Anda di halaman 1dari 4

Kasus Tuan Yori

Tuan Yori adalah seorang laki-laki berusia 45 tahun. Ia seorang karyawan sebuah
perusahaan otomotif mesin, namun karena baru saja mengalami kecelakaan kerja yang
mengakibatkan dirinya menderita luka bakar di satu pertiga bagian tubuhnya, sehingga ia tidak
bisa bekerja seperti sedia kala.
Kecelakaan kerjanya tersebut dipicu oleh permasalahan rumah tangganya, yakni
perceraian. Tuan Yori baru saja bercerai dengan istrinya empat bulan yang lalu, lebih tepatnya
bercerai karena digugat cerai oleh sang istri. Selain itu, hak asuh kedua anaknya jatuh padanya
sehingga Tuan Yori sangat khawatir akan keadaan anak-anaknya yang saat ini harus
menyesuaikan diri dengan keadaan kedua orangtuanya yang dikhawatirkan akan mempengaruhi
perkembangan anak-anaknya tersebut. Hal ini menambah beban pikiran baginya. Tak pelak hal
ini mengganggu konsentrasinya dalam beraktivitas, termasuk ketika bekerja. Ditengah perasaan
galaunya tersebut Tuan Yori sering kehilangan kontrol diri dan salah satunya berakibat pada
kecelakaan kerja yang sedang menimpanya saat ini.
Saat ini Tuan Yori tengah menjalani perwatan medis di rumah sakit. Dokter yang
menangani Tuan Yori adalah teman lamanya dan telah mengetahui kronologis kejadian demi
kejadian yang menimpa Tuan Yori kecuali bahwa Tuan Yori digugat cerai istrinya. Dokter Yong
merekomendasikan agar Tuan Yori mengajukan permohonan pelayanan kepada pekerja sosial
agar mendapat pelayanan kompleks dalam menghadapi permasalahan yang sedang dihadapinya
saat ini, demi proses penyesuaian agar lebih cepat.
Namun, Tuan Yori menolak saran Dokter Yong untuk menggunakan jasa pekerja sosial.
Alasannya, ia merasa yakin bahwa dirinya masih sanggup menghadapi persoalannya, namun
yang paling membuatnya mengurungkan niatnya adalah karena Tuan Yori tidak ingin ada
seorangpun yang mengetahui bahwa dirinyalah yang diceraikan oleh sang istri dan tidak ingin
samasekali mengungkit dan mengingat lukanya karena perceraiannya.
Seiring dengan berjalannya waktu, dengan kondisi psikis yang tak kunjung membaik dan
justru semakin berat dirasakan beban pikirannya serta kondisi fisik yang sangat tidak mendukung
karena luka bakar memerlukan waktu cukup lama untuk pulih, Tuan Yori dihadapkan dengan
berbagai kekhawatiran akan kondisi dirinya saat ini, ia belum dapat menerima sepenuhnya
keadaan dirinya sendiri, keuangan yang semakin menurun, kondisi anak-anaknya yang kurang
1

mendapat perhatian dan kekhawatirannya akan penerimaan dirinya dalam lingkup sosial juga
keluarga, membuatnya memutuskan untuk mengajukan permohonan pelayanan kepada pekerja
sosial. Karenanya Tuan Yori ingin segera sembuh dan dapat bekerja kembali untuk menghidupi
diri dan anak-anaknya, Tuan Yori bertekad menyekolahkan anaknya sampai jenjang perguruan
tinggi dan menjadikan mereka anak-anak yang sukses, Tuan Yori juga bertekad jika telah benarbenar pulih ia akan bekerja dengan lebih giat dan membesarkan kedua anaknya dengan penuh
perhatian dan kasih sayang darinya.
Tuan Yori bermitra dengan seorang pekerja sosial bernama Nan. Setelah melalui tahap
kesepakatan untuk bermitra dengan pekerja sosial dalam menyelesaikan apa yang sedang
dihadapinya, pekerja sosial dan Tuan Yori-pun mulai memasuki tahap asesmen.
***

Pek-sos Nan mempunyai sejumlah informasi dari hasil asesmen yang telah dilakukannya
terhadap Tuan Yori. Beberapa informasi tersebut, didapatnya dari sumber-sumber yaitu :

laporan singkat dari pengacara Tuan Yori yang berpartisipasi selama proses perceraian

berlangsung ;
laporan singkat dari pihak mediator yang pernah berupaya memediasi Tuan Yori dan istrinya

dalam proses perceraian Tuan Yori ;


laporan medis Dokter Yong yang menangani Tuan Yori ketika mengalami luka bakar karena

kecelakaan kerja;
laporan singkat dari seorang Psikolog yang pernah dikunjungi Tuan Yori ketika

permasalahan rumah tangganya mulai memasuki gerbang perceraian ; dan


wawancara langsung dengan Tuan Yori oleh Pek-sos Nan.
Namun, terdapat beberapa ketidaksesuaian antara hasil wawancara dengan informasi

