Anda di halaman 1dari 8

Wawancara perawat entrepreneur.

Nama Endang Puspita Sari lahir tanggal 5 oktober 1988. Beliau berasal dari daerah di Jawa Tengah
tetapi menetap di Bandung. Beliau merupakan alumni SMAN 16 Bandung yang lulus pada tahun
2006, setelah lulus SMA melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi dengan mengambil jurusan
Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran dan lulus pada tahun 2010 kemudian
melanjutkan lagi kuliah profesi ners pada tahun yang sama dan di Universitas yang sama lulus tahun
2011. Beliau awal bekerja sebagai tutor ditempatnya kuliah selama 6 bulan bersama dengan teman
seangkatan kurang lebih 9 orang, dari kebersamaan itulah beliau dan teman-teman membentuk suatu
bisnis yang dinamakan C-Nine (Creative Nine Corporate) dengan menjabat sebagai sekretaris dari
tahun 2011 sampa sekarang. Beliau melanjutkan bekerja pada tahun 2012 di RSUD Kota Bandung
selama bulan kemudian dan sekarang sudah jadi PNS bekerja di RSUP Anak dr. Hasan Sadikin
Bandung.

Creative

nine

Corporation

atau

C9C merupakan

sebuah

perusahaan

yang

menyelenggarakan usaha pengadaan barang dan jasa yang berdiri sejak tanggal 22 Agustus 2011.
Perusahaan ini didirikan oleh sembilan orang Ners Muda yang memiliki visi yang sama. Tujuan
didirikannya Cnine ini adalah ingin menjadi wirausahawan muslim yang taqwa, tawakal, zikir dan
bersyukur dengan menganut prinsip care, creative, charity, clean, competitive, confidance, cleaver,
customer focus, dan capable. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Cnine bekerja secara
profesional yang terdiri dari Presiden Direktur, Sekertaris, Direktur Bagian Keuangan, Direktur
Bagian Penyediaan Barang/produk, direktur bagian pengelolaan pelayanan jasa, direktur bagian
informasi dan komunikasi, direktur bagian pemasaran barang dan jasa, direktur bagian pengembangan
sumber daya manusia, dan direktur bagian sarana dan prasarana. Perusahaan ini melaksanakan
kegiatan usaha dalam bidang pengadaan barang seperti Alat-alat kesehatan, Buku-buku dalam bidang
kesehatan, CD E-book dalam bidang kesehatan, Merchandise, Food and Beverage dan pelayanan jasa
seperti Holistic care (home care and home servise), Konsultan tugas akhir bersama IQRA stat, Edu
Tour, Bandung Tour, Event Organizer, Sirkumsisi, dan Nursing Information Center (NIC).

