Cara Menyusun Surat Gugatan
Cara Menyusun Surat Gugatan
perkara pidana di pengadilan, karena itu surat dakwaan sangat dominan bagi
keberhasilan pelaksanaan tugas penuntutan. Ditinjau dari berbagai kepentingan yang
berkaitan dengan pemeriksaan perkara pidana, maka fungsi surat dakwaan dapat
dikategorikan
(Surat
Edaran
Jaksa
Agung
Republik
Indonesia
No:
SE-
004/JA/11/1993).
3) Syarat-Syarat Dakwaan
Dakwaan harus memenuhi dua syarat sesuai dengan Pasal 143 ayat (2)
KUHAP disebutkan bahwa surat dakwaan yang diberi tanggal dan ditandatangani
serta berisi :
Syarat Formil: Identitas terdakwa (143 ayat (2) KUHAP), nama lengkap, tepat
lahir, umur/ tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan
pekerjaan tersangka.
Syarat Materiil: Dirumuskan secara cermat, jelas dan lengkap tentang tindak
pidana yang didakwakan terhadap terdakwa (143 (2) huruf b) Disebutkan locus
dan tempus delictie.
Dakwaan Tunggal
Dakwaannya hanya satu/tunggal dan tindak pidana yang digunakan apabila
berdasarkan hasil penelitian terhadap materi perkara hanya satu tindak pidana saja
yang dapat didakwakan. Dalam dakwaan ini, terdakwa hanya dikenai satu perbuatan
saja, tanpa diikuti dengan dakwaan-dakwaan lain. Dalam menyusun surat dakwaan
tersebut tidak terdapat kemungkinan-kemungkinan alternatif, atau kemungkinan
untuk merumuskan tindak pidana lain sebagai penggantinya, maupun kemungkinan
untuk mengkumulasikan atau mengkombinasikan tindak pidana dalam surat
dakwaan. Penyusunan surat dakwaan ini dapat dikatakan sederhana, yaitu sederhana
dalam perumusannya dan sederhana pula dalam pembuktian dan penerapan
hukumnya.
Dakwaan Alternatif
Dalam bentuk dakwaan demikian, maka dakwaan tersusun dari beberapa
tindak pidana yang didakwakan antara tindak pidana yang satu dengan tindak pidana
yang lain bersifat saling mengecualikan. Dalam dakwaan ini, terdakwa secara faktual
didakwakan lebih dari satu tindak pidana, tetapi pada hakikatnya ia hanya didakwa
satu tindak pidana saja. Biasanya dalam penulisannya menggunakan kata atau.
Dasar pertimbangan penggunaan dakwaan alternatif adalah karena penuntut umum
belum yakin benar tentang kualifikasi atau pasal yang tepat untuk diterapkan pada
tindak pidana tersebut, maka untuk memperkecil peluang lolosnya terdakwa dari
dakwaan digunakanlah bentuk dakwaan alternatif.
Biasanya dakwaan demikian, dipergunakan dalam hal antara kualifikasi tindak
pidana yang satu dengan kualifikasi tindak pidana yang lain menunjukkan corak/ciri
yang sama atau hampir bersamaan, misalnya:pencurian atau penadahan, penipuan
atau penggelapan, pembunuhan atau penganiayaan yang mengakibatkan mati dan
sebagainya. Jaksa menggunakan kata sambung atau.
Dakwaan Subsidair
Bentuk dakwaan ini dipergunakan apabila suatu akibat yang ditimbulkan oleh
Dakwaan Kumulatif
Bentuk dakwaan ini dipergunakan dalam hal menghadapi seorang yang
melakukan beberapa tindak pidana atau beberapa orang yang melakukan satu tindak
pidana. Dalam dakwaan ini, terdakwa didakwakan beberapa tindak pidana sekaligus.
Biasanya dakwaan akan disusun menjadi dakwaan satu, dakwaan dua dan seterusnya.
Jadi, dakwaan ini dipergunakan dalam hal terjadinya kumulasi, baik kumulasi
perbuatan maupun kumulasi pelakunya. Jaksa menerapkan dua pasal sekaligus
dengan menerapkan kata sambung dan.
