Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
JUDUL PRAKTIKUM
KELOMPOK
: V (LIMA)
NAMA ANGGOTA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
DOSEN PEMBIMBING
(06101381320010)
(06101281320012)
(06101381320006)
(06101381320022)
(06101381320026)
(06101381320027)
Praktikum ke
Tanggal praktikum
Judul Praktikum
Tujuan Praktikum
V.
: VII
: 29 Maret 2016
: Senyawa Kompleks Kromium
: Mengenai berbagai reaksi pembentukan senyawa
kompleks kromium (III) dan beberapa reaksi karakteristik
senyawa kromium.
:
Dasar Teori
A. Pengertian Kromiun
Kromium merupakan salah satu logam transisi yang pentingm, ditemukan pada
tahun 1797 oleh Vauquelin. Krom merupakan logam yang keras, tahan karat, serta
memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi. Sepuhan Kromium banyak digunakan
pada peralatan sehari-hari karena lapisan kromium ini sangat indah, keras, dan
melindungi logam lain dari kororsi. Kromium juga penting dalam paduan logam dan
digunakan dalam pembuatan stainless steel. Senyawa kromium mempunyai warna yang
sangat menarik dan digunakan sebagai pigmen seperti kuning krom (timbal(II) kromat)
dan hijau krom (kromium(III) hidroksida).
Kromium adalah elemen yang secara alamiah ditemukan dalam konsentrasi yang
rendah di batuan, hewan, tanaman, tanah, debu vulkanik dan juga gas. Kromium terdapat
di alam dalam beberapa bentuk senyawa yang berbeda. Bentuk yang paling umum adalah
kromium (0), kromium (III) dan kromium (VI). Kromium (VI) dan kromium (0)
umumnya dihasilkan dari proses industri. Kromium (III) terdapat di alam secara alamiah
dan merupakan salah satu unsur nutrisi yang penting bagi manusia. Kromium (VI) dan
kromium (0) umumnya dihasilkan dari proses industri. Kromium adalah logam baja
berwarna abu-abu, ditambang dalam bentuk biji kromit, tidak berbau dan mengkilat.
Kromium stabil pada tekanan dan temperature normal. Kromium dalam konsentrasi
tertentu bersifat racun bagi manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Kromium relatif stabil di udara dan air, tetapi setelah kontak dengan biota, air,
udara dam tanah, akan berubah menjadi bentuk kromium trivalen. Diperkirakan substansi
kromium didalam lingkungan sekitar 6,7 x 106 kg/tahun. Senyawa kromium masingmasing mempunyai peranan yang berbeda di lingkungan dan efek yang berbeda pula
terhadap kesehatan manusia sesuai dengan bilangan oksidasinya. Dilaporkan bahwa krom
(VI) merupakan senyawa krom yang paling berbahaya (misalnya Kalium Chromat
K2CrO4 atau CrO3).
Kromium di alam berada dalam bentuk senyawa : kromik sulfat, kromik oksida,
kromik klorida, kromik trivalent, kalsium kromat, timbale kromat, kalium dikromat,
natrium dikromat, seng kromat.
B. Sifat-sifat kromium:
Merupakan logam pasif berwarna putih perak dan lembek jika dalam keadaan
murninya.
Tahan terhadap korosi karena reaksi dengan udara menghasilkan Cr2O3 yang bersifat
nonpori
oksidanya berbeda beda tergantung jenis dan jumlah atom yang diikatnya.
Titik leleh : 1900 C
Titik didih : 2690 C
Mempunyai tingkat oksidasi +3, +2, +6
CrO2 bersifat konduktor dan magnetic
Tahan terhadap panas
C. Reaksi dan persenyaawan kromium meliputi kromium dengan bilangan oksidasi +2,
+3, dan +6 (Hiskia, 2001).
1. Kromium +2
Logam kromium dapat larut dalam larutan asam klorida atau asam sulfat
membentuk larutan [Cr(H2O)6]2+, berwarna biru langit,
Cr(s) + 2H+(aq) Cr2+(aq) + H2(aq)
Ion kromium(II), Cr2+, dapat juga terbertuk jika larutan kromium(VI) (misalnya kromat
atau dikromat) atau ion kromium(III) direduksi oleh seng dan asam klorida.
Pembentukan dari dikromat(VI) disertai perubahan warna yang menarik. Di
dalam larutan ion kromium(II) adalah reduktor kuat dan mudah dioksidasi di udara
menjadi senyawa kromium (III). Cr3+(aq) + e
Cr2+(aq)
E = -0,41 V.
