, 2014
BAB V
PENYUSUNAN RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN
Sebagai upaya dalam mengatasi kebutuhan masyarakat akan bangunan atau hunian,
jasa, ruang terbuka hijau, dan penataaan sistem jaringan prasarana lingkungan.
Fungsi
KDB
Dasar bangunan (KDB), Koefisien Lantai bangunan (KLB), dan Garis Sempadan
Bangunan
Eksisting
Bangunan (GSB). Pengaturan kepadatan bangunan dipengaruhi oleh fungsi yang akan
Permukiman
40-60%
Perdagangan dan
50-60%
permukiman
Fasilitas umum
bangunan dengan luasan lahan pada setiap persil lahan. Rencana pengaturan Koefisien
Dasar Bangunan (KDB) pada kawasan perencanaan maksimal 60%. Bangunan dengan
fungsi perdagangan dan jasa ditentukan dengan KDB maksimal 80%. Sedangkan
bangunan perkantoran dan pemerintahan ditentukan memiliki KDB maksimal 60%.
KDB maksimal yang paling rendah yaitu 60% diperuntukkan bagi bangunan fasilitas
Standar Kepmen
umum. Ketentuan KDB ini ditetapkan sebagai upaya menjaga luasan lahan tidak
terbangun untuk menjaga kualitas lingkungan pada kawasan tersebut. Selain itu
dengan adanya ketentuan KDB ini dapat menjaga tingkat kepadatan bangunan.
Tabel 5.2. Rencana Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Jalan Kolektor Primer
Fungsi Bangunan
Jumlah
Lantai
Rencana KLB
5-
Permukiman
1- 2
1-3
Permukiman 1,2
Perdagangan dan jasa 0,6
pelayanan umum
peribadatan
Industri 1,2
1-2
Campuran permukiman
perdagangan 0,6
1-2
5.3.Tata Bangunan
Penataaan bangunan yang direncanakan terdiri dari pengaturan blok lingkungan dan
kaveling, pengaturan bangunan dan pengaturan ketinggian bangunan, serta elevasi
lantai bangunan, garis sempadan bangunan dan garis sempadan sungai.
ada dan memiliki jarak antar bangunan yang tidak berhimpit. Selain pola bangunan
yang linear dan menghadap jalan, bangunan pada kawasan ini sebagian besar
merupakan bangunan satu lantai dan menyisakan lahannya sebagai ruang terbuka.
Dengan penataan bangunan yang berbentuk pola linear tersebut, maka citra
lingkungan permukiman kawasan perencanaan terlihat kompak, terpadu, dan cukup
rapi. Hanya saja, terdapat bangunan fasilitas peribadatan yang tidak langsung
menghadap ke jalan dan tidak memiliki ruang terbuka. Bangunan masjid tersebut
Tata letak bangunan di kawasan perencanaan membentuk pola linear yaitu memanjang
mengikuti jaringan jalan. Orientasi massa bangunan pada kawasan tersebut cenderung
menghadap ke jalan baik jalan kolektor, jalan lokal, maupun jalan lingkungan.
selain tidak memiliki ruang terbuka, tidak memiliki pula garis sempadan bangunan.
Dengan tata bangunan tersebut maka rencana penataan bangunan pada kawasan
perencanaan ini diarahkan sebagai berikut :
perdagangan dan jasa, serta permukiman. Pola penataan letak bangunan yang sudah
ada tersebut tetap dipertahankan agar menampilkan kesan lingkungan yang rapi,
teratur, serta saling berintregasi antara bangunan satu dengan bangunan yang lainnya.
Tata bangunan yang terdapat dalam kawasan perencanaan sudah cukup rapi, dimana
sebagian besar bangunan menghadap langsung ke jalan lingkungan. Pola penataan
Kesehatan penghuni bangunan perlu diperhatikan dalam setiap bangunan yang ada
dengan memperhatikan ketersediaan dan kondisi sirkulasi udara, pencahayaan,
Komposisi luasan lahan terbangun dan lahan tidak terbangun berbanding 60:40.
.3.2Pengaturan Bangunan
Dengan jarak antar bangunan yang tidak berdekatan menjadikan setiap bangunan
memiliki potensi untuk menyediakan sirkulasi udara dan cahaya yang lebih
banyak agar setiap bangunan yang ada menjadi sehat dan layak huni.
bangunan tersebut membentuk pola linear sesuai dengan bentuk jalan lingkungan yang
5Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V
sempadan bangunan.
