Oleh:
Kelompok 12
1. D. A. A. Ratih Jayadiningrat
2. Luh Aprilia Widiantini
3. Ni Wayan Ristiari Jananti
(1406305066)
(1406305090)
(1406305118)
COVER
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan paper ini guna memenuhi tugas
kelompok untuk mata kuliah Perekonomian Indonesia, dengan judul: Ekonomi Indonesia
dan Globalisasi.
Kami mengucapkan rasa terimakasih pihak-pihak yang telah membantu dalam
penulisan paper ini yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga paper ini
dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa paper ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Kami berharap semoga paper ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1
Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2
Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3
Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
SIMPULAN...............................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dunia perdagangan internasional saat ini mengalami kemajuan
yang sangat pesat. Negara sebagai salah satu aktor utama dalam perdagangan
internasional telah menyepakati sebuah mekanisme atau aturan perdagangan yang
dapat lancar dan efektif dan bersifat global atau lintas negara, muncullah ide untuk
membentuk
aturan
secara global.
Salah satu aturan yang diterapkan adalah sistem free trade atau perdagangan
bebas. Perdagangan bebas akan bekerja lebih efektif dan menguntungkan melalui
pengurangan hingga penghilangan hambatan-hambatan berupa tarif dan non tarif.
Pemikiran ini disetujui oleh negara-negara pada saat itu dan dituangkan
dalam General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) pada tahun 1947. GATT
merupakan sebuah kesepakatan yang di dalam mengatur perdagangan internasional
dengan tujuan menghilangkan hambatan-hambatan dalam perdagangan internasional.
Hingga pada tahun 1994 akhirnya terbentuk sebuah organisasi nyata dalam
perdagangan internasional yang dinamakan World Trade Organization (WTO).
Transaksi perdagangan internasional menimbulkan potensi sengketa dagang
apabila salah satu pihak melakukan wan prestasi atau tidak melaksanakan penuh
kewajibannya sebagaimana isi perjanjian yang telah dibuat sehingga memerlukan
upaya,
mekanisme
dan
aturan
mengenai penyelesaian
sengketa perdagangan
internasional.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.4
1.2.5
1.3 Tujuan
1.3.4
1.3.5
Untuk mengetahui kerjasama yang ada dalam perdagangan dan ekonomi antar
wilayah dan regional.
BAB II
PEMBAHASAN
dana
untuk
pembangunan
perusahaan-perusahaan
domestik.
4
menyebabkan
negara-negara
berkembang
tidk
dapat
sehingga
mempersulit
negara
berkembang
untuk
memajukan industrinya.
b. Memperburuk neraca pembayaran. Globalisasi cenderung menaikkan
barang-barang impor. Apabila suatu negara tidak mampu bersaing
dalam mengekspor barang akan terhambat yang berdampak pada
memperburuk neraca pembayaran yaitu terjadinya defisit.
c. Sektor keuangan yang semakin tidak stabil. Pada saat harga saham di
pasar saham menurun, dana dalam negeri akan mengalir keluar negeri
yang menyebabkan neraca pembayaran memburuk dan nilai mata uang
merosot. Ketidakstabilan ini menimbulkan efek buruk terhadap
kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhan.
d. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Ketidakstabilan ekonomi berdampak pada berkurangngnya laju
pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja
akan melambat dan menimbulkan masalah pengangguran yang
semakin memburuk.
2.2 Analisa Mengenai GATT dan Tindakan Antisipasi
GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) atau perjanjian umum
tentang tarif-tarif dan perdagangan didirikan pada tahun 1948 di Jenewa, Swiss. Pada
waktu didirikan, GATT beranggotakan 23 negara, tetapi pada saat sidang terakhir di
Marakesh pada 5 April 1994 jumlah negara penandatangan sebanyak 115 negara.
Kesepakatan dalam GATT yang mulai berlaku sejak 1 Januari 1948 tertuang dalam
tiga prinsip, yaitu:
Prinsip most favored nation, yaitu negara anggota GATT tidak boleh
memberikan keistimewaan yang menguntungkan hanya pada satu atau
sekelompok negara tertentu.
baru yang harus di patuhi oleh semua negara anggota. Kesepatan tersebut terkenal
dengan istilah Putaran. GATT telah melaksanakan 8 putaran, yaitu:
1. Putaran Geneva, dilaksanakan selama 7 bulan pada bulan april 1947
yang diikuti oleh 23 negara. Yang dibahas adalah mengenai pengurangan
tarif dan menghasilkan 45.000 konsesi tarif yang mencakup perdagangan
dengan nilai $10 miliar.
