepada tenaga yang ada di unit tersebut.

44

METODE FUNGSIONAL
Pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang
didasarkan pada pembagian tugas menurut jenis
pekerjaan yang dilakukan

KEUNTUNGAN:
Perawat trampil untuk tugas tertentu
Perawat mudah memperoleh kepuasan kerja setelah
selesai tugas
Kekurangan tenaga yang kompeten dapat digantikan
oleh tenaga yang tidak berpengalaman untuk satu tugas

45

Pelayanan keperawatan terpilah-pilah/ tidak total sehingga


proses keperawatan sulit diterapkan
Setelah selesai tugas, banyak melakukan tugas non
keperawatan
Perawat melihat askep hanya sebagai ketrampilan saja

METODE TIM
Pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok
perawat untuk sekelompok klien. Kelompok ini dipimpin
oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman serta
punya pengetahuan di bidangnya

46

1.

2.

3.

Ketua tim adalah perawat yang berpendidikan


luas dan berpengalaman
Komunikasi yang efektif diperlukan untuk
kelanjutan askep. Dokumentasi harus selalu
divalidasi
Pelaksanaan metode tim harus fleksibel, dapat
dilakukan pada shift pagi, sore, malam

47

1.
2.

3.

4.
5.
6.
7.

Menetapkan standar kinerja staf


Membantu ketua tim dalam menetapkan sasaran unit
kerja
Memberikan kesempatan ketua tim dan membantu
mengembangkan ketrampilan manajemen &
kepemimpinan
Mengorientasikan staf baru
Menjadi nara sumber bagi ketua & anggota tim
Memotivasi staf untuk meningkatkan kualitas askep
Melakukan komunikasi terbuka

48

Mengkaji kebutuhan klien


Menerapkan tindakan keperawatan
Mengkoordinasi renpra dan pengobatan
Membimbing anggota tim
Meyakinkan semua hasil tindakan keperawatan
tercatat
Menilai kemajuan klien secara langsung dan
melalui laporan

49

Bertanggung jawab terhadap semua klien dalam tim


Mengikuti instruksi keperawatan yang tertera dalam
renpra.
termasuk pengobatan
Melaporkan askep.yang diberikan serta respon klien pada
ketua tim
Menerima bantuan dan bimbingan dari ketua tim

50

MEMFASILITASI PELAYANAN KEPERAWATAN YANG


KOMPREHENSIF
MEMUNGKINKAN PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN
KONFLIK/ PERBEDAAN PENDAPAT ANTAR STAF DAPAT
DITEKAN MELALUI RAPAT TIM, YANG JUGA MERUPAKAN
CARA EFEKTIF UNTUK BELAJAR
MEMBERI KEPUASAN BAGI ANGGOTA TIM DALAM
HUBUNGAN INTERPERSONAL

KERUGIAN:
- RAPAT TIM MEMERLUKAN WAKTU
- TIDAK DAPAT DILAKUKAN BILA PERAWAT BELUM TRAMPIL/
BERPENGALAMAN
- PERTANGGUNGGUGATAN DALAM TIM TIDAK JELAS
51

PENGORGANISASIAN PELAYANAN KEPERAWATAN YANG


BERTANGUNGGUNG JAWAB DALAM ASKEP KLIEN YANG
MENJADI TANGGUNG JAWABNYA SELAMA 24 JAM TERUS
MENERUS SEMENJAK MASUK SAMPAI PULANG DARI RS
KEUNTUNGAN
MODEL PRAKTEK UNTUK KEPERAWATAN PROFESIONAL
MEMUNGKINKAN PRAKTEK KEPERAWATAN KOMPREHENSIF
MEMUNGKINKAN PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN
MEMBERIKAN KEPUASAN KERJA BAGI PERAWAT
MEMBERIKAN KEPUASAN BAGI KLIEN DAN KELUARGA
KERUGIAN
HANYA DAPAT DILAKUKAN PERAWAT PROFESIONAL & BIAYA
LEBIH MAHAL

52

Pengorganisasian pelayanan/ askep yang dilakukan oleh


perawat profesional untuk sekelompok klien semenjak
masuk RS sampai pulang (tanggung jawab total). Untuk
metode ini perlu perawat yang berpengetahuan, trampil,
dan punya kemampuan kepemimpinan. Idealnya 2 3
perawat untuk 8 12 klien
Keuntungan dan kerugian metode ini merupakan gabungan
metode primer dan tim
METODE ALOKASI KLIEN/ KEPERAWATAN TOTAL
Pengorganisasian pelayanan/ askep untuk satu atau
beberapa klien oleh satu orang perawat pada saat
bertugas selama periode waktu tertentu atau sampai klien
pulang