Gambar 5.1. Contoh Skyline Bangunan
A. Ketinggian Bangunan
Rencana terkait ketinggian maksimum bangunan pada kawasan perencanaan
disesuaikan dengan kondisi bangunan terhadap jalan, daya dukung lahan terhadap
bangunan, skala dan proporsi, serta tidak berdampak negatif terhadap lingkungan.
Rencana pengaturan ketinggian bangunan pada kawasan perencanaan sebagai
berikut:
Sumber : Suburb
(http://en.wikipedia.org/wiki/Suburb)
Tabel 5.3. Rencana Ketinggian Bangunan
Fungsi Jalan
Zona (RT)
Ketinggian
Jumlah lantai
Maksimum (m)
Maksimum (m)
Jalan Provinsi
RT 15
15
3 lantai
Jalan Provinsi
RT 16
15
3 lantai
Jalan Desa
RT 15
10
2 lantai
Jalan Desa
RT 16
10
2 lantai
Jalan Lingkungan
RT 15
10
2 lantai
Jalan Lingkungan
RT 16
10
2 lantai
Melihat kondisi RTH pekarangan yang sudah ada sebagian besar dibiarkan apa
adanya, maka perlu adanya penataan kembali RTH pekarangan pada setiap persil
terutama pada persil yang berhadapan langsung dengan sirkulasi jalan. Penataan
Rencana sistem RTH pada kawasan perencanaan terdiri dari penyediaan RTH
RTH pekarangan dapat menambah nilai estetis lingkungan tersebut dan juga dapat
pekarangan, RTH taman bermain, RTH jalur hijau jalan. Sebagai upaya penataan
menjaga kesehatan setiap penghuni bangunan. Tanaman hijau pada pekarangan
lingkungan yang indah dan sehat maka kawasan perencanaan ini membutuhkan
dapat mengurangi intensitas debu yang masuk ke bangunan dari jalan didepannya,
penyediaan RTH lingkungan RT yang tersebar pada beberapa titik. RTH
mengurangi kebisingan, serta meningkatkan kesejukan disekitar bangunan.
lingkungan RT ini direncakan untuk memberikan fungsi ekologis, sosial, dan
estetis. Fungsi ekologi dapat diwujudkan dengan penanaman tumbuhan yang
Rencana penatan RTH jalan yaitu dengan melestarikan jalur hijau yang sudah ada
sebagai lahan yang tidak boleh dibangun dan menjadi buffer zone. Jalur hijau
direncanakan pada setiap sisi ruang pejalan kaki untuk memberikan pelindung
pengguna ruang pejalan kaki tersebut dari panas matahari serta debu maupun air
yang menggenang pada jalan. Selain itu direncanakan pula buffer zone pada
mengenai KDB yang telah ditentukan yaitu maksimal adalah 60% dengan KDH
sehingga dapat mengurangi kebisingan yang timbul dari arus lalu lintas pada jalan
sebesar 40%. Dengan mengacu pada aturan tersebut diharapkan setiap persil lahan
dapat menyediakan RTH privat. Ruang Terbuka Hijau privat tersebut yaitu berupa
RTH yang tersedia dalam kaveling / persil milik masyarakat. Rencana penataan
RTH privat berupa RTH pekarangan pada kawasan perencanaan ini dilakukan
dengan cara mempertahankan dan mengendalikan besaran KDB dan KDH yang
ada. Selain merencanakan kuantitas dari RTH pekarangan, diperlukan pula
kualitas dari RTH pekarangan yang ada.
5Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V
Sistem sirkulasi kendaraan pada kawasan ini direncanakan sesuai dengan kelas
Sistem jaringan jalan pada kawasan perencanaan Desa Haurkolot diarahkan pada
peningkatan kualitas jalan yang ada. Pengembangan tersebut dilakukan mengingat
kondisi jalan pada kawasan ini masih berupa jalan tanah dan batu. Lebar jalan
yang dinilai sudah cukup dan dapat menanggung fungsi jalan tersebut tidak lagi
memerlukan adanya pelebaran jalan. Begitu pula dengan jalan penghubung antar
bangunan serta antara jalan lingkungan direncanakan peningkatan kualitas dengan
pemasangan paving block tanpa adanya pembuatan jalan baru. Sepanjang jalur
jaringan jalan dilengkapi dengan sistem penghijauan baik berupa pot maupun
jalan dan fungsi jalan yang ada. Arus lalu lintas terpadat diarahkan di sepanjang
koridor jalan provinsi yang melintas di Jalan Haurkolot dan jalan-jalan Poros
Desa, yaitu Jalan Yance dan Jalan Koperasi, yang merupakan koridor jalan utama
pada kawasan tersebut. Jalan yang direncanakan dimanfaatkan sebagai jalur
pergerakan transit yaitu perpindahan arus pergerakan moda transportasi yang
berbeda dari kawasan perencanaan menuju kawasan lainnya. Sedangkan untuk
jalan lingkungan, direncanakan untuk dikembangkan menjadi sirkulasi kendaraan
kecil dan pejalan kaki.
