PEMBUATAN IKLAN
Tahun ajaran 2016
Disusun oleh :
Irma Yanti (44114010120)
Elfa Triana (44114010067)
Reddy Yansah (44113010144)
Akson
Tony
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Sosiologi Komunikasi ini dengan baik. Makalah ini
bertemakan tentang Komunikasi dan Masalah Sosial. Dimana kami akan menjelaskan
bagaimana hubungan komunikasi dan masalah sosial di media massa. Tidak lupa pula kami
mengucapkan terimakasih kepada ibu
tugas membuat makalah ini agar kita lebih memahami bagaimana Hubungan komunikasi dan
masalah sosial terjadi dan juga semua yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini dimasa yang
akan datang.
LATAR BELAKANG
Bagian pemasaran (sales-marketing) memegang peran sangat penting dalam mendorong
kemajuan media penyiaran, bahkan berperan sangat menentukan dalam kelangsungan hidup
media penyiaran komersil. Sukses atau gagalnya departemen pemasaran dalam menjalankan
fungsinya akan menentukan apakah suatu stasiun penyiaran akan tetap mengudara atau
tenggelam.
Media penyiaran adalah tempat untuk beriklan, pemasaran waktu siaran (air time) merupakan
sumber pendapatan utama bagi media penyiaran. Departemen pemasaran bertanggung jawab
menjual waktu siaran kepada para pemasang iklan. seringkali dikatakan bahwa bagian
pemasaran merupakan tempat untuk mengumpulkan uang. Target kerja setiap media penyiaran
ialah mampu membayar setiap tagihan dan sekaligus mendapat keuntungan dari kegiatannya.
Departemen pemasaran adalah sumber utama pendapatan media penyiaran. Namun demikian
kemampuan bagian ini unyuk menjual waktu siaran sangat tergantung pada keberhasilan
bagian program dalam menarik audien, khususnya audien yang diinginkan pemasang iklan.
program yang bagus akan menarik audien yang pada gilirannya akan menarik pemasang iklan
dan memberikan pendapatan bagi media penyiaran bersangkutan.
Semakin besar pendapatan yang diperoleh, semakin besar dana yang tersedia untuk
memproduksi atau membeli program yang lebih baik. Departemen program dan departemen
pemasaran menjadi dua bagian yang sangat penting pada media penyiaran yang berpengaruh
besar terhadap kekuatan keuangan stasiun penyiaran.
Periklanan di Televisi
Televisi merupakan salah satu media massa yang cukup diminati oleh
para advertiser (pengiklan) karena salah satu keunggulan media massa televisi adalah
menciptakan daya rangsang yang kuat pada khalayak dibandingkan jenis media massa lainnya.
Dengan memasang iklan di media massa televisi juga dapat memvisualisasikan atau
mendemontrasikan produk atau jasa yang diperjualbelikan. Industri televisi swasta juga tak bisa
lepas dari keberadaan para advertiser (pengiklan) ini karena untuk menghidupi industri yang
begitu besar ini tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit sehingga membutuhkan
keuntungan yang cukup besar. Sedangkan satu-satunya penghasilan dari industri televisi
swasta adalah dari para advertiser (pengiklan). Sehingga keberadaan kedua pihak ini
merupakan simbiosis mutualisme (saling menguntungkan).
Sejarah Iklan Televisi
Dalam buku Cakap Kecap yang diterbitkan Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia
(2004), sejarah iklan pertelevisian Indonesia dimulai saat Televisi Republik Indonesia (TVRI)
menayangkan program Manasuka Siaran Niaga pada pertengahan tahun 1970-an. Program
berdurasi setengah jam ini ditayangkan dua kali perhari. Program ini menarik minat pengiklan
yang rela membayar mahal agar iklannya bisa ditayangkan di TVRI. Para pengiklan sadar betul
bahwa iklan televisi lebih efektif dan bisa menjangkau seluruh warga di berbagai pelosok
Indonesia. Para pengiklan berebut agar mendapatkan tempat penayangan. Akan tetapi, akibat
terbatasnya porsi untuk beriklan, tidak semua pengiklan tertampung di dalamnya. Karenanya,
para pengiklan kembali melirik alternatif media beriklan.
Pada 5 Januari 1981, Presiden Soeharto mengumumkan bahwa siaran niaga di televisi dilarang
setelah 1 April 1981. Langkah itu diambil untuk lebih mengarahkan televisi agar membantu
program pembangunan nasional dan menghindarkan efek buruk (iklan) yang tidak mendukung
semangat pembangunan. Alasan lain yang disebut sebut melatarbelakangi keputusan itu
adalah supaya ada pemerataan iklan, terutama media cetak. Bagi TVRI, pelarangan itu
menghapus pemasukan antara Rp 17-20 Miliar per tahun. Akibatnya, pola acara televisi
membosankan. Sejak tahun 1981 TVRI hidup dari subsidi pemerintah dan sponsor.
Sejak terjadinya revolusi industri yang dinilai sebagai awal dari peradaban penerapan teknologi
dalam kehidupan masayarakat, dianggap turut melatar belakangi atas lahirnya perilaku dan
budaya industri modern. Berbagai macam penemuan teknologi dan terus mengalami
perkembangan secara segnifikan dari tahun ke tahun, menyebabkan perkembangan industri
mengalami peningkatan, hal tersebut berpengaruh pada meroketnya tingkat peradaban
manusia di muka bumi ini. Dari perkembangan teknologi tersebut, ternyata perkembangan
teknologi informasi dan multimedia mengalami peningkatan yang signifikan.
Media audio visual dalam bentuk televisi, video dan film, yang paling banyak perkembangannya
dibandingkan dengan media lainnya. Sehingga eksistensinya dianggap media yang paling
banyak direspon aktifitasnya oleh masyarakat, hingga keberadaanya tak terlepas dari aktifitas
masyarakat.
Media televisi dianggap sebagai senjata yang ampuh dalam mempengaruhi alam pikiran dan
paradigma masyarakat tentang sesuatu hal, lewat beragam isi program acaranya, televisi telah
mampuh menggiring persepsi pemirsa dan meyakinkanya tentang program acara yang
disiarkan itu, hingga gaya hidup masyarakatpun dapat tercipta sebagai cerminan atas
pengaruh dari tayangannya.
