Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Prinsip kerja
Terdiri atas elektroda dan elektrolit yang
dihubungkan dengan sebuah jembatan garam.
Pada anoda terjadi reaksi oksidasi dan pada katoda
terjadi reaksi reduksi.
Arus elektron mengalir dari katode ke anode.
Arus listrik mengalir dari katode ke anode.
Adanya jembatan garam untuk menyetimbangkan
ion-ion dalam larutan.
Terjadi perubahan energi: energi kimia menjadi
energi listrik.
SEL AKI
Saat aki menghasilkan listrik, Anoda Pb dan katoda PbO2 bereaksi dengan
SO42- menghasilkan PbSO4. PbSO4 yang dihasilkan dapat menutupi
permukaan lempeng anoda dan katoda. Jika telah terlapisi seluruhnya maka
lempeng anoda dan katoda tidak berfungsi. Akibatnya aki berhenti
menghasilkan listrik.
Saat aki menghasilkan listrik dibutuhkan ion H+ dan ion SO42- yang aktif
bereaksi. akibatnya jumlah ion H+ dan ion SO42- pada larutan semakin
Oleh
karenamenjadi
reaksi elektrokimia
aki merupakan
berkurang dan larutan
elektrolit
encer makapada
arus listrik
yang
reaksi
kesetimbangan
(reversibel)
maka
dengan
dihasilkan dan potensial aki semakin melemah.
memberikan arus listrik dari luar ( mencas ) keadaan 2
elektroda (anoda dan katoda) yang terlapisi dapat
kembali seperti semula. demikian pula ion akan
terbentuk lagi sehingga konsentrasi larutan elektrolit
naik kembali seperti semula.
Anoda PbO2 ( - ) : PbSO4 + 2H2O PbO2 + 4H+ +
SO42- + 2e
Katoda Pb ( + ) : PbSO4 + 2e Pb +
SO42-
Reaksi total : 2PbSO4 + 2H2O Pb + PbO2 +
Reaksi-Reaksi Elektrolisis
Reaksi yang terjadi ketika listrik dialirkan melalui
elektrolit disebut reaksi elektrolisis. Elektrolisis
dapat diartikan sebagai peruraian yang disebabkan
oleh arus listrik. Jika elektrolitnya berupa lelehan
senyawa ion, maka kation akan direduksi di katode,
sedangkan anion dioksidasi di anode.
Reaksi elektrolisis dalam larutan elektrolit
berlangsung lebih kompleks. Spesi yang bereaksi
belum tentu kation atau anionnya, tetapi mungkin
saja air atau elektrodanya. Hal tersebut bergantung
pada potensial spesi-spesi yang terdapat dalam
larutan. Untuk menuliskan reaksi elektrolisis
larutan elektrolit, faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan sebagai berikut :
2. H+ dari suatu asam akan direduksi menjadi gas hidrogen (H2). Reaksi yang terjadi :
2H+(aq) + 2e- H2(g)
3. Ion-ion logam lainnya yang tidak termasuk kelompok di atas direduksi lalu
mengendap pada katoda.
Li+(aq) + e- Li(s)
1. Bila elektrodanya non inert ( Ni, Cu, Ag dll) maka elektrodanya yang
dioksidasi. contoh reaksinya :
Ag(s) Ag+(aq) + e-
Hukum Faraday I
Hukum Faraday II
Apabila 2 sel atau lebih dialiri arus listrik dalam jumlah yang sama (disusun
seri) maka perbandingan massa zat-zat yang dihasilkan sebanding dengan
massa ekivalen (e) zat-zat tersebut.
Keterangan :
m = massa zat dalam gram
e = massa ekivalen zat
Ar = massa molekul relatif
n = muatan ion positif zat/kation
Contoh :
Jika arus listrik dialirkan melalui larutan AgNO3 dan Ni (NO3)2 yang disusun
seri maka akan terjadi endapan perak sebanyak 27 gram. Hitung massa
endapan nikel yang terjadi! (Ar Ag = 108 dan Ar Ni = 59)
n Ag = 1 dan n Ni = 2
m Ag : m Ni = Ar Ag/n Ag : Ar Ni/n Ni
27 : m Ni = 108/1 : 59/2
m Ni = 7,375 gram
1)Produksi Zat
Banyak zat kimia yang diproduksi melalui
elektrolisis seperti logam-logam alkali,
magnesium, aluminium, fluorin, klorin,
natrium, dan lainnya. Salah satu contoh
yang akan dibahas yaitu mengenai
produksi klorin dan NaOH dalam industri.
Secara industri klorin dan NaOH dapat
dibuat melalui elektrolisis larutan natrium
klorida.Proses ini disebutproses klor-alkali.