tanaman pagar.
C. Sistem Sirkulasi Pejalan Kaki
Gambar 5.2. Rencana Perbaikan Jaringan Jalan
Pada kawasan prioritas ini, sistem sirkulasi pejalan kaki direncakan untuk
dilakukan penataan di sekitar jalan provinsi, jalan desa dan jalan lingkungan.
Walaupun arus kendaraan masih cenderung rendah, namun dalam penataannya
tetap memerlukan rencana penyediaan ruang untuk pejalan kaki. Rencana tersebut
Before
After
Before
After
Tempat Sampah
Ketersediaan tempat sampah merupakan hal yang sangat penting dalam
menjaga kebersihan, keindahan, dan kesehatan lingkungan. Dalam kawasan
perencanaan Desa Haurkolot ini direncanakan untuk disediakan tempat sampah
pada beberapa titik. Letak penempatan tempat sampah tersebut ditempatkan
5-
tiap jalan dan gang. Sebagai kawasan perkotaan perlu penataan standar
Penerangan Jalan
Vegetasi
pagar tanaman disetiap sisi jalan, baik jalan provinsi, jalan lingkungan, maupun
jalan poros desa. Bentuk dan corak dari pot tanaman harus terlihat jelas dengan
Tinggi titik lampu penerangan jalan 3 meter dari permukaan jalan, dengan
sentuhan citra kawasan perencanaan yang spesifik dan selaras serta terbuat dari
jarak tiang yang satu dengan yang lain yaitu sepanjang 25 meter.
bahan bangunan setempat. Jenis vegetasi yang ditanam harus sesuai dengan
jenis peruntukan tanaman dipinggir jalan yaitu pohon kecil dengan warna daun
yang menarik dan memiliki fungsi sebagai buffer.
kawasan ini yaitu saluran air hujan yang terputus dan tidak terintegrasi. Kondisi
tersebut menimbulkan permasalahan sering timbulnya luapan air hujan dari saluran
drainase sehingga terdapat genangan-genangan air di sekitar permukiman, terutama
Kondisi jaringan drainase pada kawasan perencanaan Desa Haurkolot sebagian besar
pada jalan, apabila hujan deras turun. Dalam upaya penataan lingkungan permukiman
tidak terawat dan kapasitas volume saluran yang kurang memadai karena terlalu
pada kawasan perencanaan ini, akan dilakukan perbaikan saluran drainase yang
dangkal. Permasalahan lainnya terkait dengan jaringan drainase yang terdapat pada
melintas sepanjang jalan pemukiman dengan cara memperdalam saluran drainase yang
5Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V
sudah ada. Saluran tersebut direncanakan terbuka dengan kontruksi dari batu belah dan
diplester sampai dasar saluran supaya sampah tidak tersangkut.
Selain itu dalam pengembangannya, penanganan jangka panjang terkait dengan
permasalahan drainase yaitu dapat dilakukan dengan penyediaan detensi, infiltrasi,
maupun water harvesting. Dengan adanya sistem detensi dapat membantu mencegah
terjadinya banjir dan mengatasi masalah konservasi air. Pembuatan sistem infiltrasi
Before
After
dapat mengatasi persoalan banjir, erosi, kualitas air, meningkatkan imbuhan air tanah,
dan penyediaan air bersih. Sedangkan sistem water harvesting dapat mengurangi
resiko banjir dan mengatasi permasalahan kurangnya ketersediaan air, dimana air
tersebut dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan bilas kakus, mencuci mobil,
menyiram tanaman, dll selain kegiatan mandi, memasak, dan kegiatan dapur lainnya.
