Anda di halaman 1dari 7
110 __ KESESUAIAN LAHAN & PERENCANAAN TATAGUNA TANAH 4.9. KLASIFIKASI KAPABILITAS KESUBURAN TANAH 4.9.1 Pendahuluan Evaluasi kesuburan tanah ditujukan untuk menilai sifat dan menentukan kendala utama kesuburan tanah serta alternatif pemecahannya dalam upaya meningkatkan produktivitas tanah. Penilaian sifat dan penentuan kendala kesuburan tanah dapat dilakukan antara lain dengan klasifikasi kepabilitas kesuburan tanah atau Fentilty Capability Classification yang sering disingkat FCC (Sanchez et al. , 1982; Sanchez & Buol, 1985) 4.9.2 Kategori dan Unit Klasifikasi Sistem klasifikasi kapabilitas kesuburan tanah (FCC) pada dasamnya terdiri dari tiga kategori yaitu: tipe, subtipe dan modifier. Kombinasi ketiga kategori tersebut menghasilkan unit klasifikasi_kemampuan kesuburan tanah yang dapat diinterpretasikan dalam hubungannya dengan penaksiran sifat tanah dan penentuan alternatif teknologi pengelolaan tanah yang diperlukan untuk mengatasi kenda‘a utama yang berkaitan dengan kesuburannya. a. Tipe Tipe adalah pengelompokan tekstur tanah lapisan atas (0 - 20 em) menjadi 4 kelas sebagai berikut: Tekstur tanah berpasir, yailu setara dengan tekstur tanah pasir dan pasir berlempung menurut kelds tekstur USDA L: Tekstur berlempung, kadar liat < 35% tetapi tidak termasuk pasir atau pasir berlempung CG: Tekstur berliat, kadar liat > 35% ©: Tanah organik, kandungan bahan organik sampai kedalaman tanah SO em lebih dari 30% b. Subtipe Subtipe adalah pengelompokan tekstur tanah lapisan bawah (20-50 cm) atau adanya lapisan tidak tembus akar pada kedalaman tersebut. Dibedakan kedalam 4 kelas sebagai berikut: S: Tekstur tanah berpasir yaitu setara dengan tekstur pasir atau pasir berlempung menurut kelas tekstur USDA BAB IV, EVALUASI LAMAN UNTUK PERTANIAN & KEHUTANAN 111 LL: Tekstur berlempung, kadar liat < 35% tetapi tidak termasuk pasir atau pasir beriempung C: — Tekstur berliat, kadar lat > 35% R: — Batuan atau lapisan tanah tidak tembus akar . Modifier Modifier adalah sifat tanah yang menjadi faktor pembatas atau kendala kesuburan tanah. Ada 16 jenis modifier yang masing-masing dicirikan oleh lebih dari satu penciri tetapi hanya satu yang diperlukan. Penciri yang disebutkan pertama adalah yang sebaiknya digunakan bila data tersedia, tetapi bila tidak tersedia dapat juga menggunakan penciri yang disajikan selanjutnya. Kode modifier ditulis dengan huruf kecil yaitu: 9: Gley, dicirikan oleh warna tanah atau karatan dengan chroma <2 di dalam lapisan tanah 0-60 cm; atau tanah dalam setahun jenuh air > 60 hari gt: Pergleyic, tanah jenuh air selama > 200 hari per tahun tanpa terdapat karatan yang berwarna’kecoklatan atau kemerahan yang menunjukkan oksidasi senyawa Fe di dalam lapisan tanah 0 - 50 m. d: Tanah kering, dicirikan oleh regim kelembaban tanah ustik, aridik atau xerik: atau lapisan tanah 20 - 60 cm dalam setiap tahun kering secara kumulatif > 90 hari fe: Kapasitae tukar kation (KTK) rendah, dicirikan oleh KTK efektif < 4 me/100 g tanah (dihitung dari jumlah basa-basa ditambah Al terexstrak JN KCI) didaiam lapisan olah (0 - 20 cm); atau KTK <7 me/100 g tanah yang dihitung dari jumiah basa-basa terekstrak pada pH 7 a: bahaya keracunan aluminium, dicirikan