Bisnis yang Berkaitan dengan Profesi Kesehatan


Bisnis
Bisnis sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Bisnis memiliki arti yang sangat
luas. Secara etimologi, bisnis berarti keadaan sibuk baik individu atau masyarakat dalam rangka
melakukan kegiatan yang menguntungkan (Wikipedia, 2013). Secara lebih spesifik dinyatakan bahwa,
suatu kegiatan yang dilakukan secara terorganisir dengan tujuan mencapai kesejahteraan manusia
itulah yang disebut bisnis (R. P. Maheshwari, 1997). Tujuan untuk mencapai kesejahteraan inilah yang
membuat bisnis berkembang semakin pesat, karena tuntutan kebutuhan manusia yang semakin hari
semakin meningkat dan beragam.
Bisnis adalah kegiatan ekonomis. Hal-hal yang terjadi dalam dunia bisnis dapat berupa tukarmenukar, jual beli, memproduksi-memasarkan, bekerja-mempekerjakan, serta interaksi manusiawi
lainnya, dengan tujuan memperoleh keuntungan. Bisnis dapat dilakukan sebagai kegiatan ekonomis
yang kurang lebih terstruktur atau terorganisasi untuk menghasilkan keuntungan.
Semua bisnis berawal dari adanya sebuah ide. Setiap yang masuk dalam enterpreneur pasti
ingin mengambil keuntungan, mandiri, menambah kemampuan. Mereka harus menyediakan banyak
waktu, lebih bertanggung jawab, dan menerima kesuksesan ataupun kegagalan. Sebelum memulai
bisnis perawat akan melakukan introspeksi seperti apakah saya memiliki kemampuan dalam
berenterpreneur, kemampuan apa yang saya miliki, bisnis seperti apa yang harus saya jalani. Dalam
memanage suatu bisnis rencana adalah kunci utama. Dengan rencana yang sudah matang seseoramg
dapat menggunakan uang, material, waktu.
Definisi bisnis
Bisnis bisa diartikan sebagai kegiatan antara dua pihak yang berbeda untuk melakukan
pertukaran dalam bentuk barang atau jasa untuk mendapatkan suatu keuntungan. Bisnis merupakan
kegiatan yang terorganisir dan sistematis untuk mendapatkan keuntungan. Menurut William Spregal,
segala aktivitas produksi dan menjual barang atau jasa bisa diklasifikasikan sebagai kegiatan bisnis.
Dapat disimpulakan bahwa, aktivitas bisnis diawali dengan mengidentifikasi peluang. Melakukan
kegiatan produksi dan menghasilkan suatu produk sehingga menjadi sesuatu yang dapat dijual dan
dibeli dalam rangka memenuhi kebutuhan sehingga menghasilkan suatu keuntungan bagi kedua
pihak.
Tujuan bisnis
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Bisnis sebagai sebuah institusi sosial


Bisnis sebagai transaksi barang dan jasa
Bisnis menghasilkan alat dari sumber daya yang langka
Bisnis yang berlanjut dan transaksi yang teratur
Transaksi bisnis untuk sebuah harga
Keuntungan menjadi motif utama dalam berbisnis
Bisnis melibatkan risiko
Bisnis harus tumbuh dan berkembang

Etika bisnis
Menurut Bertens etika bisnis adalah pemikiran atau refleksi kritis tentang moralitas dalam
kegiatan ekonomi dan bisnis. Moralitas selalu berkaitan dengan apa yang dilakukan manusia, dan
kegiatan bisnis merupakan salah satu kegiatan manusia. Sedangkan mneurut Richard De George etika
bisnis merupakan alay bagi para pelaku bisnis untuk menjalankan bisnis dengan lebih bertanggung
jawab secara moral.
Tenaga yang profesional tidak hanya didasarkan pada keahlian dan keterampilan saja tapi
juga harus memiliki komitmen, disiplin, loyalitas, kerja sama, tanggung jawab. Dalam berbisnis
membangun relasi sangatlah penting, relasi bisnis hanya mungkin dipertahankan jika didasari dengan
rasa saling percaya. Adapaun etika-etika yang dibutuhkan dalam berbisnis adalah
1. Prinsip otonom yakni prinsip dimana pelaku bisnis dapat menentukan sikap dan bertindak
berdasarkan kesadaran tentang apa yang dianggao baik
2. Prinsip kejujuran, kejujuran adalh kunci utama dalam mempertahankan suatu bisnis.
3. Prinsip keadilan dimana setiap orang harus diperlakukan sama sesuai dengan aturan yang adil yang
tidak merugikan orang lain
4. Prinsip saling mneguntungkan
5. Prinsip integritas moral yang merupakan tuntutan internal dimana pelaku bisnis dapat menjalankan
bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya.
Bisnis, profesi, dan pekerjaan
Tanpa disadari, baik secara langsung maupun tidak langsung, kehidupan kita sehari-hari tidak
terlepas dari bisnis. Seperti pernyataan sebelumnya, segala jenis kegiatan menjual, membeli
memproduksi, melayani, dan menghasilkan barang atau jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan serta
mendapatkan keuntungan, itulah yang disebut aktiviatas bisnis. Menurut Dr. A. B. Joshi M. D, bisnis,
profesi, dan pekerjaan yang dilakukan untuk sebuah pelayanan dalam rangkai mencapai keuntungan
termasuk kedalam aktivitas bisnis.
Bisnis sebagai sebuah sistem
Bisnis