Gambar 5.4. Rencana Perbaikan Jaringan Drainase
5.7.2
Pipa yang ditanam dalam tanah menggunakan pipa PVC, GIP atau fiber glass
dan;
Pipa yang dipasang diatas tanah tanpa perlindungan menggunakan GIP.
beberapa alternatif, pertama adalah mengaktifkan kembali sistem jaringan yang telah
ada dengan mencari sumber air baku yang mencukupi, serta kedua adalah
menyediakan kran umum dan penampungan air bersih umum untuk kebutuhan
masyarakat ketika musim kemarau tiba. Berdasarkan SNI 03-1733, dalam perencanaan
jaringan air bersih terdapat beberapa persyaratan umum sebagai kriteria dalam
Lingkungan perumahan harus mendapat air bersih yang cukup dari perusahaan
air minum atau sumber lain dengan ketentuan yang berlaku dan;
Apabila telah tersedia sistem penyediaan air bersih kota atau penyediaan air
besih lingkungan, maka tiap rumah berhak mendapat sambungan rumah atau
sambungan halaman.
kebakaran
Perencanaan hidran kebakaran mengacu pada SNI 03-1745-1989 tentang Tata
Cara Pemasangan Sistem Hidran Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada
Bangunan Rumah dan Gedung.
Before
After
5.7.3
Air limbah dan air kotor pada kawasan ini berasal dari kegiatan bangunan hunian
dalam jumlah yang cukup banyak. Kondisi aktual terkait dengan MCK pada
lingkungan permukiman dalam kawasan perencanaan ini yaitu sebagian besar MCK
tidak dilengkapi dengan septictank. Air limbah yang berasal dari MCK bangunan
hunian ditampung dalam kolam penampungan dengan dasar tanah dan tanpa penutup.
Dengan kondisi seperti ini dapat mencemari lingkungan dan air tanah yang dapat
menimbulkan berbagai penyakit. Untuk itu perlu adanya perencanaan pembuangan
limbah rumah tangga yang disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Jaringan limbah
direncanakan dengan pembuatan MCK umum/septictank komunal sebagai tempat
pengurai limbah serta selokan terbuat dari konstruksi teknis dan tertutup yang
mengalirkan air limbah secara langsung.
Gambar 5.6. Rencana Perbaikan Jaringan Air Limbah
Before
After
Pembuangan air kotor yang berasal dari kegiatan cuci dan mandi direncanakan untuk
disalurkan menuju saluran air kotor kota dengan menggunakan saluran tertutup.
Sedangkan air kotor yang berasal dari kakus direncanakan untuk dialirkan menuju
septictank. Rencana penyediaan septictank ini tidak hanya berupa septictank individu
saja namun dapat pula disediakan untuk komunal yang melayani beberapa bangunan
hunian. Selain itu sesuai dengan ketentuan dalam SNI perlu disediakan bidang
resapan. Berdasarkan SNI 03 6379 -2000, terdapat beberapa prosedur dalam
perencanaan penyediaan septictank dalam lingkungan permukiman dalam bentuk
pedoman pokok perencanaan konstruksi yang meliputi :
5-
Lamanya waktu air buangan berada dalam bangunan septik tank sebelum sampai
ke tempat effluentnya.
Kedalaman air tanah terhadap dasar bidang rembesan atau adanya lapisan tanah
kedap air di bawahnya
5.7.4
Sistem pengelolaan sampah pada kawasan perencanaan yaitu dengan cara pengolahan
sampah secara individu dengan cara dibakar maupun dikubur pada lahan pekarangan.
bersubsidi bagi masyarakat yang bangunan huniannya belum terlayani oleh jaringan
listrik langsung dan penyediaan penerangan jalan umum di beberapa titik koridor jalan
lingkungan.
Tidak hanya itu, masih terdapat pula masyarakat yang terbiasa membuang sampah dan
menumpuknya pada lahan-lahan kosong dan juga pada saluran drainase. Kebiasan
5.7.6
tersebut berakibat pada kesehatan dan keindahan lingkungan yang menurun serta
menimbulkan genangan air yang diakibatkan meluapnya air dari saluran drainase.
dikarenakan adanya jaringan telepon nirkabel yang lebih efisien dan ekonomis.
