Jurusan Farmasi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pancasakti Makassar
2015
1. Pengertian kapsul
Jawab :
FI edisi IV
Kapsul adalah sediaan pada yang terdapat obat dalam cangkang keras atau lunak yang
dapat larut. Cangkang umumnya yang terbuat dari gelatin, bisa juga dari pati atau
bahan yabg lain yang sesuai.
FI edisi III
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul, keras atau lunak.
Cangkang kapsul dibuat dari gelatin dengan atau tanpa zat tambahan lain.
Ilmu Resep (Drs. H.A. syamsuni, Apt, 2006)
Kapsul adalah bentuk sedian padat yang terbungkus dalam suatu cangkang keras atau
lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapidapat juga
dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
GTM Ratih - 2011-Pdf
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak
yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi atas
kapsul dari gelatin keras dan juga gelatin lunak.(Ansel, 1989)
Formularium Nasional Ed. II
Kapsul adalah sedian berupa serbuk yang diisikan dalam cangkang kapsul atau berupa
sediaan cair, setengah padat yang dibungkus dengan kapsul dasar.
Owiti, 2011
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak
yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin; tetapi dapat juga terbuat
dari pati atau bahan lain yang sesuai (Depkes RI, 1995).
(D Natalia - 2011
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak
yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin; tetapi dapat juga terbuat
dari pati atau bahan lain yang sesuai. (Ditjen POM,1995).
Goeswin Agoes. Teknologi Bahan Alam(serial Farmasi industri-2)ed.revisi
hal.112)
Kapsul adalah sediaan yang dibuat dengan cara pencampuran obat gubal yang
diproses dengan cara yang sesuai, dan dicampur dengan eksipien yang sesuai,
dikelilingi oleh cangkang kapsul atau disegel dalam kapsul lunak.
Ansel. Bentuk sedian farmasetis dan sistem pengantaran obat ed.9 hal. 222
Kapsul adalah bentuk sedian padat yang mengandung bahan obat dan/ atau bahan inar
yang dimasukkan dalam cangkang kecil gelatin dapat berupa gelatin keras atau lunak
bergantung pada komposisinya.
2. Syarat kapsul yang baik
Jawab:
FI edisi IV:
masing2 monografi.
Contoh : kapsul amoksisilin : dalam waktu 90 menit harus dapat larut tidak
kurang dari 80% amoksisilin dari jumlah yang tertera pada etiket.
FI edisi III
1. Keseragaman bobot/ keseragaman bobot
a. Kelompok kapsul yang berisi bahan padat.
b. Kelompok kapsul yang berisi bahan cair atau setengah padat/pasta/salep.
2. Waktu hancur
3. Keseragaman sediaan
4. Uji disolusi
GTM Ratih - 2011-Pdf
bahan aktif yang ditentukan berada diantara 90-110% dari pernyataan pada etiket.
(Agoes, 2008).
Ansel. Bentuk sedian farmasetis dan sistem pengantaran obat ed.9 hal.234
PERSYARATAN KOMPENDIUM UNTUK KAPSUL
Bahan yang ditambahkan
Bahan yang ditambahkan untuk sediaan resmi, termasuk kapsul, untuk meningkatkan
stabilitasnya, penggunaan, atau elegansinya atau untuk mempermudah proses
produksi hanya dapat digunakan apabila bahan tersebut :
1. Tidak membahayakan dalam jumlah yang digunakan
2. Tidak melebihi jumlah minimum yang dipersyaratkan untuk memberikan efek
yang diinginkan
3. Tidak mempengaruhi bioavailabilitas produk, efikasi, teraupetik, atau
keamanan
4. Tidak mengganggu
penetapan
dan
pengujian
yang
dipersyaratkan
kompendium.
dihilangkan dan cangkang kapsul kosong dilarutkan dalam media disolusi sebelum
dilanjutkan dengan sampling dan analisis kimia.
