Anda di halaman 1dari 34

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)

, 2014

BAB V
PENYUSUNAN RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

5.1.Struktur Peruntukan Lahan


Pusat-pusat kegiatan perkotaan merupakan pembentuk struktur tata ruang yang
sifatnya hirarki satu sama lain yang dihubungkan oleh sistem jaringan prasarana yang
ada di suatu kawasan terutama jaringan transportasi. Kawasan perencanaan merupakan
bagian dari sistem perkotaan PKL Haurgeulis yang mencakup Desa Haurgeulis,
Cipancuh, Sukajati, Wanakaya, Haurkolot, Mekarjati, dan Karangtumaritis. Sistem
perkotaan didukung oleh jaringan prasarana utama yang merupakan jaringan
transportasi darat berupa jalan provinsi yang menghubungkan wilayah Kabupaten
Subang dengan Kabupaten Indramayu. Kawasan perencanan ini memiliki beberapa
elemen yang membentuk struktur kawasannya yaitu kawasan permukiman, kawasan
perdagangan dan jasa, kawasan Pertanian, jaringan prasarana lainnya berupa jaringan
listrik, jaringan telekomunikasi, jaringan sumber daya air, dan jaringan prasarana
lingkungannya terdiri dari jaringan persampahan, air bersih, air limbah, drainase.
Upaya mewujudkan struktur tata ruang kawasan yang baik dilakukan dengan adanya
pengaturan kegiatan-kegiatan yang dapat memberikan pelayanan yang baik dan dapat
menunjang citra kawasan perencanaan Desa Haurkolot. Struktur tata ruang kawasan
perencanan diatur melalui fungsi kawasan, sehingga dapat dijadikan dasar dalam
mengatur kebijakan pemanfaatan ruangnya. Pengaturan tersebut berupa penempatan
5Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)


, 2014

kawasan yang berfungsi sebagai kawasan permukiman, kawasan perdagangan dan

Sebagai upaya dalam mengatasi kebutuhan masyarakat akan bangunan atau hunian,

jasa, ruang terbuka hijau, dan penataaan sistem jaringan prasarana lingkungan.

maka pembangunan diarahkan pada penambahan jumlah lantai bangunan.

5.2.Intensitas Pemanfaatan Lahan

Tabel 5.1.vRencana Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Jalan Kolektor Primer

Rencana pengaturan intensitas penggunaan lahan yaitu meliputi penentuan Koefisien

Fungsi

KDB

Dasar bangunan (KDB), Koefisien Lantai bangunan (KLB), dan Garis Sempadan

Bangunan

Eksisting

Bangunan (GSB). Pengaturan kepadatan bangunan dipengaruhi oleh fungsi yang akan
Permukiman

40-60%

sangat tinggi: lebih besar dari 75%.

Perdagangan dan

50-60%

Koefisien dasar bangunan tinggi: 60-70%.

dikembangkan, sedangkan pengaturan KLB dalam penentuannya erat dengan tinggi


bangunan yang diijinkan. Penentuan tinggi bangunan dipengaruhi oleh fungsi
bangunan, di Desa Haurkolot ketinggian bangunan didominasi oleh bangunan dengan
ketinggian rendah.

permukiman
Fasilitas umum

Koefisien dasar bangunan sedang: 30-60%.


40-50%

bangunan dengan luasan lahan pada setiap persil lahan. Rencana pengaturan Koefisien
Dasar Bangunan (KDB) pada kawasan perencanaan maksimal 60%. Bangunan dengan
fungsi perdagangan dan jasa ditentukan dengan KDB maksimal 80%. Sedangkan
bangunan perkantoran dan pemerintahan ditentukan memiliki KDB maksimal 60%.
KDB maksimal yang paling rendah yaitu 60% diperuntukkan bagi bangunan fasilitas

Koefisen dasar bangunan rendah: <30 %.


Sumber : Hasil Analisis

.2.1Koefisien Dasar Bangunan


Koefisien Dasar Bangunan (KDB) merupakan perbandingan antara luasan lahan

Standar Kepmen

.2.2Koefisien Lantai Bangunan


Pengaturan terkait Koefisien Lantai Bangunan (KLB) pada wilayah perencanaan
direncanakan untuk fungsi bangunan fasilitas umum, campuran perdagangan, dan
permukiman. Ketinggian lantai 1-2 lantai dengan KLB 0,6 untuk bangunan fasilitas
umum, 1-2 lantai dengan KLB 1,2 untuk untuk bangunan industri, dan 1- 2 lantai
dengan KLB 1,2 untuk bangunan permukiman.

umum. Ketentuan KDB ini ditetapkan sebagai upaya menjaga luasan lahan tidak
terbangun untuk menjaga kualitas lingkungan pada kawasan tersebut. Selain itu
dengan adanya ketentuan KDB ini dapat menjaga tingkat kepadatan bangunan.

Tabel 5.2. Rencana Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Jalan Kolektor Primer

Fungsi Bangunan

Jumlah
Lantai

Rencana KLB
5-

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)


, 2014

Permukiman

1- 2

Perdagangan dan jasa

1-3

Permukiman 1,2
Perdagangan dan jasa 0,6

pelayanan umum
peribadatan

Industri 1,2
1-2

Campuran permukiman
perdagangan 0,6

Fasilitas umum 0,6


Perkantoran dan
pemerintahan dan

1-2

Sumber : Hasil Analisis

5Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)


, 2014

Peta 5.1. Peta Rencana Intensitas Pemanfaatan Lahan

5Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)


, 2014

Sumber : Hasil Analisis


5Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)


, 2014

5.3.Tata Bangunan
Penataaan bangunan yang direncanakan terdiri dari pengaturan blok lingkungan dan
kaveling, pengaturan bangunan dan pengaturan ketinggian bangunan, serta elevasi
lantai bangunan, garis sempadan bangunan dan garis sempadan sungai.

ada dan memiliki jarak antar bangunan yang tidak berhimpit. Selain pola bangunan
yang linear dan menghadap jalan, bangunan pada kawasan ini sebagian besar
merupakan bangunan satu lantai dan menyisakan lahannya sebagai ruang terbuka.
Dengan penataan bangunan yang berbentuk pola linear tersebut, maka citra
lingkungan permukiman kawasan perencanaan terlihat kompak, terpadu, dan cukup

