PEMBAHASAN
A. Sindrom Klinefelter
1. Pengertian
Sindrom Klinefelter merupakan salah satu jenis penyakit gangguan
genetika. Kondisi ini diderita oleh laki-laki yang dilahirkan dengan
kromosom X tambahan. Kromosom berfungsi untuk menentukan jenis
kelamin bayi, di mana bayi laki-laki memiliki susunan kromosom XY,
sedangkan bayi perempuan XX. Pada penderita sindrom Klinefelter,
susunan kromosom yang terbentuk di tubuh mereka adalah XXY, dengan
kata lain mereka memiliki duplikat kromosom X. Akibat duplikasi
kromosom X ini, penderita sindrom klinefelter akan memiliki beberapa
karakteristik yang tidak biasa ditemukan pada laki-laki sejati (hanya ada
pada karakteristik perempuan). Sindrom Klinefelter bukan merupakan
penyakit turunan. Kondisi yang diidap oleh satu dari enam ratus bayi lakilaki ini terjadi secara acak sejak pembentukan sperma atau telur pada
orang tua, atau saat bayi dalam kandungan. (alodokter.com)
Sindrom Klinefelter adalah kelainan genetik pada laki-laki yang
diakibatkan oleh kelebihan kromosom X.[1] Laki-laki normal memiliki
kromosom seks berupa XY, namun penderita sindrom klinefelter
umumnya memiliki kromosom seks XXY.[1] Penderita sindrom klinefelter
akan mengalami infertilitas, keterbelakangan mental, dan gangguan
perkembangan ciri-ciri fisik yang diantaranya berupa ginekomastia
(perbesaran kelenjar susu dan berefek pada perbesaran payudara).
(wikipedia.org)
2. Sejarah
Laporan pertama mengenai sindrom klinefelter dipublikasikan oleh
Harry Klinefelter dan rekannya di Rumah Sakit Massachusetts, Boston.
Ketika itu tercatat 9 pasien laik-laki yang memiliki payudara membesar,
rambut
pada
tubuh
dan
wajah
sedikit,
testis
mengecil,
dan
3. Etiologi
Laki-laki biasanya mempunyai satu kromosom X dan satu
kromosom Y, mereka yang mengidap sindrom Klinefelter mempunyai
kurang lebih satu tambahan kromosom X. Untuk alasan itu,mereka
mungkin digambarkan sebagai pria dengan XXY atau pria dengan sindrom
XXY. Pada kasus-kasus yang jarang, beberapa pria dengan sindrom
Klinefelter memiliki sebanyak tiga atau empat kromosom X atau satu atau
lebih tambahan kromosom Y.Kelebihan kromosom X pada laki-laki terjadi
karena terjadinya non disjungsi meiosis (meiotic non disjunction)
kromosom seks selama terjadi gametogenesis (pembentukan gamet) pada
salah satu orang tua. Non disjungsi meiosis adalah kegagalan sepasang
kromosom seks untuk memisah (disjungsi) selama proses meiosis terjadi.
Akibatnya, sepasang kromosom tersebut akan diturunkan kepada sel
anaknya, sehingga terjadi kelebihan kromosom seks pada anak.
Sebesar 40% non disjungsi meiosis terjadi pada ayah, dan 60%
kemungkinan terjadi pada ibu. Sebagian besar penderita sindrom
klinefelter
memiliki
kromosom
XXY,
namun
ada
pula
yang
terapi obat pengganti hormon testosteron dapat dianjurkan oleh dokter bila
diperlukan untuk membantu menormalkan perkembangan pubertas, seperti
massa otot, pertumbuhan bulu-bulu di badan dan wajah, serta suara berat.
Selain terapi obat pengganti hormon testosteron, jenis - jenis
pengobatan sindrom Klinefelter lainnya adalah:
a.
b.
c.
d.
Pengobatan infertilitas
Operasi untuk membuang kelebihan jaringan pada payudara.
Fisioterapi.
Terapi untuk memberikan edukasi serta dukungan secara perilaku
maupun emosi.
e. Terapi bicara dan bahasa
f. Konsultasi untuk membantu psikologis pasien menghadapi gejala
kemandulan.
7. Komplikasi
Ada beberapa risiko komplikasi yang kemungkinan bisa dialami
oleh pria dewasa penderita sindrom Klinefelter, salah satunya adalah
gangguan autoimun atau kondisi di mana sistem kekebalan tubuh berbalik
menyerang jaringan tubuh. Contoh penyakit gangguan autoimun adalah
lupus dan diabetes tipe 1.
Selain gangguan autoimun, komplikasi yang bisa dialami sindrom
ini adalah penyakit paru - paru, varises, dan masalah pembuluh darah
lainnya.
B. Sindrom Down
1. Pengertian
Sindrom
down
adalah
suatu
kondisi
keterbelakangan
pada tahun 1866 oleh Dr.John Longdon Down. Karena ciri-ciri yang
tampak aneh seperti tinggi badan yang relative pendek, kepala mengecil,
hidung yang datar menyerupai orang Mongoloid maka sering juga dikenal
dengan mongolisme. (Wikipedia.org)
Down
Syndrom (Down
syndrome)
adalah
suatu
kondisi
Down
adalah
suatu
kondisi
keterbelakangan
menurun.
Hal
ini
dibuktikan
dengan
penelitian
30% ibu yang melahirkan anak dengan sindrom down adalah ibu
yang pernah mengalami radiasi pada daerah perut. Sehingga dapat
terjadi mutasi gen.
3) Infeksi
Infeksi juga dikaitkan dengan sindrom down, tetapi sampai saat ini
belum ada ahli yang mampu menemukan virus yang menyebabkan
sindrom down ini.
4) Autoimun
Penelitian Fial kow (dikutip dari Puechel dkk, dalam buku tumbuh
kembang
anak
karangan
Soetjiningsih)
secara
konsisten
3. Manifestasi Klinis
Gejala yang muncul akibat sindrom down dapat bervariasi mulai
dari yang tidak tampak sama sekali, tampak minimal sampai muncul tanda
yang khas. Penderita dengan tanda khas sangat mudah dikenali dengan
adanya penampilan fisik yang menonjol berupa bentuk kepala yang relatif
kecil dari normal (microchephaly) dengan bagian anteroposterior kepala
mendatar. Pada bagian wajah biasanya tampak sela hidung yang datar,
mulut yang mengecil dan lidah yang menonjol keluar (macroglossia).
Seringkali mata menjadi sipit dengan sudut bagian tengah membentuk
lipatan (epicanthal folds). Tanda klinis pada bagian tubuh lainnya berupa
tangan yang pendek termasuk ruas jari-jarinya serta jarak antara jari
pertama dan kedua baik pada tangan maupun kaki melebar.
Sementara
itu
lapisan
kulit
biasanya
tampak
keriput
dengan
melakukan
pemeriksaan
kromosom
melalui
4. Diagnosis
Pemeriksaan diagnostik digunakan ntuk mendeteksi adanya
kelainan sindrom down, ada beberapa pemeriksaan yang dapat membantu
menegakkan diagnosa ini, antara lain:
XHXH
><
XhY
Gamet :
XH, XH
F1
Xh, Y
pembawa),
(Wanita
laki normal).
Jadi, perbandingan wanita pembawa dengan laki laki normal
adalah 1 : 1.
b.
XHXh
><
X HY
Gamet :
XH, Xh
F1
XH,Y
10
XHXH
(Wanita
Normal),
XHXh
(Wanita
11