53

Menurut Minetti & Hurchinsun (1975), dikutip dalam Gillies


(1989, p.245), dengan memperhatikan waktu yang
diperlukan untuk melakukan tindakan keperawatan
Waktu keperawatan langsung:
- self care = x 4 jam
= 2 jam
- partial care = x 4 jam = 3 jam
- total care = 1- 1 jam x 4 jam = 4 6 jam
- intensif care = 2 x 4 jam = 8 jam
Rata-rata waktu keperawatan langsung 4 5 jam per klien per hari

Waktu keperawatan tidak langsung:


Co: mempersiapkan meja balutan, persiapan pemasangan
infus/kateter
Gillies, 1989 menyebut rata-rata 38 menit/psn/hr
Wolfe dan Young dalam Gillies 1989 menyebutkan 60 mnt/psn/hr

54

Waktu penyuluhan klien


Penyuluhan kesehatan klien sebaiknya dilakukan kurang lebih 15
menit/ pasien/ hari

Penghitungan waktu yang diperlukan untuk keperawatan klien


diperoleh dari jumlah waktu keperawatan langsung, tidak
langsung dan penyuluhan kesehatan
Tenaga juga dipengaruhi oleh beban kerja
Penentuan tenaga kerja tergantung:
Jumlah klien/hr/tahun dalam 1 unit
Kondisi/ tingkat ketergantungan
Rata-rata hari rawat
Waktu yang dibutuhkan untuk tindakan keperawatan dll (sosek,
bencana, politik, hukum, dan peraturan pemerintah, musim,
kemajuan IPTEK)

55

Rumus Gillies, 1989

jam kep yg
dibutuhkan

Rata-rata sensus
psn/hr X hr/thn

Hari/th - hari libur msg-msg X jam kerja


perawat
msg pwt
jam kep.yg
dibutuhkan/th
jam kerja
pwt per th

jam kprw yg
dibutuhkan/th psn/hr
jam kerja
pwt perth

= jumlah perawat di unit tsb

Rasio perawat ahli; trampil = trampil = 55% : 45%


Proporsi dinas pagi: sore: malam = 47% : 36 : 17%

56

Contoh:
Bangsal neurologi rata-rata pelayanan keperawatannya per
hari 5 jam/klien. Jumlah klien/hari rata-rata 20 klien, jam
kerja 40 jam (5 haari/minggu, 20 hari cuti/tahun, 120 hari
libur per tahun. Hitung kebutuhan perawat di bangsal
tersebut
Jawab:
5 jam x 20 klien x 365
(365 hr 140 hr) x 8 jam

= 36500 = 20,2 perawat


1800

57

Menurut Douglas (1984), tergantung dari derajat


ketergantungan klien
perawat = pasien x derajat ketergantungan pasien
psn

Minimal
Parsial
Total
Pagi Sore Malam
Pagi Sore Malam

Malam
1
2
3

0,17
0,34
0,51

0,14
0,28
0,42

0,07
0,14
0,21

0,27
0,54
0,81

0,15
0,30
0,45

0,10
0,20
0,30

Pagi Sore

0,36 0,30 0,20


0,72 0,60 0,40
1,08 0,90 0,60

58

A.

Berdasarkan klasifikasi pasien:


Cara penghitungan berdasarkan:
tingkat ketergantungan pasien
rata-rata pasien per hari
jam perawatan yang diperlukan/hr/pasien
jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hari
jam kerja efektif setiap perawat

59

No

Jenis/kategori
psn

Penyakit dalam

Rata2
psn/hr

Rata2 jam pwt


psn/hr

jam
prwt/hr

10

3.5

35

Bedah

32

Gawat

10

10

Anak

4.5

13.5

Kebidanan

2.5

2.5

Jumlah

23

93

Jumlah jam perawatan


Jam kerja efektif per shift

Kasus = 93/7 = 13 perawat


60

Penghitungan ditambah faktor koreksi hari libur/cuti/hari


besar dan juga adanya tugas-tugas non keperawatan
seperti membuat rincian pasien, dll
a.