oleh kejenuhan Al > 60% di dalam lapisan 0-50 em; atau pH (H,0) rasio 1:1 < untuk tanah mineral dan < 4,7 untuk tanah organik. hh: tanah bereaksi rnasacn, dicirikan kejenuhan Al terekstrak 1 N KCI dibagi KTK efektif di dalam lapisan 0 - 50 cm; atau pH (H,0) rasio 1:1 antara § dan6 as i: Fiksasi P oleh bes! tinggi, dicirixan % Fe,03 bebas dibagi % kadar liat > 0,15 dan kadar liat > 35% di dalam lapisan tanah 0 - 20:cm; atau dalam lapisan ini warna tanah mempunyai hue 7.5 YR atau lebih merah dan struktur granular 112__ KeSESUAIAN LAHAN & PERENCANAAN TATAGUNA TANAHL Mineral alofan dominan, dicirikan pH (1N NaF) > 10; atau test NaF i lapang positit Tanah bersifat vertik Cadangan mineral K rendah, < 0,20 me/100 g di datam lapisan 0 - 50 cm; atau K-dd < 2% dihitu terhadap jumlah basa-basa dapat ditukar dan jumiah basa-basa tersebut < 10 me/100 g tanah. icirikan oleh kadar K-dapat ditukar (K-d¢) b: Tanah bereaksi basa, dicirikan oleh pH > 7,3 atau menunjukkan reaksi positit membuih terhadap test HC! dalam lapisan tanah 0 - 50 em +s: Tanah berkadar garam tinggi (salin), dicirikan oleh daya hantar listrik (CHL) pada 25° C lebih besar atau sama dengan 4 mmhos/em dalam lapisan tanah 0 - 100 cm ‘Tanah berkadar Na tinggi, dicirikan oleh kefenuhan Na dalam lapisan 0- 50 cm lebih besar atau sama dengan 15% yang dihitung dari Na dapat ditukar dibagi KTK ¢: Tanah berkadar sulfat tinggi, dicirikan oleh pH (H,0) < 3,5 dan warna karatan jarosit yang terdapat dalam lapisan 0 - 60 cm mempunyai hue 2,5 Y atau lebih kuning dan chroma 6 atau lebih ‘: Menyatakan volume butir tanah ukuran > 2 mm lebih dari 35% di dalam lapisan olah (0 - 20 em) atau lapisan bawah (20 - 50 cm) “: Menyatakan volume butir tanah ukuran > 2 mm lebih dari 35% di dalam fapisan lah (0 - 20 cm) atau lapisan bawah (20 - $0 cm) (): Kemiringan lereng. Angka yang ditulis dalam tanda ini menyatakan an lereng tanah bersangkutan. Unit merupakan kelas kemampuan kesuburan tanah yang ditulis dengan kombinasi kode dari tipe, subtipe dan modifier secara berurutan, Kode subtipe hanya’ ditulis bila dalam lapisan bawah (20 - 50 cm) mempunyai tekstur yang berbeda dengan tekstur pada tipe dalam lapisan olah (0 - 20 cm) atau terdapat lapisan tidak tembus akar. Kode tipe dan subtipe ditulis dengan huruf besar, sedang kode modifier ditulis dengan huruf kecil. Jumlah kode jenis modifier yang ditulis dalam unit tergantung dari jumiah modifier (sifat tanah) yang menjadi faktor pembatas. Kode modifier (' dan") yang menyatakan jumlah butir tanah berukuran > 2 mm yang terdapat dalam lapisan olah maupun lapisan bawh ditulis langsung di belakang kode kelas tipe maupun subtipe, Demikian juga angka kisaran lereng cila BABIN. EVALUASE LAILAN UNTUK PERTANIAN & KEIUTAXAN 113 diperiukan dapat ditulis dalam tanda kurung () yang diletakkan paling belakang dari kode kelas modifier. Contoh penulisan kode unit dalam klasifikasi kapabilitas kesuburan tanah adalah sebagai berikut: LCgeak, Lgh, Caeik, SL'db, L'C"geak (1-6%). 4.9.3 Interpretasi Unit Seperti diketahui, unit terdici dari tipe, subtipe dan modifier. Karena itu interpretasi unit dapat dilakuken dengan interpretasi masing-masing unsur unit tersebut. 