Oleh karena itu ion ini mudah dioksidasi oleh udara menurut reaksi
2Cr2+(aq) + 4H+(aq) + O2(g) 2Cr3+(aq) + H2O(l). Ion Cr2+(aq) dapat juga
bereaksi dengan H+(aq) dan juga dengan air apabila terdapat katalis berupa serbuk logam,
2Cr2+(aq) + H2O(l) 2Cr3+(aq) + 2OH-(aq) + H2(g)
2Cr2+ + 2H+(aq)
2Cr3+(aq) + H2(g)
2. Kromium +3
Ion kromium(III) adalah ion yang paling stabil diantara kation logam dan transisi
yang mempunyai bolangan oksidasi +3. Dalam larutan, ion ini terdapat sebagai
[Cr(H2O)6]3+ dengan warna ungu. Jika H2O diganti dengan ion klorida maka akan terjadi
perubahan warna. Misalnya: ion [Cr(H2O)5]2+berwarna hijau muda, sedangkan ion
[Cr(H2O)4Cl2] + berwarna hijau tua.
3. Kromium +6
Kromium(VI) oksida, CrO3, bersifat asam sehingga dapat bereaksi dengan basa
membentuk ion kromat(VI), CrO3(s) + 2OH(aq) Cr2O4(aq) + H2O(l).
Kromium(III) hidroksida dioksidasi dengan Na2O2 menghasilkan ion kromat yang
berwarna kuning, menurut reaksi 2Cr(OH)3 + 3 Na2O2 + 2H+(aq) 2CrO42- (aq) +
6Na+(aq) + 4H2O (l). Dalam larutan asam, ion kromat ataupun ion dikromat bersifat
oksidator kua menurut reaksi :
Cr2O72-(aq) + 14H+(aq) + 6e 2Cr3+(aq) + 7H2O(l)
E = +1,33 V sedangkan
E = -0,13 V
Etanol, C2H5OH, dapat mereduksi ion kromat yang berwarna jingga menjadi ion
kromium(III) yang berwarna hijau. Tahapan perubahan reaksi ditandai dengan perubahan
warna coklat campuran antara warna hijau dan jingga, 2Cr2O72(aq) + 3C2H5OH(g) +
16H+(aq) 4Cr3+(aq) +3CH3COOH(aq) + 11H2O(l)
D. Pembentukan Senyawa Kompleks
Kromium(III) dapat membentuk banyak kompleks khususnya dengan bilangan
koordinasi 6. Hal ini disebabkan karena adanya kelembapan kinetik yang relatif dalam
larutan aqua (Cotton dan Wilkinson, 2007). Berdasarkan hal tersebut mendorong para
kimiawan klasik untuk mensintesis maupun mengisolasi senyawa kompleks dengan
melibatkan kromium. Selain itu, persenyawaan kromium dapat bertahan dalam larutan,
bahkan secara termodinamik tidak stabil.
Kromium(III) dapat membentuk kompleks dengan warna yang menarik.
Misalnya: ion kompleks [Cr(H2O)6]3+, pada kompleks ini perubahan warna Cr(III) sangat
menarik. Kompleks tersebut berwarna ungu, akan tetapi bila dipanaskan menjadi hijau
karena mengakibatkan terbentuknya kompleks seperti [Cr(H2O)4Cl2]+ dan
[Cr(H2O)5SO4]+. Pada suhu kamar, kompleks yang berwarna hijau terurai, dan kembali
menjadi warna ungu.
E. Proses Pembuatan Kromium
Logam krom dibuat menurut proses goldschmidt dengan jalan mereduksi
Cr2O3 dengan logam aluminium. Reaksinya:
Cr2O3 (s) + 2Al(s) Al2O3(s) + 2Cr(s)
VI.
Alat
Gelas ukur (10 ml),
Kertas pH
Pemanas
Kertas saring
Gelas kimia (100 ml)
Tabung reaksi
Bahan
Larutan encer natrium hidroksida
(0,1 M)
Larutan hydrogen peroksida (10%
Perlakuan
Mengamati warna larutan
3 ml K2CrO4 (0.1 M) + 3 ml
H2SO4 (0,1M) + NaOH (0.1M)
sedikit demi sedikit hingga
berlebih
10
11
IX.