Loss day/hari libur/cuti/hari besar


Jml.hr.mgg dlm 1 th + cuti + hr besar X jml.pwt
tersedia
Jml.hr kerja efektif
Kasus: 52 + 12 + 14 = 78 x 13 = 3,5 orang
286

61

b. Tugas non keperawatan


Jml. tng. kep. + loss day x 25
100
Kasus: 13 + 3,5 x 25 = 4,1
100
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan = 13 + 3,5 + 4,1 =
20,6 = 21

62

Training tentang peraturan umum dan kebijakan RS dan


keperawatan
Orientasi dapat bersifat sentralisasi yang dilakukan oleh
bidang keperawatan atau desentralisasi yang dilakukan di
ruangan. Lamanya tergantung pada kompleksnya pekerjaan
Proses orang dewasa, di mana staf baru ditugaskan untuk
mempelajari topik-topik tertentu dengan tujuan yang telah
dirinci, untuk kemudian dilakukan diskusi
Internship. Staf baru bekerja dengan mencontoh staf lama,
setelah dinilai kemampuannya staf baru dapat diberi tugas
tersendiri. Staf lama yang dijadikan model harus yang
punya kemampuan dan ketrampilan
Preceptorship, di mana staf baru bekerja bersama-sama
dengan staf senior yang ditunjuk sebagai preceptor

63

Ada keseimbangan antara kebutuhan unit kerja dan


kebutuhan staf
Siklus yang sibuk, tidak sibuk, berat, ringan, harus dilalui
oleh semua staf yang terlibat dalam rotasi, serta setiap
staf punya jam kerja yang sama
Setiap staf harus terlibat siklus pagi, sore, malam
Hindari staf di luar rotasi
Metode siklus yang dipakai harus sesuai dengan kondisi
dalam satu unit kerja
Metode siklus yang dipakai harus sesuai kuantitas dan
kualitas staf dalam satu unit kerja
Siklus yang digunakan mengikuti metode penugasan yang
dipakai
Setiap staf perlu mencatat hari dinas, libur, dan shift

64

Produktivitas adalah perbandingan antara hasil yang dicapai


dengan sumber yang digunakan
Efisien adalah ketepatan cara, usaha dalam menjalankan
sesuatu dengan tidak membuang-buang sumber daya
waktu, biaya, tenaga (Peter Salim, 1991)
Efektivitas adalah ukuran yang menyatakan seberapa baik dan
seberapa jauh sasaran secara kuantitas dan kualitas dapat
tercapai
Produktivitas tenaga keperawatan dipengaruhi:
- Pendidikan
- Sikap
- Motivasi
- Gizi dan kesehatan
- Tingkat penghasilan
- Lingkungan kerja
- Kesempatan kerja dan berprestasi
65

Absen dan turn over tenaga keperawatan adalah sangat mahal


Tenaga keperawatan memakan biaya 60% dari biaya tenaga
lain
Kehilangan tenaga berarti kehilangan biaya seleksi, biaya
orientasi, kehilangan tenaga yang potensial, produktivitas,
menurun kepercayaan klien

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS & MENURUNKAN ABSEN, TURN


OVER
- Lingkungan yang kondusif
- Penghargaan: reinforcement, motivasi, gaji, promosi, kenaikan
pangkat
- Pengembangan: pendidikan dan pelatihan (formal & informal)
- Ketegasan & kejelasan reward dan punishment

66

Produktivitas adalah perbandingan antara hasil yang


dicapai dengan sumber yang digunakan
Efisiensi adalah ketepatan cara, usaha dalam menjalankan
sesuatu dengan tidak membuang-buang sumber daya,
waktu, biaya, tenaga (Peter Salim, 1991)
Efektifitas adalah ukuran yang menyatakan seberapa baik
dan seberapa jauh sasaran secara kuantitatif dan kualitas
dapat tercapai
Produktivitas dipengaruhi: pendidikan, sikap, motivasi, gizi
dan kesehatan, tingkat penghasilan, lingkungan kerja,
kesempatan kerja, dan berprestasi

67

68

Directing memberi arah


Actuating memberi bimbingan
Motivating memberi motivasi.
Influencing mempengaruhi
Commanding memerintahkan atau
memberi komando.

Menciptakan kerjasama yg efisien.