4.9.4. Interpretasi Tipe dan Subtipe (Sanchez et al., 1982) S: ~ Laju infitrasi tinggi dan kemampuan menahan air (water holding capacity) rendah L.Laju infitrasi sedang dan kemampuan menahan air sedang ©: Laju infitrasi rendah, Kemampuan menahan air tinggi, jika lahan miring potensial run-off tinggi, sukar diolah; bila mempunyai modifier i (Ci); tanah mudah diolah, laju inftrasi tinggi dan kemampuan menahan air rendah, : _ Diperlukan drainase buatan dan potensial terjadi subsiden. kemungkinan dijumpai kahat unsur mikro dan biasanya diperlukan herbisida dosis tinggi SC, LC, LR. SR: Kemungkinan terjadi degradasi tanah cukup besar akibat erosi terutama bi'a !ahan miring, 4.9.5. Interpretasi Modifier Interpretasi modifier untuk tanah-tanah yang tergolong mempunyai regim kelembaban aquik seperti banyak dijumpai pada tanah-tanah yang disawahkan perlu dibedakan dengan tanah-tanah yang tergolong tidak mempunyai regim kelembaban aquik. Jika dalam unit klasifikasi kapabilitas kesuburan tanah hanya dijumpai satu modifier saja, maka faktor pembatas ata cara pengelolaan yang diperlukan terhadap tanah tersebut dalam interpretasi berikut dapat dipakai, Interpretasi boleh berbeda bila dalam unit terdapat modifier > 1 atau tekstur dalam tipe dan subtipe berbeda. 114 KESESUAIAN LAHAN & PERENCANAAN TATAGUNA TANAH (1) Contoh interprets! modifier untuk tanah-tanah yang tidak mempunyai regim kelembaban akuik (Sanchez et al., 1982) Denitrfikasi sering terjadi daiam lapisan tanah bawah yang anaerob; sering kesukavan dalam pelaksanaan pengolahan tanah dan penanaman akibat keadaan air yang berlebihan, dibutuhkan perbaikan drainase: kondisi kelembaban tanzh baik untuk budidaya padi Kelembaban tanah merupakan pembatas dalam musim kering kecuali tanah diairi; hujan di awal musim sering tidak menentu dan mengganggu perkecambahan; perlu pemilhan waktu tanam dan waktu pemberian pupuk N yang tepat. Kemampuan menjerap unsur hara rendah terutama terhadap K, Ca dan Mg; diperlukan pemupukan unsur hara tersebut dan pemupukan N dengan cara pemberian bertahap; perlu dihindari pengapuran yang berlebihan, Kemungkinan besar terjadi keracunan Al pada tanaman yang peka, untuk menghindari hal tersebut dapat dilakukan _pengapuran: kemungkinan juga dapat terjadi keracunan Mn. Kemasaman tanah rendah hingga sedang, umumnya diperlukan pengapuran untuk tanaman yang peka terhadap keracunan Al. Kemampuan mengikat P tinggi, dipertukan dosis pupuk P tinggi atau cara pengelolaan pupuk P yang khusus dengan penggunaan jenis sumber pupuk P dan cara pemberian yang tepat. Kemampuan mengikat P tinggi, perlu diperhatikan dalam penggunaan dosis dan jenis sumber punuk P yang tepat. Tekstur lapisan olah berliat dan bila kering banyak terjadi retakan, tana sukar diolah bila dalam keadaan kering atau terlalu basah, potensi produktivitas tanah tinggi, umumnya kahat hara P. Kemampuan menyediakan hara K rendah, ketersediaan hara K sebaiknya sering dipantau dan mungkin dibutuhkan pemupukan K, kemungkinan ketersediaan K-Ca-Mg tidak seimbang. Tanah berkapur, penggunaan pupuk fosfat alam dan fosfat lain yang tidak larut dalam air peru dihindari; kemungkinan besar terjadi kekahatan unsur mikro terutama Fe dan Zn, Garam larut tinggi, dibutuhkan drainase dar: pengelolaan khusus untuk