TINJAUAN PUSTAKA
serta
Poskesdes/Polindes,
Posyandu
dan
UKBM
lainnya
dalam
Pembelian materai
Penggandaan/fotocopy laporan
Pengiriman surat/laporan
--
2. Laporan keuangan sesuai ketentuan Sistem Akuntansi Instansi, selain itu Dinas
Kesehatan Kabupaten/kota dan Provinsi juga menyususn laporan yang diterima.
3. Sasaran Tersier
Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang berupa peraturan
perundang-undangan di bidang kesehatan dan bidang-bidang lain yang berkaitan
serta mereka yang dapat memfasilitasi atau menyediakan sumber daya.
2.2.3 Strategi Promosi Kesehatan
Strategi promosi kesehatan terdiri dari tiga (3) yaitu : Pemberdayaan yang didukung oleh
bina suasana, advokasi serta dilandasi oleh semangat dan kemitraan.
1. Pemberdayaan
a. Indikator Masukan
Masukan perlu yang diperhatikan adalah yang berupa komitmen, sumberdaya
manusia, sarana/peralatan dan dana. Oleh karena itu, indikator masukan ini dapat
mencakup :
b. Indikator Proses
Proses yang dipantau adalah proses pelaksanaan promosi kesehatan puskesmas
yang meliputi promosi kesehatan di dalam gedung dan promosi kesehatan di masyarakat.
Indikator yang digunakan disini meliputi :
Kondisi media komunikasi yang digunakan (poster, spanduk, dll), yaitu masih
bagus atau sudah rusak.
c. Indikator Keluaran
Keluaran
yang
dipantau
adalah
keluaran
dari
kegiatan-kegiatan
yang
dilaksanakan, baik secara umum maupun secara khusus. Oleh karena itu, indikator yang
digunakan disini adalah berupa cakupan dari kegiatan, misalnya:
Berapa banyak pasien/klien yang sudah dilayani oleh berbagai kegiatan promosi
kesehatan dalam gedung (konseling, bibblioterapi, dll).
Berapa banyak keluarga yang telah mendapat kunjungan rumah oleh Puskesmas.
d. Indikator Dampak
Indikator dampak mengacu pada tujuan dilaksanakannya promosi kesehatan
Puskesmas, yaitu terciptanya PHBS di masyarakat. Oleh sebab itu, kondisi ini sebaiknya
dinilai setelah promosi kesehatan Puskesmas berjalan beberapa lama, yaitu melalui upaya
evaluasi. Tatanan yang dianggap mewakili untuk di evaluasi adalah tatanan rumah
tangga. Jadi indikator dampaknya adalah berupa : persentase keluarga atau rumah tangga
yang telah memperaktekkan PHBS. PHBS itu sendiri merupakan komposit dari sejumlah
indikator perilaku. PHBS terdiri dari beratus-ratus tindakan atau perilaku. Karena
ketrbatasan sumber daya untuk mengevaluasi, maka perlu ditetapkan beberapa perilaku
yang sangat sensitiv untuk indikator yang akan dikompositkan.
2.3 Puskesmas
Lokakarya Mini Puskesmas adalah Upaya untuk menggalang kerjasama tim untuk
penggerakan dan pelaksanaan upaya kesehatan Puskesmas sesuai dengan perencanaan
yang telah disusun dari tiap-tiap upaya kesehatan pokok Puskesmas, sehingga dapat
dihindarkan terjadinya tumpang tindih dalam pelaksanaan kegiatannya. Kegiatan ini
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tenaga puskesmas bekerjasama dalam tim
dan membina kerjasama lintas program dan lintas sektoral (Jomima, 2009).
Pedoman
Lokakarya
mini
Puskesmas
merupakan
pedoman
untuk
P2
dilaksanakan dalam satu pertemuan lintas sektoral setahun sekali. Untuk itu perlu
dijelaskan manfaat bersama dari pembinaan upaya peran serta masyarakat dalam
bidang kesehatan bagi sektor-sektor yang bersangkutan. Sebagai hasil pertemuan
adalah kesepakatan rencana kerja sama lintas sektoral dalam membina peran serta
masyarakat dalam bidang kesehatan termasuk keterpaduan KB Kesehatan.
d. Raker Tribulan Lintas sector
Rapat kerja tribulanan lintas sektor, sebagai tindak lanjut pertemuan
penggalangan kerja sama lintas sektor untuk mengkaji hasil kegiatan kerja sama
dan memecahkan masalah yang dihadapi.