2. Putaran Annecy, dilaksanakan selama 7 bulan pada tahun 1949 di
Annecy, Prancis yang diikuti 26 negara. Topik utama yang disepakati
adalah pengurangan tarif yang menghasilkan sekitar 5000 konsesi tarif.
3. Putaran Torquay, dilaksanakan selama 5 bulan pada tahun 1950 di
Torquay, Inggris Raya, diikuti oleh 38 negara. Hasilnya adalah 8.700
konsesi tarif sehingga menjadi sekitar tiga perempat dari semua tarif yang
berlaku pada tahun 1948.
4. Putaran Geneva II, dilaksanakan di Geneva selama 5 bulan dari JanuariJuni 1956, diikuti oleh 26 negara. Hasil Kesepakatan adalah penurunan
tarif senilai $2,5 miliar dan penerimaan Jepang masuk anggota.
5. Putaran Dillon, kembali dilaksanakan di Geneva dari 1960 sampai 1962
yang diikuti oleh 26 negara. Sejalan dengan pembahasan mengenai
pengurangan tarif dengan nilai lebih dari $4,9 miliar, putaran ini juga
membahas pendirian European Economic Community (EEC)
6. Putaran Tokyo, dilaksanakan di Tokyo, Jepang selama 74 bulan dari
September 1973 sampai 1979. Agenda utama adalah penurunan tarif dan
mengeluarkan aturan baru yang ditujukan untuk mengawasi pelaksanaan
hambatan nontarif dan pembatasan ekspor sukarela. Putaran ini diikuti
oleh 102 negara dan menghasilkan konsesi tarif seharga $190 miliar.
7. Putaran Uruguay, dilaksanakan di Uruguay selama 87 bulan dari 1986
sampai 1993, diikuti oleh 123 negara.
8. Putaran Doha, diikuti oleh 141 negaradan berada di bawah WTO bukan
lagi di bawah GATT. Agendanya meliputi pengurangan hambatan tarif dan
non tarif, masalah perdagangan hasil-hasil pertanian, penentuan standar
tenaga kerja (buruh), masalah lingkungan, persaingan, investasi,
transparansi dan sebagainya.
Tujuan pembentukan GATT adalah untuk menciptakan suatu iklim
perdagangan internasional yang aman dan jelas bagi masyarakat bisnis, serta juga
untuk menciptakan liberalisasi perdagangan yang berkelanjutan, lapangan kerja dan
iklim perdagangan yang sehat. Pada pokoknya ada empat tujuan penting yang hendak
dicapai GATT:
persetujuan
WTO
dapat
dipergunakan
oleh
negara-negara
berkembang untuk melindungi kepentingan dalam negrinya dari impor yang terbukti
mengandung unsur unfair. Keuntungan lainnya yang penting adalah bahwa negaranegara berkembang ikut menentukan anggota perundingan perdagangan internasional
dimasa mendatang yang selama ini sangat didominasi negara maju. Hal ini tidak
dimungkinkan apabila negara-negara berkembang tidak berada dalam sistem WTO
tersebut.
Dengan keanggotaan Indonesia pada organisasi internasional ini, Indonesia
mendapatkan manfaat sebagai anggota sesuai dengan penjelasan diatas, namun
Indonesia belum merasakan keseluruhan manfaat tersebut secara maksimal
dikarenakan oleh berbagai hal. Antara lain Indonesia harus melakukan berbagai
standarisasi yang sejatinya menyulitkan Indonesia dalam perdagangan internasional.
Produk Indonesia sulit menembus pasar internasional, ditambah membanjirnya
produk asing dalam pasar nasional sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia
mengalami tantangan berarti.