Mengembangkan kemampuan &
ketrampilan staf.
Menimbulkan rasa memiliki & menyukai
pekerjaan.
Mengusahakan suasana lingkungan kerja
yg dpt meningkatkan motivasi & prestasi
kerja.
Membuat organisasi berkembang &
dinamis.

Kurang memahami perilaku & hubungan


antar manusia.
Kurang memahami teori kebutuhan dasar
mns.
Pembagian tugas yg tdk jelas.
Hambatan dlm pelaksanaan.
Kurang / tdk adanya penghargaan.

72

Merupakan fungsi terakhir dari fungsi


manajemen
Merupakan bagian yg tidak bisa dipisahkan
dengan proses pengarahan
Control ?
Evaluasi?
Supervisi?

proses yang dilakukan untuk


memastikan seluruh rangkaian
kegiatan yang telah direncanakan,
diorganisasikan dan
diimplementasikan dapat berjalan
sesuai dg target yg diharapkan
sekalipun berbagai perubahan terjadi
dalam lingkungan dunia bisnis yg
dihadapi.

Mengevaluasi keberhasilan dalam


pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai
dengan indikator yang telah ditetapkan
Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi
atas penyimpangan yg mungkin ditemukan
Melakukan berbagai alternatif solusi atas
berbagai masalah yg terkait dg pencapaian
tujuan dan target bisnis

Active process of directing, guiding, and


influencing a workers performance
On-site supervision

Physically present or immediately available

Off-site supervision
Available through written and verbal
communication
Increased use of telecommunications
technology is raising supervision questions

Initial direction
Periodic
inspection
Levels of
supervision

Unsupervised
Initial direction
and periodic
inspection
Continuous

Make frequent rounds, observe, and


communicate
Provide the appropriate level of supervision
Be available for questions/unexpected
problems
Supervise in a positive, supportive manner

Communicate effectively
Create an environment of trust and
cooperation
Create an environment of teaching and
learning
Promote patient satisfaction
Provide feedback and follow-up

On the job each day


Smile
Recognition of individuals
In communication (lots of open door)
Rumor control
In the lunchroom
Support for colleagues

Intimidate to motivate
Yell
Curse (sumpah serapah)
Strike (menyerang)
Use degrading terminology
Berate in front of others
Threaten

No one should have more than 8 direct


reports (reorganize?)
You should have (minimum) a hour
meeting each week with each direct report
25% of your time will be spent in ongoing
supervision
Keep lines of communication open

Monitoring

Teaching

Ethical knowledge
and behavior

Clinical competence

Personal functioning

Attention to client
welfare

Teacher

Mentor

Evaluator

Facilitator of self-awareness and personal


exploration

Competence

Fairness

Diligence

Caution

Recognition and respect for power


differential

Socialization

Professional etiquette

Wisdom

Experience

Supervisi yang efektif dan efisien perlu


latihan/praktek dan evaluasi penampilan
agar dapat dijalankan secara tepat
Kegunaan supervisi adalah untuk
memeriksa, mengevaluasi dan memperbaiki
serta mengembangkan pelayanan
Supervisi sebagai pembimbingan
Supervisi sebagai kontrol

Kunci utama dalam supervisi: komunikasi


Komunikasi penting dalam
mengkoordinasikan dan mengintegrasikan
bagian dan aktivitas organisasi
Ada 4 aliran komunikasi formal:
1. Dari atas ke bawah
2. Dari bawah ke atas
3. Horisontal
4. Diagonal

90

Bentuk supervisi:
1. Langsung, contoh ?
2. Tidak langsung, contoh ?
Jenis pengendalian berdasarkan yang
melaksanakan:
1. Internal: atas- bawah, bawah-atas, self
assesment, peer
2. Eksternal: audit eksternal, pelanggan
eksternal

1.
2.
3.

4.
5.

Terorganisasi dan terencana


Mempunyai standar
Diketahui 2 belah pihak baik yg dilakukan
evaluasi maupun yang mengevaluasi
Hasil disampaikan untuk perbaikan
Bersifat terus-menerus

92

Berkesinambungan/continous Quality
Improvement program
Sistematis
Terpadu:pelaksanaanya secara terpadu dg
pengelolaam pelayanana lain secara
keseluruhan/total Quality Management

93

SDM: penilaian kinerja: DP3, strandar


penilaian kinerja: reward dan punisment
Mutu pelayanan: BOR, LOS,TOI, BTO, INOK
Mutu RS: akreditasi, ISO

94

95

Anda mungkin juga menyukai