.3.1Pengaturan Blok Lingkungan dan Kaveling

rapi. Hanya saja, terdapat bangunan fasilitas peribadatan yang tidak langsung
menghadap ke jalan dan tidak memiliki ruang terbuka. Bangunan masjid tersebut

Tata letak bangunan di kawasan perencanaan membentuk pola linear yaitu memanjang
mengikuti jaringan jalan. Orientasi massa bangunan pada kawasan tersebut cenderung
menghadap ke jalan baik jalan kolektor, jalan lokal, maupun jalan lingkungan.

selain tidak memiliki ruang terbuka, tidak memiliki pula garis sempadan bangunan.
Dengan tata bangunan tersebut maka rencana penataan bangunan pada kawasan
perencanaan ini diarahkan sebagai berikut :

Rencana blok bangunan masing-masing Unit Lingkungan di kawasan perencanaan


Desa Haurkolot direncanakan sebagai lahan mixed used, ruang terbuka hijau,

ke jalan atau ruang terbuka.

perdagangan dan jasa, serta permukiman. Pola penataan letak bangunan yang sudah
ada tersebut tetap dipertahankan agar menampilkan kesan lingkungan yang rapi,

teratur, serta saling berintregasi antara bangunan satu dengan bangunan yang lainnya.

Tata bangunan yang terdapat dalam kawasan perencanaan sudah cukup rapi, dimana
sebagian besar bangunan menghadap langsung ke jalan lingkungan. Pola penataan

Kesehatan penghuni bangunan perlu diperhatikan dalam setiap bangunan yang ada
dengan memperhatikan ketersediaan dan kondisi sirkulasi udara, pencahayaan,

Komposisi luasan lahan terbangun dan lahan tidak terbangun berbanding 60:40.

.3.2Pengaturan Bangunan

Setiap bangunan pada kawasan perencanaan diusahakan agar seragam menghadap

dan ketentuan lainnnya yang diatur dalam peraturan bangunan.

Dengan jarak antar bangunan yang tidak berdekatan menjadikan setiap bangunan
memiliki potensi untuk menyediakan sirkulasi udara dan cahaya yang lebih
banyak agar setiap bangunan yang ada menjadi sehat dan layak huni.

bangunan tersebut membentuk pola linear sesuai dengan bentuk jalan lingkungan yang
5Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)


, 2014

Bangunan pada kawasan perencanaa wajib memperhatikan ketentuan garis


sempadan bangunan.

B. Garis Langit Bangunan


Garis langit bangunan yang ada saat ini yaitu berupa garis langit horizontal atau

Penataan bangunan pada kawasan perencanaan tidak hanya mempertimbangkan pola


bangunan terhadap struktur jalan yang terdapat disekitarnya. Hal lain yang perlu untuk
dipertimbangkan antara lain ketinggian bangunan, garis langit bangunan, dan garis

horizontal skyline. Dalam rencana pengembangannya, garis langit dapat dibuat


lebih variatif dengan mengatur ketinggian bangunan pada kawasan perencanaan
sehingga menghasilkan skyline yang berbentuk harmonis dan sekuensial.

sempadan bangunan.
Gambar 5.1. Contoh Skyline Bangunan

A. Ketinggian Bangunan
Rencana terkait ketinggian maksimum bangunan pada kawasan perencanaan
disesuaikan dengan kondisi bangunan terhadap jalan, daya dukung lahan terhadap
bangunan, skala dan proporsi, serta tidak berdampak negatif terhadap lingkungan.
Rencana pengaturan ketinggian bangunan pada kawasan perencanaan sebagai
berikut:
Sumber : Suburb
(http://en.wikipedia.org/wiki/Suburb)
Tabel 5.3. Rencana Ketinggian Bangunan

Fungsi Jalan

Zona (RT)

Ketinggian

Jumlah lantai

Maksimum (m)

Maksimum (m)

Jalan Provinsi

RT 15

15

3 lantai

Jalan Provinsi

RT 16

15

3 lantai

Jalan Desa

RT 15

10

2 lantai

Jalan Desa

RT 16

10

2 lantai

Jalan Lingkungan

RT 15

10

2 lantai

Jalan Lingkungan

RT 16

10

2 lantai

Sumber : Hasil Rencana

C. Garis Sempadan Bangunan


Beberapa bangunan pada kawasan perencanaan memiliki garis sempadan
bangunan yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Salah satu bangunan
dengan garis sempadan bangunan yang tidak sesuai yaitu beberapa bangunan pada
Gang Pesantren. Dalam pengembangannya, diusahakan setiap bangunan memiliki
garis sempadan bangunan yang sesuai dengan rencana pada kawasan permukiman
tersebut yaitu sekitar yaitu 3-5 meter dari muka jalan.
5-

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)


, 2014

5.4.Sistem Ruang Terbuka dan Ruang Terbuka Hijau


A. Rencana Sistem Ruang Terbuka Hijau

Melihat kondisi RTH pekarangan yang sudah ada sebagian besar dibiarkan apa
adanya, maka perlu adanya penataan kembali RTH pekarangan pada setiap persil
terutama pada persil yang berhadapan langsung dengan sirkulasi jalan. Penataan

Rencana sistem RTH pada kawasan perencanaan terdiri dari penyediaan RTH
RTH pekarangan dapat menambah nilai estetis lingkungan tersebut dan juga dapat
pekarangan, RTH taman bermain, RTH jalur hijau jalan. Sebagai upaya penataan
menjaga kesehatan setiap penghuni bangunan. Tanaman hijau pada pekarangan
lingkungan yang indah dan sehat maka kawasan perencanaan ini membutuhkan
dapat mengurangi intensitas debu yang masuk ke bangunan dari jalan didepannya,
penyediaan RTH lingkungan RT yang tersebar pada beberapa titik. RTH
mengurangi kebisingan, serta meningkatkan kesejukan disekitar bangunan.
lingkungan RT ini direncakan untuk memberikan fungsi ekologis, sosial, dan
estetis. Fungsi ekologi dapat diwujudkan dengan penanaman tumbuhan yang

C. Ruang Terbuka Hijau Jalan

dapat meningkatkan kualitas lingkungan, fungsi sosial diwujudkan dengan


penyediaan fasilitas penunjang dalam RTH, sedangkan fungsi estetis diwujudkan
dengan penyediaan pelengkap RTH.