Beraneka ragam tayangan yang telah direkonstruksi sedemikian rupa, hingga tanpa terasa apa
yang dikonstruksikan oleh media televisi itu, seolah-olah menjadi suatu kenyataan yang
sebenarnya. Begitu dasyatnya angin kencang yang ditiupkan oleh media televisi dengan
representasi program acaranya yang notabene sebagai ikon dari kebutuhan hidup masyarakat
modern itu, telah menerjang siapa saja yang ada didepannnya entah anak-anak, remaja
maupun orang tua.
Televisi sebagai sarana informasi suatu produk konsumen telah menjadi trend center
masyarakat, hingga dapat menimbulkan permainan pasar dalam perekonomian kapitalis, yang
dapat menggiring pemirsa kearah kehidupan konsumtif hingga melahirkan masyarakat hedonis.
Kenyataan ini, telah dimanfaatkan oleh para pemegang kekusaan dalam permainan pasar
dengan melibatkan orang terkenal, misalnya artis populer serta peran media sebagai penunjang
Para pemasang iklan di media televisi telah menjalin hubungan yang erat dengan industri
televisi, karena keberadaan media ini dianggap sebagai suatu sarana yang ampuh untuk
menyampaikan pesan-pesan provokatif terhadap target audiens sebagai mangsanya. Peran
iklan televise lah yang membuat siaran televisi tetap hidup dan bisa bertahan dalam
melangsungkan program penyiarannya. Televisi dan iklan dapat diibaratkan burung jalak
dengan badak yang saling menguntungkan, dimana burung jalak mendapat makanan dari kutukutu yang menempell di tubuh badak, sementara si badak tidak perlu repot membersihkan
badanya, mungkin binatang lain tentunya akan berguling-guling dalam membersihkan kutukutunya. Demikian juga dengan kaiatan antara televisi dan iklan, di mana keduanya merupakan
menyatunya dua kepentingan dari segmentasi pasar yang hampir sama. Hal ini dapat diartikan
bahwa iklan memerlukan media sebagai sarana penyampaian produk yang akan diinformasikan
kepada masyarakat luas, sementara televisi membutuhkan iklan guna pembiayaan operasional
dan pengembangan program siarannya.
Dalam sudut pandang komunikasi, iklan merupakan pesan yang disebar luaskan kepada
khalayak untuk memberikan sesuatu atau menawarkan atau jasa melalui media (Onong,
1989). Penciptaan iklan televisi yang membawa pesan-pesan suatu produk, dan dalam
pengemasannya memakai cara-cara pendekatan secara persuasif dalam merayu, membujuk
dan meyakinkan para konsumennya untuk memakai dari produk yang diiklankan. Cara-cara ini
merupakan suatu strategi dalam mempengaruhi dan melumpuhkan pikiran konsumennya,
bukan dengan cara kekerasan, melainkan melalui pendekatan dengan penanaman ideologinya
yang terselip dalam pencitraan produk, hingga konsumen bertekuk lutut untuk mau mengikuti
ajakannya tanpa harus mengkritisinya. Inilah yang dikatakan oleh Jacques Ellul tentang
propaganda, suatu cara untuk mencapai kekuasaan dengan cara memanipulasi secara
psikologis suatu kelompok atau massa, atau dengan cara menggunakan kekuatan ini dengan
dukungan dari massa (Marlin, 2002: 19).
Tidak sedikit masyarakat yang termakan oleh ideologi iklan, lewat tayangan televisi yang
dikemas dan dikonstruksi sedemikian rupa serta penyampaiannya begitu menarik dan atraktif,
hingga masyarakat langsung percaya dan meyakini tentang keistimewaan dari produk yang
ditawarkan. Dalam perancangannya, iklan televisi tak luput dari siklus trend yang berkembanmg
dimasyarakat, para kreator iklan sering menangkap isu yang bergaung dan menjadi polemik di
masyarakat, untuk kemudian diangkat menjadi suatu konsep dalam perancangannya. Iklan
televisi dewasa ini telah menjadi produk komuditas baru yang mampu memenuhi keinginan
para pemirsa dan tanpa disadari apa yang tervisualisasi di hadapan mata, adalah hasil
penciptaan suatu realitas baru yang telah dikonstruksi ke dalam dunia maya itu, telah
mengantarkan alam persepsi pemirsa mengisyaratkan bahwa realitas imajinatif tersebut seolaholah apa yang mereka lihat adalah cerminan keaadaan yang sebenarnya. Persepsi inilah yang
muncul dalam pikiran pemirsa, hingga masyarakat selaku target iklan, mau memakai produknya
dan menghegemoni dalam kehidupan masyarakat luas melalui praktik-praktik ekonomi, sosial
dan budaya kapitalisme yang mencerminkan budaya baru dalam lingkugan masyarakat
kapitalis.
Jenis- Jenis Iklan
Iklan dapat dibedakan berdasarkan beberapa hal, dalam pembelajaran ini disajikan jenis iklan
berdasarkan media yang digunakan dan tujuan iklan. Berdasarkan jenis media yang digunakan,
iklan dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Iklan Cetak
Iklan cetak adalah jenis iklan yang dipublikasikan menggunakan media cetak seperti Koran,
majalah, tabloid, dan lain- lain. berdasarkan ruang yang digunakan dalam media surat kabar,
majalah,tabloid, iklan dikenal dalam 3 bentuk yaitu:
a. Iklan Baris
Iklan baris adalah iklan yang hanya dibuat dalam beberapa baris, umumnya terdiri atas 3-4
baris dengan luas tidak lebih dari satu kolom. Biayanya reletif lebih murah, dihitung perbaris.
Untuk menghemat biaya dan semua informasi dapat tersampaikan, bahasa yang digunakan
dalam iklan ini umumya disingkat , penuh makna, dan sederhana. Hal yang di iklankan dalam
iklan baris biasanya iklan lowongan pekerjaan, barang dan jasa dll.
b. Iklan Kolom
Iklan kolom adalah iklan yang dibuat dalam bentuk kolom. Iklan ini lebih tinggi dari pada iklan
baris. Terkadang iklan ini juga dilengkapi dengan gambar, simbol, atau lambang yang
mendukung isi iklan. Hal yang di iklan kan berupa iklan barang dan jasa, loker dan lain- lain.