mempunyai

komponen-komponen

yang

menjadi

support

system

dalam

keberlangsungannya. Per-subsistem memiliki goalnya masing-masing untuk mendukung sistem yang


lain. Sehingga antarsubsistemnya menjadi satu kesatuan yang utuh dalam bentuk bisnis.
Bisnis sebagai sebuah aktivitas ekonomi
Bisnis melibatkan sumber daya yang ada untuk menjawab kepuasan konsumen sesuai
tingginya keinginan dan permintaan yang ada. Memproduksi barang atau jasa untuk dijadikan sebagai
konsumsi masyarakat luas bukan hanya konsumsi pribadi itulah bisnis.
Menurut R. P. Maheshwari (1997), bisnis diklasifikasikan menjadi tiga, berdasarkan ukuran,
kepemilikan, dan fungsi. Berdasarkan ukuran yaitu, bisnis skala besar dan bisnis skala kecil.
Berdasarkan kepemilikan yaitu, sektor pribadi, sektor umum, dan sektor bersama. Sedangkan
berdasarkan fungsi yaitu, industri dan perdagangan. Fokus bisnis kali ini ada pada industri dan
perdagangan yang notabene menjadi ranah mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya.

Perdagangan berarti suatu kegiatan mendistribusikan barang yang diproduksi hingga sampai
pada konsumen. Dalam hal perdagangan selain barang, jasa juga merupakan produk yang dihasilkan
dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen.
Industri merupakan aktivitas memproduksi suatu barang dengan melibatkan sumber daya
manusia sebagai pekerja, mesin sebagai alat produksi, dan material sebagai bahan produksi serta
uang. Industri bisa menghasilkan barang yang kecil hingga yang besar seperti mesin-mesin, benda
sampai makanan juga pakaian, dalam skala besar maupun kecil.
Bisnis berkaitan dengan profesi. Profesi juga merupakan sebuah aktivitas ekonomi dengan
spesifikasi pelayanan sebagai produk jasanya. Profesi sebagai dokter, ners, insinyur, hakim dan
sebagainya sesuai dengan bidang keahlian masing-masing. Dari pelayanan jasa yang diberikan inilah
sebuah profesi dinyatakan sebagai aktivitas bisnis. Seorang pemberi layanan profesional tidak hanya
menjalankan aktivitas pelayanan melainkan terus memperkaya diri dan meningkatkan keahliannya
dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan dan kegiatan lainnya. Hal ini dilakukan sebagai modal
untuk menghasilkan produk jasa yang lebih baik.
Pekerja atau karyawan lain halnya dengan profesi. Karyawan biasanya hanya melakukan satu
kegiatan yang berkelanjutan untuk sebuah instansi atau institusi. Karyawan bisa terdiri dari profesi,
individu terlatih, atau yang sesuai dengan basic keahliannya. Menjadi seorang karyawan terbatasi
dengan waktu kerja sesuai dengan aturan tempatnya bekerja, bisa full-time, atau part-time.
Bisnis dan profesi
Bisnis menyediakan barang dan jasa untuk para konsumen dengan menggunakan biaya untuk
mendapatkan keuntungan. Sedangkan, profesi memberikan pelayanan sesuai keahlian dan
mendapatkan keuntungan dari itu. Dalam bisnis ada ketidakpastian, kemungkinan rugi karena adanya
risiko, sedangkan profesi dengan biaya yang teratur dan tidak akan pernah mengalami kerugian.
Dengan menggabungkan keduanya, profesi dapat ditingkatkan