Variasi Berat:
Keseragaman dosis tunggal dapat ditunjukkan melalui penentuan variasi berat
dan/atau keseragaman kandungan. Metode variasi berat yaitu :
Kapsul keras: Sepuluh kapsul ditimbang satu per satu dan isi kapsul
dihilangkan. Masing-masing cangkang kosong ditimbang dan berat bersih
kandungan dihitung dengan pengurangan. Berdasarkan hasil penetapan
yang dilakukan sesuai monografi masing-masing kapsul, kandungan
Keseragaman Kandungan :
Kecuali dinyatakan lain dalam monografi USP untuk setiap kapsul, jumlah bahan
aktif yang ditentukan berdasarkan penetapan kadar, berada pada rentang 85% hingga
115% dari yang tertera pada label untuk 9 dari 10 kapsul yang ditetapkan kadarnya,
dengan tidak ada satuan yang memiliki kadar diluar 70% hingga 125% dari yang
tertera pada label. Uji tambahan dilakukan apabila dua atau tiga unit dosis berada
diluar rentang yang diinginkan, tetapi didalam batas yang ditentukan.
Persyaratan Pelabelan kandungan :
Semua kapsul resmi harus diberi label untuk menyatakan jumlah setiap bahan aktif
unit dosis.
Uji Stabilitas :
Uji stabilitas dilakukan untuk menentukan stabilitas intrinsik molekul bahan aktif dan
pengaruh faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan, cahaya, komponen formulasi,
dan wadah serta sistem penutupan. Uji daya tahan terhadap tekanan, stabilitas jangka
panjang, dan uji stabilitas dipercepat membantu menentukan kondisi yang tepat untuk
penyimpanan dan antisipasi masa kadaluwarsa produk.
Uji Permeasi Kelembapan :
USP mempersyaratkan penentuan karateristik permeasi kelembapan wadah unit
tunggal dan unit dosis untuk menjamin ketepatan pengemasan kapsul. Derajat dan
kecepatan penetrasi kelembapan ditentukan dengan mengemas unit dosis disertai
butiran penyerap yang dapat berubah warna, memaparkan unit yang dikemas untuk
mengetahui kelembapan relatif pada waktu tertentu, mengamati perubahan warna
butiran penyerapan dan membandingkan berat sebelum dan sesudah pengujian unit
kemasan.
Tidak sesuai untuk bahan obat yang sangat mudah larut (KCL, CaCL2, KBr,
NH4Br) bila kapsul yang pecah kontak dengan dinding lambung larutan
2. Cangkang kapsul tidak berasa sehingga dapat menutupi obat yang berasa dan
berbau tidak enak
3. Mudah ditelan dan cepat hancur atau larut dalam perut sehingga obat cepat
diabsorpsi .
4. Dokter dapat mengkkombinasikan beberapa macam obat dan dosis yang berbedabeda sesuai kebutuhan pasien.
5. Kapsul dapat diisi dengan cepat karena tidak memerlukan bahan zat tambahan
atau penolong seperti pada pembuatan pil ataupun tablet.
Kerugian
1. Tidak bisa untuk zat-zat yang mudah menguap karena pori-pori kapsul tidak dapat
2.
3.
4.
5.
menahan penguapan.
Tidak bisa untuk zat-zat higroskopis ( menyerap lembab)
Tidak bisa untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang capsul
Tidak bisa untuk balita
Tidak bisa dibagi-bagi
Dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak dari bahan obat
yang dibutuhkan
Dapat digunakan untuk menggabungkan beberapa jenis obat pada kebutuhan
yang mendadak
Bahan obat terlindung dari pengaruh luar (cahaya, kelembapan)
keras
Kapsul tidak cocok untuk bahan obat yang dapat mengembang
Peralatan pengisi kapsul mempunyai kecepatan yang lebih lambat dibanding
mesin pencetak tablet
4. Pengertian ekstrak
Jawab:
FI IV
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari
simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian
atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan
sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah ditetapkan.
Depkes RI, 2000
Esktrak adalah sediaan kering, kental atau cair yang diperoleh dengan mengekstraksi
senyawa aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai.
Ekstrak adalah suatu produk hasil pengambilan zat aktif dari tanaman menggunakan
pelarut, tetapi pelarutnya diuapkan kembali sehingga zat aktif ekstrak menjadi pekat.
Bnetuknya dapat kental atau kering tergantung apakah sebagian aja pelarut yang
diuapkan atau seluruhnya
Badan POM RI
Ekstrak merupakan suatu sediaan pekat yang diperoleh dengan menyari zat aktif dari
simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, untuk
mendapatkan suatu ekstrak yang baik, yang semua atau hampir semua pelarut
diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa hingga
memenuhi syarat baku yang telah ditetapkan.
Ilmu Meracik Obat
Ekstrak adalah sediaan yang dapat berupa kering,kental, dan cair, dibuat dengan
menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang sesuai yaitu maserasi,
perkolasi atau penyeduhan dengan air mendidih.