2. Iklan Advertorial
Iklan advertorial adalah jenis iklan yang dikemas seperti berita.
3. Iklan Display
Dilihat dari bentuk, iklan display lebih besar dari pada iklan kolom. Dalam iklan ini, ditampilkan
gambar dan tulisan yang lebih besar.
4. Iklan elektronik
Iklan elektronik adalah iklan yang dipublikasikan dalam media elektronik. Iklan elektronik dapat
digolongkan menjadi:
a. Iklan Radio
Iklan radio adalah iklan yang dipublikasikan melalui radio berupa kombinasi dari bunyi katakata (voice) dan efek suara (sound effect) dan iklan ini hanya di dengar.
b. Iklan televisi
Iklan televisi adalah iklan yang dipublikasikan melalui televisi berupa kombinasi dari suara,
gambar, dan juga gerak. Iklan ini dapat dilihat dan juga bisa didengar.
c. Iklan internet
Iklan internet adalah iklan yang dipublikasikan melalui internet beragam. Ada yang didengar,
dan juga ada pula yang di dengar.
Selain dibedakan berdasarkan jenis media yang digunakan , iklan juga bisa dibedakan
komunikasi, eksekusi ini termasuk dalam proses encoding, yaitu penerjemahan pesan ke dalam
simbol-simbol. Tiga hal yang menjadi bagian iklan secara utuh, yaitu apa yang disampaikan
(message), alasan justifikasi agar diminati, diinginkan, dan dipercaya konsumen (appeal), dan
kombinasi berbagai cara untuk menarik perhatian dan keyakinan yang secara kompatibel
berlangsung bersama appeal.
D. Bentuk iklan
Dalam dunia penyiaran, bentuk iklan dibedakan menjadi: (1) iklan langsung (hard selling), (2)
sponsor program, (3) pariwara dalam bentuk program, misalnya acara advertorial dunia usaha
yang berisi feature suatu perusahaan atau produknya, (4) aktivitas luar studio (off air) yang
kemudian dimuat diberita atau pernak-perniknya.
E. Tujuan iklan
Dalam perkembangannya, tujuan iklan bukan hanya untuk meraih konsumen (hard selling),
tetapi menjadi pendorong hasrat konsumen untuk loyal pada merek (brand image), bukan
sekedar mengonsumsi produk atau menggunakan jasa. Iklan merupakan alat utama dalam
brand strategy, kampanye untuk menciptakan image suatu produk.
Iklan terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1.
Iklan informatif. Iklan ini dianggap sangat penting untuk peluncuran kategori produk baru.
Tujuannya adalah:
2.
Tujuannya yaitu:
3.
F.
Mengingatkan pembeli bahwa produk yang dibutuhkan tersedia dalam waktu dekat.
Mengingat pembeli akan tempat-tempat outlet penjualan.
Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada promosi harga murah.
Menjaga agar ngatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan itu.
Pesan iklan
Pesan iklan seharusnya bermula dari konsep produk yang kuat, sebab yang hendak
dikomunikasikan dalam pesan adalah benefit produk. Dalam perjalanan waktu, pemasar dapat
mengubah-ubah pesan iklan, khususnya jika konsumen merasa benefit yang lama sudah tidak
dipersepsi sebagai faktor diferensiasi produk dan ingin menggali benefit baru yang berbeda dari
produk tersebut.
Penulis iklan memang dituntut untuk kreatif. Sehubungan dengan hal itu biasanya digunakan
beberapa metode yang digunakan, yaitu: metode induktif dilakukan dengan cara mewawancarai
pelanggan, dealer, pakar, dan bahkan pesaing. Sedangkan metode deduktif, yaitu ide kreatif
iklan didapatkan atau digali dari kerangka ide.
G. Eksekusi ide iklan
Eksekusi adalah kombinasi berbagai cara yang dimunculkan bersamaan dengan appeal untuk
menarik perhatian. Bagian ini disebut juga dengan kreatif karena akan sangat dipengaruhi oleh
kreativitas pembuat iklan. Kreatif mentangkut style, tone, dan format.
Style pesan dapat disampaikan melalui berbagai gaya, seperti:
Cuplikan peristiwa kehidupan (slice of life : menunjukkan seseorang atau beberapa
Tone: iklan dapat disampaikan dengan bentuk humor, argumentasi positif tentang produk
ataupun stimulasi emosi, seperti rasa takut, cinta, dan gembira.
Format: format mencakup elemen-elemen seperti warna, ukuran, dan ilistrasi. Dalam radio
siaran karena hanya suara, maka ilustrasi menjadi dformat yang harus diperhitungkan copy
writer. Demikian pula untuk televisi, ilustrasi dapat berupa musik atau bunyi-bunyian lain
maupun gambar yang dapat menguatkan iklan.
H. Proses pembuatan iklan
Dalam proses pembuatan iklan dibagi menjadi dua tugas, yaitu tugas marketing yang
berhubungan dengan klien dan tugas copywriter yang berhubungan dengan marketing.
I. Penempatan iklan
Penempatan iklan dapat disesuaikan dngan kepentingan pemasang iklan. Misalnya, untuk time
signal diletakkan tepat pada jam utuh, yaitu pada jam 06.00, jam 12.00 dan seterusnya. Untuk
iklan lainnya dapat ditempatkan secara menyebar pada satu periode jam penyiaran. Misalnya,
pada menit ke-15, menit ke-30, atau menit ke-45. Pada pokoknya, penempatan iklan dapat
disesuaikan dengan run down acara dengan komposisi yang terdengar nyaman ditelinga.
Beberapa radio mengelompokkan iklan siarannya. Sekelompok iklan (commercial cluster) bisa
terdiri dari tiga iklan. Penyiar diharapkan memerhatikan penyiaran iklan-iklan tersebut. Dalam
pengoperasian siaran adakalanya penyiar didampingi operator musik dan iklan serta insert
lainnya sehingga jika penyiar lupa pada waktu pemutaran iklan, sang operator akan
mengingatnya. Selain itu, iklan harus ditempatkan pada waktu-waktu yang sesuai untuk
menghindari hyal-hal yang tidak diinginkan menjelang akhir tugas shift penyiar. Jika pembaca
iklan atau pemutaran iklan terlalu berhimpitan dengan akhir shift penyiaran menyebabkan
kecepatan membacanya, sehingga terdengar tergesa-gesa atau iklan terpaksa terpotong oleh
penanda waktu.
itu, script iklan yang dibawakan oleh voice talent (pengisi suara) dan ilustrasi musik direkam.