lagi dengan sedikit inovasi agar

dihasilkan sesuatu yang berbeda dari profesi yang sama sehingga menjadi nilai. Itulah pemikiran
seorang businessmen, segala hal dikemas agar menjadi bisnis.
Entrepreneur
Menurut McGrath dan MacMillan (2000) salah satu sifat yang menggambarkan entrepreneur
adalah mereka mencari kesempatan baru dengan bersemangat. Perubahan bagi entrepreneur adalah
kesempatan. Sistem kesehatan kita secara cepat berubah dan kesempatan untuk bisnis yang baru yang
berisiko menjadi tidak berakhir. Entrepreneur mencari kesempatan ini untuk menciptakan model yang
baru untuk bisnis dan pendapatan penghasilan yang baru, mengurangi pengeluaran dan mengatur
kembali infrastruktur.
Area pengetahuan yang akan dibutuhkan perawat untuk sebuah bisnis keperawatan (atau
mungkin kesehatan) yang sukses, antara lain:

Accounting

Marketing
Managing
Insurance
Legal issues planning
Budgeting
Funding
Negotiating
Billing/collecting
Clinical skills
Nursing
Jika perawat tidak banyak mengetahui pada area-area di atas, pertimbangkan untuk

menggunakan jasa dari luar seperti menyewa akuntan, perencana keuangan, manajer praktek atau
agen penagih baik secara part time atau full time. Manfaatkan pengetahuan mereka untuk keuntungan
dan kesuksesan bisnis sementara perawat menggunakan pengetahuan dan keahlian mereka untuk
menghasilkan pendapatan dan membangun aspek lain.
Meyakinkan diri sendiri secara potensial ada keterlibatan peminjam dan partner bahwa
memiliki rencana bisnis yang dapat dilaksanakan dan siap untuk diterjunkan. Perawat dihadapkan
kepada bisnis kecil yang baru dan beberapa isu seperti pengembangan deskripsi pekerjaan, layanan
laboratorium, waktu operasi, layanan laundry, konsultan/mentor, layanan dan dukungan IT,
transportasi, pengobatan, furniture, kebijakan atau prosedur, structur pembayaran, pemasaran, sistem
panggilan, dukungan yang sah, struktur bisnis, lokasi, dan lain-lain.
Banyak dari isu-isu mungkin terlihat kebiasaan sehari-hari, tapi tidak seharusnya diremehkan.
Berapa banyak ruang kantor yang dibutuhkan? berapa banyak area parkir yang dibutuhkan untuk
setiap ruang periksa? Berapa banyak staf kantor yang dibutuhkan per penyedia layanan? Campuran
personil kantor seperti apa yang dibutuhkan? Banyak dari jawaban pertanyaan ini dapat dijawab
melalui hasil survey tahunan Medical Group Management Association (MGMA) yang menyediakan
informasi secara spesifik pekerja pada geografi dan ukuran dari bermacam-macam tipe praktek.
Ketika mengatur insfratruktur mencari

bantuan sumber seperti MGMA, manajer praktek yang

berpengalaman yang mengatur praktisioner yang lainnya, perwakilan obat, perwakilan persediaan
obat dan lainnya.
Bisnis dalam bidang kesehatan
Menurut Alan dan Christine (2006) bisnis dalam bidang kesehatan lebih harus meningkat lagi
terutama pengembangan bisnis kesehatan perempuan. Karena menurut Pusat kesehatan perempuan
keunggulan bisnis dalam bidang kesehatan perempuan ini berarti bahwa penyedia layanan peduli
terhadap perempuan yang notabene penekanan penyakit pada perempuan lebih besar daripada lakilaki. Maka dari itu masih perlu pelayanan seperti klinik atau Rumah Sakit yang mengkhususkan pada
pasien perempuan agar lebih terarah dan fokus.
Ada empat penataan aspek kritis dan strategi kesehatan perempuan.