Adapun Tujuan penggerakan dan pelaksanaan puskesmas adalah meningkatkan
fungsi puskesmas melalui peningkatan kemampuan tenaga puskesmas untuk bekerja
sama dalam tim dan membina kerja sama lintas program dan lintas sektor (Depkes,
1989).
3. P3 (Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian) : Stratifikasi Puskesmas
Stratifikasi adalah Suatu kegiatan untuk menentukan tingkat perkembangan fungsi
puskesmas, dalam rangka peningkatan upaya kesehatan kepada masyarakat dengan
menggunakan suatu pola strategi pengelompokan Puskesmas kedalam tiga strata yaitu
strata I, strata II dan srata III. Ketiga strata tersebut digunakan dalam evaluasi terhadap
tingkat perkembanagan fungsi Puskesmas, sehingga dengan demikian pembinaan dalam
rangka peningkatan fungsi Puskesmas dapat dilaksanakan lebih terarah agar dapat
menimbulkan semangat rasa tanggungjawab dan kreatifitas yang dinamis, maka falsafah
mawas diri perlu dipupuk dan dikembangkan (Depkes, 1984).
Aspek yang dinilai dalam stratifikasi Puskemas meliputi hasil kegiatan pokok
Puskesmas, proses manajemen, termasuk berbagai lingkungan wilayah kerja Puskesmas
yang dapat berpengaruh terhadap penampilan kerja Puskesmas. Dalam stratifikasi
Puskesmaas ada tiga area yang perlu dibina, yaitu : Puskesmas sebagai wadah pemberi
pelayanan kesehatan kepada masyarakat, pelaksanaan program-program sektor kesehatan
maupun lintas sektoral yang secara langsung maupun tidak langsung menjadi
tanggungjawab Puskesmas dalam pelaksanaannya maupun penunjangnya, dan peran serta
masyarakat dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat dan produktif
(Sulaeman, 2014).
2.3.3 Perencanaan Tingkat Puskesmas
Sesuai dengan pedoman perencanaan tingkat puskesmas (Depkes, 2006)
penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas dilakukan melalui 4 (empat) tahap sebagai
berikut :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini staf puskesmas yang terlibat dalam proses penyusunan
Perencanaan Tingkat Puskesmas agar memperoleh kesamaan pandangan dan pengetahuan
untuk melaksanakan tahap-tahap perencanaan.
2. Tahap Analisis Situasi
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan
permasalahan yang dihadapi puskesmas melalui proses analisis terhadap data yang
dikumpulkan.
3. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Penyusunan
Rencana
Usulan
Kegiatan
(RUK)
dilaksanakan
dengan
Analisa Masalah
Analisa masalah dapat dilakukan melalui kesepakatan kelompok tim penyusun
penelitian ini adalah penelitian deskriptif bersifat kualitatif yang lebih berkenaan
dengan intervensi terhadap data yang ditemukan dilapangan karena metode pennelitan ini
merupakan alamiah (natural setting), dimana penelitian ini merupakan instrument sebagai
kunci dalam penelitian yang dilaksanakan.
Table 2.1
Kerangka fikir
Dana
bantuan
oprasional
Kesehsatan
- Kegiatan
Promotif
- Kegiatan
Preventif
Pencapaian SPM
di bidang
kesehatan
promotif dan
preventif
satuan biaya tersebut ditetapkan melalui Peraturan Bupati/Walikota atas usulan Dinas
Kesehatan Kabupaten/kota. Pelaksanaan kegiatan di Puskesmas berpedoman pada
prinsip keterpaduan, kewilayahan, efisien, dan efektif.
3. Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan dan atau serangkaian kegiatan
pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi
kesehatan. Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap
suatu masalah kesehatan/penyakit.
4. Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu
untuk mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan
dengan pelayanan dasar kepada masyarakat yang mencakup jenis pelayanan,
indikator dan nilai.