Fundus Eklampsi
Fundus Eklampsi
OLEH :
FATMAH SINDI
M.ROBI
BAYU CHANDRA
PEMBIMBING
Dr. HEKSAN,Sp.M
2009
FUNDUS EKLAMPSI
Pendahuluan
Pre eklampsi dan eklampsi merupakan hal yang serius. Istilah eklampsi
berasal dari bahasa Yunani dan berarti "halilintar". Kata tersebut dipakai karena
seolah-olah gejala-gejala eklampsia timbul dengan tiba-tiba tanpa didahului oleh
tanda-tanda lain. Sekarang kita ketahui bahwa eklampsia pada umumnya timbul pada
wanita hamil atau dalam nifas degan tanda-tanda pre-eklampsia. Pada wanita yang
menderita eklampsia timbul serangan kejangan yang diikuti oleh koma.1
Di Indonesia preeklampsia-eklampsia masih merupakan salah satu penyebab
utama kematian maternal dan kematian perinatal yang tinggi. Oleh karena itu
diagnosis dini preeklampsia yang merupakan tingkat pendahuluan eklampsia, serta
penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu
(AKI) dan anak(1,2). Perlu ditekankan bahwa sindrom preeklampsia ringan dengan
hipertensi, edema, dan proteinui sering tidak diketahui atau tidak diperhatikan;
pemeriksaan antenatal yang teratur dan secara rutin mencari tanda preeklampsia
sangat penting dalam usaha pencegahan preeklampsia berat dan eklampsia, di
samping pengendalian terhadap faktor-faktor predisposisi yang lain. Eklampsia adalah
timbulnya kejang pada penderita preeklampsia yang disusul dengan koma. Kejang
disini bukan akibat kelainan neurologis.5
Salah satu organ yang turut mendapat dampak dari pre-eklamsi maupun
eklamsia adalah mata. Skotoma, diplopia, dan ambiliopia pada penderita preeklampsia merupakan gejala yang menunjukkan akan terjadinya eklampsia. Hal ini
menandakan terjadi perubahan pada mata khususnya retina, untuk itu perlu dilakukan
pemeriksaan fundus okuli, selain untuk melihat kelainan pada retina juga dapat
menentukan prognosa.1
Pemeriksaan arteriol, venula, dan kapiler (yang merupakan bagian terakhir
system pembuluh darah) secara sedehana dengan pembesaran yang memadai adalah
sengat penting tidak hanya untuk para ahli mata, tetapi juga untuk dokter umum, ahli
penyakit dalam, ahli saraf, ahli bedah saraf, ahli penyakit anak-anak, dan ahli
kandungan.4
Patogenesis
Kehamilan memiliki peranan dalam terjadinya suatu kelainan retina atau bisa
juga menyebabkan suatu penyakit retina. Pada kehamilan terjadi bermacam-macam
perubahan pada sistemik yang mana akan berpengaruh pada retina.2
Pregnancy induce hypertension ( preeklamsi/eklamsi) adalah suatu keadaan
yang menggambarkan hipertensi yang terjadi selama kehamilan pada wanita-wanita
dengan tensi normal pada keadaan biasa.2
Preeklamsi biasanya terjadi pada 5% pada kehamilan pertama. Faktor resiko
untuk preeklamsi adalah multifetal pregnacy, hemolytic disease of the newborn dan
penyakit ginjal. Spasme arteriol biasanya hal yang pertama kali terjadi pada
preeklamsia. Perubahan ini biasanya bersifat reversibel pada banyak pasien. Pada
studi terdahulu tetapi pada 40%-100% pada pasien preeklamsi terdahulu. Tapi pada
banyak penemuan terbaru hal ini hanya terjadi pada pada 5% pasien dengan
preeklamsia dan 30% pada wanita hamil dimana dahulunya telah memiliki penyakit
hipertensi kronik.2
Penyempitan arteiolar fokal ini akan meningkatkan pada penyempitan dari
general arteriol retina yang nantinya akan membaik setelah kelahiran anaknya. Selain
itu kelainan ini akan merangsang terjadinya perdarahan, cottonwool spots, edem
retina dan papil edema.2,3
Sisitemik
Vasospasme adalah patofisiologi dasar yang terjadi pada preeklamsi dan
eklamsi. Secara garis besar dapat dibai menurut kardiovaskular, hematologi, dan
kelainan perfusi regional. Vaskular konstriksi menyebabkan resistensi aliran darah dan
hal ini yang menyebabkan hipertensi arterial.2,3
Seperti halnya vasospasme, hal ini akan mengakibatkankerusakan dari
pembuluh darah. Peningkatan sensitiviti angiotensin II dan agen-agen presor lainnya
akan menyebabkan kerusakan sel endotelial pembuluh darah. Kelainan ini nantinya
dapat menyebabkan hipoksia jaringan sekitar, perdarahan, nekrosis dan kelainan
lainnya. Selain dari pada itu kerusakan endotel pembuluh darah akan menyebabkan
agregasi platelet dan akumululasi dari fibrin dapat menyebabkan emboli yang dapat
memperparah keadaan.3
Okular
Penelitian-penelitian dan data klinis telah membantu dalam pemahaman
mengenai efek sistemik hipertensi pada segmen posterior dari mata. Perbedaan dari
mekanisme regulasi pada retina dan koroid vaskuler akan membantu dalm memahami
keajian dari kelainan fundus pada eklamsi.3
Sirkulasi retina tidak mempunyai saraf simpatik inervasi dan secara
keseluruhan di pengaruhi oleh mekanisme autoregulasi. Tentang mekanisme pasti dari
autoregulasi ini masih belum diketahui.3
epitelium pigmen retina dan lapisan terluar dari retina selain itu juga akan
mengakibatkan pengelupasan eksudatif retina akut.2,3
Pemeriksaan fundus :
Pada pemeriksaan fundus okuli, akan dijumpai kelainan,diantaranya sebagai berikut :4
Retina. Kelainan yang sering ditemukan pada retina ialah spasmus pada
arteriola-arteriola, terutama yang dekat pada diskus optikus. Vena tampak lekuk pada
persimpangan dengan arteriola. Dapat terlihat edema pada diskus optikus dan retina.
Ablasio retina juga dapat terjadi, tetapi komplikasi ini prognosisnya baik,
karena retina akan melekat lagi beberapa minggu postpartum. Perdarahan dan eksudat
jarang ditemukan pada pre-eklampsia; biasanya kelainan tersebut menunjukkan
adanya hipertensi menahun
Perubahan pada retina. Pada pre-eklampsia tampak edema retina, spasmus
setempat atau menyeluruh pada satu atau beberapa arteri; jarang terlihat perdarahan
atau eksudat.
Retinopatia arteriosklerotika menunjukkan penyakit vaskuler yang menahun.
Keadaan tersebut tak tampak pada pre-eklampsia, kecuali bila terjadi atas dasar
hipertensi menahun atau penyakit ginjal.
Spasmus arteri retina yanag nyata menunjukkan adanya pre-eklampsia berat;
sekonyong-konyong. Pelepasan retina disebabkan oleh edema intraokuler dan
merupakan indikasi untuk pengakhiran kehamilan segera. Biasnaya setelah persalinan
berakhir, retina melekat lagi dalam 2 hari sampai 2 bulan. Gangguan penglihatan
secara tetap jarang ditemukan.
DAFTAR PUSTAKA
Nover, Arno, Fundus Okuli Gambaran Khas dan Metode-metode Pemeriksaan,
Edisi IV, Alih bahasa: Waliban. Hipokrates. Jakarta, 1995.
2. Buku biru
3. Buku abu-abu