Rekaman dapat dilakukan dengan menggunakan program cool edit pro atau jenis program
lainnya. Setelah perekaman, dilakukan mixing sekaligus editing rekaman. Hasil akhir setelah
editingmadalah berupa spot iklan.
K. Panjang spot iklan
Panjang spot iklan tergantung pada tujuannya. Jiak pemasang iklan adalah perusahaan yang
dikenal baik, apa yang mereka butuhkan hanyalah mengatakan jangan lupa kami ada. Tetapi
jika produk benar-benar baru (tidak hanya merek baru) yang diiklankan mungkin perlu beberapa
menit untuk cukup dapat menjelaskan sehingga pembeli potensial dapat menentukan apakah
mereka tertarik atau tidak.
Di inggris dan kebanyakan negara-negara eropa waktu iklan dijual berdasarkan metric, dalam
penggalan 10 detik, misalnya 10, 20, 30, 40, 50, 60 detik. Biasanya tinggal menyesuaikan.
Sedangkan di Amerika, norma yang dipakai adalah 60 detik, walaupun bisa dibeli hanya 30
detik. Pada kenyataanya, 30 detik terlalu pendek sedangkan 60 detik terlalu panjang kecuali jika
tersedia banyak informasi untuk iklan itu.
L.
Ilustrasi musik dan sound efect merupakan hal yang penting dalam klan media elektronik. Musik
dan spound efect biasanya mampu meningkatkan memorability (daya ingat) terhadap pesan
iklan. Ada kalanya iklan radio atau televisi hanya terdiri dari lagu atau jingle yang sengaja dibuat
(compesed). Namun, ada juga lagu atau ilustrasi musik yang diambil dari library studio
rekaman.
dengan sasaran. Salah satu yang ditanyakan pemasang iklan adalah rating. Rating adalah
sebuah alat atau metode untuk mengetahui efektivitas siaran untuk semua bentuk penyiaran.
Ranting lebih banyak digunakan untuk media penyiaran televisi, karena ranting biasanya dibuat
oleh lembaga survei swasta yang berbiaya relatif mahal.
O. Keberhasilan dan kegagalan iklan
Secara umum, pemasang iklan berharap agar produk atau jasa yang diiklankan akan diterima
oleh masyarakat dalam arti dapat dijual dan laku keras. Ada banyak parameter yang
menentukan keberhasilan laku atau tidak lakunya sebuah produk atau jasa. Walaupun iklan
baik, tetapi jika produk atau jasa yang diiklankan tidak menunjukkan kualitas yang baik, maka
akan menyebabkan pembeli tidak melakukan repeat order dan tidak loyal.
Iklan dianggap cukkkup berhasil jika setelah mendengar atau membaca iklan lalu konsumen
mendatangi toko untuk melihat barang yang diiklankan. Jika ternyata pada kenyataannya
produk itu memilikmi kualitas yang kurang baik, tentu saja konsumen akan memberikan
keputusan akhir untuk membeli atau mengabaikannya.
P. Menangani keluhan pemasang iklan
Umpan balik yang baik maupun yang buruk dari klien maupun konsumen merupakan hal
penting bagi media penyiaran. Jika umpan balik itu menyangkut iklan, maka seharusnya
marketernya merupakan orang yang pertama kali menanggapi masalah ini. di beberapa
perusahaan memang memliki customer care atau pelayanan pelanggan. Akan tetapi, dalam
perusahaan yang lebih sederhana penanganan keluhan ini dapat ditangani langsung oleh
pengelola ataupun marketernya. Dapatkan umpan balik dari klien melalui angket, kelompok
fokus, ataupun mengajukan pertanyaan kepada klien.
Dengan adanya umpan balik akan memungkinkan kita untuk mengetahui apa pendapat orang
tentang iklan yang disiarkan.. jika umpan baliknya baik, ada baiknya dipertahankan dan
diusahakan untuk meningkatkan kualitas iklannya. Akan tetapi, jika umpan baliknya buruk,
maka perhatikan hal-hal berikut:
Catat keluhan atau pujian itu dan sediakan buku catatan untuk memasukkan semua
umpan balik yang diterima media penyiaran.
Tunjukkan kepada orang yang bertanggung jawab. Karena berkaitan dengan iklan yang
dibuat, pelajari keluhan apa yang disampaikan oleh pendengar, kemudian sampaikan
8. On Line
Proses memadukan gambar & suara (sinkronisasi). Kepingan CD hasil Take VO dipadukan
dengan gambar hasil off line sehingga hasilnya menjadi iklan iklan yang sering kita lihat di
televisi. Bila hasilnya sudah memuaskan semua pihak maka akan digandakan ke dalam bentuk
Betacamp SP untuk di distribusikan ke station station televisi.
9. Pembuatan Surat Tanda Lulus Sensor (STLS)
Membuat ijin penayangan iklan tv di Badan Sensor. Biasanya cukup waktu 1 3 hari saja.
Biasanya jauh sebelum iklan selesai, Media Planner telah membuatkan strategi penempatan
iklan tersebut baik di televisi, radio atau Print Ad.
Elemen-Elemen Iklan
Untuk mengetahui apakah iklan suatu produk sesuai dengan keinginan atau dapat menarik
perhatian masyarakat maka diperlukan elemen-elemen iklan sebagai berikut :
Elemen Heard Words
Maksudnya adalah kata-kata yang terdengar dalam iklan yang dapat membuat audiens
semakin mengerti akan maksud pesan iklan yang disampaikan.
Elemen Music
Maksudnya adalah musik yang terdapat dalam tayangan iklan termasuk iringan musik
maupun lagu yang ditampilkan.
Elemen Seen Words
Maksudnya adalah kata-kata yang terlihat pada tayangan iklan yang dapat
mempengaruhi benak pemirsa.
Elemen Picture
Maksudnya adalah gambar atau tayangan iklan meliputi obyek yang digunakan, figur
yang digunakan, adegan yang ditampilkan.