Selain itu, Indonesia pun merasakan diskriminasi dalam perdagangan
internasional. Dimana, negara-negara maju melakukan proteksi sebagai hambatan
perdagangan internasional terhadap produk-produk dari negara berkembang. Contoh
nyata hal ini adalah pemberhentian impor rokok kretek Indonesia oleh Amerika
Serikat. Kasus ini telah membuktikan suatu tindakan pelanggaran oleh Amerika
9
Sengketa Dagang
1. INDONESIA AMERIKA
Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization WTO)
kembali memenangkan posisi Indonesia, dalam kasus rokok kretek dengan
Amerika
Serikat
(AS).
Keputusan
tersebut
dikeluarkan
melalui
laporan Appellate Body (AB) pada 4 April 2012, yang menyatakan bahwa
AS melanggar ketentuan WTO dan kebijakan AS dianggap sebagai bentuk
diskriminasi dagang.
2. INDONESIA AUSTRALIA
10
Manusia dalam negeri, sehingga dapat memanfaatkan Sumber Daya yang ada.
Terdapat 3 bentuk kerjasama perdagangan & ekonomi, yaitu :
1. Kerjasama Bilateral
Kerjasama bilateral adalah kerjasama yang dilakukan antar dua negara.
2. Kerjasama Regional
Kerjasama Regional adalah kerjasama yang dilakukan oleh Negara
Negara yang berada pada satu kawasan tertentu.
3. Kerjasama Multilateral
Kerjasama Multilateral adalah kerjasama yang dilakukan oleh lebih dari
dua Negara namun tidak terbatas pada kawasan tertentu.
Namun, tidak semua kerjasama perdagangan & ekonomi menimbulkan
dampak positif bagi sebuah Negara. Tidak jarang sebuah Negara justru memperoleh
dampak negatif dari adanya kerjasama perdagangan & ekonomi, bahkan dapat
menyebabkan kemunduran bagi Negara tersebut.
Terdapat dampak positif kerjasama ekonomi internasional, yaitu:
1) Memperluas lapangan kerja
Kerja sama ekonomi antar negara berpotensi menyebabkan terjadinya
penambahan produksi dan perluasan perusahaan. Perluasan produksi dan
perusahaan tersebut juga akan menyebabkan kebutuhan tenaga kerja
meningkat.
2) Negara dapat memenuhi kebutuhan yang tidak bisa diproduksi di dalam
negeri
Perbedaan sumber daya yang dimiliki oleh setiap negara membuat
setiap negara memproduksi barang yang tidak sama dengan kualitas yang
berbeda pula. Bahkan ada pula negara yang tidak mampu memproduksi
barang tertentu.
3) Masuknya modal asing ke dalam negeri
Kerjasama ekonomi antar negara dapat dijadikan forum untuk
mempromosikan potensi ekonomi negara. Hal ini sangat menguntungkan bagi
Indonesia, sebab dapat digunakan untuk menarik investor asing untuk
menanamkan modalnya di Indonesia.
4) Terjadinya alih teknologi
Alih teknologi itu terjadi ketika tenaga kerja Indonesia yang bekerja di
luar negeri dikenalkan dengan berbagai teknologi yang mungkin belum ada di
Indonesia.
13
impor
dan
akan
menciptakan
perdagangan
yang
saling
kemampuan akan kalah bersaing dan kehilangan pekerjaan. Maka dari itu,
untuk ke depannya skill sangat dibutuhkan dari pada sekedar selembar ijazah
yang tidak menjamin kinerja yang baik bagi pemiliknya.
5) Banyaknya TKI ilegal
Keberhasilan TKI dalam meningkatkan taraf hidup, mendorong tenaga
kerja lain menjadi TKI. Berbagai cara mereka lakukan agar dapat bekerja di
luar negeri, bahkan tanpa melalui prosedur yang seharusnya. TKI ilegal dapat
merugikan diri sendiri, selain itu juga akan mencoreng nama baik bangsa
Indonesia.