Persamaan Reaksi
Hasil Pengamatan
K2CrO4 K+ + CrO42(kuning)
K2Cr2O7 K+ + Cr2O72(orange)
K2CrO4 + H2SO4 orange + NaOH Terdapat 2 lapisan
(Kuning) (Bening)
(berlebih) bawah (orange)
atas (kuning)
K2CrO4 + H2SO4
orange + H2O2 Larutan tak
(kuning) (tak berwarna)
berwarna
terdapat 2
lapisan atas
(bening)
bawah
orange)
K2CrO4 + batu didih
tak terjadi perubahan + zn
(kuning) putih padatan)
(serbuk
abuabu)
hijau terdapat endapan + HCl
terdapat
(tak berwarna)
(tak berwarna)
gelembung
gas
(tabung
terasa panas)
1.
2.
3.
4.
X.
Analisa Data
1) Membuat larutan encer natrium hidroksida (0,1 M)
M1V1 =M2V2
1 M V 1 = 0,1 M 100 ml
0,1 M 100 ml
V1
=
1M
V1
= 10 ml
Melarutkan 10 ml NaOH ke dalam aquades dengan labu takar 100 ml
2) Membuat larutan hydrogen peroksida (10% atau 30% vol)
ml H2O2
= 30% 100 ml
= 30 ml
Melarutkan 30 ml H2O2 ke dalam aquades dengan labu takar 100 ml
3) Membuat larutan kalium kromat (0,1 M)
M1V1 =M2V2
1 M V 1 = 0,1 M 100 ml
0,1 M 100 ml
V1
=
1M
V1
= 10 ml
Melarutkan 10 ml K2CrO4 ke dalam aquades dengan labu takar 100 ml
4) Membuat larutan kalium dikromat (0,1 M)
M1V1 =M2V2
1 M V 1 = 0,1 M 100 ml
0,1 M 100 ml
V1
=
1M
V1
= 10 ml
Melarutkan 10 ml K2Cr2O7 ke dalam aquades dengan labu takar 100 ml
5) Membuat larutan asam klorida (0,5 M)
M1V1 =M2V2
1 M V 1 = 0,5 M 100 ml
0,5 M 50 ml
V1
=
1M
V1
= 25 ml
Melarutkan 25 ml HCl ke dalam aquades dengan labu takar 50 ml
XI.
Pembahasan
Pada percobaan kali ini tentang Senyawa Kompleks Kromium. Percobaan
pertama mengamati warna larutan dari K2CrO4 dan K2CrO7. Berdasarkan hasil pegamatan
diketahui K2CrO4 (kalium kromat) yang terionisasi menajdi K + CrO4-2, sedangkan
K2CrO7 (kalium dikromat) berwarna orange yang terionisasi menjadi K+ + Cr2O7-2 dengan
masing-masing mempunyai stereokimiawi tetrahedron dan dua tetrahedron yang
bersekutu pada salah satu titik sudutnya. Menurut literatur larutan yang mengandung ion
kromat yang berwarna kuning bila diasamakan, akan diperoleh larutan yang berwarna
merah jingga karena ion CrO42- berubah menjadi Cr2O72-.
Pada percobaan yang ke dua 3 ml K2CrO4 (0.1 M) ditambah H2SO4 (0,1M)
menghasilkan larutan berwarna orange dan setelah ditambah NaOH (0.1M) sedikit demi
sedikit hingga berlebih mengahasilkan larutan berwarna kuning hal ini terjadi karena
Kromium (VI) oksida, CrO3, bersifat asam sehingga dapat bereaksi dengan basa
membentuk ion kromat(VI), menurut reaki CrO3(s) + 2OH(aq) Cr2O4(aq) +
H2O(l). Kromium (III) hidroksida dioksidasi dengan Na2O2 menghasilkan ion kromat
yang berwarna kuning, menurut reaksi 2Cr(OH)3 + 3 Na2O2 + 2H+(aq)
2CrO42- (aq) + 6Na+(aq) + 4H2O (l).
Kesimpulan
Berdasrkan percobaan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Dari hasil pengamatan K2CrO4 (kalium kromat) berwarna kuning dan K2CrO7 (kalium
dikromat) berwarna orange
2. Krom (III) hidroksida dapat dioksidasi oleh Na2O2 menghasilkan ion kromat yang
berwarna kuning.
3. Pengasaman ion kromat akan menghasilkan ion dikromat yang berwarna jingga.
4. Fungsi batu didih pada percobaan ini untuk meratakan panas sehingga panas menjadi
homogen pada seluruh bagian larutan.
XIV. Lampiran
XV.
XVI.
XVII.
XVIII.
XIX.
XX.
XXI.
XXII.
XXIII.
XXIV.
XXV.
XXVI.
XXVII.