Elemen Colour
Maksudnya adalah komposisi atau keserasian warna gambar serta pengaturan cahaya
yang terdapat dalam tampilan tayangan iklan.
Elemen Movement
Maksudnya adalah gerakan yang ada terlihat pada tayangan iklan yang dapat
mempengaruhi emosi seseorang untuk larut di dalamnya meliputi fragmen cerita dari
adegan yang ditampilkan.
Ket:
EXT : Exterior
INT
: Interior
: Female Voice
N
O
VIDEO
AUDIO
2.
3.
4.
5.
6.
8.
9.
10.
maka biaya televise justru yang paling murah diantara media lainnya jika dilihat dari jumlah
orang yang dapat dijangkaunya.
Wilayah Tertentu. Selain audien yang besar, radio dan televise juga menawarkan
fleksibilitasnya dalam hal audien yang dituju. Jika suatu perusahaan manufaktur dalam hal
audien yang dituju. Jika suatu wilayah tertentu maka perusahaan itu dapat memasang iklan
pada stasiun televisi atau radio yang terdapat di wilayah itu. Dengan demikian, siaran iklan di
radio dan televisi menurut Willis-Aldridge memiliki flexibility that permits adaptation to special
needs and interest (fleksibiliti yang
kepentingan yang khusus). Sebaiknya, pemasang iklan yang ingin memasang produknya
secara nasional dapat melakukan uji coba di pasar local terlebih dahulu sebelum di lempar ke
pasar nasional.
Audien Tertentu. Stasiun televise dapat menayangkan program siaran yang mampu menarik
kelompok audien tertentu yang menjadi target promosi suatu produk tertentu. Menurut
penelitian di AS, penggemar olah raga, mengonsumsi minuman bir lebih banyak daripada
audien lain pada umumnya. Menempatkan siaran iklan pada suatu program pertandingan olah
raga di televise merupakan langkah yang logis bagi pabrik pembuat bir. Televise yang
menayangkan program pertandingan golf akan menjadi sasaran bagi produsen peralatan golf
untuk memasang iklan karena program tersebut disaksikan oleh orang-orang yang suka main
golf.
Waktu Tertentu. Suatu produk dapat diiklankan di televise atau radio pada waktu-waktu
tertentu ketika pembeli potensial berada di depan televise atau tengah mendengarkan radio.
Dengan demikian, pemasang iklan akan meghindari waktu-waktu tertentu pada saat target
audien mereka tidak menonton televise atau mendengarkan radio. Salah satu alasan mengapa
perusahan deterjen atau peralatan pembersih rumah tangga lebih sering beriklan pada siang
hari adalah karena audien diingatkan mengenai tugas-tugas rumah tangga yang akan
dikerjakan audien hari ini yang mungkin akan melibatkan produk-produk tersebut.
Focus Perhatian. Siaran iklan akan selalu menjadi pusat perhatian audien pada saat iklan itu
ditayangkan. Jika audien tidak memencet remot control-nya untuk melihat stasiun televise lain
maka ia harus menyaksikan tayangan televise itu satu persatu. Perhatian audien akan tertuju
hanya kepada siaran iklan dimaksud ketika iklan itu ditayangkan di radio atau muncul di layar
televise, tidak kepada hal-hal lain.pembaca surat kabar dapat mengabaikan iklan yang berada
di sudut kiri bawah halaman surat kabar yang tengah dibacanya, atau melewatkan halaman
tertentu dan hanya membaca kolom olah raga.
Sentuhan Personal. Iklan yang disiarkan radio dan televise dapat menggunakan kekuatan
personalitas manusia untuk menjual produknya. Cara seseorang bebicara dan bahasa tubuh
(body language) yang ditunjukkannya dapat membujuk audien untuk membeli produk yang
diiklankan itu. Terlebihlagi, orang yang berbicara dan berkomentar tentang produk tersebut
adalah para selebritis atau orang terkenal yang sudah mendapat kepercayaan masyarakat
secara luas.
Kemampuan Menunjukkan. Televise merupakan media iklan yang paling ampuh daripada
yang lainnya karena dapat menunjukan cara bekerjanya suatu produk pada saat produk ini
digunakan. Iklan mobil yang mulus mengkilap terkena sinar matahari yang meluncur dengan
anggunnya du jalan raya dapat menimbulkan keinginan keinginan untuk membei yang tak
tertahankan bagi kelompok audien tertentu.
Radio memang tidak memiliki kemampuan menunjukkan namun iklan radio yang hanya
menyiarkan audio iklan yang sudah di tayangkan di televise akan mengingatkan orang terhadap
gambar yang telah di tayangkan teevisi
Kemampuan Menghibur. Pemasang iklan terkadang ingin menekankan pada aspek hiburan
dalam iklan yang ditayangkannya dan tidak ingin menunjukan aspek komesil secara mencolok.
Dengan demikian, pesan iklan yang ditampilkan tidak terlalu menonjol tetap tersamar oleh
program yang ditayangkan. Cara ini dipercaya oleh sebagian orang memiliki kemampuan untuk
bisa lebih menjual.
Memberikan Prestise. Perusahaan yang mengiklankan produknya di televise biasanya akan
menjadi sangat dikenal orang. Baik perusahaan yang memproduksi barang tersebut maupun
barang itu sendiri akan menerima status khusus dari masyarakat. Dengan kata lain produk
tersebut mendapat prestise tersenditi. Produsen barang yang diiklankan di televise terkadang
menggunakan kesempatan ini untuk lebih mengeksploitasi keuntungan tersebut pada saat
mereka memasang iklan di media cetak, misalnya dengan menyebutkan sebagaimana
diiklankan di televise,atau sebagaimana yang anda lihat di televisi.
pemasang iklan meningkat maka jumlah halaman media cetak dapat di tambah sesuai dengan
peningkatan jumlah pemasang iklan. Namun hal ini tidak dapat di tiru pada siaran iklan dan
televise.
MERENCANAKAN SIARAN IKLAN
Terdapat beberapa factor penting yang perlu diperhatikan dalam merencanakan iklan untuk
televise atau radio agar dapat mencapai sasaran sesuai dengan keinginan pemasang iklan.