Produk. Kita menawarkan pada perempuan untuk melihat pelayanan klinik? Apa program layanan
yang ditawarkan khusus untuk merawat perempuan?
Pasar. Bagaimana bisa kami memperluas ke pasar baru, memperdalam penetrasi pasar yang sudah
ada, dan membela pasar saat ini?
Posisi. Bagaimana kami bisa membedakan pelayanan posisi

dalam perawatan kesehatan bagi

perempuan yang akan mempengaruhi tingkat kesehatan yang lebih luas bagi para perempuan baik
untuk dirinya sendiri maupun orang lain?
Kemampuan yang unik. Bagaimana kita bisa membawa unik teknologi, medis dan klinis staf, fasilitas,
keuangan, penelitian, pendidikan, dan lain-lain.
Strategi sukses dapat berkisar dari peningkatan koordinasi, aksesibilitas, dan pemasaran.
Layanan tersedia untuk perempuan ini untuk memajukan penelitian kesehatan yang inovatif dan
lebih spesifik dengan pembedaan gender.
Perawat enterpreneur adalah perawat yang mampu mengorganisir, memanage dan mampu
menerima semua resiko dari bisinis (New York States Nurse Association, 1986). Resiko dari bisnis
sendiri adalah menerima kegagalan serta keuntungan. Contoh perawat yang melakukan enterpreneur
seperti pemilik tempat kesehatan seperti apotek, tempat konsultasi, home care. Menurut Portable
MBA Entrepreneurship, William Bygrave seorang pengusaha adalah orang yang menangkap dan
mencari kesempatanserta menciptakan suatu hal yang baru.
Nursing Home Quality
Rumah sakit swasta merupakan salah satu wadah berbisnis bagi para ners. Hal ini harus
dikelola dengan baik agar tidak hanya menjadi keuntungan bagi salah satu pihak saja. Dari status laba
yang diperoleh perusahaan pengelola rumah sakit swasta, ukuran perusahaan dan kemampuan
perusahaan untuk memanfaatkan kamar bagi pasien memberikan pengaruh yang positif dan sifnifikan
yang berkaitan dengan efisiensi. Pada perusahaan yang independen (bergerak sendiri) pasti lebih
banyak mengahabiskan biaya, beberapa di biaya tambahan yang mengurangi efisiensi dan tidak
memberikan dampak yang nyata pada kualitas . Perusahaan Independen juga menunjukkan tingkat
utilisasi yang rendah, tetapi mereka juga menghabiskan jauh lebih banyak untuk biaya perawatan
pasien dan biaya properti. Hal ini akan cenderung mengurangi efisiensi, sehingga menunjukkan
pentingnya kualitas dalam studi efisiensi. Dengan demikian, interaksi dinamis antara meminimalkan
biaya dan memaksimalkan kualitas cenderung saling mengimbangi satu sama lain.
Hambatan bagi seorang perawat untuk menjadi nurse entrepreneur
Ada beberapa hambatan untuk seorang perawat menjadi nurse entrepreneur. Dalam jurnal ini
juga dibahas hal-hal apa saja yang harus dimiliki seorang perawat agar bisa menjadi nurse
entrepreneur.
Potensial nurse entrepreneurship untuk berkontribusi dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
efektif sudah banyak diketahui namun hal tersebut tidak diimbangi dengan realisasi dilapangan