2.5.1 Kerjasama Perdagangan & Ekonomi Indonesia
Indonesia merupakan salah satu Negara yang sangat aktif turut serta
dalam berbagai kerjasama perdagangan dan ekonomi antar Negara, berikut ini
adalah beberapa kerjasama yang diikuti oleh Indonesia, yaitu :
1. ASEAN Free Trade Area ( AFTA )
ASEAN Free Trade Area atau yang lebih kita kenal dengan AFTA
merupakan salah satu kerjasama regional yang diikuti Indonesia. AFTA
terbentuk saat Konferensi Tingkat Tinggi ( KTT ) ASEAN ke-4 pada tahun
1992 di Singapura. Bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, AFTA
memiliki arti Kawasan Perdagangan Bebas Asia Tenggara. Dimana sesuai
dengan namanya, AFTA
15
16
operasional,
didefinisikan
sebagai
pencabutan
(penghapusan)
bebas.
Dimana
beberapa
Negara
sepakat
untuk
mempertahankan
atau
menghilangkan
hambatan-hambatan
19
BAB III
PENUTUP
3.1
SIMPULAN
transparansi.
Dalam GATT pada prinsipnya ada dua cara penyelesaian sengketa dagang
internasional, yakni melalui jalur diplomatik dan melalui jalur Contracting Party
GATT. Terdapat beberapa forum penyelesaian sengketa yaitu negosiasi,
penyelidikan fakta-fakta (inquiry), mediasi, konsiliasi, arbitrase, penyelesaian
melalui hukum atau melalui pengadilan. Cara-cara tersebut dipandang sebagai
bagian integral dari penyelesaian sengketa yang diakui dalam sistem hukum
nasional suatu negara, misalnya, hukum nasional Indonesia, dalam UndangUndang nomor 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa
Kerjasama perdagangan & ekonomi merupakan salah satu cara sebuah Negara
untuk memperkenalkan dirinya ke dunia Internasional. Terdapat 3 bentuk
kerjasama perdagangan & ekonomi yaitu kerjasama bilateral, regional dan
multilateral. Beberapa kerjasama yang diikuti oleh indonesia antara lain, AFTA
(ASEAN Free Trade Area), APEC (Asia Pasific Economic Coorperation), ADB
(Asian Development Bank), Masyarakat Ekonomi ASEAN, G20 (Group of
Twenty) dan lainnya Integrasi ekonomi adalah pencabutan (penghapusan)
hambatan-hambatan ekonomi diantara dua atau lebih perekonomian (negara).
Secara operasional, didefinisikan sebagai pencabutan (penghapusan) diskriminasi
dan penyatuan politik (kebijaksanaan) seperti norma, peraturan, prosedur.
Instrumennya meliputi bea masuk, pajak, mata uang, undang-undang, lembaga,
standarisasi, dan kebijaksanaan ekonomi. Ada enam tahapan kerja sama
perdagangan untuk menuju ke integrasi ekonomi, antara lain Preferential Trading
Area ( PTA ), Free Trade Area ( FTA ), Custom Union, Single Integrated Market
( Common Market ), Economic and Monetary Union, dan Complete Economic
Integration
21
DAFTAR PUSTAKA
http://oursmallthought.blogspot.co.id/2013/05/dampak-indonesia-setelah-masuk-dalamwto.html. (Diakses pada 9 Pebruari 2016)
http://www.mikirbae.com/2014/12/contoh-kerjasama-regional.html.
(Diakses
pada
Pebruari 2016)
https://saripedia.wordpress.com/tag/negara-anggota-g20/. (Diakses pada 9 Pebruari 2016)
http://www.invonesia.com/macam-macam-organisasi-internasional-dimana-indonesia-aktifberkontribusi.html. (Diakses pada 9 Pebruari 2016)
https://hotcokelat.wordpress.com/2011/04/28/integrasi-ekonomi-2/.
(Diakses
pada
Pebruari 2016)
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/04/06/17203199/WTO.Kembali.Menangkan.K
asus.Rokok.Kretek.Indonesia. (Diakses pada 9 Pebruari 2016)
http://finance.detik.com/read/2015/06/20/155929/2947769/1036/perang-ri-vs-australia-diwto-melibatkan-banyak-negara. (Diakses pada 9 Pebruari 2016)
http://depperindag.tripod.com/ind_2000/humas/pers/27121999.html.
(Diakses
pada
Pebruari 2016)
https://pujarahayu.wordpress.com/2015/07/11/kasus-kasus-yang-melibatkan-indonesia-wto/
jurnal
wikipedia
22