Rencana penatan RTH jalan yaitu dengan melestarikan jalur hijau yang sudah ada
sebagai lahan yang tidak boleh dibangun dan menjadi buffer zone. Jalur hijau
direncanakan pada setiap sisi ruang pejalan kaki untuk memberikan pelindung
pengguna ruang pejalan kaki tersebut dari panas matahari serta debu maupun air

B. Rencana Sistem Ruang Terbuka Hijau Pekarangan

yang menggenang pada jalan. Selain itu direncanakan pula buffer zone pada

Pembangunan pada setiap persil bangunan perlu memperhatikan ketentuan

sepanjang jalan provinsi yang melalui kawasan perencanaan Desa Haurkolot,

mengenai KDB yang telah ditentukan yaitu maksimal adalah 60% dengan KDH

sehingga dapat mengurangi kebisingan yang timbul dari arus lalu lintas pada jalan

sebesar 40%. Dengan mengacu pada aturan tersebut diharapkan setiap persil lahan

tersebut dan mengurangi risiko terkena imbas kecelakaan.

dapat menyediakan RTH privat. Ruang Terbuka Hijau privat tersebut yaitu berupa
RTH yang tersedia dalam kaveling / persil milik masyarakat. Rencana penataan
RTH privat berupa RTH pekarangan pada kawasan perencanaan ini dilakukan
dengan cara mempertahankan dan mengendalikan besaran KDB dan KDH yang
ada. Selain merencanakan kuantitas dari RTH pekarangan, diperlukan pula
kualitas dari RTH pekarangan yang ada.
5Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)


, 2014

Peta 5.2. Peta Rencana Ruang Terbuka Hijau

5Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)


, 2014

Sumber : Hasil Analisis

5.5.Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung

B. Sistem Sirkulasi Kendaraan

A. Sistem Jaringan Jalan

Sistem sirkulasi kendaraan pada kawasan ini direncanakan sesuai dengan kelas

Sistem jaringan jalan pada kawasan perencanaan Desa Haurkolot diarahkan pada
peningkatan kualitas jalan yang ada. Pengembangan tersebut dilakukan mengingat
kondisi jalan pada kawasan ini masih berupa jalan tanah dan batu. Lebar jalan
yang dinilai sudah cukup dan dapat menanggung fungsi jalan tersebut tidak lagi
memerlukan adanya pelebaran jalan. Begitu pula dengan jalan penghubung antar
bangunan serta antara jalan lingkungan direncanakan peningkatan kualitas dengan
pemasangan paving block tanpa adanya pembuatan jalan baru. Sepanjang jalur
jaringan jalan dilengkapi dengan sistem penghijauan baik berupa pot maupun

jalan dan fungsi jalan yang ada. Arus lalu lintas terpadat diarahkan di sepanjang
koridor jalan provinsi yang melintas di Jalan Haurkolot dan jalan-jalan Poros
Desa, yaitu Jalan Yance dan Jalan Koperasi, yang merupakan koridor jalan utama
pada kawasan tersebut. Jalan yang direncanakan dimanfaatkan sebagai jalur
pergerakan transit yaitu perpindahan arus pergerakan moda transportasi yang
berbeda dari kawasan perencanaan menuju kawasan lainnya. Sedangkan untuk
jalan lingkungan, direncanakan untuk dikembangkan menjadi sirkulasi kendaraan
kecil dan pejalan kaki.

tanaman pagar.
C. Sistem Sirkulasi Pejalan Kaki
Gambar 5.2. Rencana Perbaikan Jaringan Jalan

Pada kawasan prioritas ini, sistem sirkulasi pejalan kaki direncakan untuk
dilakukan penataan di sekitar jalan provinsi, jalan desa dan jalan lingkungan.
Walaupun arus kendaraan masih cenderung rendah, namun dalam penataannya
tetap memerlukan rencana penyediaan ruang untuk pejalan kaki. Rencana tersebut

Before

After

dilakukan untuk mengatisipasi peningkatan arus kendaraan pada jalan tersebut


pada tahun-tahun berikutnya sehingga tidak membahayakan pejalan kaki.
5-

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)


, 2014

Penyediaan ruang pejalan kaki perlu dilengkapi dengan sistem penghijauan


sebagai pelindung dari terik sinar matahari.

Gambar 5.3. Rencana Perbaikan Jaringan Jalan Antar Bangunan

Before

After

5Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)


, 2014

Peta 5.3. Peta Rencana Sistem Jaringan Jalan

Sumber : Hasil Analisis

5.6.Tata Kualitas Lingkungan


Kualitas lingkungan pada kawasan perencanaan masih perlu diperhatikan sebagai
upaya dalam menciptakan lingkungan yang serasi, layak huni, indah, dan sehat.
Rencana penataan kualitas lingkungan terdiri dari penataaan alat kelengkapan jalan
dan rencana penataan identitas lingkungan.

A. Komponen Kelengkapan Jalan

Tempat Sampah
Ketersediaan tempat sampah merupakan hal yang sangat penting dalam
menjaga kebersihan, keindahan, dan kesehatan lingkungan. Dalam kawasan
perencanaan Desa Haurkolot ini direncanakan untuk disediakan tempat sampah
pada beberapa titik. Letak penempatan tempat sampah tersebut ditempatkan
5-

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)


, 2014

sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu aktifitas dan kesehatan

masyarakat yang tingal di sekitarnya.

Papan Penunjuk Jalan dan Reklame


Rencana penyediaan papan penunjuk jalan direncanakan diletakkan pada
perempatan jalan krusial serta direncanakan pengadaannya papan nama jalan di

tiap jalan dan gang. Sebagai kawasan perkotaan perlu penataan standar

Penerangan Jalan

penataan papan reklame agar tidak mengganggu pemandangan kota, tetapi

Rencana penyediaan penerangan jalan pada kawasan perencanaan yaitu dengan

justru mendukung keindahan kota. Pada kawasan perencanaan, belum ada

meletakkan penerangan jalan pada ruas jalan lingkungan. Penerangan jalan

papan reklame yang mengganggu pemandangan wilayah.

berfungsi untuk meingkatkan kenyamana pengguna jalan dimalam hari,


mengingat sebagian besar jalan lingkungan tidak dilengkapi dengan penerang
jalan. Kondisi saat ini, yaitu jalan lingkungan yang tidak dilengkapi dengan