yang didapat dari dokumen oleh pengacara Tuan Yori mengenai perceraiannya. Dimana,
ketidaksesuaian tersebut antara lain Tuan Yori selalu mengeluhkan penyesalannya karena telah
menceraikan istrinya, namun dari data yang tertera dalam dokumen dari pengacara Tuan Yori
adalah bahwa Tuan Yori-lah yang digugat cerai oleh istrinya dan Tuan Yori sejak awal
mengiyakan keputusan istrinya untuk menggugat cerai dirinya.
Untuk melihat kejelasan lebih lanjut, Pek-sos Nan melakukan re-check tentang data
tersbut ke pengadilan agama setempat dimana perceraian Tuan Yori diproses dan dilangsungkan.
Kenyataannya, bahwa memang benar Tuan Yori digugat cerai istrinya, bukan dirinya yang
menggugat cerai sang istri.
***
Dari hasil asesmen yang dilakukan, didapat pula sejumlah informasi fakta bahwa Tuan
Yori adalah seorang yang lihai dalam bidang public relation dan sangat mengusai dalam bidang
public speaking meskipun kesehariannya ia bergelut dengan mesin di perusahaan tempat ia
bekerja, namun tidak mengurangi kemampuannya dalam berinteraksi dan bersosialisai dengan
lingkungannya. Dengan kepiawaiannya tersebut, Tuan Yori mempunyai banyak sekali relasi
dengan orang-orang dari berbagai latar belakang pekerjaan Tuan Yori juga kerap diundang
sebagai moderator suatu diskusi akbar, bedah buku, seminar terutama dalam bidang otomotif
atau bahkan sebagai Master Ceremony event-event tertentu. Disinilah Tuan Yori juga sangat
mengeluhkan keadaan dirinya, bahwa ia mampu dengan baik membina relasi dengan teman3

temannya, bahkan para relasi yang belum ia kenal sekalipun dapat dijadikan mitra baginya
namun Tuan Yori menyesalkan mengapa dirinya tidak bisa membentuk dan membina biduk
rumah tangganya selihai dirinya dalam membina hubungan kerja.
Tuan Yori juga selalu menyalahkan dirinya sendiri bahwa ia merasa tidak bisa menjadi
seorang kepala rumah tangga dan suami yang baik, sampai perceraian ini harus terjadi. Ia berkata
bahwa dirinya seorang yang gagal, tidak perhatian pada keluarga terutama istrinya, tidak bisa
mengerti keinginan istri, dan tidak bisa membahagiakan istrinya. Tuan Yori mengungkapkan
pada pekerja sosial bahwa dirinya bukan orang baik, intinya seperti itu.
Padahal, setelah Pekerja sosial Nan me-recheck tentang semua informasi yang berkaitan
dengan sebab perceraian Tuan Yori, ialah bahwa istri Tuan Yori seringsekali meminta segala
sesuatu harus dengan segera, belanja berlebihan, kurang mengurus anak dan lebih suka
berkumpul dengan teman-temannya, bahkan sesekali pulang terlambat kerumah sehingga anakanaknya kurang diperhatikan. Melihat hal tersebut, Tuan Yori selalu berusaha mengimbangi
perilaku istrinya, sesekali Tuan Yori menas ehati istrinya bahkan masih dengan cara yang baik
dan lembut, namun apa daya istri Tuan Yoti justru merasa terkekang bila Tuan Yori mulai
menasehatinya, bahkan tidak segan meminta cerai bila dirinya tersinggung karena dinasehati
oleh suaminya tersebut. Tak pelak, lama kelamaan istrinya merasa tidak sejalan lagi dengan Tuan
Yori dan memutuskan untuk menggugat cerai Tuan Yori.
Selain itu, Pekerja-sosial Nan, mendapati fakta dalam sebuah dokumen laporan dari
seorang Psikolog yang pernah menangani Tuan Yori, bahwa Tuan Yori pernah menikah sebelum
pernikahannya dengan istri yang baru saja menceraikannya. Jadi Tuan Yori telah menikah dua
kali, namun saat wawancara tambahan untuk me-recheck untuk mengetahui kebenaran hal
tersebut Tuan Yori tidak mau mengungkapkannya sedikitpun, sehingga pekerja sosial Nan tidak
mempunyai informasi lengkap tentang perkawinan pertama Tuan Yori. Pekerja sosial Nan ingin
mengetahui bagaimana akhir dari perkawinan Tuan Yori yang pertama , apakah juga berakhir
dengan perceraian dan apakah kedudukan Tuan Yori saat itu juga diceraikan atau tidak, apakah ia
mempunyai anak dari hasil perkawinan pertamanya tersebut dan apa sebab perkawinannya
tersebut tidak bertahan dan pada akhirnya tuan Yori menikah lagi. Tidak ada data pendukung
sedikitpun tentang hal ini, sehingga Pekerja Sosial Nan kehilangan informasi mengenai riwayat
perkawinan Tuan Yori secara lengkap.

Anda mungkin juga menyukai