sendiri. Dalam jurnal ini dilakukan metode focus grup dimana grup dibagi menjadi dua. Tujuan dari
penggolongan grup sendiri adalah untuk mengidentifikasi hal-hal apa saja yang sebenarnya bisa
menghambat perawat untuk menjadi nurse entrepreneur. Dalam penelitiannya, setiap grup
mengidentifikasi beberapa hal diantaranya trend demografi, kesempatan didalam fasilitas perawatan
kesehatan, dan sosial trend. Hal itu dilakukan untuk mengidentifikasi kesempatan-kesempatan
perawatan dalam membuka lapangan usaha serta merupakan strategi untuk menyesuaikan bidang
usaha dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya dengan melihat demografi dan sosial tren.
Setelah dilakukan research pertama, kemudian dilakukan survey terhadap grup akan
kemungkinan mereka melihat kesempatan serta kesiapan membuka usaha, tetapi kemudian ada
beberapa barriers yang muncul dalam mengidentifikasi. Beberapa barriersyang muncul adalah :
Etik dan personal konflik; beberapa perawat berasumsi bahwa nursing is about caring while business
is about making money. Pernyataan tersebut menjadi suatu hambata tersendiri bagi nurse untuk
menjadi entrepreneneur karena dirasakan tidak sesuai dengan etik profesi itu sendiri. Kemudian hal
lainnya yang menjadi hambatan adalah beberapa responden dalam grup mengaku bahwa mereka
minim dengan pengetahuan bagaimana memulai suatu bisnis sementara dalam keilmuan serta praktek
profesi mereka sama sekali tidak bersinggungan dengan entrepreneur dan bisnis. Hal lainnya yang
muncul dan dirasakan sebagai hambatan adalah legalisasi dan regulasi, kompetensi dalam operasional
bisnis, skill dalam manajemen, limitasi, serta dukungan infrasturkur.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa pada proses research, grup sampel menemukan bahwa
peluang perawat dalam membuka bisnis dan menjadi nurse entrepreneur adalah sangat besar serta
dapat memberikan efektivitas dalam perawatan kesehatan. Tetapi, setelah dilakukan research
kemudian dilakukan grup discussion didalam kelompok muncul beberapa hal yang menjadi halangan
untuk seorang perawat membuka suatu usaha atau bisnis dalam bidang kesehatan. Hal-hal yang
ditemukan tersebut dapat diasumsikan sebagai penghalang/ penghambat bagi perawat untuk dapat
menbuka usaha/ bisnis dalam bidang kesehatan.

Referensi
Bernero Laura Carlson,1989. A Reference Manual for Business Design. American Nurses Association
Kansan City. Missouri
Richard T De George, 1986. Business Ethic ed 2. New York : MacMillan Pub Co

Alan M. Zuckerman dan Christine H. Markham. 2006. Why women's health business development?.
healthcare financial management
Maheshwari, R. P. 1997. The Principle of Business.
Jurnal :
Anderson, Randy I., Weeks, H. Shelton, Hobbs, Bradley K., Webb, James R. Nursing home quality ,
chain affilliation, profit status, and performance., JRER. Vol. 25. No. 1 2003. Pages 44-60.
Azim, Sahabat.Nusring Bharat Health care in rural, semi-urban. areas. Coolest start-ups. July 2010
Biddle, Elyce .Business Cases, Supporting PTD Solutions..www.asse.org. March 2013.Pages 56-64
Bowers, Michaer R., Swan, John E., Taylor, Jack a.Influencing Physician Referrals: A study into the
use of information sources uncovers a cost-benefit relationship at work. Fall 1994Vol. 14, No. 3.
Journal of Health Marketting. Pages 42-50.
Elango, B., Hunter, Gary L., Winchel,Mike. Barriers to nurse entrepreneurship: A study of the process
model of entrepreneurship. Journal of the American Academy of Nurse Practitioners.Journal
compilation 2007. American Academy of Nurse Practitioners. July 2006.pages 198-204.
Farsi, Mehdi. Filippini, Massimo. Kuenzle, Michael.Unobserved heterogeneity in stochastic cost
frontier models: an application to Swiss nursing homes. Applied Economics, 2005, 37,Pages 2127
2141
Haag, Annette B.Writing a Successful Business Plan: An Overview. Workplace Health & Safety
(formerly AAOHN Journal). January 2013 - Volume 61 Issue 1: 19-29
Mackey, Thomas A. planning your nursing business. Journal Of The American Academy Of Nurse
Practitioners. Volume 17, Issue 12, December 2005. Pages 501-505

Anda mungkin juga menyukai