Vegetasi

penerangan jalan, menyulitkan dan mengurangi kenyamanan penggunan jalan

Rencana penyediaan vegetasi yaitu berupa peletakan pot tanaman maupun

dimalam hari. Penyediaan penerangan jalan lingkungan ini dilakukan secara

pagar tanaman disetiap sisi jalan, baik jalan provinsi, jalan lingkungan, maupun

swadaya, dan disertai dengan sistem pengelolaannya oleh masyarakat setempat.

jalan poros desa. Bentuk dan corak dari pot tanaman harus terlihat jelas dengan

Tinggi titik lampu penerangan jalan 3 meter dari permukaan jalan, dengan

sentuhan citra kawasan perencanaan yang spesifik dan selaras serta terbuat dari

jarak tiang yang satu dengan yang lain yaitu sepanjang 25 meter.

bahan bangunan setempat. Jenis vegetasi yang ditanam harus sesuai dengan
jenis peruntukan tanaman dipinggir jalan yaitu pohon kecil dengan warna daun
yang menarik dan memiliki fungsi sebagai buffer.

5.7.Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan


5.7.1

Sistem Jaringan Drainase

kawasan ini yaitu saluran air hujan yang terputus dan tidak terintegrasi. Kondisi
tersebut menimbulkan permasalahan sering timbulnya luapan air hujan dari saluran
drainase sehingga terdapat genangan-genangan air di sekitar permukiman, terutama

Kondisi jaringan drainase pada kawasan perencanaan Desa Haurkolot sebagian besar
pada jalan, apabila hujan deras turun. Dalam upaya penataan lingkungan permukiman
tidak terawat dan kapasitas volume saluran yang kurang memadai karena terlalu
pada kawasan perencanaan ini, akan dilakukan perbaikan saluran drainase yang
dangkal. Permasalahan lainnya terkait dengan jaringan drainase yang terdapat pada
melintas sepanjang jalan pemukiman dengan cara memperdalam saluran drainase yang
5Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)


, 2014

sudah ada. Saluran tersebut direncanakan terbuka dengan kontruksi dari batu belah dan
diplester sampai dasar saluran supaya sampah tidak tersangkut.
Selain itu dalam pengembangannya, penanganan jangka panjang terkait dengan
permasalahan drainase yaitu dapat dilakukan dengan penyediaan detensi, infiltrasi,
maupun water harvesting. Dengan adanya sistem detensi dapat membantu mencegah
terjadinya banjir dan mengatasi masalah konservasi air. Pembuatan sistem infiltrasi

Before

After

dapat mengatasi persoalan banjir, erosi, kualitas air, meningkatkan imbuhan air tanah,
dan penyediaan air bersih. Sedangkan sistem water harvesting dapat mengurangi
resiko banjir dan mengatasi permasalahan kurangnya ketersediaan air, dimana air
tersebut dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan bilas kakus, mencuci mobil,
menyiram tanaman, dll selain kegiatan mandi, memasak, dan kegiatan dapur lainnya.
Gambar 5.4. Rencana Perbaikan Jaringan Drainase

5Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)


, 2014

Peta 5.4. Peta Rencana Sistem Jaringan Drainase

5Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)


, 2014

Sumber : Hasil Analisis

5.7.2

Sistem Jaringan Air Bersih

Pengembangan sistem jaringan air bersih kawasan perencanaan direncanakan dengan

Pipa yang ditanam dalam tanah menggunakan pipa PVC, GIP atau fiber glass

dan;
Pipa yang dipasang diatas tanah tanpa perlindungan menggunakan GIP.

beberapa alternatif, pertama adalah mengaktifkan kembali sistem jaringan yang telah
ada dengan mencari sumber air baku yang mencukupi, serta kedua adalah

C. Penyediaan Kran Umum

menyediakan kran umum dan penampungan air bersih umum untuk kebutuhan
masyarakat ketika musim kemarau tiba. Berdasarkan SNI 03-1733, dalam perencanaan
jaringan air bersih terdapat beberapa persyaratan umum sebagai kriteria dalam

pemenuhan kebutuhan akan air bersih yang diantaranya yaitu :

A. Penyediaan Kebutuhan Air Bersih

Lingkungan perumahan harus mendapat air bersih yang cukup dari perusahaan

air minum atau sumber lain dengan ketentuan yang berlaku dan;
Apabila telah tersedia sistem penyediaan air bersih kota atau penyediaan air
besih lingkungan, maka tiap rumah berhak mendapat sambungan rumah atau
sambungan halaman.

Satu kran umum disediakan untuk jumlah pemakai 250 jiwa


Radius pelayanan maksimum 100 meter
Kapasitas minimum untuk kran umum adalah 30 liter/orang/hari dan
Ukuran dan konstruksi kran umum sesuai dengan SNI 03-2399-1991 tentang
Tata cara Perencanaan Bangunan MCK Umum.

D. Penyediaan Hidran Kebakaran

Untuk daerah komersial jarak antara kran kebakaran 100 meter


Untuk daerah perumahan jarak antarakran maksimum 200 meter
Jarak dengan tepi jalan minimum 3 meter
Apabila tidak dimungkinkan membuat kran diteruskan membuat sumur-sumur

kebakaran
Perencanaan hidran kebakaran mengacu pada SNI 03-1745-1989 tentang Tata
Cara Pemasangan Sistem Hidran Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada
Bangunan Rumah dan Gedung.