Namun perlu direncanakan untuk penyediaan telepon umum yang disediakan di sekitar
dibuatnya sistem jaringan persampahan yang memakai sistem 3R. Sistem 3R yang
ruang publik dan pada pusat keramaian, sepanjang jalur pedestrian, serta disekitar
dimaksud yaitu pengelolaan sampah dengan cara reuse, recycle, dan reduce. Dengan
kawasan perdagangan dan jasa. Jenis telepon umum yang disediakan adalah dengan
adanya sistem tersebut diharapkan masyarakat menjadi lebih bertanggung jawab akan
sampah yang akan dan telah dihasilkan sehingga mengurangi beban yang ditanggung
oleh alam dan lingkungan untuk menampung sampah.
5.7.7
terintegrasi dengan sistem jaringan jalan kota dan perovinsi ketika terjadi bencana.
Permasalahan terkait dengan sistem jaringan listrik pada kawasan perencanaan yaitu
Selain penetapan jalur evakuasi, diperlukan pula peningkatan kualitas jalur evakuasi
terdapat beberapa bangunan hunian yang belum mendapatkan fasilitas listrik. Sebagai
dan penyediaan rambu pengarah jalur evakuasi maupun titik simpul. Dengan demikian
jalan-jalan lingkungan yang ada yang mengarah ke luar kawasan menuju jalan desa
lalu menuju jalan provinsi maupun tempat ruang terbuka yang tersedia seperti halaman
masjid dan mushola serta lapangan.
A. Balai Pertemuan
Penyediaan balai pertemuan direncanakan sebagai salah satu pendukung kegiatan
perekonomian pada kawasan ini. Balai yang direncanakan yaitu berupa bangunan
permanen yang diperuntukkan tidak hanya untuk kegiatan rembug para petani,
tetapi juga sebagai sarana komunikasi dengan para investor. Serta akan digunakan
sebagai tempat koordinasi segala aspek yang berhubungan dengan kepetingan
masyarakat pada kawasan tersebut. Tata letak balai pertemuan direncanakan
dibangun langsung menghadap jalan agar mudah dicapai oleh masyarakat petani
Before
After
dan juga oleh para investor. Arsitektur bangunan balai pertemuan ini diselaraskan
dengan arsitektur bangunan-bangunan yang terdapat disekitarnya tetapi juga dapat
Masalah :
Salah satu masalah yang mungkintimbul yaitu ketersediaan lahan yang dapat
membantu dalam proses penjualan hasil prosuksi. Selain itu dibutuhkan pula pasar
yang dapat menyediaakan segala macam kebutuhan dan bahan baku bagi kegiatan
untuk masyarakat tani yang diberikan oleh instansi yang berkompeten dalam
bidang pertanian dan pemasaran agar para calon pengurus siap menghadapi
berbagai masalah yang akan terjadi.
Potensi :
Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dan kuantitas
hasil pertanian pada kawasan ini akan terkoordinir dengan baik dengan adanya
fasilitas berupa balai pertemuan ini. Balain pertemuan dibutuhkan sebagai
Masalah :
Penyediaan fasilitas pasar tersebut tidak menutup kemungkinan terjadinya
B. Pasar
Solusinya yaitu dengan membuat aturan awal terkait sirkulasi pasar, sistem
pengelolaan pasar, dan juga menyediakan suatu sistem keamanan.
Potensi :
Masalah :
wilayah
hanya berguna bagi para pemilik industri kecil menengah dan petani saja, tetapi
perombakan besar dalam penyediaan prasarana angkutan umum dan barang ini.
perkotaan.
Penataan
lingkungan
terkait
dengan
penyediaan
Solusinya yaitu dengan swadaya masyarakat yang cukup besar disertai dengan
pembuatan proposal dan pengkoordinasian dengan berbagai pihak unutk
pengadaan seluruh aspek sarana angkutan umum ini.
C. Sarana Angkutan Umum dan Barang
Potensi :
Angkutan umum dan barang yang berkembang saat ini yaitu kendaraan roda dua
milik pribadi. Masyarakat kawasan perencanaan Desa Haurkolot membutuhkan
unit transportasi dan kelengkapan lainnya seperti terminal kecil, rambu-rambu,
dan juga tempat pemberhentian. Ketersediaan fasilitas tersebut nantinya akan
digunakan oleh semua kalangan masyarajat tanpa terkecuali.
Ketersediaan sarana dan prasarana angkutan umum dan barang ini akan
memudahkan masyarakat setempat dalam mencapai kawasan tertentu. Dengan
demikian kegiatan jual beli (perekonomian) dan juga pertanian akan sangat
dimudahkan. Terutama terkait dengan sarana angkutan barang yang dapat
digunakan oleh para petani dan pembelinya.