Farmakope Indonesia Ed. III, 1979
Ekstrak adalah sedian kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati
atau hewanimenurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya matahari langsung.
Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk.
A Saragih - 2010
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari
simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa
diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Depkes RI,
1995).
S Suhirman - 2006-pdf
Ekstrak merupakan kumpulan senyawa-senyawa dari berbagai golongan yang terlarut
didalam pelarut yang sesuai, termasuk didalamnya senyawa-senyawa aktif atau yang
tidak aktif (Sidik dan Mudahar, 2000).
5. Jenis-jenis ekstrak
Jawab:
Ekstrak dapat dibedakan berdasarkan konsistesi, komposisi dan senyawa aktif yang
terdapat di dalamnya.
Berdasarkan konsistensinya
a. Ekstrak cair : Ekstrak cair, tingtur, maserat minyak (Extracta Fluida (Liquida)
b. Semi solid : Ekstrak kental (Extracta spissa)
c. Kering : Ekstrak kering (Extracta sicca)
Ekstrak punya 3 bentuk fisik, yaitu cairan, setengah padat/ kental dan serbuk kering.
Untuk ekstrak cair bisa dibuat dengan menyari simplisia dengan pelarut tanpa
pelarutnya diaupkan, atau menambahkan sjumlah pelarut ke dalam ekstrak kental
sehingga ekstrak tersebut jadi cair. Yang pertama biasanya dinamakan tingtur, yang
kedua disebut ekstrak cair.
Berdasarkan komposisi
a. Ekstrak alami, ekstrak murni sediaan obat herbal alami (Native Herbal Drugs
Preparation)
yang
diketahui
berperan
dalam
menimbulkan
khasiat
e. Maserasi
Penyarian simplisia menggunakan bermacam pelarut pada suhu kamar selama
beberapa waktu .
f. Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai semua
bahan aktif terekstraksi secara keseluruhan.
2). Tinktura
Tinktura adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau perkolasi
simplisia. Sediaan ini merupakan ekstrak yang dibuat dari simplisia tanaman obat
dengan penyari berbagai konsentrasi etanol dengan bahan tambahan sedemikian
rupa.
3). Ekstrak cair
Seperti halnya tinktura, ekstrak cair merupakan sediaan cair. Perbedaaannya adalah
ekstrak lebih kental, sesuai dengan ketentuan farmakope. Beberapa farmakope
memberikan batas yang ketat terhadapekstrak total, tetapi mengizinkan misella yang
diperoleh diatur dengan penambahan sejumlah zat aktif tinktura sesuai dengan
ketentuan.
4). Ekstrak encer
Dikenal sebagai ekstrak tenuis, dibuat seperti halnya ekstrak cair , hanya terdapat
perbedaan antara konsentrasi simplisia yang disari dengan konsentrasi akhir ekstrak.
5). Ekstrak kental
Ekstrak ini merupakan ekstrak yang kental. Pada suhu kamar, apabila hangat tidak
berbentuk cair. Ekstrak diperoleh dari ekstrak cair yang diuapkan larutan penyarinya
secara hati-hati. Ekstrak kental merupakan massa kental yang mengandung
bermacam konsentrasi sisa kelembapan dan kekuatan bahan berkhasiat serta dapat
disesuaikan dengan penambahan bahan aktif alam atau dengan penambahan
sejumlah bahan inert, seperti dekstrin, laktosa, dan sebagainya. Karena stabilitasnya
rendah dan mudah ditumbuhi mikroorganisme, pemakaian ekstrak kental secara luas
telah digantikan oleh ekstrak kering.
6). Ekstrak kering (extr sicca)
Ekstrak kering adalah ekstrak tanaman yang diperoleh secara pemekatan dan
pengeringan ekstrak cair dibawah kondisi lemah (suhu dan tekanan rendah).
Konsentrasi bahan aktif dalam sediaan akhir dapat disesuaikan dengan penambahan
bahan inert.
7). Ekstrak minyak
Ekstrak ini dibuat dengan cara mensuspensikan simplisia (dengan perbandingan dan
derajat halus tertentu) dalam minyak yang telah dikeringkan dengan cara seperti
maserasi. Untuk meningkatkan jumlah penyarian dapat digunakan panas rendah.
8). Oleoresin
Merupakan sediaan yang dibuat dengan cara ekstraksi bahan oleoresin dengan
pelarut yang sama, seperti etanol etil asetat.