B. Penyediaan Jaringan Air Bersih

Harus tersedia jaringan lingkungan/kota sampai sambungan rumah;

Gambar 5.5. Rencana Penyediaan Air Bersih

5Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)


, 2014

Before

After

Peta 5.5. Peta Rencana Jaringan Air Bersih

5Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)


, 2014

Sumber : Hasil Analisis

5.7.3

Sistem Jaringan Air Limbah dan Air Kotor

Air limbah dan air kotor pada kawasan ini berasal dari kegiatan bangunan hunian
dalam jumlah yang cukup banyak. Kondisi aktual terkait dengan MCK pada
lingkungan permukiman dalam kawasan perencanaan ini yaitu sebagian besar MCK
tidak dilengkapi dengan septictank. Air limbah yang berasal dari MCK bangunan
hunian ditampung dalam kolam penampungan dengan dasar tanah dan tanpa penutup.
Dengan kondisi seperti ini dapat mencemari lingkungan dan air tanah yang dapat
menimbulkan berbagai penyakit. Untuk itu perlu adanya perencanaan pembuangan
limbah rumah tangga yang disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Jaringan limbah
direncanakan dengan pembuatan MCK umum/septictank komunal sebagai tempat
pengurai limbah serta selokan terbuat dari konstruksi teknis dan tertutup yang
mengalirkan air limbah secara langsung.
Gambar 5.6. Rencana Perbaikan Jaringan Air Limbah

Before

After

Pembuangan air kotor yang berasal dari kegiatan cuci dan mandi direncanakan untuk
disalurkan menuju saluran air kotor kota dengan menggunakan saluran tertutup.
Sedangkan air kotor yang berasal dari kakus direncanakan untuk dialirkan menuju
septictank. Rencana penyediaan septictank ini tidak hanya berupa septictank individu
saja namun dapat pula disediakan untuk komunal yang melayani beberapa bangunan
hunian. Selain itu sesuai dengan ketentuan dalam SNI perlu disediakan bidang
resapan. Berdasarkan SNI 03 6379 -2000, terdapat beberapa prosedur dalam
perencanaan penyediaan septictank dalam lingkungan permukiman dalam bentuk
pedoman pokok perencanaan konstruksi yang meliputi :
5-

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)


, 2014

Lamanya waktu air buangan berada dalam bangunan septik tank sebelum sampai
ke tempat effluentnya.

Kemampuan tanah meloloskan air dalam bidang rembesan, dihitung liter/luas 1


m2 sebagai satuan kapasitas merembesnya air ke dalam tanah

Kedalaman air tanah terhadap dasar bidang rembesan atau adanya lapisan tanah
kedap air di bawahnya

Kapasitas tampung maksimum dan minimum

5Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)


, 2014

Peta 5.6. Peta Rencana Jaringan Air Limbah

5Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)


, 2014

Sumber : Hasil Analisis

5.7.4

Sistem Jaringan Persampahan

Sistem pengelolaan sampah pada kawasan perencanaan yaitu dengan cara pengolahan
sampah secara individu dengan cara dibakar maupun dikubur pada lahan pekarangan.

bersubsidi bagi masyarakat yang bangunan huniannya belum terlayani oleh jaringan
listrik langsung dan penyediaan penerangan jalan umum di beberapa titik koridor jalan
lingkungan.

Tidak hanya itu, masih terdapat pula masyarakat yang terbiasa membuang sampah dan
menumpuknya pada lahan-lahan kosong dan juga pada saluran drainase. Kebiasan

5.7.6

Sistem Jaringan Telepon

tersebut berakibat pada kesehatan dan keindahan lingkungan yang menurun serta

Rencana pengembangan jaringan telepon kabel kurang diminati oleh masyarakat

menimbulkan genangan air yang diakibatkan meluapnya air dari saluran drainase.

dikarenakan adanya jaringan telepon nirkabel yang lebih efisien dan ekonomis.

Sebagai upaya penataan lingkungan terkait persampahan direncanakan dengan

Namun perlu direncanakan untuk penyediaan telepon umum yang disediakan di sekitar

dibuatnya sistem jaringan persampahan yang memakai sistem 3R. Sistem 3R yang

ruang publik dan pada pusat keramaian, sepanjang jalur pedestrian, serta disekitar

dimaksud yaitu pengelolaan sampah dengan cara reuse, recycle, dan reduce. Dengan

kawasan perdagangan dan jasa. Jenis telepon umum yang disediakan adalah dengan

adanya sistem tersebut diharapkan masyarakat menjadi lebih bertanggung jawab akan

sistem koin, kartu telepon, maupun menggunakan kartu chip.

sampah yang akan dan telah dihasilkan sehingga mengurangi beban yang ditanggung
oleh alam dan lingkungan untuk menampung sampah.

5.7.7

Sistem Jaringan Jalur Penyelamatan atau Evakuasi

Pada kawasan perencanaan ini diperlukan penetapan jaringan evakuasi yang


5.7.5

Sistem Jaringan Listrik

terintegrasi dengan sistem jaringan jalan kota dan perovinsi ketika terjadi bencana.

Permasalahan terkait dengan sistem jaringan listrik pada kawasan perencanaan yaitu

Selain penetapan jalur evakuasi, diperlukan pula peningkatan kualitas jalur evakuasi

terdapat beberapa bangunan hunian yang belum mendapatkan fasilitas listrik. Sebagai

dan penyediaan rambu pengarah jalur evakuasi maupun titik simpul. Dengan demikian

rencana penataannya akan diupayakan untuk penyediaan paket pemasangan listrik

rencana sistem jaringan penyelamatan / evakuasi pada kawasan perencanaan melalui


5-

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)


, 2014

jalan-jalan lingkungan yang ada yang mengarah ke luar kawasan menuju jalan desa
lalu menuju jalan provinsi maupun tempat ruang terbuka yang tersedia seperti halaman
masjid dan mushola serta lapangan.

5Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)


, 2014

Peta 5.7. Peta Rencana Jaringan Evakuasi Bencana

5Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)


, 2014

Sumber : Hasil Analisis

5.8.Rencana Pengembangan Potensi Kawasan


Potensi kawasan yang terdapat pada kawasan perencanaan di desa Haurkolot ini dapat
dilihat dari kondisi geografis dan tanahnya yang amat cocok untuk lahan pertanian.
Selain itu pada kawasan ini terdapat potensi kegiatan perdagangan dan jasa yang
Gambar 5.7. Rencana Perbaikan Jaringan Drainase
keberadaannya perlu didukung dengan penataan lingkungan kawasan tersebut.
Pengembangan potensi pada kawasan perencanaan dapat didukung dengan adanya
balai pertemuan, pasar, sarana angkutan umum dan barang, serta area parkir.