D. Area Parkir
Dalam mendukung setiap kegiatan pertanian dan industri yang terdapat pada
kawasan perencanaan, dibutuhkan area parkir yang memadai. Area Parkir ini akan
ditujukan untuk kendaraan roda dua hingga roda empat. Keberadaan area parkir
ini akan sangat dibutuhkan apabila telah dibangun fasilitas-fasilitas sosial dan
umum pada kawasan tersebut. Dengan adanya area parkir diharapkan pula dapat
Sumber : risnawatiririn.wordpress.com
Masalah :
Dalam merealisasikan failitas ini yang menjadi maslah yaitu ketersediaan lahan
yang dapat dimanfaatkan sebagai area parkir. Selain itu kemungkinan
berkembangnya kriminalitas curanmor ketika falitias ini sudah direalisasikan.
Solusinya adalah dengan adanya koordinasi yang baik dengan seluruh
masyarakat sekitar terkait penyediaan lahan untuk fasilitas ini, apakah akan
membeli milik pribadi ataukah sistem bagi hasil dengan pemilik lahan.
Potensi :
Fasilitas berupa area parkir ini para petani, masyarakat, serta pihak lain yang
akan berbisnis pada kawasan ini akan nyaman melakukan kegiatannya karena
adanya fasilitas penitipan kendaraan mereka. Selain itu dengan adanya area
parkir yang memadai akan menarik lebih banyak orang untuk bertani atau
berbisnis di kawasan ini.
5-
dari perancangan tiap bangunan, kavling, sub blok, dan blok pengembangan
dalam dimensi yang terukur. Memberi gambaran simulasi bangunan secara
keruangan (3d) sebagai model penerapan rencana tata bangunan dan lingkungan
dalam tiap kavling, sub blok, dan blok. Memudahkan pengembangan desain pada
setiap kavling dan sub blok sesuai dengan visi, misi, dan karakter lingkungan
yang telah ditetapkan. Memudahkan pengelolaan dan juga pengendalian kawasan
sesuai dengan visi, misi, dan karakter lingkungan yang telah ditetapkan. Mencapai
Kenyamanan
suatu
kawasan
yaitu
penataan
kawasan
yang
mempertimbangkan
Kesehatan Lingkungan
Kesejahteraan
Keselamatan
gangguan lainnya.
Keamanan
Penataan kawasan yang memperhatikan prinsip keamanan yaitu dengan
adanya pertimbangan dalam penyediaan ruang umum yang nyaman akan
menyebabkan penghuni perumahan saling bersosialisasi dan saling menjaga
timur kawasan prioritas berbatasan dengan blok 1, blok 2, dan blok 3, bagian utara
berbatasan dengan blok 7, pada bagian barat berbatasan dengan blok 10, blok 11,
terhadap prasarana dan sarana dasar yang dibangun meningkat dan secara
dan blok 12, sedangkan bagian selatan berbatsan dengan perlintasan kereta api.
Kawasan ini sebagian besar berupa lahan terbangun didominasi peruntukan lahan
kampung.
kawasan ini diarahkan secara terkendali serta memperkuat karakter dan citra
kawasan sebagai kawasan permukiman yang dilengkapi dengan fasilitas sosial dan
umum yang memadai.
dilakukan dengan perubahan pada bangunan dan jalan yang ada sehingga
perlu melibatkan masyarakat dalam proses identifikasi masalah, perencanaan
Intensitas Lahan
Tata Bangunan
a. Dalam penataan massa bangunan, diupayakan orientasi bangunan
seragam menghadap ke jalan.
b. Bangunan harus memperhatikan kesehatan penghuni seperti sirkulasi
udara, pencahayaan dan ketentuan lainnnya yang diatur dalam peraturan
bangunan.
c. Dianjurkan melakukan penambahan bukaan bangunan dan membuat
Sirkulasi
a. Penataan sirkulasi diusahakan lebih teratur dan memiliki hirarki jalan.
jarak antar bangunan agar ventilasi udara dan cahaya matahari dapat
masuk ke setiap ruang pada bangunan.
Tata Informasi
a. Penataan informasi pada kawasan perencanaan yaitu dengan cara
c. Tata hijau pada jalur pedestrian jalan utama dibedakan antara tanaman
pengarah dengan jarak 15 meter, serta pohon peneduh dengan jarak 10-
bangunan.
jarak 10-15 meter dan tanaman pot yang mengandung unsur aroma terapi
f.