PELESARIAN NKRI
TUGAS MATA KULIAH KEWARGANEGARAAN
Disusun Oleh :
Adhisti Ndaru Meidini
(H0713005)
(H0713016)
Andini Fazahiyah
(H0713020)
(H0713032)
(H0713039)
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Wilayah perbatasan yang meliputi wilayah daratan dan perairan merupakan
manifestasi kedaulatan suatu negara. Letak strategis wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) yang berada diantara dua benua yaitu benua Australia
dan benua Asia serta diapit oleh dua samudera yaitu samudera Hindia dan Samudera
Pasifik merupakan kawasan potensial bagi jalur lalu-lintas antar negara. Disamping
itu Indonesia merupakan negara kepulauan (Archipelagic States) yaitu suatu negara
yang terdiri dari sekumpulan pulau-pulau, perairan yang saling bersambung
(Interconnecting Waters) dengan karakteristik alamiah lainnya dalam pertalian yang
erat sehingga membentuk satu kesatuan.
Pemuda Indonesia diharapkan mengambil peran kepeloporan untuk
mengembangkan sains dan teknologi serta industri kemaritiman yang hingga saat ini
masih jauh dari ideal. Pengembangan ke arah tersebut kerapkali terkendala oleh
perpspektif keliru dalam memandang karakteristik yang muncul dari kemaritiman
Indonesia. Contohnya, laut dan sungai kerapkali dilihat sebagai penghalang yang
harus diatasi, padahal laut dan sungai merupakan penghubung dan pemersatu antar
pulau. Perspektif keliru inilah yang pertama harus dipecahkan oleh pemuda
Indonesia karena telah banyak dianut oleh para pengambil kebijakan di republik ini.
1. 2. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini berdasarkan permasalahan di
atas adalah sebagai berikut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kondisi Wilayah Perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Indonesia yang terletak di benua Asia bagian Tenggara (Asia Tenggara) pada
koordinat 6LU - 1108'LS dan dari 95'BB - 14145'BT, melintang di antara benua
Asia
(terbentang sepanjang 3.977 mil). Karena letaknya yang berada di antara dua benua,
dan dua samudra, ia disebut juga sebagai Nusantara (Kepulauan Antara).
Sebagai negara kepulauan Indoneia memiliki 17.505 pulau yang tersebar
diseluruh wilayah Indonesia dengan perbandingan luas daratan dan perairan yaitu
1:3. Dengan jumlah pulau yang banyak ternyata menimbulkan berbagai pemasalahan
seperti kaburnya batas-batas wilayah negara (sengketa pulau sipadan-ligitan,
sengketa blok Ambalat), penyelundupan barang dan jasa, pembalakan liar (Illegal
Logging), Perdagangan manusia (Traffic King), Terorisme, maraknya kejahatan trans
nasional (Transnational Crimes) serta eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam.
Selain permasalahan diatas masih terdapat kekurangsigapan Pemerintah RI dalam
menjaga integritas wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
indikasinya adalah terhadap +/- 17.505 pulau yang dipublikasikan selama ini belum
didukung oleh data secara resmi mengenai nama dan posisi geografisnya. Terlebih,
informasi tentang data pulau-pulau hingga saat ini berbeda-beda antara satu lembaga
dengan lembaga lainnya. LIPI menyebutkan ada 6.127 nama pulau pada tahun 1972,
Pussurta (Pusat Survey dan Data) ABRI mencatat 5.707 nama pulau pada tahun
1987, dan pada tahun 1992, Bakosurtanal menerbitkan Gazetteer nama-nama Pulau
dan Kepulauan Indonesia sebanyak 6.489 pulau yang bernama. Perbedaan data
tersebut mencerminkan bahwa Indonesia masih lemah dalam pengelolaan wilayah
lautnya, karena dari 17.508 pulau yang diklaim Indonesia hanya beberapa persen
saja yang sudah memiliki nama.
Sebagai negara berdaulat, Indonesia harus segera mendepositkan data-data
pulau yang dimiliki sebagai bukti atau arsip negara. Hal ini penting mengingat
bahwa, pulau-pulau yang telah didepositkan akan menjadi salah satu acuan atau
landasan Indonesia dalam menyelesaikan sengketa perbatasan.
Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km dan luas perairannya 3.257.483
km. Pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, dimana setengah populasi
Indonesia hidup. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa dengan luas
132.107 km, Sumatra dengan luas 473.606 km, Kalimantan dengan luas 539.460
km, Sulawesi dengan luas 189.216
perbatasan
merupakan
daerah
yang
kurang
berkembang
logging,
Illegal
fishing,
perdagangan
manusia
(Traffick
King),
air dan udara yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, keutuhan khasanah
budaya meliputi adat istiadat, karya cipta dan hasil pemikiran Bangsa Indonesia dan
suku-suku di seluruh wilyah NKRI, keutuhan sumber daya alam (SDA), meliputi
seluruh kekayaan alam berupa barang tambang, flora dan fauna beserta seluruh
plasma nutfahnya, keutuhan penduduk atau sumber daya manusia (SDM), meliputi
keutuhan orangnya, statusnya, keselamatan bahkan kesejahteraannya. Menyadari
luasnya cakupan makna keutuhan NKRI maka menjadi berat dan luas pula tugas
menjaganya.