A. Balai Pertemuan
Penyediaan balai pertemuan direncanakan sebagai salah satu pendukung kegiatan
perekonomian pada kawasan ini. Balai yang direncanakan yaitu berupa bangunan
permanen yang diperuntukkan tidak hanya untuk kegiatan rembug para petani,
tetapi juga sebagai sarana komunikasi dengan para investor. Serta akan digunakan
sebagai tempat koordinasi segala aspek yang berhubungan dengan kepetingan
masyarakat pada kawasan tersebut. Tata letak balai pertemuan direncanakan
dibangun langsung menghadap jalan agar mudah dicapai oleh masyarakat petani

Before

After

Dalam perencanaan penyediaan balai pertemuan yang dibutuhkan oleh setiap


masyarakat tani kawasan tersebut tentu terdapat permasalah dan potensi yang
mempengaruhi. Permasalahan yang ada perlu disiasati dan dipecahkan dengan
baik dan dengan memperhatikan potensi yang dapat mendukung penyediaan balai
pertemuan tersebut. Berikut ini merupakan uraian terkait masalah dan potensi
dalam perencanaan penyediaan balai pertemuan pada kawasan perencanaan :

dan juga oleh para investor. Arsitektur bangunan balai pertemuan ini diselaraskan
dengan arsitektur bangunan-bangunan yang terdapat disekitarnya tetapi juga dapat

Masalah :

memberikan ciri tersendiri sebagai penanda balai pertemuan.


5Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)


, 2014

Salah satu masalah yang mungkintimbul yaitu ketersediaan lahan yang dapat

membantu dalam proses penjualan hasil prosuksi. Selain itu dibutuhkan pula pasar

dimanfaatkan sebagai lahan untuk pembangunan balai pertemuan pada

yang dapat menyediaakan segala macam kebutuhan dan bahan baku bagi kegiatan

kawasan tersebut. Selain itu terdapat permasalah terkait kepengurusan

industri kecil dan menengah tersebut.

organisasi pertanian yang nantinya berasal dari masyarakat tani setempat


memiliki tingkat pendidikan relatif kurang memadai untuk menangani investor
dan program-program lainnya pada kawasan tersebut. Solusinya adalah dengan
cara swadaya dan pengumpulan dana untuk membeli lahan yang akan
digunakan sebagai lokasi balai pertemuan, serta pendidikan dan pelatihan
Gambar 5.8. Contoh Pasar

untuk masyarakat tani yang diberikan oleh instansi yang berkompeten dalam
bidang pertanian dan pemasaran agar para calon pengurus siap menghadapi
berbagai masalah yang akan terjadi.

Potensi :
Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dan kuantitas
hasil pertanian pada kawasan ini akan terkoordinir dengan baik dengan adanya
fasilitas berupa balai pertemuan ini. Balain pertemuan dibutuhkan sebagai

Sumber : interior of market hall (www.tripadvisor.com)

sarana setiap kegiatan-kegiatan rembug terkait dengan pertanian dan


kepentingan masyarakat setempat.

Masalah :
Penyediaan fasilitas pasar tersebut tidak menutup kemungkinan terjadinya

B. Pasar

eksodus masyarakat di luar kawasan untuk datang dan menguasai pasar


sehingga berakibat pada masyarakat asli kawasan tersebut menjadi terusir.

Dalam kawasan perencanaan terdapat beberapa kegiatan industri kecil menengah


seperti pembuatan kerupuk, batu bata, furnitur kayu, dan kusen. Dalam upaya

Solusinya yaitu dengan membuat aturan awal terkait sirkulasi pasar, sistem
pengelolaan pasar, dan juga menyediakan suatu sistem keamanan.

pengembangan kegiatan perekonomian tersebut, dibutuhkan pasar yang dapat


5Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)


, 2014

Potensi :

Masalah :

Keberadaan pasar pada kawasan perencanan Desa Haurkolot ini akan

Penyediaan moda transportasi umum memerlukan koordiasi dengan pihak

mendongkrak perekonomian masyarakat kawasan tersebut. Karena tidak akan

wilayah

hanya berguna bagi para pemilik industri kecil menengah dan petani saja, tetapi

kelengkapan sistem transportasi akan sulit direalisasikan karena memerlukan

juga untuk warga lain yang ingin berjualan disini.

perombakan besar dalam penyediaan prasarana angkutan umum dan barang ini.

perkotaan.

Penataan

lingkungan

terkait

dengan

penyediaan

Solusinya yaitu dengan swadaya masyarakat yang cukup besar disertai dengan
pembuatan proposal dan pengkoordinasian dengan berbagai pihak unutk
pengadaan seluruh aspek sarana angkutan umum ini.
C. Sarana Angkutan Umum dan Barang

Potensi :

Angkutan umum dan barang yang berkembang saat ini yaitu kendaraan roda dua
milik pribadi. Masyarakat kawasan perencanaan Desa Haurkolot membutuhkan
unit transportasi dan kelengkapan lainnya seperti terminal kecil, rambu-rambu,
dan juga tempat pemberhentian. Ketersediaan fasilitas tersebut nantinya akan
digunakan oleh semua kalangan masyarajat tanpa terkecuali.

Ketersediaan sarana dan prasarana angkutan umum dan barang ini akan
memudahkan masyarakat setempat dalam mencapai kawasan tertentu. Dengan
demikian kegiatan jual beli (perekonomian) dan juga pertanian akan sangat
dimudahkan. Terutama terkait dengan sarana angkutan barang yang dapat
digunakan oleh para petani dan pembelinya.

Gambar 5.8. Contoh Sarana Angkutan Umum dan Barang

D. Area Parkir
Dalam mendukung setiap kegiatan pertanian dan industri yang terdapat pada
kawasan perencanaan, dibutuhkan area parkir yang memadai. Area Parkir ini akan
ditujukan untuk kendaraan roda dua hingga roda empat. Keberadaan area parkir
ini akan sangat dibutuhkan apabila telah dibangun fasilitas-fasilitas sosial dan
umum pada kawasan tersebut. Dengan adanya area parkir diharapkan pula dapat
Sumber : risnawatiririn.wordpress.com

menciptakan lingkungan permukiman yang terlihat rapih dan teratur.


5-

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)


, 2014

Gambar 5.10. Contoh Area Parkir

Sumber : parking area (thebodycenterfitness.com)

Masalah :
Dalam merealisasikan failitas ini yang menjadi maslah yaitu ketersediaan lahan
yang dapat dimanfaatkan sebagai area parkir. Selain itu kemungkinan
berkembangnya kriminalitas curanmor ketika falitias ini sudah direalisasikan.
Solusinya adalah dengan adanya koordinasi yang baik dengan seluruh
masyarakat sekitar terkait penyediaan lahan untuk fasilitas ini, apakah akan
membeli milik pribadi ataukah sistem bagi hasil dengan pemilik lahan.

