Anda di halaman 1dari 2

Ons (bahasa Inggris: ounce) adalah satuan massa yang memiliki beberapa definisi

tergantung dengan sistem satuannya. Kata ini berasal dari bahasa Latin uncia, satuan ukur yang
setara dengan seperdua belas pon Romawi (libra). Ons yang dikenal di Indonesia diwarisi dari
Belanda yang setara dengan 100 gram.
Pada awalnya, definisi ukuran massa Belanda tidaklah berbeda dengan negara eropa lain
seperti: inggris, jerman, itali, dll. Karena sistem ukuran imperial ini diperkenalkan oleh Charles
the Great (Charles I) pada masa kekuasaan-nya sebagai kaisar roma suci (Holy Roman Emperor).
Wilayah kekaisaran roma suci (Holy Roman Empire) dulu mencakup Eropa Barat PBB (UN)
sekarang yang juga termasuk belanda, dan itali; pada masa kekuasaan Charles.
Namun demikian, satuan imperial yang dipakai ini tidaklah eksak dan bervariasi; rata-rata
dengan konversi metrik 1 ons kurang lebih 30 gram, tergantung toko, desa, daerah, dll.
Tahun 1799, satuan unit meter dan kilogram mulai diperkenalkan pertama kali di
perancis. Yang kemudian menjadi dasar decimal pada sistem metrik (metric system)
internasional.
Tahun 1816, Belanda mulai menggunakan sistem metrik. Namun mereka tidak
menggunakan satuan metrik resmi dan memodifikasinya dengan translasi satuan imperial yang
mereka gunakan, seperti: 1 pond = 1 kg, 1 ons = 0,1 kg (100 gram), 1 mijl (mile) = 1 km, 1 el
(forearm) = 1 m, 1 duim (thumb/inch) = 1 cm, 1 bunder (acre) = 1 hectare (10000m), 1 kop
(cup/gelas) = 1 liter, dll. Demikian sistem metrik yang dimodifikasi nama satuan-nya dengan
translasi sistem imperial disebut: sistem metrik belanda (dutch metric).
Tahun 1870, sistem metrik Belanda dihapus di negerinya dan belanda mulai
menggunakan nama satuan resmi metrik (meter, liter, kilogram, dsb). Namun demikian masih
banyak satuan imperial yang digunakan penduduk belanda di negeri belanda mengakibatkan
kesalah-pahaman. Sehingga penggunaan satuan imperial (pond, ons, mijl, duim, dll) secara
formal (buku, koran, kontrak, dsb) dilarang di belanda dengan keluarnya hukum/undang-undang
IJkwet 1937. Yang tersisa dari sistem metrik belanda untuk percakapan sehari-hari (informal,
tidak legal) di belanda hanyalah ons, pond, dan bunder (acre). dimana 1 ons = 100 gram, 1 pond
= 500 gram. Dengan demikian di belanda sendiri ons/pond tidaklah lagi digunakan secara
legal/sah namun hanyalah informal percakapan sehari hari saja sejak 1870 hingga pelarangan
secara hukum pada 1937.
Sedangkan di Indonesia, sebagai koloni belanda, pada tahun 1820 metrik belanda (1 ons
= 100 gram) mulai diwariskan, diterapkan dan diajarkan sejak pemulaan sekolah dasar (SD).
Namun pada waktu metrik belanda dihapus, usaha penyeragaman sistem metrik sudah dilakukan
sejak tahun 1923 secara bertahap. Dengan masa peralihan selama10 tahun, yang dalam
pelaksanaannya adalah 15 tahun, maka sejak 1938 berlaku satuan metrik yang menggantikan
satuan tradisional seperti elo, kati, tael, dsb.

Tapi penggunaan satuan tradisional masih belum dilarang sampai UU No.2 tahun 1981.
Dimana UU No.2 tahun 1981 melarang satuan seperti pond, ons, dll yang tidak dicakup di
Ijkordonnantie 1949 Staatsblad Nomor 175 untuk melindungi agar tidak ada pihak yang
dirugikan.
Namun 30 tahun lebih sejak UU no. 2 tahun 1981 di Kamus Besar Bahasa Indonesia dan
buku mata pelajaran resmi Sekolah Dasar Indonesia masih mencatat bahwa ons adalah satuan
ukuran berat (massa) sebesar 100 (seratus) gram, dan tidak sebagai sejarah dan penjelasan
lengkap bahwa penggunaanya tidak lagi legal dan hanya sebagai sejarah tradisional seperti
dimana UU no.2 tahun 1981 melarang penggunaan satuan lain selain satuan metrik internasional
(Sistem Internasional (SI)) sesuai konvensi meter.

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa satuan "ons" tidak termasuk satuan
resmi di Indonesia. Mungkin lebih tepat kalau satuan "ons Belanda" disebut sebagai satuan
"tradisional" yang bisa digunakan dalam kegiatan sehari-hari karena aspek sejarahnya, tetapi
tidak bisa digunakan untuk keperluan resmi atau hal-hal yang bersifat legal. Contohnya,
timbangan yang digunakan untuk keperluan perdagangan harus menggunakan satuan gram atau
kilogram, tidak boleh menunjukkan satuan ons. Begitu juga barang-barang yang dijual dalam
keadaan terbungkus (BDKT), jika bobotnya dituliskan pada kemasannya, harus dituliskan dalam
satuan gram atau kilogram. Hal ini adalah amanat undang-undang yang berlaku saat ini.

Anda mungkin juga menyukai