Beberapa factor penting itu antara lain terkait dengan waktu penayangan iklan, medium yang
dilakukan, penetapan iklan, rating acara dan lain-lain
Pemasang iklan dapat dibagi ke dalam beberapa kategori yaitu pemasang iklan yang beroprasi
dalam skala local, regional dan nasional. Perusahaan yamg menjual barang atau jasa yang
terbatas hanya pada satu daerah tertentu saja, misalnya hanya pada satu provinsi, maka
prusahaan itu hanya memiliki wilayah operasi dalam skala local. Dalam sekala regional memiliki
wilayah operasi yang lebih luas yaitu mencakup dalam beberapa propinsi misalnya semateran
atau jawa. Disebut perusahaan berskala nasional perusahaan itu menjual barang atau jasa ke
seluruh wilayah Negara.
STRATEGI SIARAN IKLAN
Pemasang iklan yang membeli waktu siaran untuk menayangkan iklan maka sebenarnya
pemasang ikaln mencoba menarik perhatian audien yang tengah mengikuti program siaran
tempat iklan itu ditayangkan. Dengan demikian, audien sebenarnya lebih tertarik pada program
siaran itu. Pemasang iklan harus memiliki strategi agar iklan yang di siarkan dapat mencapai
sasaran yaitu para pembeli potensial secara efektif dan efisien.
Jumlah Audien. Salah satu factor yang mempengaruhi tingkat penjualan suatu barang atau
jasa adalah calon pembeli atau prospek yang bisa dihubungi. Seorang tenaga penjual
(salesman) yang mendatangi 300 rumah setiap harinya kemungkinan dapat mencapai tingkat
penjualan yang lebih baik dari pada tenaga penjual yang mendatangi hanya setengah jumlah
rumah itu. Bagi pemasang iklan di radio dan televise maka jumlah prospek adalah jumlah
audien yang menonton atau mendengar siaran televise atau radio pada saat iklan itu
ditayangkan. Perhatian pemasang iklan yang sangat besar terhadap jumlah audien inilah yang
menyebabkan munculnya riset atau penelitian yang bertujuan untuk mengukur jumlah audien
pada suatu program. Teknik mengukur jumlah audien ini disebut dengan audience
measurement.
Susunan Audien. Jumlah audien yang besar merupakan factor penting bagi pemasang iklan,
namun jumlah audien bukanlah satu-satunya tujuan. Pemasang iklan biasanya lebih tertarik
untuk mengetahui apakah audien yang menonton
potensial (prospek) bagi barang atau jasa yang mereka jual. Terkadang jumlah audien yang
besar, tidak selalu menghasilkan penjualan yang bagus. Contohnya untuk ini adalah program
komedi I LOVE LUCKY yang pernah sangat terkenal di AS dan mampu menarik jumlah
penonton terbesar di America. Perusahaan rokok Phillip Morris memasang iklan pada program
tersebut, namun tidak menghasilkan tingkat penjualan rokok yang diharapkan bahkan tingkat
penjualan rokok Phillips Morris menurun selama penayangan siaran iklannya. Penjelasan
mengenai hal ini adalah bahwa audien yang menyaksikan I LOVE LUCKY merupakan audien
keluarga yang tidak menjadi pembeli potensial (poor prospect) untuk produk rokok yang
ditawarkan.
Dalam bisnis iklan, istilah yang digunakan untuk mengacu kepada karakteristik audien ini
disebut dengan demografis audien. Ada beberapa aspek yang menjadi perhatian pemasang
iklan terhadap demografis audien yaitu: 1) umur audien; 2) jenis kelamin yaitu jumlah penonton
pria dan wanita; 3) tingkat pendidikan; dan 4) status ekonomi audien.
KONTRAK SIARAN IKLAN
Stasiun penyiaran membutuhkan program untuk mengisi waktu siaran yang tersedia. Program
harus dibeli atau di produksi, kesemuanya itu membutuhkan biaya. Hal ini merupakan modal
yang harus dikembangkan dengan harapa dapat memberikan keuntungan. Selain melalui iklan,
suatu program siaran dapat pula dibiayai dengan cara kerjasama produksi dan/atau melalui
lembaga sensor. Stasiun penyiaran dapat pula mencari sponsor untuk menyelenggarakan
siaranya.
Berkaitan dengan iklan ini, terdapat beberapa hal yang hal yang diperhatikan misalnya stasiun
penyiaran tidak boleh menjual jam tayang kepada pihak manapun, kecuali iklan. Stasiun
penyiaran diperbolehkan pihak lain atau disponsori pihak lain selama isi program dikendalikan
stasiun penyiaran yang bersangkutan.
Partisipasi Pemasang Iklan. Dalam hal ini dikenal tiga bentuk partisipasi iklan yaitu sponsor
tunggal, sponsor bersama, iklan partisipasi, iklan kerjasama, barter dan berdasarkan penjualan:
Sponsor Tunggal. Dalam kesempakatan sponsor tunggal atau sponsor penuh ini satu
pemasang iklan membayar untuk keseluruhan program siaran 9a single advertiser paid for an
entire program, Willis Aldridge-19920. Dengan demikian, hanya iklan pihak sponsor saja yang
ditayangkan dalam program bersangkutan. Iklan sponsor penuh ini disebut juga dengan istilah
blocking time. Dalam banyak kasus nama sponsor juga menjadi bagian dari nama program
siaran. Pada suatu acara dengan sponsor tunggal ini maka pihak yang memberikan dana dapat
dengan leluasa menyampaikan pesan-pesan yang merupakan kepentingan sponsor selama
waktu penayangan suatu program siaran.
Dalam skema bocking time ini program siaran dapat berasal dari stasiun penyiaran atau pihak
pemegang blocking time sendiri. Jika suatu rumah produksi (PH) yang membuat program
sinetron merasa yakin bahwa program itu akan disukai orang dan mendapatkan banyak audien
maka dia dapat menyiarkan sinetron itu secara blocking time. Perusahaan PH membeli seluruh
waktu siaran program sinetron ( missalnya 30 menit atau 60 menit). Acara yang dibiayai oleh
sponsor (sponsorship) memberikan hak kepada sponsor untuk memanfaatkan seluruh waktu
penayangan (blocking time) untuk kepentingannya.