Potensi :
Fasilitas berupa area parkir ini para petani, masyarakat, serta pihak lain yang
akan berbisnis pada kawasan ini akan nyaman melakukan kegiatannya karena
adanya fasilitas penitipan kendaraan mereka. Selain itu dengan adanya area
parkir yang memadai akan menarik lebih banyak orang untuk bertani atau
berbisnis di kawasan ini.
5-

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)


, 2014

5Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)


, 2014

Peta 5.8. Peta Rencana Fasilitas Umum

5Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)


, 2014

Sumber : Hasil Analisis


intervensi desain kawasan yang berdampak positif, terarah, dan terukur pada suatu
kawasan yang direncanakan. Mencapai integrasi elemen-elemen desain yang
berpengaruh kawasan yang direncanakan.
5.9.Skenario Pembiayaan Pembangunan Kawasan Prioritas
A. Panduan Penataan Kawasan
Panduan penataan kawasan merupakan penjelasan lebih rinci dari rencana umum
yang telah ditetapkan sebelumnya dalam bentuk penjabaran materi utama melalui
pengembangan komponen rancangan kawasan pada bangunan, elemen prasarana
kawasan, kaveling dan blok, termasuk panduan ketentuan detail visual kualitas
minimal tata kawasan.

Ketentuan Dasar Implementasi Penataan Kawasan


Pada panduan penataan kawasan memuat ketentuan dasar implementasi rancangan
penataan terhadap kawasan perencanaan. Ketentuan dasar implementasi yang
dimaksud yaitu berupa ketentuan tata bangunan dan lingkungan yang lebih detail,
memudahkan, dan memandu penerapan serta pengembangan rencana umum, baik

Manfaat Panduan Penataan Kawasan


Manfaat dari panduan penataan kawasan ini diantaranya yaitu memberi arahan
ringkas dan sistematis bagi implementasi ketentuan dasar serta ketentuan detail

pada bangunan, kelompok bangunan, elemen prasarana kawasan, kavling, maupun


blok. Panduan rancangan ini bersifat mengaktualisasikan tujuan penataan
lingkungan yang hijau, nyaman, tertib, dan lancar.

dari perancangan tiap bangunan, kavling, sub blok, dan blok pengembangan
dalam dimensi yang terukur. Memberi gambaran simulasi bangunan secara

B. Panduan Penataan Segmen Kawasan

keruangan (3d) sebagai model penerapan rencana tata bangunan dan lingkungan
dalam tiap kavling, sub blok, dan blok. Memudahkan pengembangan desain pada
setiap kavling dan sub blok sesuai dengan visi, misi, dan karakter lingkungan
yang telah ditetapkan. Memudahkan pengelolaan dan juga pengendalian kawasan
sesuai dengan visi, misi, dan karakter lingkungan yang telah ditetapkan. Mencapai

Sebagai upaya memudahkan proses penataan lingkungan pada kawasan


perencanaan, maka kawasan tersebut perlu dibagi kedalam beberapa segmen
sesuai dengan karakter kegiatan yang akan dikembangkan. Karakter kegiatan ini
dilihat dari jenis aktivitas yang terdapat di kawasan perencanaan yang terdiri dari
5-

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)


, 2014

aktivitas perdagangan dan jasa, permukiman, dan aktivitas campuran. Panduan

keamanan lingkungannya, menghindari tindak kejahatan dan hal-hal yang

penataan kawasan adalah suatu konsep penataan permukiman perkotaan berbasis

dapat membahayakan keamanan penghuni.

komunitas untuk mewujudkan permukiman yang lebih baik dan meningkatkan


kualitas hidup masyarakat di dalamnya melalui program-program yang mudah

Kenyamanan

dilakukan dan terjangkau oleh swadaya masyarakat. Prinsip-prinsip umum

Kawasan yang ditata dengan mempertimbangkan kenyamanan penghuni

penataan kawasan yaitu :

suatu

kawasan

yaitu

penataan

kawasan

yang

mempertimbangkan

kemudahan untuk berinteraksi diantara penghuni dan masyarakat sekitarnya,

Kesehatan Lingkungan

kemudahan aksesibilitas, keleluasaan gerak, perletakan fasilitas lingkungan

Lingkungan permukiman yang dilengkapi dengan prasarana dasar dan utilitas

perumahan dalam jangkauan pejalan kaki, keindahan kawasan, dan penataan

kawasan yang menunjang kesehatan lingkungan, perumahan yang memiliki

bangunan dan lingkungannya.

tata bagnunan yang juga memenuhi persyaratan kesehatan, perumahan yang


dapat mengurangi kebutuhan infrastruktur kota, pemakaian kendaraan, polusi

Kesejahteraan

dan dapat mewadahi publik transit.


Kesejahteraan masyarakat pada kawasan perencanaan merupakan hal

Keselamatan

penting yang perlu diperhatikan. Pelaksanaan penataan kawasan harus

Prinsip keselamatan yang dimaksud yaitu keberadaan perumahan yang

mempertimbangkan akan penyediaan tipe rumah dan tempat kerja yang

memperhatikan keselamatan bagi para penghuni di kawasan perumahan

beragam sehingga dapat menyatukan perbedaan kelas eknomi dan usia

tersebut dan sekitarnya dari kemungkinan bahaya kebakaran, banjir dan

penghuninya, peran fasilitas umum dalam menjaga keseimbangan sosial

gangguan lainnya.

yang dapat menimbulkan sifat gotong royong dan rasa kekeluargaan.