tanaman yang peka terhadap kadar garam tinggi atau penggunaan jenis dan varietas tanaman yang toleran terhadap garam. Kadar Na tinggi, dibutuhkan teknik pengelolaan khusus untuk tanah alkalin seperti penggunaan gipsum sebagai bahan pembenah tanah dan perbaikan drainase BAG IV. EVALUASILAHAN UNTUK PERTANIAN & KEHUTANAN 115: Tanah sulfat masam potensial, perlu teknik drainase yang khusus dan penggunaan tanaman yang toleran. (2) Contoh interpretasi modifier untuk budidaya padi pada tanah-tanah yang mempunyai regim kelembaban akuik (Sanchez & Buol, 1985) 9 d: ‘Tanah lahan basah, kelembaban tanah baik untuk budidaya padi. Penggenangan dalam waktu lama menyebabkan kahat Zn. Kelembaban tanah merupakan pembatas dalam musim kering kecuali tanah diairi, Umumnya sawah tadah hujan yang hanya dapat ditanar padi satu kali dalam setahun. Penanaman padi selama musim kering yang diberi irigasi dapat memberikan hasil yang lebih tinggi dan respon terhadap pemupukan N dosis tinggi. Kapasitas tukar kation efektif rendah, Kurang mampu melepaskan N secara lambat sehingga periu pengelolaan hara N yang tepat. Menunjukkan tanah-tanah sawah yang terdegradasi seperti yang tergolong dalam SLa atau LCa dan kadar bahan organik rendah. Jika demikian potensial tejadi keracunan H,S bila pupuk (NH,) 250, digunakan sebagai sumber N. Potensial keracunan Fe jika dekat dengan lahan kering yang tanahnya kaya Fe. Kemungkinan akan terjadi keracunan Al bila tanah dalam kondisi aerob. Perlu adanya uji tanah untuk mengetahui kekahatan hara P. pH pada kondisi aerob optimum untuk budidaya padi sawah Pengikatan (fiksasi) P oleh Fe tinggi, umumnya kahat hara P, potensial keracunan Fe, tanah sukar menjadi lumpur karena tanh ekan secara cepat kembali ke struktur astinya, Banyak mengandung bahan volkanik yang menunjukkan kesuburan tinggi dengan tidak kahat Si, umumnya kahat N dan P dan tanah sukar dilumpurkan. Tanah bila kering banyak terjadi retakan, menyebabkan kehilangan ait perkolasi berlebihan. Tanah mudah dilumpurkan tetapi strukturnya sukar diperbaiki, Tanah dapat mengikat NH, yang ditambahkan dan akan dilepaskan kemudian untuk tanaman padi berikutnya, Kesuburan tanah rendah karena cadangan mineral mudah lapuk rendah. Diperlukan pengelolaan yang lebih tinggi daripada.tanah tanpa faktor pembatas k ini. Potensial kekurangan hara K tergantung kadar basa dari air irigasi pH tinggi merangsang kahat Fe bila dalam kondisi aerob dan kahat Zn bila kondisi anaerob atau tergenang. Potensial kehilangan N tinggi melalui voiatilisasi bila pemberian pupuk N disebar. Kemungkinan terjai 116 __KESESUAIAN LAMAN & PERENCANAAN TATAGUNA TANAIL fiksasi NH, oleh llat tipe 2:1. Adanya keping-keping Mollusca dapat digunakan sebagal petunjuk kahat Zn. s: Tanah salin. Drainase diperlukan tetapi harus mempertimbangkan kecepatan aliran air irigasinya. 1: Tanah alkalin, Reklamasi dengan drainase dan pemberian gipsum mungkin diperlukan, ¢: Tanah sulfat masam, potensial terhadap keracunan Fe dan S bila dalam kondisi anaerob dan keracunan Al bila kondisi aerob. Kedalaman faktor Pembatas ¢ dari pormukaan tanah menentukan kesesuaian tanah untuk budidaya padi. Kekahatan P dan keracunan Al akan nampak bila kondisi aerob.

Anda mungkin juga menyukai