Elektrolisis larutan NaCl ini dapat
menghasilkan NaOH dan Cl2
NaCl(aq)
Na+(aq) + Cl-(aq)
Anode : 2Cl-(aq)
Cl2(g) + 2e
Katode : 2H2O(l) + 2e
2OH-(aq) H2(g)
Reaksi sel : 2H2O(l) + 2Cl-(aq)
2OH-(aq) H2(g) +
Cl2(g)
2H2O(l) + 2NaCl(aq)
2NaOH(aq) + H2(g) + Cl2(g)
Pada proses elektrolisis keadaan harus dijaga agar
Cl2yang terbebtuk tidak bereaksi dengan NaOH. Oleh
karena itu ruang anoda dan katoda dipisahkan dengan
berbagai cara, yaitu dengan sel diafragma atau sel
merkuri.
2. Pemurnian Logam
Prinsip pemurnian logam transisi dengan menggunakan reaksi elektrolisis
larutan dengan elektrode yang bereaksi. Logam yang kotor ditempelkan di
anode dan logam murni ditempatkan di katode. Larutan yang digunakan
adalah yang mempunyai kation logam tersebut. Contoh yang akan dibahas
yaitu pemurnian logam tembaga. Dengan tembaga murni sebagai katode
dan tembaga kotor (yang akan dimurnikan) sebagai anode, dan
elektrolitnya larutan CuSO4.
CuSO4(aq)
Cu2+ + SO42Anode
: Cu(s)
Cu2+(aq) + 2e
Katode
: Cu2+(aq) + 2e
Cu(s)
Logam Cu yang kotor dioksidasi dan berubah menjadi larutan Cu2+. Ion Cu2+
bergabung dengan larutan yang ada dan bergerak ke katode. Di katode, ion
Cu2+ direduksi membentuk logam kembali. Pada waktu ion Cu2+ di anode
bergerak ke katode, maka harus ada penyaring, sehingga yang ke katode
hanya ion Cu2+ saja, sedangkan pengotornya tetap di anode. Akibatnya
daerah katode adalah daerah bersih dan Cu2+ yang diendapkan akan
Penyepuhan (Electroplating)
Suatu produk dari logam agar terlindungi dari korosi (perkaratan) dan
terlihat lebih menarik seringkali dilapisi dengan lapisan tipis logam lain yang
lebih tahan korosi dan mengkilat. Salah satu cara melapisi atau menyepuh
adalah dengan elektrolisis. Benda yang akan dilapisi dipasang sebagai
katoda dan potongan logam penyepuh dipasang sebagai anoda yang
dibenamkan dalam larutan garam dari logam penyepuh dan dihubungkan
dengan sumber arus searah. Contoh: untuk melapisi sendok garpu yang
terbuat dari baja dengan perak, maka garpu dipasang sebagai katoda dan
logam perak dipasang sebagai anoda, dengan elektrolit larutan AgNO 3.
Logam perak pada anoda teroksidasi menjadi Ag+ kemudian direduksi
Reaksi yang
terjadi
:
menjadi
Ag pada
katoda
atau garpu. Dengan demikian garpu terlapisi. oleh
logam
perak.
Anode(Ag) : Ag(s)
Ag+(aq) + e
Katode (Fe) : Ag+(aq) + e
Ag(s)
Reaksi sel : Ag(s) (anode)
Ag(s)
(katode)
Reaksi perkaratan:
Anode : FeFe2++ 2 e
Katode : O2+ 2H2O 4e + 4 OH
Fe2+yang dihasilkan, berangsur-angsur akan
dioksidasi membentuk Fe3+. Sedangkan OH akan
bergabung dengan elektrolit yang ada di alam
atau dengan ion H+dari terlarutnya oksida asam
(SO2, NO2) dari hasil perubahan dengan air hujan.
Dari hasil reaksi di atas akan dihasilkan karat
dengan rumus senyawa Fe2O3xH2O. Karat ini
bersifat katalis untuk proses perkaratan
berikutnya yang disebutautokatalis.
2. Pelumuran dengan Oli atau Gemuk. Cara ini diterapkan untuk berbagai
perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak dengan air.
3. Pembalutan dengan Plastik. Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan
keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak dengan
udara dan air.
Korosi Aluminium
Aluminium, zink, dan juga kromium, merupakan logam
yang lebih aktif daripada besi. Jika demikian, mengapa
logam-logam ini lebih awet? Sebenarnya, aluminium
berkarat dengan cepat membentuk oksida aluminium
(Al2O3). Akan tetapi, perkaratan segera terhenti
setelah lapisan tipis oksida terbentuk. Lapisan itu
melekat kuat pada permukaan logam, sehingga
melindungi logam di bawahnya terhadap perkaratan
berlanjut.
Lapisan oksida pada permukaan aluminium dapat
dibuat lebih tebal melalui elektrolisis, proses yang
disebut anodizing. Aluminium yang telah mengalami
anodizing digunakan untuk membuat panci dan
berbagai perkakas dapur, bingkai, kerangka bangunan
(panel dinding), serta kusen pintu dan jendela. Lapisan
oksida aluminium lebih mudah dicat dan memberi
warna yang lebih terang.