6. Cara pembuatan ekstrak kering
Jawab:
Cara pembuatan ekstrak (Depkes RI, 2000)
a. Pembuatan serbuk simplisia
Proses awal pembuatan ekstak adalah tahapan pembuatan serbuk simplisia kering.
Dari simplisia dibuat serbuk simplisia.
b. Cairan pelarut (penyari)
Cairan pelarut dalam proses pembuatan ekstrak adalah pelarut yang baik (optimal)
untuk dapat melarutkan kandungan zat aktif sehingga senyawa tersebut dapat
terpisahkan dari senyawa lain.
c. Pemisahan dan pemurnian
Tujuan tahap ini adalah untuk menghilangkan (memisahkan) senyawa yang tidak
dikehendaki semaksimal mungkin tanpa berpengaruh pada senyawa kandungan
yang dikehendaki, sehingga diperoleh ekstrak yang lebih murnoi.
d. Pengeringan ekstrak
Pengeringan berarti menghilangkan pelarut dari bahan sehingga menghasilkan
serbuk, massa kering rapuh.
e. Rendemen
Rendemen adalah perbandingan antara ekstrak yang diperoleh dengan simplisia
awal.
Cara pembuatan ekstrak (Ilmu Resep):
a. Penyarian
- Penyarian simplisia dengan air dilakukan dengan cara maserasi, perkolasi
-
dan perkolasi
- Penyarian dengan eter dilakukan dengan cara perkolasi
b. Maserasi
Lakukan maserasi, suling dan uapkan maserat pada tekanan rendah pada suhu
tidak lebih dari 500C hingga konsentrasi yang dikehendaki
c. Perkolasi
Untuk ekstrak kering dan kental, perkolat disuling atau diuapkan dengan tekanan
rendah pada suhu tidak lebih dari 50oC hingga konsistensi yang dikehendaki.
kandungan
kimia
berdasarkan
pola
kromatogram
kemudian
dibandingkan dengan data baku yang ditetapkan terlebih dahulu (Depkes RI,
2000).
dapat
berlangsung
semaksimal
mungkin.
Kehalusan
mrpkn
dimensi
dan
sebaliknya
kapan
sebelum
seny tsb
berpengaruh
pada
stabilitas
bahan
g.
h.
i.
j.
Untuk berbagai obat yang monografinya terdapat dalam farmakope, pengujian harus
dilakukan sesuai dengan ketentuan farmakope untuk tiap-tiap monografi. Jika
monografi tidak terdapat dalam farmakope, maka dapat diusahakan/dicari monografi
dari farmakope/buku acuan lainnya, atau dengan perkembangan ilmu yang terakhir.
9. Teknik pengisian kapsul
Jawab:
Ilmu Resep
Cara Pengisian Kapsul
Ada 3 macam cara pengisian kapsul yaitu dengan tangan, dengan alat bukan mesin
dan dengan alat mesin
1. Dengan tangan
Merupakan cara yang paling sederhana yakni dengan tangan, tanpa bantuan alat
lain. Cara ini sering dikerjakan di apotik untuk melayani resep dokter. Pada
pengisian dengan cara ini sebaiknya digunakan sarung tangan untuk mencegah
alergi yang mungkin timbul karena petugas tidak tahan terhadap obat tersebut.
Untuk memasukkan obat dapat dilakukan dengan cara serbuk dibagi sesuai
dengan jumlah kapsul yang diminta lalu tiap bagian serbuk dimasukkan kedalam
badan kapsul dan ditutup.
2. Dengan alat bukan mesin
Alat yang dimaksud disini adalah alat yang menggunakan tangan manusia.
Dengan menggunakan alat ini akan didapatkan kapsul yang lebih seragam dan
pengerjaannya dapat lebih cepat sebab sekali cetak dapat dihasilkan berpuluhpuluh kapsul. Alat ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian yang tetap dan bagian
yang bergerak.
Caranya :
a. Kapsul dibuka dan badan kapsul dimasukkan kedalam lubang dari bagian alat
yang tidak bergerak.
b. Serbuk yang akan dimasukkan kedalam kapsul dimasukkan /ditaburkan pada
permukaan kemudian diratakan dengan kertas film.