Keamanan
Penataan kawasan yang memperhatikan prinsip keamanan yaitu dengan
adanya pertimbangan dalam penyediaan ruang umum yang nyaman akan
menyebabkan penghuni perumahan saling bersosialisasi dan saling menjaga

C. Penataan Kawasan Perencanaan


Kawasan prioritas Desa Haurkolot yaitu berada di blok 4, blok 5, dan blok 6.
Ketiga blok tersebut terletak di RT. 05 RW.03, RT. 06 RW. 03, dan RT. 07 RW. 04.
Jumlah penduduk pada kawasan prioritas tersebut kurang lebih 1322 jiwa. Bagian
5-

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)


, 2014

timur kawasan prioritas berbatasan dengan blok 1, blok 2, dan blok 3, bagian utara

inisiasi proses perbaikan dengan tujuan agar rasa memiliki masyarakat

berbatasan dengan blok 7, pada bagian barat berbatasan dengan blok 10, blok 11,

terhadap prasarana dan sarana dasar yang dibangun meningkat dan secara

dan blok 12, sedangkan bagian selatan berbatsan dengan perlintasan kereta api.

sukarela melakukan perawatan. Prinsip lainnya yang dibutuhkan dalam suatu

Kawasan ini sebagian besar berupa lahan terbangun didominasi peruntukan lahan

perencanaan kawasan yaitu dengan menganjurkan mengadakan perbaikan

pemukiman, perdagangan jasa, pendidikan, dan lahan campuran. Pengembangan

kampung.

kawasan ini diarahkan secara terkendali serta memperkuat karakter dan citra
kawasan sebagai kawasan permukiman yang dilengkapi dengan fasilitas sosial dan
umum yang memadai.

Panduan Penataan Kawasan Perencanaan


Tata Guna Lahan
a. Penentuan lokasi penataan atau perbaikan, diperlukan pertimbangan
terkait rencana kawasan secara makro.
b. Penataan fasilitas umum diatur agar bersifat multifungsi sehingga tidak

Prinsip-Prinsip Penataan Kawasan Perencanaan

memerlukan fasilitas yang cukup luas.

Prinsip-prinsip penataan dalam suatu kawasan perencanaan diantaranya yaitu


memperbaiki kondisi bangunan dan lingkungan ke tingkat yang paling
memungkinkan. Selain itu yang menjadi prinsip penataan kawasan yaitu
dengan adanya titik pertimbangan yang digunakan untuk memenuhi

c. Perubahan suatu fungsi menjadi fasilitas pemberi jasa dimungkinkan.


d. Fungsi lahan campuran dapat dikembangkan untuk meningkatkan
aktifitas perekonomian kawasan.

kebutuhan prasarana dasar pemukiman dan perbaikan menuju keindahan


lingkungan. Penataan kawasan terbangun pada prinsipnya sedapat mungkin
menggunakan fasilitas fisik yang sudah ada. pemenuhan prasarana dasar
pemukiman seperti air bersih, air limbah drainase dan pengelolaan sampah

e. Mempertahankan lahan belum terbangun sebagai ruang terbuka hijau dan


ruang terbuka publik, serta menambahkan aktifitas baru berupa sarana
olah raga dan taman bermain.

dilakukan dengan perubahan pada bangunan dan jalan yang ada sehingga
perlu melibatkan masyarakat dalam proses identifikasi masalah, perencanaan

Intensitas Lahan

dan konstruksi. Selain itu diperlukan keterlibatan masyarakat pada awal


5Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)


, 2014

a. Perlu adanya rencana yang membatasi ketinggian maximal bangunan


hingga 2 lantai agar keberadaan jalan penghubung antara bangunan tetap
mendapat sinar matahari dan terbuka.
b. Menjaga dan mempertahankan luas lantai dasar yang ada, sehingga lebih
banyak ruang terbuka dan halaman sehingga fungsi ekologis masih
terjaga untuk resapan air hujan.

Tata Bangunan
a. Dalam penataan massa bangunan, diupayakan orientasi bangunan
seragam menghadap ke jalan.
b. Bangunan harus memperhatikan kesehatan penghuni seperti sirkulasi
udara, pencahayaan dan ketentuan lainnnya yang diatur dalam peraturan
bangunan.
c. Dianjurkan melakukan penambahan bukaan bangunan dan membuat

Sirkulasi
a. Penataan sirkulasi diusahakan lebih teratur dan memiliki hirarki jalan.

jarak antar bangunan agar ventilasi udara dan cahaya matahari dapat
masuk ke setiap ruang pada bangunan.

b. Sirkulasi pejalan kaki harus merasa aman dan nyaman.


d. Wajib memperhatikan ketentuan garis sempadan bangunan, garis
c. Sirkulasi berupa gang antar bangunan yang terlalu sempit diusahakan
dapat menggunakan halaman atau pemunduran halaman.

sempadan jalan, koefisien dasar bangunan, koefisien luas lantai, koefisien


ruang terbuka, dan koefisien dasar hijau.

d. Sirkulasi berupa gang tersebut harus mendapatkan sinar matahari, apa


bila letak gang terlalu berhimpitan dengan bangunan dianjurkan panjang
atap teritisan pada bangunan dikurangi atau penggunaan material atap
yang transparan.

Tata Informasi
a. Penataan informasi pada kawasan perencanaan yaitu dengan cara

e. Penataan pedestrian pada ruas jalan utama pada kawasan tersebut


bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan pejalan kaki,

menandakan pemilik gedung atau nama gedung dan harus teritegrasi


dengan arsitektur bangunan.

sekaligus meningkatkan kualitas visual kawasan.


f. Jalan yang berada didalam lingkungan hunian berfungsi sebagai sirkulasi
kendaraan dan sekaligus jalan bagi pejalan kaki.
5Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V

Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)


, 2014

b. Pemberian informasi bangunan diperbolehkan hanya pada bangunan

c. Tata hijau pada jalur pedestrian jalan utama dibedakan antara tanaman

perdagangan dan jasa tidak berdiri sendiri tapi menyatu dengan

pengarah dengan jarak 15 meter, serta pohon peneduh dengan jarak 10-

bangunan.

15 meter (di antara pohon pengarah).


d. Tata hijau pada jalur pedestrian jalan berupa pohon peneduh (dengan

Ruang Terbuka dan Tata Hijau

jarak 10-15 meter dan tanaman pot yang mengandung unsur aroma terapi

a. Penyediaan ruang terbuka berfungsi sebagai sarana bersosialisasi,

seperti melati dan mawar.

lapangan olahraga, maupun taman umum.


b. Penyediaan tata hijau lingkungan berupa penghijauan menerus di jalur

e. Pada ruang terbuka dianjurkan untuk menanam pohon tanaman produktif


(buah-buahan dan tanaman obat).

pejalan kaki, peneduh di setiap kapling dengan jarak sekitar 5 m, jenis


yang dipilih sesuai kriteria.

f.

Sepanjang saluran irigasi dianjurkan tetap sebagai bentang alam dan


berpotensi sebagai ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat.

5Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) | BAB V

Anda mungkin juga menyukai