Penjagaan
atau
pembelaan
tidak
cukup
dilakukan
dengan
menyampaikan nota protes oleh pejabat negara atau demonstrasi oleh rakyat dan
mahasiswa, lebih penting dari itu adalah merenungkan apa penyebab kasus-kasus
ancaman
tersebut
terjadi,
untuk
kemudian
melakukan
langkah-langkah
hilangnya
hasil
penelitian
Prof.
Muso
dari
UGM
mengindikasikan hal itu. Kemungkinan pertama penilitian itu tidak dicatat secara
tertib dan kemungkinan lainnya penelitian tersebut dicatat tetapi tidak diarsipkan
secara baik. Kejadian sengketa tanah antar Pemda Kebumen dan Pemda Cilacap juga
menunjukkan rendahnya kesadaran kearsipan kita. Andai kedua pemda tersebut
memiliki arsip-arsip topografi daerahnya masing-masing tentu sengketa itu tidak
perlu terjadi. Kalupun tetap terjadi maka penyelesaiannya tidak perlu memakan
waktu bertahun-tahun.
2.4. Peran Arsip dalam Mengawal Keutuhan Wilayah NKRI
Indonesia adalah negara besar dilihat dari jumlah penduduk maupun luas
wilayahnya dan jumlah pulaunya. Indonesia mempunyai penduduk lebih dari 210
juta jiwa dan mempunyai 17 ribu lebih pulau. Betapa sulitnya menjaga dan merawat
pulau sebanyak itu. Jangankan merawat memberi nama saja tidak mudah. Betapapun
berat tugas merawat dan menjaga Indonesia Raya itu Pemerintah dan segenap
komponen bangsa harus tetap berkomitmen untuk melaksanakannya demi keutuhan
NKRI.
Sebagai langkah awal perlu diadakan inventarisasi seluruh pulau. Pulau-pulau
yang belum bernama segera diusahakan untuk diberi nama. Selanjutnya diadakan
pendataan, identifikasi dan topografi terhadap masing-masing pulau sekaligus
penancapan batu prasasti atau papan nama yang beridentitas Indonesia. Beberapa
pulau yang berbatasan langsung dengan wilayah negara lain perlu dibangunkan
mercu suar. Seluruh kegiatan tersebut pasti menghasilkan arsip baik berupa tekstual
(arsip kertas) maupun nontektual seperti foto, denah, peta, film dan lain-lain. Arsiparsip inilah yang harus disimpan oleh lembaga-lembaga terkait seperti TNI, Dephan,
Depkumham, Depdagri dan lain-lain. Sementara demi keamanan dan keselamatan,
arsip-arsip tersebut juga harus disimpan di Arsip Nasional. Arsip inilah yang akan
kita wariskan kepada generasi mendatang sehingga mereka mempunyai bukti otentik
jika sewaktu-waktu wilayah NKRI dipersoalkan. Upaya ini perlu dibarengi dengan
patroli keamanan secara rutin oleh TNI untuk menjaga masuknya pihak lain secara
illegal. Pengakuan internasional atas wilayah berikut seluruh pulaunya juga penting.
Oleh karenanya perlu didaftarkan ke lembaga internasional yang berwenang.
Identifikasi dan topografi perlu dilakukan secara terencana dalam kurun
waktu tertentu untuk mengantisipasi perubahan wilayah karena proses alam.
Kegiatan ini juga sangat baik dilakukan oleh Pemda-pemda di Indonesia supaya
kasus Tanah Timbul Sungai Bodho di Kebumen tidak terjadi di daerah lain. Dulu
tanah timbul itu berupa delta yang terpisah dari wilayah Cilacap. Seiring waktu
karena proses alam antara delta sungai itu menyatu dengan daratan Cilacap sehingga
wajar Cilacap mengklaim sebagai wilayahnya. Padahal menurut peta yang dibuat
Belanda tahun 1931 Tanah Timbul tersebut wilayah Kebumen. Untung dokemen peta
tersebut disimpan oleh Kodam IV Diponegoro sehingga sengketa dapat diselesaikan
pada Februari 2002.
2.5. Peran serta Pemuda dalam Menjaga Keutuhan NKRI
Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal dengan sebutan
generasi muda dan kaum muda yang memiliki terminologi beragam. Untuk
menyebut pemuda, digunakan istilah young human resources sebagai salah satu
koreksi
terhadap
kepemimpinan
nasional
yang
dipicu
oleh
yang menghampiri seluruh bangsa. Kesadaran untuk menjadi subyek sangat perlu
dihayati bahwa solusi pengangguran dan berbagai problem pemuda lainnya, bisa
diselesaikan oleh mereka sendiri. Kemampuan menyelesaikan problem obyektif
yang ada diharapkan mampu mengantarkan pemuda untuk tampil menghadapi
tantangan yang lebih luas lagi.