Ansel. Bentuk sedian farmasetis dan sistem pengantaran obat ed.9 hal.229
Ketika pengisian sejumlah kecil kapsul diapotek, farmasis dapat menggunakan
metode punch. Farmasis mengambil sejumlah kapsul kosong dengan tepat dari wadah
persediaan untuk diisi. Dengan menghitung jumlah kapsul sebagai langkah awal
dibandingkan mengambil kapsul dari persediaan untuk diisi satu persatu, farmasis
mencegah pengisian kapsul yang salah dan menghindari kontaminasi wadah
persediaan dengan serbuk obat. Serbuk yang akan dimasukkan ke dalam kapsul
diletakkan pada selembar kertas bersih atau pada papan gekas atau porselen. Dengan
spatula, serbuk dicampur membentuk cake yang memiliki kedalamann sekitar
seperempat atau sepertiga dari panjang badan kapsul. Kemudian kapsul kosong
dipegang antara jempol dan telunjuk dan ditekan secara vertikal ke dalam cake serbuk
berulang kali hingga terisi. Beberapa farmasis menggunakan sarung tangan bedah
atau sarung jari lateks untuk menghindari memegang kapsul dengan tangan telanjang.
Karena jumlah serbuk yang dapat dikemas dalam kapsul bergantung pada derajat
kompresi, farmasis harus menekan setiap kapsul dengan cara yang sama dan
menimbang produk setelah ditutup. Apabila bahan non poten dimasukkan ke dalam
kapsul, kapsul yang pertama diisi harus ditimbang (menggunakan kapsul kosong
dengan ukuran yang sama pada papan penimbangan yang berlawanan untuk
menghilangkan berat cangkang kapsul) untuk menentukan ukuran kapsul yang
digunakan dan tingkat pemadatan yang digunakan. Setelah penentuan tersebut, kapsul
lain disiapkan dan ditimbang secara berkala untuk memeriksa keseragaman proses.
Apabila obat poten digunakan, setiap kapsul harus ditimbang setelah pengisian untuk
menjamin akurasi. Penimbangan tersebut mencegah pengisian kapsul yang tidak
merata dan pengeluaran serbuk sebelum waktunya. Setelah badan kapsul diisi dan
tutup dimasukkan ke badan kapsul, badan kapsul dapat diremas atau diketuk perlahan
untuk mendistribusikan serbuk pada tutup untuk memberikan penampilan penuh dari
kapsul.
Bahan granular yang tidak dapat menggunakan metode penekanan pada
pengisian kapsul dapat dituang kedalam masing-masing kapsul dari kertas serbuk
yang digunakan penimbangannya.
Farmasis yang membuat kapsul secara berkala atau berkelanjutan dapat
menggunakan mesin yang dioperasikan secara manual. Berbagai jenis mesin memiliki
kapasitas dengan rentang mulai 24 hingga 300 kapsul dan dapat memproduksi sekitar
200 hingga 2000 kapsul perjam jika dioperasikan secara efisien.
Mesin dikembangkan untuk penggunaan industri secara otomatis memisahkan
tutup dari kapsul kosong, mengisi badan kapsul, menghilangkan kelebihan serbak,
menempatkan kembali tutup kapsul, merekatkan kapsul sebagaimana diinginkan dan
membersihkan bagian luar kapsul yang diisi hingga 165.000 kapsul perjam. Formulasi
tersebut harus sedemikian rupa sehingga dapat mengisi badan kapsul dengan dosis
obat yang akurat. Hal tersebut diverifikasi menggunakan proses pengambilan sampel
secara otomatis dan analisis.
kesalahan mengisi, kurang tekanan atau kurang mengisikan obat. Setelah bagian
badan kapsul diisi dan ditutup oleh bagian tutupnya, maka bagian badan diputar
sambil ditekan perlahan-lahan agar menjadi padat sampai ke ujung tutupnya sehingga
hasil produksi ini bagus penampilannya. Beberapa ahli farmasi malah memasukkan
obat juga ke dalam bagian tutup kapsul sebelum dipertemukan dengan potongan
badannya. Tetapi harus dijaga agar tidak terlalu penuh waktu mengisi kedua bagian
kapsul. Bagian tutup harus cukup ketika diselubungkan ke bagian badan kapsul.
Bahan granul yang tidak mungkin dimasukkan dalam kapsul dengan metode
punch,mungkin harus dituangkan kedalam kapsul satu persatu dengan kertas serbuk
setelah ditimbang lebih dahulu.