Sponsor Bersama. Dalam kesepakatan sponsor bersama ini, beberapa pemasang iklan
secara patungan atau bersama-sama menjadi beberapa bagian. Mekanisme ini disebut juga
dengan air time sharing. Misalnya suatu program siaran memiliki durasi iklan 10 menit maka
durasi ini dibagi di antara sponsor. Jika hanya ada dua sponsor maka masing-masing mendapat
jatah iklan 5 menit. Dengan demikian air time sharing mirip dengan blocking time tetapi dengan
mengakomodasi lebih dari 1 sponsor.
Skema lainnya yang hamper mirip adalah dalam bentuk sponsor pengganti (alternating
sponsorship) yaitu beberapa pesaing yang tidak saling bersaing (noncompetive company)
bekerjasama untuk bergantian menjadi sponsor suatu program siaran untuk mengurangi biaya
iklan.
Iklan Partisipasi. Kesepakatan dalam bentuk iklan partisipasi (participating advertising)
mengatur sejumlah pemasang iklan untuk menayangkan iklan pada suatu program siaran.
Praktek ini yang paling sering dilakukan pada stasiun penyiaran televise dan radio. Dengan
demikian sejumlah pemasang iklan bersama-sama menjadi sponsor dari suatu program siaran.
Iklan-iklan muncul secara bergantian pada saat jeda iklan (commercials break).pada skema
iklan partisipasi disebut juga dengan istilah revenue sharing (bagi hasil) karena biaya yang
dikeluarkan pemasang iklan dibagi antara stasin penyiaran dengan biro iklan yang memegang
hak mengelola iklan dalam suatu proporsi tertentu, yang memegang hak mengelola dan
seterusnya.
Iklan Kerja Sama. Jika perusahaan manufaktur yang memproduksi suatu program
bekerjasama dengan perusahaan yang memiliki jaringan pemasaran (misalnya perusahaan
pemilik jaringan super market atau department store) untuk bersama-sama menanggung biaya
bagi penayangan iklan produk yang dihasilkan perusahaan manufaktur maka kerjasama itu
disebut iklan kerjasama atau Cooperative Advertising.
Barter. Jika suatu perusahaan konstruksi bangunan menyediakan material bahan bangunan
dan juga menaggung seluruh biaya pembangunan suatu studio baru milik suatu stasiun televise
dan sebagaimana imbalannya stasiun televise memberikan kesempatan perusahaan konstruksi
itu untuk beriklan secara gratis maka kesepakatan ini disebut dengan barter. Jika sebuah
majalah menyediakan halaman iklan gratis kepada pemasang iklan yang menyediakan
produknya sebagai hadiah pada suatu program kuis atau permainan (game show)
Berdasarkan Penjualan. Dalam kesepakatan berdasarkan penjualan atau disebut juga dengan
istilah Pay-Per-Inquiry ini pemasang iklan membayar biaya iklan kepada stasiun penyiaran
berdasarkan prosentasi dari jumlah barang yang terjual. Stasiun penyiaran menerima
pembayaran dari pemasang iklan berdasarkan komisi dari jumlah barang yang terjual.
Perusahaan yang cukup sering melakukan kesepakatan dengan menggunakan skema ini
antara lain perusahaan album rekaman atau perusahaan peralatan rumah tangga.
WAKTU PENAYANGAN IKLAN
Terdapat berbagai bentuk kesepakatan antara stasiun penyiaran dan pemasang iklan dalam
menentukan kapan suatu iklan dapat disiarkan. Waktu yang disediakan stasiun penyiaran untuk
iklan disebut dengan ketersediaan (availabilities). Semakin lama waktu yang diperlukan
pemasang iklan untuk menayangkan iklannya tentu saja akan semakin mahal ongkos yang
harus di bayar. Beberapa bentuk kesepakatan itu antara lain:
Waktu Tetap. Kesepakatan ini disebut juga dengan fixed time atau fixed-position. Ini adalah
bentuk kesepakatan penempatan iklan yang paling mahal (premium rate).
Waktu Tertentu. Disebut juga dengan Run-of-the-Schedule (ROS), ini adalah kesepakatan
dimana waktu penayangan suatu iklan ditentukan oleh stasiun penyiaran dan bukan ditentukan
oleh pemasang iklan. Pemasang iklan untuk menayangkan iklannya di mana saja, namun
dalam suatu periode waktu yang sudah ditentukan dalam kontrak.
Preemptibility. Ini adalah bentuk kesepakatan dimana stasiun penyiaran menawarkan iklan
dengan harga murah (discount rate) dengan iklan lain yang bersedia membayar dengan harga
yang lebih mahal. Dengan demikian kontak dalam perjanjian ini mengatur hak stasiun penyiaran
untuk membatalkan kontrakdengan pemasang iklan lain yang lebih menguntungkan.
Paket Iklan. Stasiun penyiaran biasanya memberikan tarif yang lebih murah kepada iklan yang
ditayangkan berulang-ulang (frekuensipenayangan tinggi) daripada iklen yang hanya beberapa
kali saja
Kesepakatan Pertama. Kesepakatan pertama merupakan kesepakatan antara stasiun
penyiaran dengan pemasang iklan untuk memberikan kesempatan terlebih dahulu kepada
pemasang iklan tertentu untuk menayangkan iklannya.kesepakatan itu disebut dengan istilah
Up-front sales. Setelah berbagai kesepakatan tersebut di setujui, maka iklan dapat ditempatkan
pada jadwal siaran ini merupakan tugas bagian traffic.
Kesepakatan Khusus. Kesepakatan ini mengatur tariff iklan berdasarkan jumlah audien yang
mengikuti suatu program siaran. Pemasang iklan yang ingin menempatkan iklannya pada suatu
program yang popular dengan jumlah audien yang besar biasanya lebih mahal. Mekanisme ini
disebut juga dengan Special Feature.
Biaya Iklan. Selain pertimbangan masalah jumlah audien dan demografis pemasang iklan juga
akan mempertimbangkan mengenai jumlah uang yang mereka harus keluarkan agar iklan yang
ditayangkan dapat mencapai jumlah audien tertentu. Dengan kata lain, pemasang iklan ingin
mengetahui beberapa biaya iklan yang harus di bayar berdasarkan jumlah audien yang
menerima pesan iklan itu. Namun demikian , ada tiga factor yang tidak berubah (konstan)
dalam menentukan biaya iklan siaran sebagaimana dikemukakan Head-Sterling ( factor yang
paling stabil yang mempengaruhi biaya waktu siaran adalah ukuran pasar, fasilitas stasiun dan
afliasi jaringan). Ditambah dengan jumlah siaran iklan yaitu : 1) ukuran atau jumlah audien ; 2)
ukuran pasar; 3) fasilitas stasiun dan; 4) afiliasi jaringan.