Dakwaan Campuran/Kombinasi
Bentuk dakwaan ini merupakan gabungan antara bentuk kumulatif dengan
dakwaan alternatif ataupun dakwaan subsidiair. Ada dua perbuatan, jaksa ragu-ragu
Splitsing
Selain penggabungan perkara, penuntu umum juga memiliki hak untuk
a.
b.
dimungkinkan secara Inabsentia (pasal 154 ayat (4) KUHAP) Pemeriksaan secara
langsung dan lisan berjalan secara bebas tanpa adanya intervensi
Eksepsi
Eksepsi adalah keberatan terdakwa atau penasihat hukumnya atas dakwaan
Sidang Lanjutan
Jawaban atas keberatan terdakwa oleh penuntut umum Putusan sela atas
eksepsi Putusan sela berisi tentang:
a. eksepsi diterima, maka persidangan dihentikan
b. eksepsi ditolak, maka persidangan dilanjutkan
Terhadap putusan sela dapat dilakukan upaya hukum yang disebut dengan
VERZET atau perlawanan. Perlawanan diajukan setelah putusan pemidanaan.
1)
2)
3)
4)
Kekuatan Pembuktian
Urutan dalam pasal 184 KUHAP bukan merupakan urutan kekuatan
pembuktian. Kekuatan pembuktian terletak dalam pasal 183 KUHAP dengan asas
Unus testis nullus testis Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana dengan sekurangkurangnya dua alat bukti yang sah dan keyakinan hakim.
Pembaharuan Alat Bukti Dalam KUHAP
a. Saksi ahli perlu ada standarisasi seperti apa ahli itu. Contoh kasus Tjandra
Sugiono, Mas Wigantoro ahli dalam bidang telematika ditolak sebagai ahli karena
tidak bisa menunjukkan sertifikat ahlinya, sedangkan Prof. Loebby Loqman dapat
sebagai ahli tanpa pengesahan.
b. Alat bukti surat perlu diubah menjadi dokumen (UU pembuktian Malaysia: luas
termasuk kaset dan video)
c. Petunjuk: Belanda mengenal eigen waarneming van de rechter sedangkan
Amerika mengenal judicial notice yang artinya pengamatan hakim. Prinsipnya
sama ditambah dengan pengakuan barang bukti.
Pembacaan tuntutan oleh penuntut umum. Berbeda dengan surat dakwaan,
surat tuntutan adalah sebuah nota atau surat yang disusun berdasarkan fakta yang
diperoleh
dari
pemeriksaan
persidangan,
sehingga
dasar
tuntutan
pidana
a.
b.
c.
d.
e.
surat dakwaan
pemeriksaan di persidangan (pemeriksaan alat bukti)
fakta-fakta persidangan
pembuktian
tuntutan pidana
Pembelaan (pledooi). Pledooi adalah pembelaan yang bersifat lisan atau
tertulis baik dari terdakwa maupun dari penasihat hukumnya berkenaan dengan
tuntutan penuntut umum. Pledooi bisa dijawab oleh penuntut umum disebut dengan
REPLIK dan bisa dijawab untuk satu kali lagi oleh terdakwa atau penasihat
hukumnya disebut DUPLIK.
Putusan Pengadilan. Putusan pengadilan adalah pernyataan hakim yang
diucapkan dalam sidang pengadilan terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau
bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum dalam hal serta menurut cara yang diatur
dalam UU ini. (pasal 1 butir 11 KUHAP)
Jenis-jenis putusan:
1) Putusan bebas (Vrijspraak) pasal 191 (1) KUHAP. Tidak terbukti adanya
kesalahan, Tidak adanya 2 alat bukti, Tidak adanya keyakinan hakim , Tidak
terpenuhinya unsur tindak pidana
2) Putusan Lepas dari segala tuntutan hukum (onslaag van alle) pasal 191 (2)
KUHAP. Terbukti tetapi bukan tindak pidana. Adanya alasan pemaaf, pembenar
atau keadaan darurat
3) Putusan Pemidanaan. Putusan pemidanaan dijatuhkan oleh hakim jika ia telah
memperoleh keyakinan, bahwa terdakwa melakukan perbuatan yang didakwakan
dan ia menganggap bahwa perbuatan dan terdakwa dapat dipidana.
: 0814702
M.Jefri Wisata
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2010