2.5.2. Sikap Pemuda terhadap Persoalan Bangsa
Potensi yang dimiliki oleh generasi muda diharapkan mampu meningkatkan
peran dan memberikan kontribusi dalam mengatasi persoalan bangsa. Persoalan
bangsa, bahkan menuju pada makin memudarnya atau tereliminasinya jiwa dan
semangat bangsa, sebagaimana yang dimaksudkan Socrates sebagai discovery of the
soul . Berbagai gejala sosial dengan mudah dapat dilihat, mulai dari rapuhnya sendisendi kehidupan masyarakat, rendahnya sensitivitas sosial, memudarnya etika,
lemahnya penghargaan nilai-nilai kemanusiaan, kedudukan dan jabatan bukan lagi
sebagai amanah penederitaan rakyat, tak ada lagi jaminan rasa aman, mahalnya
menegakan keadilan dan masih banyak lagi problem sosial yang kita harus
selesaikan.
Hal ini harus menjadi catatan agar pemuda lebih memiliki daya sensitivitas,
karena bangsa ini sesungguhnya sedang menghadapi problem multidimensi yang
serius, dan harus dituntaskan secara simultan tidak fragmentasi. Oleh karena itu,
rekonstruksi nilai-nilai dasar bangsa ke depan perlu bberapa langkah strategis dalam
mengatasi persoalan bangsa ; pertama, komitmen untuk meningkatkan kemandirian
dan martabat bangsa. Kemandirian dan martabat bangsa Indonesia di mata dunia
adalah terpompanya harga diri bangsa. Seluruh aktivitas pembangunan sejauh
mungkin dijalankan berdasar kemampuan sendiri, misalnya dengan menegakkan
semangat berdikari.
Kedua, harmonisasi kehidupan sosial dan meningkatkan ekspektasi
masyarakat sehingga berkembang mutual social trust yang berawal dari komitmen
seluruh komponen bangsa. Pelaksanaan hukum, sebagai benteng formal untuk
mengatasi korupsi, tidak boleh dipaksa tunduk pada kemauan pribadi pucuk
pimpinan negara. Ketiga, penyelenggara negara dan segenap elemen bangsa harus
terjalin dalam satu kesatuan jiwa Kata kucinya adalah segera terwujudnya sistem
kepemimpinan nasional yang kuat dan berwibawa di mata rakyat yang memiliki
integritas tinggi (terpercaya, jujur dan adil), adanya kejelasan visi (ke depan)
pemimpin yang jelas dan implementatif, pemimpin yang mampu memberi inspirasi
(inspiring) dan mengarahkan (directing) semangat rakyat secara kolektif, memiliki
strategi kebudayaan berarti kita harus menempatkan generasi muda bukan lagi
sebagai obyek, melainkan sebagai subyek. Para generasi muda harus diberikan
otoritas untuk melakukan proses pembelajaran sendiri agar mereka menjadi lebih
berdaya dan diberdayakan. Ketiga, memberikan kesempatan dan kebebasan kepada
para generasi muda untuk mengorganisasikan dirinya secara bebas dan merdeka. Ini
dimaksudkan agar etos kompetisi tumbuh dan berkembang dengan baik.
Kecenderungan untuk menyeragamkan mereka dalam suatu wadah tunggal seperti
kebiasaan lama ternyata justru menumbuhkan semangat berkompetisi.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pemuda memiliki potensi yang besar dalam menyelesaikan persoalan bangsa,
terutama persoalan yang menyangkut ketahanan nasional, meski tidak dimungkiri
bahwa persoalan dalam diri pemuda juga banyak. Yang terpenting adalah kesadaran
pemuda untuk mampu merubah dirinya dari obyek pembangunan menjadi subyek
pembangunan dan mampu tampil untuk mendukung ketahanan nasional bangsa ini.
Persoalan bangsa memang tidak dapat segera diselesaikan, tetapi setidaknya
dengan membangun kesadaran bagi pemuda, maka peroblem ketahanan nasional
memiliki harapan untuk makin diperkokoh.
Cara untuk menjaga keutuhan negara, antara lain:
perbedaan,
menjaga kekayaan alam Indonesia sebagai warisan untuk digunakan generasi
DAFTAR PUSTAKA
http://muhamadsudrajat.blogspot.com/2010_05_01_archive.html
http://sttmultimedia.multiply.com/journal/item/30/Peranan_Warga_Dalam_Mempert
ahankan_NKRI
http://rachmadrevanz.com/sikap-dan-perilaku-menjaga-kesatuan-negara-ri.html
http://blog.theosambuaga.com/2007/09/28/meneguhkan-ulang-komitmenkebangsaan-pemuda-demi-keutuhan-indonesia-dalam-percaturan-global-yangberubah-cepat/
http://rachmadrevanz.com/pentingnya-persatuan-dan-kesatuan-bangsaindonesia.html