Para ahli farmasi yang sehari-hari atau sering menyiapkan kapsul, dapat
menggunakan mesin kapsul yang dioperasikan dengan tangan. Mesin-mesin ini
tersedia dengan kapasitas 24, 96, 100 dan 144 kapsul. Jika dioperasikan secara efisien
maka produksinya mencapai sampai sekitar 2.000 kapsul per hari kerja dengan mesin
terkecil dan sampai 2.000 kapsul perjam kerja dengan mesin terbesar.
Mesin-mesin yang dikembangkan untuk digunakan dalam bidang industi dapat
secara otomatis membuka tutup dari kapsul kosong, mengisi dan memasang kembali
tutupnya dan membersihkan bagian luar kapsul dengan kecepatan sampai 165.000
kapsul perjam per unit (mesin). Kebanyakan mesin industri pengisian kapsul
dirancang untuk mengisi bagian badan kapsul dengan serbuk obat dan membuang
kelebihannya sebelum ditutup. Oleh karena itu formulasi setiap kapsul yang diolah
secara industri harus sedemikian rupa isi dari bagian kapsul mengandung jumlah
serbuk sesuai dengan jumlah obat dan pengisi yang ada secara tepat. Pengamatan
secara periodik dilakukan selama proses produksi dengan cara mengambil kapsul
yang sedang diproduksi dan ditimbang untuk mengamati jumlah seluruh serbuknya
dan menetapkan kadar darri bahan aktifnya.
USP mempunyai persyaratan standar untuk keseragaman isi dan perbedaan
berat yang harus diterapkan untuk menjamin keseragaman tiap kapsul. Ringkasan
pengujian ditetapkan sebagai berikut:
Keseragaman isi Ditetapkan kadar 10 kapsul, 1 per satu sebagaimana dicantumkan
dalam monografi masing-masing bahan. Persyaratan untuk keseragaman dosis
umumnya diperoleh dari zat aktif dalam tiap unit. Dosis terletak antara 85 115%
dari yang disyaratkan dalam monografi atau yang ditentukan dalam label. Bila satu
atau lebih unit dosis berada diluar batas tersebut, maka unit tambahan harus
untuk melunak dan melekat satu sama lainnya. Kapsul-kapsul ini harus disimpan pada
tempat yang dingin dan kering. Pada kenyataannya, semua kapsul tahan lama disimpan
dalam wadah yang tertutup dengan segel ditempat dingin dengan kelembapan rendah.
Unit dosis dan kemasan dalam strip dari sediaan bentuk padat, khususnya oleh seorang
farmasi diberikan pada pelayanan di rumah perawatan orang tua dan rumah sakit,
menyediakan pemeliharaan kebersihan dari obat-obatan, memudahkan pengenalan dan
keamanan dalam pertanggungjawaban pengobatan.
Mg Stearat 2%
Amilum jagung 10%
Avicel 20,77%
Perhitungan bahan:
Ekstrak Kulit Kacang Tanah = 280 mg 10kapsul = 2800 mg
Aerosol 5%= 5/100 280 mg = 14 mg
10kapsul =140 mg
2. Pada cangkang kapsul sudah mengandung pengawet, sehingga tidak dibutuhkan lagi
pengawet pada isi kapsul.
Uraian Bahan
Magnesium stearat (FI ed. III Hal.354)
-
Nama resmi
Nama lain
Pemerian
: Magnesii Stearas
: Magnesium stearat
: Serbuk halus, putih, licin dan mudah melekat pada kulit, bau lemah
khas.
Kelarutan
Penyimpanan
: Praktis tidak larut dalam air, dalam etanol (95%) p dan dalam eter p.
: Dalam wadah tertutup baik.
Amylum maydis
-
Avicel
-
Nama resmi
Sinonim
Pemerian
: Mikrokristalin sellulosa
: Avicel
: Berupa serbuk kristal
poros,
putih,
tidak
berbau,
tidak
1-5%
Glidan
0.1-0.5%
2-10%
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, pelarut organik dan asam, kecuali asam
hidrofluorat; Larut dalam larutan panas alkali hidroksida. Membentuk dispersi koloidal dalam
air.
Stabilitas : Higroskopis, dapat menyerap air dalam jumlah besar tanpa menjadi cair. Ketika
digunakan dalam suatu sistem larutan pada pH 0-7.5, koloid silikon dioksida dapat
meningkatkan viskositas. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat kering dan
sejuk.
Inkompabilitas : Sediaan dietilstilbestrol
Cara Kerja :
1.
2.
3.
4.
5.
6.