Ukuran atau jumlah audien. Head-Sterling menyatakan bahwa factor pertama yaitu ukuran atau
jumlah audien merupakan factor yang selalu berubah-ubah, sementara factor kedua, ketiga dan
keempat yaitu ukuran pasar, fasilitas stasiun dan afilitas jaringan merupakan factor yang selalu
tetap atau konstan.
Waktu Penayangan. Factor yang sangat penting dalam menentukan tariff siaran iklan adalah
terkait dengan waktu suatu iklan disiarkan yaitu pukul berapa suatu iklan itu ditayangkan setiap
harinya. Waktu siaran adalah 24 jam sehari semalam yag terbagi-bagi dalam beberapa segmen
siaran (day parts) dan setiap segmen memiliki jumlah audien yang berbeda-beda jumlah audien
terbesar penonton televise terjadi pada saat prime time atau waktu utama yaitu muai pukul
19.00-23.00. pada saat prime time ini biasanya stasiun televise mengenakan tariff iklan yang
paling mahal (premium).
Rating Acara. Popularitas suatu acara, ketika suatu iklan akan ditayangkan merupakan factor
yang sangat penting dalammenentukan tariff iklan. Laporan rating yang dikeluarkan secara
teratur (regular) biasanya hanya dilakukan terhadap stasiun televise nasional atau stasiun
jarigan (network) yang melakukan siaran secara nasional, sedangkan penelitian rating acara
terhadap stasiun televise local hanya dilakukan pada saat-saat tertentu saja. Di AS, penelitian
terhadap audiens (audience measurement) yang menentukan rating untuk seluruh program
stasiun televise, dilakukan sebanyak empat kali dalam setahun yaitu pada bulan Juli,
November, February, dan Mei yang disebut Sweep Periods.
Factor Lain. Lebih lanjut Head-Sterling menyebutkan ada tiga factor lain yang menentukan,
apakah suatu stasiun penyiaran akan sukses, adalah programming, promotion dan sales yang
disebut Head-Sterling sebagai the major dynamic factors the ones that make one stasiun
successful and another similar stasion less successful.
Ukuran Pasar. Adapun yang dimaksud dengan ukuran pasar (market size) adalah seberapa
banyak audien yang terdapat pada suatu wilayah siaran. Suatu stasiun televise local yang
mendapatkan izin beroprasi di Jawa Timur maka stasiun itu memiliki market size sebanyak
penduduk yang berada di Jawa Timur.
Fasilitas Stasiun. Sedangkan mengenai fasilitas stasiun, Head-Sterlingmenyebutkan bahya
yang dimaksud dengan hal itu adalah terkait dengan frekuensi, daya, lokasi antenna pemancar
dan factor-faktor teknis lainnya yang mempengaruhi daya jangkau siaran. Hal ini berarti suatu
stasiun penyiaran yang beroprasi di suatu daerah tertentu, tidak selalu berarti memiliki daya
jagkau siaran yang sama dengan luas wilayah daerah bersangkutan
Afisilitasi Jaringan. Afisilitasi jaringan berarti, sebeberapa besar suatu stasiun penyiaran
berjaringan denga stasiun lainnya. Untuk televise jaringan ditentukan oleh seberapa banyak
stasiun bersangkutan memiliki afiliasi dengan televise daerah. Semakin besar suatu stasun
penyiaran memiliki jaringan maka semakin mahal pula biaya iklan pada stasiun itu.
KESIMPULAN
Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan salah satu media massa
yang paling kuat pengaruhnya dalam pembentukan sikap dan kepribadian seseorang secara
luas. Televisi mampu menekan pesan secara efektif dengan memusatkan pandangan pemirsa
melalui ilustrasi visual, tata gerak, warna dan berbagai bunyi atau suara. Tidak mengherankan
televisi memiliki daya tarik luar biasa jika sajian program acara dapat menyesuaikan dengan
karakter televisi dan pemirsa yang terpengaruh oleh televisi. Program acara pada setiap stasiun
televisi swasta tidak akan dapat hidup tanpa adanya loyalitas pemirsa dan iklan.
Program-program acara tersebut harus memiliki strategi kreatif dalam pemenuhan tujuan dan
sasaran yang dimiliki. Ditambah lagi kompetisi program acara antara stasiun televisi swasta di
Indonesia yang semakin gencar dalam meraih keuntungan iklan, meningkatkan dan
mempertahankan pemirsanya.
Hal ini memunculkan persaingan antar stasiun televisi, menjaring sebanyak mungkin penonton.
Dengan cakupan audiens yang lebih luas, para pemasok iklan akan semakin tertarik untuk
bekerja sama agar produknya dapat dikenal lebih banyak orang. Selain itu, audiens yang
banyak juga akan meningkatkan eksistensi dari televisi swasta tersebut sehingga dapat lebih
dikenal masyarakat dan memperoleh akuntabilitas yang tinggi. Akibatnya, semua stasiun televisi
berlomba-lomba membuat acara semenarik mungkin agar bisa menyedot pengiklan sebanyakbanyaknya.Inti dari pembahasan pada makalah ini adalah bahwa iklan sangat penting untuk
kelangsungan hidup suatu perusahaan televisi dan begitupun sebaliknya.
Daftar Pustaka
M.A, Morissan. 2007. Manajemen Media Penyiaran:Strategi Mengelola
Radio dan Televisi. Tanggerang: Ramdina Prakarsa
Musman, Asti. 2011. Marketing Media Penyiaran: Bukan Sekedar Jual
Kecap.Yogyakarta: Cahya Atma Pustaka
http://www.kompasiana.com/arif.suwandi.dharma/peran-rating-program-tvdalam-menarik-minat-iklan-komersial_552cc3c86ea834e9118b4599
https://communicationista.wordpress.com/2009/07/01/fungsi-dan-peraniklan/